SINOPSIS Man to
Man Episode 2 Bagian 2
Un
Gwang sibuk memakai masker sambil tiduran. Dia dikagetkan dengan kehadiran Do
Ha dikamarnya. Do Ha serius mengatakan kalau pengawal baru Un Gwang sungguh
aneh. Yang dikatakannya, yang dilakukannya, semuanya mencurigakan. Baek Infantry,
bukankah itu bukan kata-kata biasa?
Infantry?
Un Gwang tidak asing karena sering mendengar di film-film. Do Ha cuma pasrah
dengan ketidak-pekaan Un Gwang. Apa dia akan terus memperkerjakannya? Un Gwang
sendiri tidak terlalu yakin, karena tidak terlalu bagus juga menggunakan barang
dari Songsan terlalu lama.
Tapi
jangan khawatir, apa yang diinginkan Do Ha adalah yang diinginkannya. Un Gwang
meminta disediakan ayam untuk merayakan tranding topiknya. Tapi Do Ha melarang,
dia harus diet. Tidak boleh makan setelah pukul 6 sampai syuting selesai. Sebelumnya,
dia kan sudah setuju sehingga bayarannya lebih mahal.
Un
Gwang membujuk Do Ha supaya membiarkannya makan, dia akan memulai diet-nya
besok saja. Tapi Do Ha tidak bergeming, dia tak boleh menawar kalau masalah
diet. Silahkan treadmill dan tidur nyenyak.
Do
Ha meninggalkan kamar Un Gwang dan memeriksa rekannya yang sudah mengepak
camilan dalam kulkas. Dia memperingatkan mereka semua untuk tidak mengikuti
apapun pemintaan Un Gwang soal makanan.
Di
lantai bawah, Manager Yang tengah menjaga rumah Un Gwang. Dia memesan banyak
sekali makanan sambil main ponsel disana. Un Gwang melongoknya dari balkon, dia
frustasi melihat tumpukan makanan disana. Ia pun mencari camilan di kulkas,
tapi kulkasnya cuma isi air mineral.
Jiwa
petarung Un Gwang seketika muncul. Dia duduk dengan tatapan super serius,
mengenakan hoodie abu-abu dan bersiap mengenakan sarung tangannya.
Do
Ha kembali bicara empat mata dengan Seol Woo. Dia mengkonfrotasinya yang sudah
membawa kabur Un Gwang dan pergi ke tempat umum. Seol Woo berdalih jika VIP-lah
yang menginginkan supaya tidak terlambat ke tempat syuting.
Jelas,
Do Ha tak bisa menerima alasan semacam itu. Dia kan ditugaskan untuk
menyelesaikan masalah, tapi kenapa malah membuat masalah? Tidak seharusnya dia
membawa artis terkenal ke tempat umum. Seol Woo memastikan Un Gwang sangat aman.
Dia
tahu siapa saja yang ada di dekat VIP. Dari kereta 7213 yang digunakan VIP
menuju stasiun Sangsu, ada 2 mahasiswi turun di stasiun Woori. Tujuh pendaki
berjalan menuju gunung Dobong. Tak ada yang berbahaya kecuali pria 40-an yang
mabuk dan ia sudah mengatasinya saat berusaha mendekati VIP.
Sekali
lagi dia memastikan. Selama perjalanan, VIP aman dan berada di bawah pengawasan
sepenuhnya. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Tetap tidak bisa, Do Ha adalah managernya dan selama Seol Woo membawa Un Gwang, dia tidak ada dalam pengawasannya. Seol Woo diam mengecek ponselnya yang menunjukkan keberadaan Un Gwang. Dia tersenyum santai, dalam pengawasannya?
Tetap tidak bisa, Do Ha adalah managernya dan selama Seol Woo membawa Un Gwang, dia tidak ada dalam pengawasannya. Seol Woo diam mengecek ponselnya yang menunjukkan keberadaan Un Gwang. Dia tersenyum santai, dalam pengawasannya?
Saat
ini, Un Gwang kabur dari rumahnya menghindari pengawasan Manager Yang. Dia
pergi ke toko ayam dengan mengendap-endap dan terus waspada.
Seol
Woo melihat rekamannya dari ponsel. Sekali lagi dia memastikan pada Do Ha, apa
dia yakin kalau Un Gwang ada dalam pengawasannya? Do Ha memastikannya tanpa
menaruh keraguan. Hanya masalah waktu saja hingga ia bisa menyelesaikannya dan
Seol Woo akan segera dipecat.
Satu
piring ayam goreng terhidang dihadapan Un Gwang. Un Gwang sungguh bersyukur
mendapatkannya dan siap mengambil satu potong. Namun tiba-tiba saja, sebuah
sumpit tertancap di ayam yang hendak di ambil Un Gwang.
Ngeri,
Un Gwang menoleh dengan perlahan. Do Ha sudah ada dibelakanganya, dia mengancam
akan menembak satu sumpit lagi ke pahanya. Kontan Un Gwang makin ngeri, dia
meraih satu sayap ayam dan kabur dari sana.
Terjadilah
kejar-kejaran antara mereka berdua. Beruntung, Seol Woo datang tepat waktu
membantu Un Gwang bersembunyi. Keselamatan VIP adalah prioritas utamanya.
Terimakasih, ucap Un Gwang dan berniat menggigit sayap ayam gorengnya. Begitu ayam
goreng sudah berada didepan mulut, Seol Woo merebutnya.
Dia
menggeleng bijak, “Tapi tidak dengan ayam.”
Un
Gwang memohon penuh kesungguhan. Seol Woo luluh dan memberikan ulang ayamnya
namun ia kembali berubah pikiran. Dia merebut ayamnya kembali, bertepatan saat
Do Ha menemukan mereka.
Do
Ha terpincang-pincang menghampiri mereka berdua. Un Gwang tahu kalau kaki Do Ha
mengalami masalah, ia buru-buru mendudukkan Do Ha dan memeriksa pergelangan
kakinya yang terkilir. Do Ha tidak bisa melepaskan pandangannya dari Un Gwang,
batinnya mengatakan kalau sikap Un Gwang yang seperti ini yang menjadikannya
sebagai penggemar.
Un
Gwang menyuruh Seol Woo menghubungi ambulans. Do Ha melarang, dia melompat
menunjukkan kalau kakinya baik-baik saja. Tapi tetap saja, ia tak bisa
menyembunyikan ringisan nyeri. Un Gwang tak bisa dibohongi, dia menggendong Do
Ha yang kesulitan berjalan. Do Ha masih berlagak baik-baik saja.
Tapi
Un Gwang siap berjongkok dihadapannya, “Aku ingin merasakan kehangatan tubuhmu.
Sudah lama aku tidak merasakannya.”
Seol
Woo cuma bisa diam memperhatikan interaksi diantara mereka. Ia melihat ayam
goreng ditangannya serta menendang sepatu Do Ha yang ketinggalan.
Dirumahnya,
Do Ha tak henti-henti menceritakan bagaimana lebar punggung Un Gwang. Punggunya
terasa hangat, bahkan bisa menahan dinginnya Siberia. Song Yi malah
mendengarkan cerita tidak mutu Do Ha, dia lebih penasaran dengan Pengawal itu.
Kontan
Do Ha kesal, suasana hatinya sedang baik. Kenapa juga dia membahasnya? Ia tak
menyukai bagaimana caranya memperlakukan Oppa. Memegang tangannya, melambaikan
tangan saat ia meninggalkannya naik subway bersama Un Gwang, terakhir mereka
berdua bertatapan. Atau jangan-jangan dia..
“Dia
bukan gay. Aku yakin itu. Matanya menunjukkan ketertarikan. Aku tidak tahu apa
itu sungguh-sungguh atau bohong.”
“Kunyuk
itu? Tentu saja bohong. Lupakan. Berhenti bicarakan kunyuk itu. Kurasa aku akan
mimpi buruk nanti.” Kesal Do Ha.
Seol
Woo main game bareng Dong Hyun. Dong Hyun bertanya bagaimana rasanya menjadi
pengawal Un Gwang? Apa dia tidak masalah dengan permintaannya yang macam-macam?
Seol
Woo sih tidak menemukan masalah apapun. Namun untuk sejenak ia terdiam,
mengingat bagaimana interaksi antara Do Ha dan Un Gwang barusan. Dong Hyun
memintanya supaya terbiasa dengan identitasnya dan terus bersama Un Gwang
sampai misi berakhir.
“Tidak
ada gunanya. Saat misi selesai, aku akan mati dan menghilang.” Ujar Seol Woo
dingin.
In
Soo kembali bertemu dengan anak buahnya, Ki Chul. Ki Chul belum juga menemukan
keberadaan ukiran kayu yang mereka cari. Ia menduga Tuan Jang menggunakan Agen
Ghost untuk menyembunyikannya. Ia meminta sedikit waktu. Frustasi, In Soo
menyuruh Ki Chul untuk minum.
Ki
Chul menuruti perintah bosnya, namun saat Ki Chul mulai minum, In Soo
menuangkan minuman itu dari botolnya langsung. Ki Chul gelagapan dan In Soo
memarahinya habis-habisan, dia sudah menghabiskan uang untuk memenuhi kebutuhan
narkoba, miras dll, tapi kerjanya tidak becus. Ki Chul buru-buru berlutut
dihadapan In Soo dengan takut.
Tuan
Ji, Do Ha dan Seol Woo mengucapkan selamat atas peran Un Gwang di drama romcom.
Tapi, apa dia yakin bisa memerankan peran dalam drama itu? Un Gwang mengatakan
kalau drama romansa adalah drama aksi laga dalam hati. Dia akan berusaha sebaik
mungkin memerankannya.
Oiya,
Tuan Ji kemudian membahas masalah ulang tahun Viktor. Mereka bertiga akan
berangkat dengan tambahan Keamanan Kim. Kontan Do Ha kontak mata dengan Un
Gwang, mengisyaratkan ketidaksetujuannya.
Sedangkan
Seol Woo senang, tanpa sadar ia mengepalkan tangannya bahagia. Un Gwang melihat
reaksinya, sepertinya Seol Woo juga suka, dia sih setuju-setuju saja
mengikutsertakan dia.
Un
Gwang tiduran saat istirahat syuting. Ponselnya terus berdering menerima pesan
dari Eun Soo, model iklan yang sebelumnya jadi partnet Un Gwang. Dia mengeluh
sebal, hubungan mereka sudah berakhir tapi Eun Soo terus menghubunginya.
Syuting
kembali di mulai, Un Gwang turun dari mobilnya. Namun tepat saat itu, ia
melihat Eun Soo sudah ada disana menunggunya. Kontan Un Gwang kembali ke mobil,
dia sudah berniat memutuskannya. Melihat bos-nya tidak nyaman, Seol Woo
menawarkan agar ia bisa menyingkirkannya.
“Apa
pengawal melakukan itu juga?”
“Aku
akan menyingkirkan semua yang membuat VIP tidak nyaman. Aku akan mengurusnya.”
Sebelum
berbicara dengan Eun Soo, Seol Woo melihat ke arah mobilnya. Disana ada tiket
masuk lapangan golf dan juga tiket parkir Hotel Blue. Sebelumnya, Dong Hyun
sudah pernah menjelaskan identitas Pi Eun Soo padanya. Dia adalah wanita yang
mau diajak pria manapun dan hobi bermain golf.
Seol
Woo senyum licik. Ia menghampiri Eun Soo, memperkenalkan dirinya sebagai
Pengawal dari Un Gwang. Un Gwang tak bisa menemuinya karena Eun Soo sudah ditandai
sebagai orang berbahaya. Eun Soo mendesis sinis, ia menunjukkan wajahnya, sudah
pernah lihat iklannya, bukan? Dia ini pacarnya Un Gwang.
“Apa
yang pacarnya lakukan di Hotel Blue kemarin?”
“Aku
melakukan pertemuan dengan sutradara.”
Apa
sutradaranya Do Man Sung? Seol Woo pikir dia seorang aktor. Apa perlu dia
menyebarkan berita terkonfirmasinya itu dan menjadikannya sebagai trending
topik? Eun Soo masih menyangkalnya, toh dia tak punya foto yang bisa
membuktikan hubungannya. Beritahu Un Gwang saja untuk menjawab teleponnya.
Eun
Soo masuk ke mobilnya dengan sebal. Tepat saat itu, ponselnya berdering. Ternyata
Seol Woo -lah yang meneleponnya, dia mengaku melihat nomornya di dalam mobil. Hubungi
dia saja.
Un
Gwang senang bukan kepalang saat Eun Soo sudah pergi. Dia penasaran dengan apa
yang dilakukan Seol Woo hingga bisa membuatnya pergi. Enteng, Seol Woo mengaku
mengatakan pada Eun Soo kalau Un Gwang itu gay. Perpisahan yang menyakitkan
adalah yang paling efektif.
Un
Gwang tidak menyangka dengan cara Seol Woo. Ia pun merangkulnya senang dan
mengajaknya ke lokasi syuting.
Dikejauhan,
Do Ha memperhatikan kedekatan mereka berdua dengan aneh.
Saat
tengah bekerja, Do Ha menerima telepon dari Reporter Choi. Dengan semangat, ia
berjanji akan segera mengirimkan review film besok pagi melalui surel. Namun
rupanya Reporter Choi tidak menghubungi Do Ha untuk membahas masalah itu.
“Aku
dengar Pi Eun-soo terlihat di Sky Lounge. Itu tempat dimana Un-gwang biasa kesana,
bukan? Aku memberimu tambahan. Jika kau mengonfirmasikannya, aku akan
memberitakan bahwa mereka berpacaran.” Ujar Reporter Choi segera mengakhiri
teleponnya.
Do
Ha pun kesal dan buru-buru pergi ke Sky Lounge.
Tapi
Eun Soo tidak bertemu dengan Un Gwang melainkan Seol Woo. Seol Woo berjalan
dengan gagahnya menghampiri Eun Soo, ia tak menyangka kalau Eun Soo melampaui
dugaannya.
Eun
Soo pede, tubuhnya memang jauh lebih baik dari pada kelihatannya. Bukan itu
maksud Seol Woo, dia tidak menyangka kalau Eun Soo menghubunginya dengan begitu
cepat. Memang dugaannya tidak pernah salah.
Do
Ha memergoki mereka dan langsung salah paham mengira kalau mereka pasangan
kekasih. Apalagi melihat adegan Eun Soo memegang tangan Seol Woo. Padahal pada
kenyataannya, disana Seol Woo tengah meminta Eun Soo menghapus foto Un Gwang,
tapi Eun Soo menahannya.
Untuk
membuat bukti, Do Ha memotret kebersamaan mereka menggunakan ponselnya.
Seung
Jae tengah bermain mobil-mobilan bersama putranya. Putranya memuji kemampuan
Ayah yang luar biasa, dia seperti Dark Death. Kontan wajah riang Seung Jae
berubah, dia tahu Dark Death?
“Ya.
Aku menontonnya 10 kali bersama Ibuku. Dark Death adalah yang terkuat di dunia
ini.” akunya polos.
Tidak
lama kemudian, Mi Eun pulang dalam kondisi mabuk. Putranya memeluk dia dan
mencium bau alkohol. Mi Eun meminta maaf pada putranya dan meminta dia masuk ke
kamarnya.
Seung
Jae mengomentari Mi Eun yang tak biasa-biasanya mabuk, dia juga tampak sangat
senang. Mi Eun memang sedang bahagia, ia bersyukur atas investasi Seung Jae di
film “Tuan Yeo kami”. Dia menepuk pundak suaminya kemudian masuk ke kamar.
Seung
Jae nyinyir mendengar istrinya memanggal Un Gwang dengan sebutan Tuan Yeo kami.
Dia menginvestasikan uangnya untuk Mi Eun (bukan Un Gwang).
Diruangannya
yang gelap, ia berbicara dengan Sekretarisnya sambil memainkan mobil-mobilan. Tapi
dia sengaja menabrakkan mobil-mobilan itu sampai rusak.
“Menyelesaikannya
dengan uang adalah cara mudah, jadi uang tunai untuk pria yang dia campakkan
akan baik-baik saja, tapi aku tidak menyukainya lagi.”
Keesokan
paginya, Do Ha bicara empat mata dengan Un Gwang untuk membahas masalah Seol
Woo lagi. Kali ini, Un Gwang cukup membelas Seol Woo, meskipun kelihatannya
begitu tapi dia cukup gesit.
Namun
Do Ha menunjukkan foto kebersamaan antara Seol Woo dan Eun Soo. Un Gwang adalah
seorang aktor, itu menjadi daya tariknya. Okelah, mantan pacarnya bukan
masalah, tapi bagaimana kalau sampai Seol Woo terus bergantung padanya? Apa
Oppa tidak akan berkencan lagi? Apa Oppa tak keberatan bersamanya saat kau akan
berkencan nanti?
Setelah
dipikir ulang, Un Gwang langsung memutuskan untuk memecat Seol Woo saja. Wajahnya
biasa saja sih (gak mau ngakuin), tapi wajahnya tidak menunjukkan kesederhaan. Pecat
dia sekarang juga. Do Ha senang bukan kepalang, dia akan segera menjalankan
perintahnya.
Sutradara
tengah mengarahkan bagaimana adegan mobil yang akan dilakukannya. Sebenarnya dia
menyarankan agar Un Gwang menggunakan pemain pengganti, tapi Un Gwang
menolaknya. Dia akan melakukannya sendiri. Sutradara agak khawatir, apa dia
tidak masalah dengan masa lalunya?
Un
Gwang tetap bersikeras melakukannya sendiri. Ia yakin bisa menukik dengan
sempurna dan memberikan hasil yang memuaskan.
Seol
Woo sedang menerima telepon Dong Hyun, dia bertanya bagaimana perkembangan
misinya? Seol Woo memastikan semuanya baik-baik saja, segalanya akan berakhir
setelah seminggu.
Bertepatan
saat itu, Do Ha datang menghampiri Seol Woo. Dia menunjukkan bukti foto
kencannya bersama Eun Soo dan memberitahukan keputusan mereka yang ingin
memecatnya. Namun Seol Woo saat itu tidak mendengarkan ucapan Do Ha.
Ia
terus memperhatikan seorang mekanik yang tampak mencurigakan. Mekanik itu
menghampiri mobil yang akan dipakai Un Gwang dan melakukan sesuatu pada mobil
itu. Un Gwang memasuki mobil tersebut. Seol Woo berniat menghampirinya.
Namun
Do Ha menghentikan Seol Woo, dia harus memberikan kartu identitasnya karena ia
sudah dipecat. Bertepatan saat itu pula, handy talkie berbunyi, Un Gwang panik
memberitahukan kalau ia tak bisa menggunakan rem-nya.
Semua
orang panik, kecuali Seol Woo yang tenang masuk ke mobil polisi. Do Ha ikut
bersamanya. Seol Woo masih terus tenang, dia mengendarai mobilnya dengan
kecepatan penuh untuk mengejar Un Gwang.
Un
Gwang menabrak pembatas disana dan masuk ke jalan raya. Ia tak bisa terus
menginjak pedal rem-nya, tapi benar-benar tak berfungsi. Ia pun teringat akan
kenangan masa lalunya, dimana ia mengendarai mobil dan mengalami kecelakaan. Un
Gwang semakin panik, tapi dia coba mengendalikan dirinya dan tetap fokus ke
jalanan.
Celakanya,
diujung jalan ada konstruksi baru. Un Gwang menabrak pembatas disana dan
mobilnya melaju cepat menuju ujung jalan yang masih berupa jurang. Seol Woo
makin mempercepat laju mobilnya, dia berhasil mendahului mobil Un Gwang.
Memutar
setirnya dengan cepat hingga mobilnya berubah arah agar Do Ha tak terluka ketika
ada hantaman dari mobil Un Gwang. Ia pun memeluk kepalanya supaya tidak
membentur bagian mobil.
Mobil
yang ditumpangi Seol Woo akhirnya ditabrak oleh Un Gwang. Seketika itu, Un
Gwang tak sadarkan diri dalam mobilnya. Seol Woo masih terus menekan pedal
rem-nya supaya mobilnya tidak terdorong sampai jurang. Meskipun sudah berusaha
keras, mobil Un Gwang masih terus mendorong mobilnya dengan kencang dan sangat
sulit menghentikannya.
jangan sampai park hae jin terluka, ditunggu lanjutannya ya.
BalasHapusfighting
semangat lanjutin sinopsisnya mbak!!:)
BalasHapusPark hae jin keren..tp g begitu suka ma Do Ha..
BalasHapusPark hae jin keren..tp g begitu suka ma Do Ha..
BalasHapusLanjut lanjut
BalasHapusaaaaaaaa
BalasHapusmakasi ya gan...
stia bikin sinop
love ya
Mntaaaapppp
BalasHapus