Langsung ke konten utama

SINOPSIS Queen of Mystery Episode 2 Bagian 1



SINOPSIS Queen of Mystery Episode 2 Bagian 1
Sumber gambar: KBS2

Episode diawali dengan scene sebelum kejadian penusukan Seol Ok. Wan Seung dengan susah payah berhasil membekuk kriminal Jang Do Jang. Namun kriminal itu terus memberikan perlawanan sampai akhirnya Wan Seung kelelahan dan tidak sadarkan diri.


Wan Seung dilarikan ke ruma sakit. Juniornya, Lee Dong Ki sangat khawatir sampai mewek-mewek sepanjang perjalanan. Bae Gwang Tae menelepon Dong Ki, santai, dia menyuruhnya tidak khawatir karena Wan Seung tidak akan mati semudah itu.

Gwang Tae masuk keruangannya dan mendapati anggota Tim-nya sibuk ribut sendiri. Kepala Kabag menelepon Gwang Tae, kontan dia ngomel-ngomel karena Gwang Tae tidak bisa menyelesaikan tugasnya padahal mereka sudah mengerahkan tim skala besar. Gwang Tae mengiyakan saja dengan sopan.

Penat, Gwang Tae membuka jendela ruangan untuk menghirup udara segar. Dan saat itu pula, ia keheranan melihat seorang pria bergelantungan di jendela. Di pergelangan tangannya, pria itu tampak mengaitkan sebuah kunci loker bernomor 49.


Sesampainya di rumah sakit, Dokter memeriksa kondisi Wan Seung. Tampak tidak masalah, ia mengguncang tubuh Wan Seung supaya bangun. Bukannya bangun, Wan Seung malah mendengkur keras.



Dong Ki dan Gwang Tae menemui Wan Seung. Wan Seung sudah sehat dan ia sudah bersiap meninggalkan rumah sakit. Ia langsung tanya kasus Jang Do Jang, mungkin dia bisa lolos lagi kali ini karena mereka belum punya cukup bukti. Namun Gwang Tae menunjukkan kunci loker yang ia dapatkan dari pria yang bergelantungan di jendela. 

Mereka menyimpan narkoba seberat 2,7 kg senilai dengan 8 milyar di loker. Wan Seung cukup yakin jika mereka bisa menyelesaikan kasus kali ini. Dong Ki tidak sependapat, bagaimana kalau dia mengelak mengklaim benda itu bukan miliknya?

“Kita menangkap semua anak buahnya, mungkin akan ada yang buka mulut saat interogasi.” Ujar Gwang Tae.



Wan Seung ke kantor polisi untuk melakukan introgasi pada semua anak buah Jang Do Jang. Namun mereka semua berisik tidak terima dengan penangkapannya. Gwang Tae menyuruh mereka semua tenang, mereka bukan sedang piknik. Wan Seung lama-lama mulai kesal dengan tingkah mereka. Dia pun membanting keyboard-nya berulang kali sampai tombolnya lepas semua, ia menyuruh mereka semua untuk diam. Dia tidak bisa fokus mengetik!

Gwang Tae dan Dong Ki cuma menatap kebringasan Wan Seung dengan santai, sudah biasa melihatnya. Tapi kemarahan Wan Seung ini cukup efektif untuk membuat anak buah Jang Do Jang ketakutan dan berubah tertib.



Tidak lama kemudian, datanglah seorang wanita yang tampak anggun menghampiri meja Gwang Tae. Dia menunjukkan kartu namanya, ia adalah Pengacara Jung Ji Won dari Kantor Pengacara Ha & Jung. Ha & Jung? Gwang Tae pikir dia salah tempat, disini adalah Tim Kejahatan Kekerasan. Mungkin dia harusnya masuk ke ruang sebelah, Tim Intelektual.

“Aku datang untuk menemui Ketua Tim Kejahatan kekerasan #2, Bae Gwang Tae.” Ucap Ji Won menatap Wan Seung yang sibuk bekerja.

“Aku? Apa kami menangkap cucu keluarga konglomerat? Dari yang kulihat, di antara penjahat di sini tidak ada.”


“Karena aku dengar polisi menangkap warga tak bersalah secara ilegal. Aku datang untuk mengeluarkan Jang Do Jang.”

Gwang Tae mengklaim jika Do Jang ditangkat di tempat kriminal karena melakukan tindakan kriminal. Ji Won tenang menanggapi, hanya karena berada di tempat kejadian bukan berarti kriminal. Entahlah, Wang Tae tidak mau berdebat terlalu panjang. Kalau dia mau membicarakan masalah hukum, pergilah ke Tim Intelektual.



Gwang Tae meminta timnya untuk berkumpul. Mereka bertiga frustasi karena belum mendapatkan bukti yang memberatkan pelaku. Bersamaan dengan itu, Gwang Tae mendapatkan telepon dari Kabag. Kemungkinan Do Jang akan segera dibebaskan.

Wan Seung kaget, belum ada 48 jam dan sudah dibebaskan. Padahal kepalanya sampai bocor demi menangkapnya. Sama halnya dengan Gwang Tae, dagunya juga masih terluka.



Saat tengah berdua, Wan Seung tanya pada Gwang Tae, apa yang sebenarnya Ha & Jung lakukan disana? Gwang Tae berkata kalau mereka akan menjadi pengacara Jang Do Jang. Wan Seung tidak menyangka kantor pengacara itu mau mewakili penjahat. Padahal rumornya,  mereka hanya mau mewakili pebisnis besar. Entahlah, Gwang Tae juga tidak yakin tapi sepertinya mereka memang berencana mengirimkan pengacara terbaik.

Wan Seung sudah bisa menebak langkah mereka, mungkin nanti akan memanfaatkan reporter untuk memainkan media. Gwang Tae memerintahkan Wan Seung untuk mendapatkan sesuatu dari Jang Do Jang. Mereka tidak boleh membiarkannya lolos begitu saja. Wan Seung adalah pendeteksi kebohongan, menggunakan firasatnya saja dia sudah bisa tahu. Ia akan membuat Kabag sibuk dalam 30 menit.



Ji Won tengah berbicara dengan Kepala Kabag. Dia menuduh pihak kepolisian telah menggunakan kekerasan dan kliennya hanya melindungi diri saja. Gwang Tae masuk keruangan dan langsung membela diri, anggota tim-nya ada yang kena pukul sampai harus operasi. Untungnya dia tidak gegar otak.

Ji Won kekeuh kalau hal itu tidak ada kaitannya dengan kliennya. Gwang Tae mengatakan mereka sudah menemukan bukti transaksi dari keterangan saksi. Ji Won yakin kalau interogasi berada dibawah tekanan dan kesaksiannya akan lemah di mata hukum.


Ji Won menunjukkan beberapa foto CCTV yang memperlihatkan Wan Seung menggunakan batang besi saat melakukan penangkapan. Ibu anak itu bekerja menjadi tukang bersih-bersih dan sekarang dirawat di rumah sakit karena kanker perut. Dia bekerja di valet untuk biaya rumah sakit ibunya, tapi setelah dianiaya polisi, dia tidak bisa bicara.

“Belakangan ini, banyak reporter yang kehabisan berita. Pak Kabag, aku dengar promosi jabatanmu sudah di depan mata. Sayang sekali hal seperti ini harus terjadi, bukan?” Ucap Ji Won tenang namun penuh ancaman.



Pak Kabag tersinggung, memangnya dia pikir, dirinya adalah orang yang mempertaruhkan kehidupan seseorang demi jabatan. Ji Won tersenyum penuh makna, tentu saja tidak. Nyali Pak Kabag seketika menciut, dia pun memerintahkan Gwang Tae melepasan Jang Do Jang sekarang.

Gwang Tae menolak. Pak Kabag sudah memutuskan, kalau memang dia tidak mau melakukannya, maka tunjukan bukti yang bisa menjebloskan Jang Do Jang ke penjara. Gwang Tae melirik ke arah jam dan masih ada beberapa menit tersisa sebelum Do Jang bisa dilepaskan, “Ah, sebaiknya memberitahumu atau tidak...” ujar Gwang Tae penuh sandiwara.


Wan Seung menemui Do Jang, dia sempat berbasa-basi dengan menawarinya rokok tapi Do Jang menolaknya dengan alasan kesehatan. Do Jang mengaku ingin dibebaskan, sungguh membuang waktu untuk tetap disana padahal dia adalah seorang pebisnis. Wan Seung mendengar jika Do Jang berkecimpung di bisnis international. Wah, keren..

Tapi kalau dia jadi Do Jang, lebih baik ia tetap mendekam di penjara. Katanya dia kehilangan sesuatu yang semestinya dikirim ke Jepang. Yakuza sangat perhitungan kalau masalah hutang. Bukankah penjara lebih baik untuknya?



Do Jang masih pura-pura bodoh, memangnya barang apa yang hilang? Wan Seung memberikan isyarat memenggal leher, kalau barangnya sampai hilang maka sia-sia dia berhenti merokok (dia akan tetap mati muda).

Do Jang berlagak tidak tahu, nanti dia akan melakukan pemeriksaan menyeluruh untuk mengetahui barang apa yang hilang. Wan Seung diam, mengetuk-ngetukkan rokoknya ke meja. Suara yang ditimbulkan oleh ketukan itu tampak membuat Do Jang mulai resah.


Tidak lama kemudian, datanglah Ji Won yang menjemput Do Jang. Wan Seung disini tetap tidak mau melihatnya dan terus memalingkan wajah.


Wan Seung berkumpul dengan dua rekannya, dia yakin 80% dugaan mereka benar. Lagipula, tidak ada yang tahu kalau mereka punya kunci lokernya. Sebelumnya, Do Jang mengatakan kalau dia akan melakukan pemeriksaan secara menyeluruh untuk mengetahui barangnya yang hilang. Dari keresahan di wajah Do Jang, Wan Seung yakin kalau dia akan mengambilnya sendiri karena dia tidak percaya pada orang lain.

Gwang Tae menginstruksikan agar mereka melakukan pengintaian. Wan Seung yakin kalau mereka bisa menangkapnya di tempat, pengacara mahal pun tidak akan bisa meloloskannya lagi.



Wan Seung dan Dong Ki berjaga di tempat loker dari pagi sampai sore. Namun tidak ada hal mencurigakan yang mereka temukan. Sampai akhirnya, tengah malam, seseorang mulai beraksi dan mengecat CCTV yang ada disana.

Do Jang membuka lokernya satu persatu. Dong Ki sampai heran, sepertinya dia tidak tahu loker mana tempat menyimpan barangnya. Ditengah pembobolan Do Jang, terdengar suara sepatu mendekat ke arahnya. Dia pun buru-buru menyiapkan pisau. Dong Ki bersiap menghentikan aksinya namun Wan Seung melarang, mereka harus menunggu sebentar lagi.



Saat Petugas Keamanan sampai ke tempat loker, ia terkejut mendapati lokernya sudah rusak semua. Sedangkan Do Jang sudah pergi entah kemana. Barulah Wan Seung dan Dong Ki menghampiri Petugas Keamanan. Dia menyuruhnya untuk melaporkan aksi pencurian ini.

Wan Seung memperhatikan loker yang rusak. Loker nomor 49 belum terbuka, tandanya Do Jang belum menemukan barang yang dicarinya.


Hari berlalu, Wan Seung masih terus memantau loker di pasar.



Disaat yang sama, Seol Ok juga mencari bukti pembobolan loker pasar yang ia duga terkait dengan kasus narkoba. Dia sengaja berdiam disana sampai tengah malam untuk memantau lokernya.

Joon Oh berniat datang kesana namun Seol Ok melarangnya. Pelaku tidak akan datang kalau polisi berada disekitar sana. Dia akan segera menghubunginya kalau keadaan berbahaya, toh dia juga tidak jauh dari sana.


Bertepatan saat itu, Wan Seung masuk ke bilik photo booth yang sama dengan Seol Ok. Kontan Seol Ok yang sedang harap-harap cemas menantikan kedatangan penjahat pun berubah ketakutan. Sampai akhirnya mereka berdua jatuh dengan posisi Seol Ok menindih Wan Seung. Seol Ok makin ketakutan, dia lari terbirit-birit sambil menjerit mengira kalau Wan Seung adalah penjahat.


Untungnya Seol Ok berpapasan dengan Joon Oh. Dia menyuruh Joon Oh untuk mengejar orang yang mengejarnya, dia adalah penjahatnya. Wan Seung berdecih sebal, situasinya jadi rumit begini. Dia dan Dong Ki pun memutuskan kabur menghindari polisi. Joon Oh dan rekannya mengejar mereka.



Saat kembali ke mobilnya, Wan Seung ingat dengan 8 milyarnya. Dia langsung mengintip ke arah lokernya dan disana sudah ada Do Jang yang membobol loker. Namun ia terkejut, melihat Ahjumma (Seol Ok) menghampiri Do Jang. Seol Ok awalnya cuma berbasa-basi mengatakan kalau lokernya sudah dibetulkan.

Suasana berubah mencekam Do Jang mengeluarkan pisaunya. Wan Seung melihat pergerakan Do Jang dan sigap melindungi Seol Ok dari tusukan pisau. Darah pun muncrat dari lengannya dan menodai baju Seol Ok. Seol Ok yang panik jatuh pingsan.


Wan Seung langsung menghajar Do Jang yang coba kabur. Namun Wan Seung lebih handal dalam beladiri dan mampu memelintir tangannya, memojokkannya dan menindihnya supaya tidak kabur. Dong Ki datang tidak lama kemudian, ia pun langsung membantu Wan Seung menahan Do Jang.


Wan Seung menatap Seol Ok yang tergeletak ditanah tak sadarkan diri. Hal itu mengingatkan kenangan semasa remajanya, dimana ia menangis disamping Noona-nya yang mengalami luka didadanya. Wan Seung muda tidak bisa berbuat apa-apa, dia menangis disamping tubuh noonanya.


Dia pun bergegas membopong tubuh Seol Ok. Namun bertepatan saat itu, Seol Ok terbangun dari pingsannya. Kontan dia melonjak dari bopongan Wan Seung. Ia berteriak-teriak ketakutan melihat wajahnya, dia pun menggeliat-geliat di tanah, berusaha kabur dari Wan Seung.



Tidak lama kemudian, datanglah Joon Oh bersama rekannya. Seol Ok menyuruh Joon Oh menangkap Wan Seung, namun ia sudah tahu kalau Wan Seung adalah seorang detektif. Seol Ok melongo kaget.

“Sebenarnya kau siapa? Aku tanya, kau siapa dan kenapa sembunyi di sana?!” tanya Wan Seung pada Seol Ok.

“Karena kau terekam di CCTV kukira kau pelakunya. Aku... aku akan mengambil foto untuk identifikasi. Kupikir lebih baik kalau posisinya lurus. Aku harus pulang menyiapkan makan malam.” Ucap Seol Ok gemetaran.

Joon Oh melihat darah di pakaian Seol Ok, apa dia baik-baik saja? Seol Ok meraba tubuhnya, dia baik-baik saja. Ia pun menoleh ke arah Wan Seung, dia baru sadar kalau Wan Seung –lah yang terluka.



Gwang Tae datang bersama tim lainnya. Melihat luka dilengan Wan Seung, ia menyuruhnya supaya pergi ke rumah sakit. Wan Seung menolak, dia akan mengawal Do Jang ke kantor polisi. Namun Gwang Tae melarangnya dengan keras, kalau lukanya tidak dirawat, nanti bisa kena tetanus.

Do Jang pun digiring ke kantor polisi. Dia sempat menoleh ke arah Wan Seung dan tersenyum licik, entah apa maknanya.

Komentar

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar jika berkenan. Dilarang copas ya kawan! Happy Reading ^_^

Postingan populer dari blog ini

SINOPSIS I Love My President Though He is A Psycho Episode 1 Bagian 1

SINOPSIS I Love My President Though He is A Psycho Episode 1 Bagian 1 Terdengar seorang pembaca berita mengabarkan jika salah satu orang terkaya di dunia, President N.E Grup baru saja kembali ke China setelah rumor tiga tahun yang lalu dan hubungan inti*nya bersama seorang wanita. Disebuah hutan, seorang wanita berjalan dengan kelelahan melewati semak. Seorang diri, ia tampak putus asa mencari tempat pertolongan. “Qian Chu, kenapa kau tidak bisa datang menyelamatkanku? Aku merindukanmu.” Batinnya.

SINOPSIS My Secret Romance Episode 1 Bagian 1

SINOPSIS My Secret Romance Episode 1 Bagian 1 Sumber gambar: OCN EPISODE 1: Cinta Satu Malam Seorang pria berkemeja putih memasuki sebuah tempat hiburan malam. Ditengah hiruk pikuknya suasana disana, pria itu sama sekali tidak terpengaruh untuk ikut berbaur bersama mereka. Bahkan saat ada wanita bergaun merah menggodanya, pria itu acuh tak acuh. Namun tanpa sepengetahuan pria itu, saat si wanita gaun merah tengah memegang dadanya, terdengar suara jepretan kamera.

SINOPSIS Strongest Deliveryman Episode 1 Bagian 1

SINOPSIS Strongest Deliveryman Episode 1 Bagian 1 Sumber bagian: KBS2 Seorang pria mengendarai motornya memecah kegelapan malam. Dia, Choi Gang Soo (Go Kyung Pyo), seseorang yang tak bisa tinggal menetap disuatu tempat. Setelah dua bulan, dia akan mulai mengepak barangnya dan pergi. Tapi, diwaktu itu, dia membuat banyak masalah. Tubuh bertatonya memberikan kesan ‘aku adalah pria gila di lingkungan ini’ .