Langsung ke konten utama

SINOPSIS Suspicous Partner Episode 30



SINOPSIS Suspicous Partner Episode 30
Sumber gambar: SBS

Ji Wook tak bisa tidur dengan nyenyak malam harinya. Perlahan ia membuka matanya, dan melihat sosok Tuan Eun Man Soo yang menghampirinya dan bersiap mencekiknya.



Dia merajuk kaget dan bangkit dari tidurnya. Begitu bangun sepenuhnya, Ji Wook baru menyadari kalau sosok yang menghampirinya bukanlah Tuan Eun Man Soo melainkan Bong Hee.

“Apa kau baik-baik saja?” tanya Bong Hee duduk disampingnya.

Ji Wook masih ngos-ngosan, dia tidak apa-apa kok. Sejak kapan Bong Hee dikamarnya? Bong Hee mengaku kalau ia sudah menunggu cukup lama. Ji Wook melihat bantal yang dipeluk Bong Hee, ia pun tersenyum kecil karenanya.


Bong Hee buru-buru meluruskan kesalahpahaman, dia cuma mengkhawatirkan Ji Wook. Dia bermimpi terus dan tak bisa tidur. Dia tak punya niat lain maupun niat tersembunyi. Jangan salah paham yah.


Ji Wook menggeleng polos pura-pura tak mengerti. Tapi kemudian dia tersenyum juga, “Baiklah, aku mengerti.”


Keduanya kembali rebahan di sofa. Bong Hee penasaran dengan alasan Ji Wook yang ingin menjadi seorang jaksa. Ji Wook berkata kalau Ayahnya adalah seorang jaksa. Ah, Bong Hee mengerti sekarang, Dia pasti ingin menjadi seperti ayahnya. Ayahnya pasti bangga dengannya.

Entahlah, Ji Wook tidak yakin akan hal itu. Bong Hee berbalik menatap Ji Wook, kenapa dia berfikiran ayahnya tidak bangga dengannya. Ji Wook tidak menjawab dan mengalihkan pembicaraan, bagaimana dengan Bong Hee? Kenapa dia menjadi seorang pengacara?


Bong Hee menjadi pengacara karena seorang hakim mesum. Ia berhenti menjadi atlet dan mempelajarinya. Dan semakin dalam mempelajarinya, ia semakin merasa kalau dia memang ditakdirkan menjadi pengacara. Ia ingin membela orang-orang seperti ayahnya.


“Mereka orang-orang seperti apa?”


Orang-orang seperti Bong Hee, orang-orang yang tidak bersalah tapi disalahpahami di dunia ini dan dijebak. Ji Wook keceplosan ingin mengatakan sesuatu, “Semua penjahat di dunia...” tapi dia buru-buru menghentikan ucapannya dan memeluk Bong Hee.


Ji Wook memeluk Bong Hee dengan sedih, “Maafkan aku, maafkan aku Bong Hee.”


Esok paginya saat Bong Hee terbangun, ia sudah tidur di sofa sendirian. Sementara Ji Wook sudah pergi untuk berolahraga. Namun pikirannya masih saja tertuju pada insiden kebakaran dimasalalu.


Sepulangnya berolahraga, Bong Hee sudah menantikan kedatangan Ji Wook dan segera menyodorkan jus untuknya. Dia sudah mencampurkan bahan sehat kedalamnya. Ji Wook kelihatan ragu tapi ia tetap meminumnya. Uek, Ji Wook hampir saja memuntahkannya tapi dia menahan diri dan terus meminumnya.

Selanjutnya, Bong Hee meminta morning kiss untuknya. Ji Wook kelihatan kaget, dia beralasan kalau dia baru saja berolahraga dan berkeringat bau. Dia mau mandi dulu, Ji Wook pun bergegas naik ke kamarnya.


Bong Hee memperhatikan dia dengan keheranan, “Padahal kan itu bagian yang paling bagus.”

Ia memperhatikan jus buatannya, apa mungkin dia kesal karena jus-nya tidak enak. Bong Hee mencicipinya dan hampir menyemprotkannya. Ah, benar kalau rasanya tidak pantas. Ia meyakinkan diri kalau itu mungkin alasannya yang membuat Ji Wook kesal.


Yoo Jung naik ke lift, bertepatan saat itu Ji Hye juga ada disana dan sedang berdandan. Keduanya sama-sama kaget. Yoo Jung tak mengira kalau dia tinggal disana, sejak kapan dia pindah?

Dua minggu yang lalu, jawab Ji Hye. Yoo Jung mendesah tak suka, dia tahu kalau Ji Hye menjadikannya sebagai teladan tapi kalau dia sampai pindah gara-gara dirinya, itu agak menakutkan. Semakin mengenalnya, opininya tentang Ji Hye semakin berubah. Dia juga berdandan di lift, tempat umum, itu agak keterlaluan.


Ji Hye rasa hal semacam itu sudah biasa jaman sekarang, toh dia tidak melakukannya setiap hari. Yoo Jung bergumam mengatakan kalau dia bisa menyimpulkannya dalam sekali lihat. Ji Hye kelihatan kesal, itu namanya generalisasi yang terlalu terburu-buru.

“Hei, Ji Hye sikapmu tidak sopan belakangan ini.” kesal Yoo Jung.


Eun Hyuk tak bisa duduk dengan tenang mengingat sosok pria yang ditemui Yoo Jung sebelumnya. Dia ingat pernah bertemu dengannya, tapi dia lupa siapa dia. Ji Wook dan Kepala Bang menegurnya karena dia sudah mengganggu kosentrasi mereka.


Bong Hee sibuk membaca berkas, dia bertanya mengenai saksi dalam kasus kebakaran. Ah, Eun Hyuk langsung bisa mengingatnya. Ia buru-buru kembali ke mejanya dan membuka berkasnya. Pria itu adalah Lee Joon Hae, dia saksi yang mengatakan kalau dia melihat Kang Sun Il di TKP.


Tuan Lee datang ke pengadilan sebagai saksi mata dan juga menyulut kebakaran. Apa itu kebetulan? Ji Wook pun berfikiran kalau mereka bisa mencurigainya juga. Banyak orang yang menyulut kebakaran, melaporkannya ke polisi dan orang akan menganggapnya sebagai pahlawan.

Polisi biasanya memastikan adanya video di TKP. Jadi mereka harus mengumpulkan videonya terkait kebakaran itu. Pelaku mungkin ada disana menonton di TKP. Ji Wook meminta Kepala Bang untuk melakukan tugas itu.


Namun Kepala Bang berlagak sakit perut, lukanya belum sembuh sepenuhnya dan masih gatal. Kontan Eun Hyuk, Bong Hee dan Ji Wook tidak jadi meminta dia melakukannya, biar mereka saja yang mencarinya.


Dalam perjalanan, Bong Hee sibuk memeriksa berkasnya. Kalau memang Tuan Lee yang menyulut kebakaran dan Kang Sun Il yang di penjara, ia yakin Kang Sun Il pasti sangat kesal menerima tuduhannya.

Ji Wook belum bisa memastikannya karena memang mereka tidak punya bukti kalau dia memang tidak melakukan kesalahan. Jadi mereka perlu menggali informasi lebih dalam. Bong Hee tahu tapi ada kemungkinan kalau dia menerima tuduhan yang salah.



Ji Wook menyuruh Bong Hee tidak terlalu berempati dulu. Bong Hee tidak merasa tengah berempati. Dari sudut pandang Ji Wook, Bong Hee sudah terlalu berempati padanya. Itu sebabnya pengacara... Bong Hee tahu, dia tahu kalau Ji Wook tidak menyukai pengacara.

Melihat ekspresi kesal Bong Hee, Ji Wook tahu kalau dia sudah melukai perasaannya. Ia meminta maaf atas ucapannya. Ia pun menggenggam tangan Bong Hee. Bong Hee juga mengucapkan maaf padanya.


Eun Hyuk pergi ke kantor Yoo Jung untuk menemuinya tapi dia sedang tidak di tempat. Ia berniat meneleponnya, dia sendiri agak ragu. Bertepatan saat itu, Ji Hye datang kesana. Eun Hyuk menanyakan keberadaan Yoo Jung padanya. Ji Hye malu-malu, kenapa dia menanyakan tentang Yoo Jung padanya?


Tentu saja, Eun Hyuk ingin membahas masalah pekerjaan. Yoo Jung tahu, meskipun dia tak menekankannya pun dia sudah tahu. Dia tak akan salah paham. Wkwkwk. Eun Hyuk mengernyit keheranan, apa?


“Kau punya nomor teleponnya, bukan? Kenapa kau tetap menanyakan dia kepadaku.”

Eun Hyuk makin tak tahu arah pembicaraan Ji Hye. Dia buru-buru pamit untuk pergi.



Bong Hee dan Ji Wook kembali setelah berhasil mendapatkan beberapa berkas. Bong Hee dengan hati-hati bertanya apakah Ji Wook tengah menyembunyikan sesuatu darinya. Ji Wook kelihatan kaget menerima pertanyaan mendadak itu, apa?

“Jadi, memang ada.”

Ji Wook mengelak, dia tidak menyembunyikan apapun. Baiklah, Bong Hee akan mempercayainya kalau begitu. Tapi apakah dia sudah membuat kesalahan padanya? Ji Wook menggeleng. Masalah itu ada pada dirinya sendiri, ini bukanlah kesalahan Bong Hee.

“Dan aku tidak boleh menanyakan apa masalahnya?”

Ji Wook mengangguk.


Bong Hee pun mengerti. Dia bergegas masuk ke kamarnya dan duduk dengan penuh kekecewaan.


Eun Hyuk menunggu Yoo Jung di depan gedung apartemennya. Dia mengaku sudah menghubunginya tapi tak dijawab. Yoo Jung memang jarang memeriksa ponsel karena jarang yang menghubunginya. Dengan santai, ia berjalan menuju ke gedung.

Eun Hyuk meminta waktu lima menit untuk bicara dengannya. Yoo Jung lelah dan ingin cepat melepaskan sepatu hak tingginya. Dia boleh ikut dengannya kalau memang dia mengingikannya.



Terpaksa, Eun Hyuk pergi ke apartemen Yoo Jung. Dia berdiri didekat tembok dengan canggung. Yoo Jung cuma tersenyum kecil dan menanyakan alasannya ingin berbicara. Eun Hyuk membahas saksi mata dalam kasus kebakaran..

Tak basa-basi, Yoo Jung langsung tahu arah pembicaraan Eun Hyuk. Lee Joon Jae, dia memang sudah mengakuinya. Tapi atasan Yoo Jung ingin mengubur kasusnya. Eun Hyuk kesal, itu tidak masuk akal.


Yoo Jung memberikan berkas tentang Lee Joon Jae yang sudah ia gali. Eun Hyuk boleh menggunakannya kalau memang mau. Eun Hyuk heran, apa dia boleh melakukannya?


Yoo Jung tidak yakin. Sudah malam, dia menyuruh Eun Hyuk untuk pulang. Atau, dia boleh menginap di rumahnya. Eun Hyuk jelas terkejut dengan ucapannya. Yoo Jung terkikik geli, dia cuma bergurau. Apapun yang ia lakukan, Eun Hyuk akan menganggapnya berdebah. Bukankah leluconnya memang sangat cocok dengan dirinya?

“Hei, Yoo Jung. Berhentilah menekan dirimu. Itu tidak bagus untukmu.”


Yoo Jung penasaran kenapa Eun Hyuk tidak mengatakan pada Ji Wook kalau malam itu, tidak terjadi apa-apa diantara mereka. Eun Hyuk berubah serius, bagaimanapun, sesuatu memang sudah terjadi. Dia sudah melukai perasaan Ji Wook. Bagaimana dengan Yoo Jung, kenapa dia tidak mengatakannya?

“Karena memang benar aku melukainya.”



Sesampainya diluar gedung, Eun Hyuk sudah ditelepon Kepala Bang dan mereka bertiga bertemu dikedai. Kepala Bang curhat dihadapan dua orang yang sedang melamun, dia khawatir tidak mendapatkan jodoh. Dia masih bujangan tapi punya luka tusuk di perutnya. Bagaimana menurut mereka?

“Menurutku, itu luar biasa. Aku menyukainya.” Ucap Ji Wook.

“Benar. Menurutku itu tidak apa-apa.” Imbuh Eun Hyuk.



Kepala Bang kesal, apanya yang luar biasa? Apanya yang tidak apa-apa? Eun Hyuk dan Ji Wook kontan meminta maaf dengan lemasnya. Kepala Bang makin kesal, apa sih yang sebenarnya mereka berdua khawatirkan? Kenapa mereka berdua sangat murung? Hidup mereka tidak terlalu buruk.

“Semuanya salahku.” Ujar Eun Hyuk dan Ji Wook.

Kepala Bang menghela nafas berat, kenapa juga mereka berdua harus meminta maaf. Ji Wook bingung, lalu apa yang harus mereka lakukan? Ia merasa sudah kehabisan pilihan, dia meminta pendapat Kepala Bang. Eun Hyuk juga sama dan meminta nasehat darinya.

Hmm.. Kepala Bang kembali menghela nafas berat menyaksikan dua rekannya yang tak punya semangat itu.


Tak lama kemudian, Eun Hyuk dan Ji Wook sudah mabuk berat. Bong Hee datang untuk menjemput mereka. Dia kesal pada Kepala Bang yang sudah membuat keduanya mabuk. Ji Wook dan Eun Hyuk melambaikan tangan sambil cengengesan gaje.


Mereka menyuruh Bong Hee bergabung dan minum bersama mereka. Satu gelas saja.. tidak, tiga gelas saja.. eih, dua gelas. Bong Hee cuma bisa mendesah kesal dan memapah mereka pulang.


Bong Hee memapah Ji Wook sampai ke kamarnya. Ia berniat mengambilkan minum untuk meredakan mabuknya. Tapi Ji Wook tiba-tiba memeluknya dengan erat.

“Kita tidak boleh berpisah, Bong Hee. Sekalipun aku menyuruhmu pergi, jangan pergi. Kita harus selalu memikirkan diri kita sendiri. Jangan tinggalkan aku. Kumohon.”


Bong Hee kelihatan terkejut dengan tingkahnya saat ini, “Aku tidak akan meninggalkanmu.”


Esok harinya, Bong Hee masih terus kepikiran dengan sikap aneh Ji Wook belakangan ini. sambil melamun, dia memakan camilan milik Ketua Byun. Eun Hyuk menegurnya, Ketua Byun menyembunyikannya karena ingin memakan camilan itu sendiri. Bong Hee sama sekali tidak perduli, dia bisa pura-pura tidak memakannya.


Eun Hyuk bisa melihat raut kegundahan di wajah Bong Hee. Dia akan bergabung bersamanya memakan camilan itu. Sekarang, waktunya dia menceritakan permasalahannya. Bong Hee menolak, ini adalah masalah antara dia dan Ji Wook jadi dia tidak akan menceritakannya.

“Kau punya masalah dengan Ji Wook?”


Bong Hee mengiyakan.. namun meralatnya kemudian, tidak. Setelah terdiam beberapa saat, ia kembali membenarkan kalau memang ia sedang punya masalah dengan Ji Wook. Eun Hyuk tersenyum paham, dia yakin kasus yang ditanganinya saat ini mengingatkannya pada insiden keluargnya. Hal ini juga berlaku untuk Bong Hee juga kan?


Bong Hee mengiyakan, ayahnya meninggal dalam kebakaran. Eun Hyuk rasa Ji Wook mengalami trauma dengan hal ini, karena dia juga terjebak dalam kebakaran itu. Entah mau atau tidak, dia menyaksikan kejadian itu dengan matanya sendiri. Hanya dia yang selamat, mungkin dia merasa bersalah.


Begitu rupanya. Kalau diingat kembali, kenapa aku tidak memahaminya?” batin Bong Hee.


Mereka kembali melakukan rapat. Kepala Bang berkata kalau dalam daftar penyulut kebakaran di distrik itu, Lee Joon Hae hanya terdaftar dalam percobaan pembakaran. Dia juga tertangkap dalam kamera. Ji Wook masih belum bisa menerimanya, itu tidak bisa dijadikan bukti kalau dia bersalah.

Eun Hyuk yakin kalau Tuan Lee memang pelakunya. Ia punya bukti, ia menyuruh mereka memeriksanya dan menyimpulkan sendiri. Ji Wook meminta berkas milik Eun Hyuk. Eun Hyuk memastikan, apa dia baik-baik saja melihatnya?

“Aku tidak apa-apa.”


Bong Hee terus memperhatikan Ji Wook dalam diam. Ia membatin tak menyangka tak bisa memahaminya selama ini meskipun dia sudah punya banyak petuntuk.  


Sidang banding pun berlangsung. Eun Hyuk berdiri menanyakan pada Tuan Lee mengenai pekerjaannya berkaitan dengan produksi cat, pernis, dan perekat di Cheonho Chemicals. Dalam proses produksi bahan-bahan kimia ini, mereka menggunakan xilena. Xilena dianggap sebagai material yang mudah terbakar. Selain itu, xilena adalah bahan penyulut kebakaran di Doboo-dong dua tahun yang lalu. Apa dia tahu tentang fakta itu?

Tuan Lee berkelit, “Aku tidak tahu.”


Benarkah? Eun Hyuk membahas percobaan Tuan Lee membakar sebuah rumah belakangan ini. Tuan Lee menjelaskan kalau seorang jaksa wanita sudah melepaskannya. Eun Hyuk membuat kontak mata dengan Yoo Jung dan Yoo Jung membalasnya dengan anggukan.

Dia melanjutkan kalau polisi menyita material yang digunakan Tuan Lee untuk membakar rumah tersebut. Menurut analisis, bahan itu mengandung xilena. Mereka melakukan perbandingan dengan bahan yang digunakan dalam kebakaran dua tahun lalu, hasilnya kedua bahan tersebut hampir identik.


Bong Hee kelihatan lega karena kebenaran hampir terungkap. Dia menoleh ke arah Ji Wook yang kelihatan masih sangat serius memperhatikan jalannya persidangan. Bong Hee seolah menyadari sesuatu dan membatin, “Ada kalanya, kita tiba-tiba menyadari sesuatu.


Dengen tergesa-gesa, ia pamit pada Ji Wook untuk keluar sebentar. Diluar, ia menelepon Ibunya dan menceritakan persidangan yang ditanganinya hari ini. Ada seorang pria yang dituduh melakukan pembunuhan dan pembakaran. Ia lega karena sidang sepertinya akan berakhir positif.

Dengan hati-hati, ia menanyakan sesuatu.. tapi ada perasaan yang mengganjal hingga Bong Hee membatalkan niatannya. Ia mengaku sedang sibuk saat ini, ia pun buru-buru pamit mengakhiri teleponnya dengan Ibu.


Tangan Bong Hee gemetaran saat meletakkan ponselnya. Dia ingat betul dengan berita di koran mengenai kasus kebakaran yang menimpa ayahnya. Pasangan jaksa meninggal dalam insiden kebakaran itu. Putra jaksa yang berusia 8 tahun terlibat dalam insiden itu.

Tanggal kematian orangtua mereka sama. Bong Hee tak bisa menahan tangisnya menyadari insiden kebakaran itu melibatkan ayah dan keluarga Ji Wook.



Persidangan berakhir, Eun Hyuk menghampiri Yoo Jung dan mengucapkan terimakasih. Berkatnya, dia bisa memenangkan kasus ini. Tapi dia khawatir, apa Yoo Jung benar-benar tidak apa-apa?

Yoo Jung tidak tahu, tapi dia tidak melepaskan kasus ini sesuai perintah. Mungkin dia akan didamprat atasannya. Tapi dia tidak akan meninggalkan pekerjaannya, karena mereka tidak mau menerimanya lagi.


Ji Wook mencari-cari keberadaan Bong Hee tapi tak bisa menemukannya. Dia meneleponnya dan Bong Hee mengatakan kalau dia punya urusan mendadak. Baiklah, kalau begitu Ji Wook akan menunggunya di kantor.


Di kantor Yoo Jung, Yoo Jung dipanggil oleh Jaksa Jang dan diceramahi panjang lebar olehnya.

“Beberapa orang berpikir mereka menegakkan keadilan dalam kasus kecil seperti ini. Didunia ini...”



Flashback saat Jaksa Jang mengatakan hal yang sama pada foto Eun Man Seo “Di dunia ini, ada tingkatan. Agar dunia ini bisa mempertahankan tingkatan tersebut, harus ada pengorbanan kecil dari orang-orang sepertimu. Aku hanya membutuhkanmu untuk menjadi pembunuh.”

"Aku tidak bersalah.”



Jaksa Jang pada Yoo Jung, “Itu berarti, kita tidak boleh melakukan kesalahan apa pun yang bisa merusak tingkatan sebuah organisasi, tingkatan hukum, dan tingkatan kekuasaan. Kita tidak boleh melakukan satu kesalahan sama sekali. Mengerti?”

Yoo Jung cuma mengangguk tanpa memberikan bantahan.


Ji Wook pulang ke kantornya dengan lelah. Ia masih memikirkan Bong Hee yang barusan tampak tergesa-gesa meninggalkan ruang persidangan. Tak lama kemudian, dia menerima telepon dari Bong Hee. Dia menyuruhnya tetap di tempat, ia akan menjemputnya.


Mereka berdua jalan sambil bergandengan tangan. Bong Hee berkata kalau dia ingin makan tteokbokki. Kontan Ji Wook memintanya duduk di bangku taman, dia yang akan membelikannya tteokbokki, sundae, gimbap, dan lain-lain.


Mereka berdua makan dengan lahapnya. Bong Hee hampir menangis saat memperhatikan wajah Ji Wook. Dia mengatakan kalau tteobokkinya pedas jadi dia hampir menangis karenanya.



Keduanya berjalan ke taman. Bong Hee ingin berfoto dengan patung kucing. Keduanya pun berpose tapi Bong Hee kesulitan mengambil gambar mereka. Kok tidak bisa? Setelah dilihat, ternyata Bong Hee tidak memotret malah merekam.

“Pabo..” ujar Ji Wook.


Keduanya menghabiskan waktu bersama sambil bergandengan tangan. Makan es krim. Bong Hee terus memperhatikan wajah Ji Wook dan membatin, “Penangguhan. Usahaku yang sia-sia menangguhkannya di moment selanjutnya dan langkah berikutnya.”


Bong Hee menghentikan langkahnya dan menatap Ji Wook dengan tatapan sendu. Ia menarik tangannya dari genggaman Ji Wook namun Ji Wook malah semakin mengeratkan tangannya. Bong Hee melepaskan tangan Ji Wook dan berkata, “Kita harus putus.”

Komentar

  1. awwwwwwww....
    huhuhuhuhuh.... ni couple bnar bnar. . bong hee aaa
    jgn ninggalin ji wook kali. mmng alsn nya buat kbaikn ji wook juga.tpi gmna prsaannya dia??? jstru saat skrng yg sngt sangat butuh dkungn elu.. eh mlah lo jga tinggalin dia krn rsa brslh juga.. hmmmm
    poor ji wook,,,,,,,

    BalasHapus
  2. Wellcomeback puji... Sehat sehat yahh.. Gomawo sinop nya..

    BalasHapus
  3. gomawo sinopsisnya ..ditggu lanjutannya..

    BalasHapus
  4. ditunggu sinopsisnya... sangat2 menantikan....

    BalasHapus

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar jika berkenan. Dilarang copas ya kawan! Happy Reading ^_^

Postingan populer dari blog ini

SINOPSIS I Love My President Though He is A Psycho Episode 1 Bagian 1

SINOPSIS I Love My President Though He is A Psycho Episode 1 Bagian 1 Terdengar seorang pembaca berita mengabarkan jika salah satu orang terkaya di dunia, President N.E Grup baru saja kembali ke China setelah rumor tiga tahun yang lalu dan hubungan inti*nya bersama seorang wanita. Disebuah hutan, seorang wanita berjalan dengan kelelahan melewati semak. Seorang diri, ia tampak putus asa mencari tempat pertolongan. “Qian Chu, kenapa kau tidak bisa datang menyelamatkanku? Aku merindukanmu.” Batinnya.

SINOPSIS My Secret Romance Episode 1 Bagian 1

SINOPSIS My Secret Romance Episode 1 Bagian 1 Sumber gambar: OCN EPISODE 1: Cinta Satu Malam Seorang pria berkemeja putih memasuki sebuah tempat hiburan malam. Ditengah hiruk pikuknya suasana disana, pria itu sama sekali tidak terpengaruh untuk ikut berbaur bersama mereka. Bahkan saat ada wanita bergaun merah menggodanya, pria itu acuh tak acuh. Namun tanpa sepengetahuan pria itu, saat si wanita gaun merah tengah memegang dadanya, terdengar suara jepretan kamera.

SINOPSIS Strongest Deliveryman Episode 1 Bagian 1

SINOPSIS Strongest Deliveryman Episode 1 Bagian 1 Sumber bagian: KBS2 Seorang pria mengendarai motornya memecah kegelapan malam. Dia, Choi Gang Soo (Go Kyung Pyo), seseorang yang tak bisa tinggal menetap disuatu tempat. Setelah dua bulan, dia akan mulai mengepak barangnya dan pergi. Tapi, diwaktu itu, dia membuat banyak masalah. Tubuh bertatonya memberikan kesan ‘aku adalah pria gila di lingkungan ini’ .