Langsung ke konten utama

SINOPSIS Queen of Mystery Episode 4 Bagian 2



SINOPSIS Queen of Mystery Episode 4 Bagian 2
Sumber gambar: KBS2

Wan Seung membicarakan masalah kasusnya dengan Dong Ki. Dia sudah yakin 80 persen kalau mereka adalah pelakunya. Cuma ada pengakuan yang hilang, seperti ada yang disembunyikan.

Dong Ki pikir Wan Seung akan segera dikembalikan ke divisinya kalau bisa menyelesaikan kasus ini. Wan Seung berharap demikian, dia masih punya banyak urusan dengan Do Jang. Titip salam pada Jang Do Jang kalau Dong Ki menemuinya.



Mayat sudah ditemukan, Joon Oh melaporkannya pada Wan Seung. Wan Seung seolah ingin menahan Joon Oh supaya tidak datang ke kantor polisi dan mengawal jalannya otopsi. Saat Joon Oh ingin pergi ke kantor, Wan Seung mencegahnya dengan banyak alasan. Lagipula sekarang lalulintas sedang padat.

“Aku akan berada di sana bahkan jika dibutuhkan sepanjang malam.”

“Lalu lintas itu bukan kesalahanku. Kau eksentrik juga.” Ujar Wan Seung mengakhiri teleponnya.




Disisi lain, Seol Ok datang ke kantor polisi dan berbasa-basi dengan Petugas Lee. Tapi ternyata Petugas Lee sudah menunggunya, Joon Oh yang menyuruhnya untuk menunggu Seol Ok. Seol Ok kagum dengan cara kerja Joon Oh.

Mereka berdua pun memeriksa rekaman laporan perampokan yang dilakukan oleh teman Tuan Cha (suami korban). Dan kemudian Tuan Cha merebutnya dan memberitahukan alamat tempat tinggalnya. Seol Ok heran, kenapa orang yang membuat laporan ada dua? Seol Ok agak bingung sekarang.

“Tuan Cha minum dengan temannya sejak jam 9 malam itu. Kecuali ketika ia pergi beli minuman lagi sekitar jam 11.30.” jelas Petugas Lee.



Mereka berdua memutuskan untuk menemui teman Tuan Cha. Pria itu bertanya apakah benar kalau ayah mertua-nya adalah pembunuh Myung Hee? Tidak benarkan? Dia memperlakukannya seperti anak sendiri.

“Apa kau akrab dengan korban? Kau memanggilnya dengan namanya.”

“Iya. Dia teman main waktu kecil. Aku menjodohkannya dengan Yong Chool. Aku tidak pernah berpikir mereka akan menikah.”

“Aku dengar kau minum dengan Tuan Cha sepanjang malam. Aku dengar Tuan Cha sempat pergi untuk membeli minuman. Apa yang kau lakukan sendirian?”

“Iya. Aku terlalu mabuk, jadi dia yang pergi. Aku tertidur karena sangat mabuk. Mengapa kau bertanya?”



Mengingat rumah tempatnya dan Tuan Cha cukup dekat, Seol Ok pikir Pria itu bisa pergi ke rumah Tuan Cha. Pria itu agak tersinggung, apa dia sedang menuduhnya? Seol Ok menyangkal, mungkin dia akan menjadikan pria itu sebagai saksi mata. Apa dia tahu kapan Tuan Cha kembali?

“Ya, itu jam 11.30 malam.”

“Aku pikir kau sedang mabuk. Bagaimana kau masih mengingat waktunya?”



Kontan Teman Tuan Cha kelihatan bingung, dia tidak yakin. Malam itu, Tuan Cha datang ke tempatnya dan dia tengah tidur. Ia pun bertanya pada Tuan Cha, jam berapa sekarang? Tuan Cha menjawab kalau saat itu masih jam 12 kurang. Akhirnya Pria itu melihat jam dindingnya dan jarum menunjukkan jam setengah 12.

Seol Ok menunjuk jam dinding mati disana, apa dia melihat jam itu? Kontan Pria itu semakin salting, mereka mabuk dari jam setengah 12 sampai jam 1. Dan dia pun membuat laporan adanya pencurian. Seol Ok heran, kenapa dia melaporkannya sebagai perampokan dan bukan pencurian?

“Bukannya sama saja?”

“Kalau perampokan menyiratkan seseorang bisa terluka. Kedengarannya seperti kau tahu  seseorang sudah mati.” Jelas Seol Ok.


Dalam perjalanan pulang, Pertugas Lee penasaran apakah Seol Ok sudah bisa memastikan pelakunya. Seol Ok baru yakin 99,9 persen, dia masih membutuhkan 0,01 persen lagi, yaitu pengakuan.

Petugas Lee melihat kotak sumbangan pakaian. Dia segera mengeluarkannya, Pertugas Ha menyuruhnya mengumpulkan sepatu dari kotak-kotak ini. Ia masih harus memeriksa empat kotak sumbangan pakaian lagi. Seol Ok memuji ketekunan Petugas Lee dan membantunya mengeluarkan pakaian bekas dari kotak.


Bertepatan saat itu, Pertugas Lee mendapatkan telepon dari Petugas Jang yang menyuruhnya kembali ke kantor. Ada banyak orang mabuk yang membuat ulah dan dia kewalahan mengatasinya. 



Seol Ok pun meminta Pertugas Lee untuk kembali ke pos, dia sudah banyak membantunya. Kalau ia berhasil mengungkapkan kasusnya, ini berkat bantuan Petugas Lee.


Seol Ok datang ke kantor polisi dan pada Wan Seung supaya mempertmukannya dengan Kakek itu. Wan Seung akan memberikan izin, asal dia bisa membuktikan bahwa Kakek itu tidak bersalah. Pihak polisi sudah mengantongi bukti sidik jari berdarah Kakek di jendela dan ditemukan bekas darah di mobilnya.

Seol Ok tahu, itu bukti Kakek mengangkut mayat, bukan bukti membunuhnya. Dia menunjuk tangan Kakek sebagai bukti, dia tidak pernah melakukan kekerasan dan tangannya sangat lembut. Wan Seung meremehkan ucapan Seol Ok, sekalian saja dia baca tangannya dan ramal apakah Kakek itu membunuh atau tidak.


Seol Ok menengadahkan tangannya meminta ponsel Wan Seung. Wan Seung menolak untuk memberikannya, tapi Seol Ok tidak mau kalah dan mengambilnya secara paksa di sakunya. Dia kemudian merekam janjinya dengan menggunakan ponsel Wan Seung.

Kalau sampai Kakek itu adalah pembunuhnya maka dia tidak akan ikut campur dalam penyelidikan lagi. Seol Ok mengembalikannya, apakah janjinya itu sudah cukup? Kalau ia benar, maka tunjukkan salah satu data penyelidikan padanya. Wan Seung tidak bisa melakukannya karena dia akan mendapatkan teguran karena melanggar aturan.



Seol Ok tidak menyuruh Wan Seung supaya keluar dari kepolisian. Ia punya mimpi menjadi polisi selama 10 tahun dan akan terus menjaganya. Wan Seung meminta Seol Ok menjaga impiannya dalam hati, pulanglah.

Seol Ok hilang kesabaran. Dia menuduh Wan Seung malas-malasan dalam melakukan investigasinya. Yang dia inginkan hanyalah hasilnya, bukan menangkap pelaku sebenarnya. Wan Seung tidak terima, karena ada bukti dia melakukannya maka dia menjadi tersangka.


Seol Ok menegaskan kalau pun ada 999 bukti mengatakan dia pelakunya, dan satu bukti mengatakan tidak, maka hasilnya tidak. Kalau memang dia tidak bisa menemukan satu bukti itu, maka ia yang akan menemukannya. Wan Seung coba menahan diri dan meminta Seol Ok pulang. Seol Ok makin meradang, kalau tidak punya bakat, pergi saja sana!


Apa! Wan Seung melotot kesal. Dia menyuruh Seol Ok menemukan pembunuhnya sampai pukul 12. Buktikan seberapa kompetennya dia. Kalau sampai dia tidak bisa melakukannya, maka ia akan membuatnya membayar karena mempermainkan polisi. Seol Ok berbinar-binar menganggap ucapannya sebagai bentuk kerja sama.

“Apa? Apa kau ingin merekamnya?”

“Tidak, tidak apa-apa. Kau memang tidak kompeten, tapi kau tidak licik kok.”


Sebelum masuk ke ruang interogasi, Seol Ok memohon supaya dia bisa menemui Kakek sendirian. Wan Seung sempat menolak, tapi akhirnya dia luluh dan memperingatkan supaya Seol Ok tidak melakukan tindakan aneh-aneh.

Seol Ok meyakinkan, itu tidak akan terjadi. Sekali lagi Wan Seung memastikan, dia tidak melakukannya karena melihat penyesalan di wajah Kakek itu, bukan? Tidak, Seol Ok hanya kasihan pada korban tewas. Siapapun pelakunya, dia harus membayarnya.


Seol Ok masuk ke ruang interogasi dan Wan Seung memantaunya dari ruang pantau. Seol Ok memulai bicara dengan Kakek, dia mencoba berbicara senyaman mungkin dan memberitahunya kalau dia bukan polisi.

Dengan hati-hati, dia meminta izin memegang tangan kakek. Seol Ok memuji tangannya yang lembut. Tangan lembut seperti itu tidak akan mungkin bisa menusuk seseorang. Kalau tangannya menusuk orang dengan, pasti akan meninggalkan luka. Profesional sekalipun harus menggunakan perban dipegangannya supaya tidak terluka.



Kakek mengatakan kalau dia menggunakan sarung tangan. Seol Ok membahas mengenai sidik jari darah di jendela, kalau dia menggunakan sarung tangan maka sidik jarinya tidak akan terdeteksi. Kakek mulai kesal, dia kan sudah mengaku membunuh. Memangnya dia sudah gila mengakuinya kalau tidak melakukannya?

Seol Ok mengiyakan saja pengakuan Kakek. Lalu kenapa Kakek itu membuat rumahnya berantakan dan membuat seolah-olah korban dibunuh pencuri? Kenapa juga dia repot-repot membuang mayatnya? Kakek menunduk, dia takut kalau mereka menemukan bukti DNA tapi ia tidak menyangka anaknya akan menelepon polisi.



Seol Ok masuk ke kolong meja untuk mengukur sepatu Kakek, “Lalu bagaimana kalau Hee Chul tidak sengaja membunuh Ibunya? Apa kau akan melaporkan dia atau menyingkirkan mayatnya?”

Kakek tidak terima dan menyuruh Seol Ok menghentikan ucapannya. Seol Ok makin menekan Kakek mengibaratkan jika Hee Chul adalah pelakunya. Bagaimana kalau dia membunuh Ibunya tanpa sengaja? Kakek tidak tahu dengan rencana Hee Chul dan membuang mayatnya.


Wan Seung tidak menyangka dengan dugaan yang dilontarkan Seol Ok. Apa dia sudah gila?


Kakek menegaskan kalau cucunya masih muda dan membutuhkan Ibunya. Seol Ok mengerti, mereka juga sudah tahu kalau Hee Chul bermain game dan mereka sudah memeriksa status online-nya.



Baiklah. Anggap saja kakek memang melakukan pembunuhan dan membuang mayat menantunya. Tapi sepatu Kakek berukuran 260 mm sedangkan jejak kaki yang terdapat di TKP menunjukkan pelaku menggunakan sepatu berukuran 285mm.

Kakek mengaku melakukannya dengan sengaja. Baik, tapi bukankah seharusnya jejak sepatunya tidak sejelas itu? Kalau sepatunya kebesaran pasti dia akan memaikainya dengan menyeret langkahnya.

Kakek mengaku kalau dia menggunakan kasus kaki tebal dan mengikat talinya dengan sangat erat. Seol Ok kembali mengiyakan, tapi pengakuan Kakek mengatakan jika dia tidak sengaja melakukan pembunuhan. Tapi dia sempat mempersiapkan sepatu? Dimana dia membuang sepatunya?

“Aku melemparkan ke sungai. Dengan mengikatkan pada mayatnya.”


Seol Ok sudah biasa mencuci sepatu dan biasanya membutuhkan waktu cukup lama mengeringkannya. Dia pun menunjukkan sepatu yang digunakan pelaku, sepatu itu sama sekali tidak menunjukkan kelembaban. Ia menemukannya di dalam kotak sumbangan saat membantu Petugas Lee.


Wan Seung berdecak kesal karena Seol Ok tidak memberitahunya dulu. Sekarang tujuannya bukan lagi menangkap pelaku, tapi dia benar-benar ingin mengalahkannya. Tapi siapa sebenarnya pelakunya? Kalau untuk cucunya.. berarti Tuan Cha? Tidak mungkin, dia punya alibi.



Seol Ok mengatakan kalau polisi sudah menemukan bukti yang diperlukan. Mereka akan melakukan penangkapan saat hasil otopsi keluar. Ditengah interogasi, ponsel Seol Ok bergetar menerima panggilan dari Ibu tapi dia mengabaikannya dan mencoba fokus pada Kakek. Kakek tampak mulai terbujuk, jika pembunuhnya menyerahkan diri sebelum ditangkat, apakah polisi akan mengurangi hukumannya?

Seol Ok mengiyakan. Ponsel Seol Ok kembali bergetar menerima sms dari Ibu yang bertanya kenapa dia tidak mengangkat teleponnya. Apa dia perlu datang?

“Sebenarnya.... sebenarnya malam itu, ” Kakek ragu.



Telepon Seol Ok terus bergetar, dia tak tahan lagi kalau terus mengabaikannya. Dia pun buru-buru keluar dengan alasan mau ke toilet. Dia bicara pada Ibu kalau dia akan segera pulang secepatnya.

Wan Seung menemuinya, dia yakin tidak ada gunanya lagi bertanya pada Kakek itu. Seol Ok percaya kalau Kakek itu akan memberitahu siapa pelakunya. Dia pun bergegas kembali ke ruang interogasi, waktunya tidak banyak lagi.


Sekembalinya ke ruang interogasi, keraguan Kakek sudah hilang dan ia kembali memasang tampang tenang. “Kau bisa saja dapat sepatu itu di setiap toko pasar. Ini hanya model yang sama seperti yang aku lempar di sungai.”


Seol Ok cuma bisa menerima ucapan Kakek dengan pasrah. Wan Seung mengantarnya keluar dari kantor polisi. Dia sudah kehilangan timing-nya saat interogasi tadi. Mana ada orang yang kebelet izin ke toilet saat interogasi. Seol Ok berniat menjelaskan sesuatu terkait waktu pembunuhan.


Namun ucapannya terpotong akibat kedatangan Tuan Cha. Tuan Cha komplain karena menangkap seseorang tanpa surat penangkapan. Melihat ada Seol Ok disana, dia juga memarahinya karena melakukan interogasi pada temannya, padahal dia sendiri bukan seorang polisi.

Seol Ok melihat sepatu Tuan Cha, “Kau memiliki kaki yang cukup besar. Apa kau memakai ukuran 285mm?”

Wan Seung coba menenangkannya. Tuan Cha tidak bisa menahan emosi, sepanjang hidupnya, Ayahnya selalu mengajar. Bagaimana bisa dia membunuh seseorang? Wan Sung menjelaskan kalau Kakek sendiri yang mengaku. Tuan Cha tahu, dia membuat pengakuan karena ditekan olehnya dan Seol Ok.


“Ayahmu tidak membunuh siapa pun. Itulah yang aku katakan. Dia mengaku untuk menutupi pembunuh yang sebenarnya. Siapa yang dia selamatkan itu? Mungkinkah.. mungkinkah kau?” tanya Seol Ok.


Tuan Cha hampir menyerang Seol Ok kalau tidak ditahan Wan Seung. Wan Seung membujuknya supaya masuk ke kantor polisi dan menyuruh Seol Ok pergi. Seol Ok mendapatkan telepon dari rumah, dia mengangkatnya dan mengatakan kalau ia tidak bisa pulang sekarang.


Orang diseberang telepon adalah suaminya, Kim Ho Cheol. Dia hanya berdecih heran mendapatkan jawaban dari Seol Ok.


Seol Ok berlari mengejar Wan Seung dan Tuan Cha, “Waktu pembunuhannya jam 11.32-01.00 malam. Antara 23.32 dan 01.00 malam. Apa yang kau lakukan? Cha Yong Chool-ssi. Apa kau.. membunuh istrimu?”

Note:
Daebak!!!

Drama ini asik banget buat diikuti. Yang suka mystery emang cocok banget. Dibuat kebingungan siapa yang melakukan pembunuhan. Hee Chul? Teman Tuan Cha? Tuan Cha? Tapi sih aku lebih condong ke Teman Tuan Cha, atau mungkin Tuan Cha sendiri. Atau malah keduanya? 

Tuan Cha sendiri, yang dipertanyakan saat dia pergi antara selang jam setengah 12 sampai jam 12? Apa yang dilakukan? Saat itu dia mengaku tidak ada bersama dengan temannya karena pergi membeli bir. Dan kakek sendiri, sengaja membuang mayat itu dengan alasan DEMI Hee Chul.. kemungkinan pelakunya memang Tuan Cha. KECUALI kalau kakek itu SALAH SANGKA. 
 
Mungkin gak kalau dua orang ini sama-sama jadi pelaku?
Dan ada twist dimana yang membunuh ternyata malah Teman Tuan Cha? Dia yang melihat rumah Tuan Cha kebobolan, padahal dia saat itu cuma lihat pintu rusak doang loh. Tapi dia langsung membuat kesimpulan dan melapor pada polisi jika ada perampok disana.

Karena ketidak tahuan Teman Tuan Cha kalau mayatnya sudah dibuang, makanya dia melapor pada polisi ada perampokan.. bukan pencurian. Bisakah dia yang membunuh korban? Dan kakek yang salah paham, malah membuang mayatnya karena mengira yang membunuh menantunya adalah Tuan Cha. Di scene preview, tampak si kakek terduduk menyesal gitu.

Meskipun emang genrenya kayak gini, tapi masih ada unsur komedinya.

Komentar

  1. Sya ska dgn jalur ceritanya..Yang bkin kita penasaran...Walaupun kadang sinopsis blom keluar..Pasti sya download dyoutobe crtany.. trus kalw sinopsisnya dh keluar BCA lgi..pokokny the best deh..Makasih ya mbak udh bkin sinopsis ni..

    BalasHapus

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar jika berkenan. Dilarang copas ya kawan! Happy Reading ^_^

Postingan populer dari blog ini

SINOPSIS I Love My President Though He is A Psycho Episode 1 Bagian 1

SINOPSIS I Love My President Though He is A Psycho Episode 1 Bagian 1 Terdengar seorang pembaca berita mengabarkan jika salah satu orang terkaya di dunia, President N.E Grup baru saja kembali ke China setelah rumor tiga tahun yang lalu dan hubungan inti*nya bersama seorang wanita. Disebuah hutan, seorang wanita berjalan dengan kelelahan melewati semak. Seorang diri, ia tampak putus asa mencari tempat pertolongan. “Qian Chu, kenapa kau tidak bisa datang menyelamatkanku? Aku merindukanmu.” Batinnya.

SINOPSIS My Secret Romance Episode 1 Bagian 1

SINOPSIS My Secret Romance Episode 1 Bagian 1 Sumber gambar: OCN EPISODE 1: Cinta Satu Malam Seorang pria berkemeja putih memasuki sebuah tempat hiburan malam. Ditengah hiruk pikuknya suasana disana, pria itu sama sekali tidak terpengaruh untuk ikut berbaur bersama mereka. Bahkan saat ada wanita bergaun merah menggodanya, pria itu acuh tak acuh. Namun tanpa sepengetahuan pria itu, saat si wanita gaun merah tengah memegang dadanya, terdengar suara jepretan kamera.

SINOPSIS Strongest Deliveryman Episode 1 Bagian 1

SINOPSIS Strongest Deliveryman Episode 1 Bagian 1 Sumber bagian: KBS2 Seorang pria mengendarai motornya memecah kegelapan malam. Dia, Choi Gang Soo (Go Kyung Pyo), seseorang yang tak bisa tinggal menetap disuatu tempat. Setelah dua bulan, dia akan mulai mengepak barangnya dan pergi. Tapi, diwaktu itu, dia membuat banyak masalah. Tubuh bertatonya memberikan kesan ‘aku adalah pria gila di lingkungan ini’ .