SINOPSIS
Man to Man Episode 12 Bagian 2
Sumber
gambar: jtbc
Do Ha menjenguk Seol Woo lagi di studionya. Namun
ia menemukan pacarnya itu tengah tertidur sambil duduk di sofa. Dengan hati-hati,
Do Ha duduk disampingnya. Memandangi setiap jengkal wajah Seol Woo kemudian
menyentuh perutnya yang kena tikam. Seol Woo tidak bereaksi, Do Ha tersenyum
mengetahui kalau lukanya sudah membaik.
Seol Woo menggenggam tangan Do Ha, “Sejak kapan
dia datang?”
Barusan,jawab Do Ha. Tapi kenapa dia malah
tidur di sofa? Lebih nyaman, jawabnya. Do Ha tak percaya, mana mungkin tidur di
sofa lebih nyaman? Saat tidur di tempatnya juga dia memilih tidur di sofa.
“Karena aku bisa tidur tanpa bermimpi. Kenapa
kau memegang perutku?”
Karena Do Ha ingin melakukan skinship setiap
saat. Juga agar lukanya cepat sembuh. Kakeknya selalu begitu saat dia sakit,
mengusapnya sambil mengatakan ‘tangan penyembuh’. Seol Woo menatap mata Do Ha
dalam-dalam.
Do Ha memperingatkan, mereka bisa dalam bahaya
kalau Un Gwang Oppa mengetahuinya. Seol Woo menganggap ini bagian dari misi,
ada saatnya mereka harus menipu rekan kerja. Do Ha malu-malu, apa mereka
melanjutkan taktik sepasang kekasih?
“Ya. Sampai kau bilang taktik ini berakhir.”
Seol Woo mendekatkan wajahnya dan mencium lembut bibir Do Ha.
Seseorang tengah mengiterogasi Tae Ho, namun
setiap pertanyaan yang dilontarkan padanya, ia terus mengatakan kalau yang
dilakukannya menyangkut keamanan nasional. Jadi dia tidak bisa mengatakannya.
Sementara itu, Dong Hyun bertugas untuk
menginterogasi Seung Jae. Undang-undang yang dilanggar oleh Seung Jae cukup
banyak mulai dari penggelapan, pelanggaran tugas dan penipuan. Juga,
pelanggaran UU Devisa, melanggar Kebijakan Perlindungan Budaya, penghindaran
pajak dan menawarkan suap.
Ia menyarankan supaya Seung Jae menyiapkan
pakaian hangat karena penjara sangat dingin. Seung Jae tenang-tenang saja, telepon
Dong Hyun juga nanti akan segera berdering. Ia akan mengangkatnya kemudian
meminta maaf sebesar-besarnya. Dia pun pada akhirnya akan pergi darisana.
Benar saja, tidak lama kemudian Dong Hyun
mendapatkan telepon dari Pak Kepala. Dong Hyun mengatakan kalau mereka punya
cukup banyak bukti. Belum apa-apa, ucapan Dong Hyun sudah terpotong.
Entah apa yang Pak Kepala katakan, tapi Dong
Hyun memberitahu kalau percakapan mereka saat ini sedang direkam. Apa tidak
apa-apa? Pak Kepala sepertinya ketakutan dan segera mematikan sambungan telepon
mereka.
Tak berselang lama, datang pula Mi Eun dan
kuasa hukum Songsan. Dong Hyun mempersilahkan kuasa hukumnya untuk masuk, tapi ia
harap istri Seung Jae bisa mengunjunginya di penjara, bukan disini.
Mi Eun tetap tenang, ia mengklaim jika yang
terjadi hari ini adalah proyek gabungan antara BIN dan Songsan. Ia pun
menunjukkan surat perjanjian mereka. Songsan akan menyediakan kaset terkait
dana ilegal yang dibentuk oleh Ketua Mo Byung Do. Dana ilegal itu akan
disumbangkan untuk masyarakat. Inilah rencana proyek Menuju Songsan Terhormat.
Dong Hyun tak bisa berkutik saat melihat
dokumen dan penjelasan Mi Eun yang terdengar sangat meyakinkan.
Mi Eun semakin menekankan, “Tanyakan saja pada
agen BIN yang tadi bersamanya. Memangnya ada motif tersembunyi jika seorang pengusaha
yang bekerja sama dengan BIN dengan cara seperti itu?”
In Soo mendengar kabar penggrebekan Seung Jae.
Agen BIN mengatakan kalau mereka berencana menyumbangkan dana itu untuk
masyarakat dan menyerahkan kaset rekaman itu ke kejaksaan. In Soo tak menyangka
kalau Seung Jae berusaha melimpahkan semua kesalahannya pada mendiang Ketua Mo.
Dia bersekutu dengan siapa di BIN?
“Ketua Tim Jang Tae Ho.”
Tentu, In Soo terkejut mendengar nama Tae Ho
disebutkan. Dia menyuruh Agen-nya untuk menyelidiki lebih lanjut. Tapi sepertinya
In Soo cukup puas akan sesuatu, ia kelihatan tersenyum licik karenanya.
Dong Hyun tengah menuntut penjelasan dari Tae
Ho. Tae Ho akan memberikan rekaman Ketua Mo saat menyuap pejabat. Tugas Dong
Hyun adalah menyelidiki hal itu. Ia kan pernah mengatakan kalau misinya itu
menemukan dana gelap Songsan dan melenyapkan Infanteri Baek. Dan misi itu masih
dalam project.
“Lalu Mo Seung Jae? Kau ingin dia lolos begitu
saja?”
Tae Ho menjadikan Mo Seung Jae sebagai
prioritas kedua. Jadi ia menyuruh Dong Hyun tetap menyelidiki penyuapannya
sedangkan ia akan melenyapkan Infanteri Baek dari BIN.
Dong Hyun mempertanyakan nasib K, apa K hanya
akan sekedar menghilang?
“Jika kebetulan dia hidup, katakan padanya K
sudah mati.” Tae Ho dingin.
Do Ha dan Seol Woo sedang menonton film dibawah
sinar remang-remang. Seol Woo protes, dia lebih suka nonton drama daripada
film. Kenapa? Karena drama durasinya lebih panjang daripada film.
Oh, jadi Seol Woo ingin bersama-sama dengan Do
Ha lebih lama. Baiklah, setelah menonton film, mereka bisa nonton drama yang
episodenya sampai 50. Seol Woo setuju, mereka bisa makan ramyeon, menonton
drama dan minum. Minum? Do Ha melarang, dia kan masih sakit.
Seol Woo memberikan tatapan penuh arti pada Do
Ha. Do Ha malu-malu kucing, apa maksudnya minum dari mulutnya? Aw, Seol Woo
sama sekali tak mengelak. Do Ha makin malu-malu mau dan mendekatkan wajahnya ke
arah Seol Woo. Saat jarak diantara mereka semakin tipis...
Lampu tiba-tiba menyala, “Kau sudah pulang? Kau
baik-baik saja?”
Kontan Do Ha bangkit dari duduknya menyambut
Dong Hyun. Dong Hyun keheranan melihat mereka berdua ada disana. Do Ha dan Seol
Woo buru-buru memberikan alasan tapi alasan mereka saling berlawanan, “Menonton
drama.” “Mengurus dia.”
Dong Hyun membuat kesimpulan sendiri, jadi Seol
Woo terluka dan mereka menonton drama. Seol Woo coba mengalihkan perhatian dan
membahas misi mereka. Dong Hyun tak terkecoh, dia menginginkan penjelasan
mereka dulu, kenapa Do Ha masuk ke tempat rahasia Seol Woo?
Seol Woo memegangi perutnya sambil berakting
kesakitan. Do Ha pun berlagak panik kemudian membantunya bersender. Pfft.. tapi
ujung-ujung, Seol Woo meminta Do Ha untuk pulang dan menghindari pertanyaan-pertanyaan
dari Dong Hyun.
Tae Ho membicarakan Plan B-nya pada Direktur
BIN, tapi kendalanya, ada beberapa kaset menyangkut Anggota Kongres Baek yang
hilang. Mereka memang kehilangan bukti itu, tapi mereka bisa mendapatkan yang
lain. Sekarang mereka bisa mengindentifikasikan anggota Infanteri Baek di BIN. Jika
dia memberinya wewenang..
Direktur BIN menunjuknya sebagai inspektur
khusus. Bentuklah tim dan tangani sendiri. Tae Ho memastikan kalau ia akan
membasmi mereka semua. Direktur BIN masih sedikit cemas, mengetahui kalau Tae
Ho membuat perjanjian dengan Seung Jae. Tapi Tae Ho sudah tak perduli lagi,
daripada mereka tak mendapatkan hasil apapun.
“Sebuah rencana yang melanggar peraturan
mungkin pada akhirnya menjadi senjata makan tuan. Ingatah itu.”
“Sekarang itu tak masalah lagi.”
Seol Woo dan Dong Hyun tengah membahas masalah
yang sama. Sebenarnya, Seol Woo sudah menduga kalau Tae Ho sedang menjalankan
Plan B saat ia selamat dari tembakannya. Aish, tapi Dong Hyun masih tak terima
dengan kenyataan kalau Tae Ho bekerja sama dengan Mo Seung Jae.
Sejujurnya, Seol Woo sendiri mencurigai Dong
Hyun juga sebelumnya. Makanya, dia memberikan pesan untuk menemui Tae Ho. Ia yakin
kalau pesan itu bisa menjerat siapapun pengkhianatnya. Kalau dia pengkhianat,
pasti dia akan membunuh Tae Ho karena Tae Ho tahu tentang Agen Y. Tapi sayangnya,
dia bukan pengkhianatnya.
Sayangnya? Dong Hyun tak akan pernah
mengkhianati mereka. setelah dipikir-pikir, dia merasa seperti dimanipulasi
oleh Seol Woo. Tapi pada akhirnya mereka belum mengetahui siapa pengkhianatnya.
Apa yang akan mereka lakukan sekarang? Apa mereka akan membiarkan Tae Ho
bekerja sama dengan Seung Jae untuk menjalankan Plan B?
Membiarkannya? Seol Woo menyuruh Dong Hyun
untuk membantu Tae Ho, dia kan jaksa yang punya banyak pekerjaan. Benar juga,
lalu bagaimana dengan Seol Woo?
Seol Woo termenung, “Aku? Apa aku harus
menghilang seperti yang dikatakan Ketua
Tim Jang? Kemana saja. Dan menjalani hidup normal.”
Un Gwang menanyakan kabar Seol Woo melalui Do
Ha. Do Ha kira dia sudah membaik karena demamnya sudah reda. Katanya dia akan pulih
total kalau beristirahat. Un Gwang masih mengkhawatirkannya, dengan luka tembak
itu?
Do Ha juga kelihatan cemas tapi Seol Woo
berkata kalau dia paling tahu tubuhnya dan dia sering mengalaminya. Un Gwang
prihatin, Agen Ghost yang ia bayangkan tak seperti di film-film. Menyebalkan.
Do Ha mengenal tiga anggota ghost: Satu, Ki
Chul yang coba memalsukan kematiannya dan hidup bersembunyi. Dua, Michael yang
buta dan sekarang menjadi pastor. Ketiga.. Un Gwang memotong ucapannya, Brother
yang ditembak dan dikhianati rekannya.
Dia tahu kalau Do Ha bisa mengatasinya untuk
saat ini, tapi dia berharap supaya Do Ha tak terluka karenanya. Do Ha sadar
betul, tapi dia akan tetap terluka kalau mencoba melupakannya sekarang. Ia
lebih memilih menikmati yang ada sekarang dan terluka di kemudian hari.
“Itu keputusan bodoh..”
Tidak, Do Ha menginginkan dukungan dari Un
Gwang. Kalau ia benar-benar terluka dan bersedih, Oppa yang akan menghiburnya
nanti. Ia akan menjadi dirinya sendiri. Ia akan berusaha yang terbaik sampai
akhir. Do Ha menunjukkan senyumnya yang menyiratkan kepedihan.
Dong Hyun sudah mengumpulkan semua kasetnya dan
menyuruh anak buahnya menangkap siapapun yang terkait dengan Ketua Mo. Dia
yakin akan banyak pejabat tinggi dan pengusaha kaya, namun mereka jangan gentar
karena mereka melakukannya sesuai undang-undang.
Penangkapan pun di mulai.
Seol Woo berdiam di studionya, tapi dia
sepertinya tengah merancang taktik sendiri. Ia melihat keterkaitan antara Agen
Yoon, Ketua Mo, In Soo, Mi Eun dan Seung Jae. Masih menjadi misteri yang harus
ia pecahkan.
Songsan meminta maaf dihadapan publik atas dana
gelap milik Ketua Mo. Mereka berjanji akan menyumbangkan dana gelap yang
ditemukan sekitar satu triliun won untuk rakyat.
Hanya karena kesalahan itu dilakukan selama
masa jabatan mendiang Ketua bukan berarti dia lepas dari tanggung jawab. Seung
Jae beserta para petingginya pun membungkuk sembilan puluh derajat sebagai
tanda pemohonan ‘tulus’nya itu.
In Soo sinis melihat berita kenaikan saham
Songsan setelah permintaan maaf mereka. Dia berhasil mengubah krisis menjadi
peluang. Seung Jae membenarkan, sementara In Soo sendiri krisisnya tetaplah
menjadi krisis. Citranya semakin turun, apa dia masih terus berkampanye?
Tidak ada bukti kalau In Soo ada di kaset
rekaman mendiang ketua. Tuduhan apapun terhadapnya adalah fitnah dan persekongkolan.
In Soo masih percaya diri dengan posisinya sekarang. Tidak ada yang berakhir
kalau belum benar-benar berakhir. Pendukungnya masih setia, tak ada yang tahu
hasilnya sampai penghitungan suara.
Seung Jae memuji imajinasi hebat In Soo, tapi
tidak dengan penilaiannya. In Soo tahu kalau Seung Jae bekerjasama dengan Tae
Ho, apa dia mau memutuskan kerjasama diantara mereka?
Seung Jae sinis, “Kau tidak meminta dana
kampanye dalam situasi ini, bukan? Kau perlu menjaga semangatmu agar tetap
terkendali.”
In Soo memperingatkan negara ini akan amburadul
kalau sampai mereka beradu. Seung Jae masa bodoh, toh negara ini memang sudah
berantakan. Mereka pun saling mengucapkan kalimat menyiratkan peperangan, “jaga
dirimu”
Un Gwang datang ke rumah Seol Woo sekedar ingin
menanyakan kondisinya. Seol Woo hampir sembuh total, ia berjanji akan
mengembalikan uang 5 juta dollarnya.
Caranya? Apa dia mau menuntut pada si br*ngs*k
itu? Un Gwang lebih memilih meminta Seol Woo untuk tetap tinggal. Lagipula dia
sudah menyukai ukiran kayunya, ia juga menyukai Seol Woo. Tetaplah tinggal dan
menjadi keluarganya, brothernya.
“Padahal kau bahkan tidak tahu siapa aku dari
mana asalku atau masa laluku.”
Un Gwang tahu, Seol Woo itu kesepian
sepertinya. Hiduplah bersamanya. Jangan sampai menyakiti Do Ha dan menyakiti
dirinya sendiri. Pertimbangkan sarannya itu.
Seol Woo merenung selepas kepergian Un Gwang. Namun
tiba-tiba, dia mendapatkan sms dari nomor tak dikenal. [Cari kaset rekaman yang hilang tentang Anggota Kongres Baek-nya. Pengkhianat
sudah mengetahui kelemahanmu. –Y]
Eih, Agen Y masih hidup tah?
Seol Woo pergi ke tempat penyimpanan uang gelap
Songsan. Dong Hyun yang memperkenalkannya sebagai Jaksa pada para penjaga. Saat
masuk ke ruangan, Seol Woo mengatakan kalau dia ingin menemukan kaset terkait
Anggota Kongres Baek.
“Petunjuk dari Robert Yoon?”
Seol Woo tidak membicarakan masalah sms yang
didapatkannya. “Jalannya ada di dalam Firman Tuhan.”
Dia langsung bergerak mencari sesuatu yang
sesuai dengan petunjuk dari Agen Yoon. Ia tersenyum menemukan lukisan pria
bersayat tengah menombak naga. Ketemu. Lukisan itu sesuai dengan yang tertulis
dalam alkitab “Maka timbullah peperangan
di sorga. Mikhael dan malaikat-malaikatnya berperang melawan naga itu.”
Tanpa ragu, Seol Woo memotong pinggiran dari
lukisan itu. Mereka pun menemukan denah Songsan disana. Ia kemudian meletakkan
tiga kunci yang ia dapatkan ke denah tersebut, tiga kunci itu sangat cocok. Dong
Hyun heran, apa maknanya?
“Entahlah.” Ujar Seol Woo, tapi ia tampak
tersenyum kecil melihat denahnya.
Ditempat lain, Mi Eun sedang membahas mengenai
Pengawal Un Gwang. Dia mendengar kalau pengawalnya hampir meninggalkan dalam
kecelakaan mobil. Seung Jae heran, dia kira orang itu sudah mati. Ah.. jadi rupanya
dia masih hidup?
“Apa ada yang kauketahui?”
“Tidak.” Jawab Seung Jae.
Seung Jae pergi ke perusahaannya. Ia terkejut
mengetahui seseorang duduk di kursi miliknya. Saat berbalik, ia tambah terkejut
menyadari jika pria yang duduk disana adalah Pengawal Un Gwang, Seol Woo. Seol
Woo tersenyum kecil padanya.
Kyaa... Akhirnya yg ditunggu2 keluar juga part 2 nya.. Makasih ya mba puji. Semangat
BalasHapusjiiiaaaahhhh...... makin seruuuuu.......
BalasHapusTQ ya mBak