Langsung ke konten utama

SINOPSIS What’s Wrong With Secretary Kim Episode 2 Bagian 1


SINOPSIS What’s Wrong With Secretary Kim Episode 2 Bagian 1

Sumber gambar dan konten: tvN


Yoo Shik terkejut mendengar bahwa Young Joon melamar Sekretaris Kim. Lalu bagaimana jawabannya? Young Joon dengan serius berkata kalau Sekretaris Kim langsung mendekatkan wajahnya kearahnya. Kemudian mengendus lehernya.

Semakin antusias, Yoo Shik menanyakan kelanjutan kisah Young Joon. Dengan tampang datar, Young Joon menirukan gaya Sekretaris Kim saat menanyakan apakah dirinya tengah mabuk? Itulah yang Sekretaris Kim ucapkan.





Kontan Yoo Shik tak bisa menahan tawa, Young Joon yang agung telah dipermalukan oleh Sekretarisnya. Young Joon diam, menatap Yoo Shik dengan tampang serius. Nyali Yoo Shik seketika menciut dan langsung menghentikan tawa puasnya.




Young Joon menduga kalau lamarannya belum layak. Dia yakin kalau Sekretaris Kim linglung karena semuanya begitu mengejutkan. Dia pasti sudah terpesona padanya. Yoo Shik dengan hati-hati berkata, “Mungkin dia tidak linglung, dia hanya tidak ingin menikah?”

Young Joon menertawakan dugaan Yoo Shik, “Apakah ada orang seperti itu di dunia ini?”




Dirumahnya, Mi So memikirkan kejadian barusan. Ia kira Young Joon sedang tidak mabuk. Tapi... ia buru-buru menggelengkan kepala. Ia ingin mengenyahkan ingatan tentang kejadian barusan.

Ting Tong! Siapa lagi yang datang? Mi So buru-buru menuju ke depan pintu. Ia memutar matanya dengan malas saat melihat Oh Ji Na disana. Saat membukakan pintu, Ji Na langsung menerobos masuk ke rumah Mi So.




Dimana dia?! Sentaknya sambil mencari-cari keberadaan Young Joon. Dengan tenang, Mi So memberitahu kalau Young Joon sudah pergi satu jam yang lalu. Apa dia tak melihatnya?

Ji Na terdiam, ia barusan sibuk selfi di dalam mobil sehingga lupa untuk mengintai Young Joon. Tak mau kalah, Ji Na ngomel karena Young Joon yang datang ke rumah Mi So. Memangnya Mi So siapa? Apa yang mereka lakukan didalam ruang tertutup seperti ini?!





Mi So menegaskan kalau mereka tak terikat hubungan semacam itu. Ini sama sekali tak seperti yang ia bayangkan. Ji Na masih kesal, “Lalu kenapa dia tidak...”

“tidur dengan Anda?” sela Mi So.

Ji Na tidak menyangkal. Mi So menekankan kalau Young Joon tidak tidur dengan siapapun selama ini. Ji Na mendelik kaget, bagaimana dia bisa tahu?

Mi So mengingatkan kalau usianya 6 tahun lebih tua dari Ji Na. Jadi, lebih baik mereka saling menghormati. Ji Na seketika kikuk, ia pun mengiyakan ucapan Mi So dengan bahasa formalnya.




Mi So tersenyum, Young Joon biasanya pergi ke pesta para untuk bersosialisasi setiap hari Selasa dan Kamis. Dia juga pernah didamprat oleh salah satu wanita yang menyukai Young Joon. Begitu Young Joon tahu, dia langsung meninggalkan wanita tersebut.

Selama melayaninya sembilan tahun, dia memastikan kalau Young Joon belum pernah tidur maupun berpacaran dengan siapapun. Ji Na tak percaya, bagaimana mungkin ada pria seperti itu? jangan-jangan mereka berdua?

“Kami tak menjalin hubungan.”

“Lalu...” ujar Ji Na menduga-duga.

“Dia juga bukan homo.”




Mi So menerangkan kalau Young Joon adalah pribadi yang super narsis. Dia sangat sempurna, hingga menganggap tak ada wanita yang sepadan mendampinginya. Saat pertama kali Mi So bertemu dengannya, dia bahkan bersikap seolah-olah seluruh dunia mengenalnya.




Ji Na tahu akan hal itu, tapi ia menganggap kalau itu menjadi salah satu pesona Young Joon. Mi So menyarankan agar Ji Na mencoba menemukan seseorang yang tulus mencintai dan peduli dengannya. Yang terpenting adalah dirinya.

Ji Na mengerti, dia berterimakasih atas saran Mi So.




“Menurutmu dia sungguh menolak?” tanya Young Joon.

“Ya.”

Young Joon masih belum bisa percaya akan hal itu. Yoo Shik nyeletuk mengatai kalau Young Joon sudah terobsesi pada Sekretaris Kim. Young Joon mengelak. Yoo Shik mengiyakan saja, dia memang tidak terobsesi. Hanya Sekretaris Kim saja yang baik, pintar dan kompeten. Sejujurnya, orang seperti Young Joon masih bisa menemukan sekretaris lain yang seperti dirinya. Dia juga bukan lulusan universitas bergengsi.




Young Joon tak perduli akan semua itu, itu tak ada hubungannya dengan pekerjaan Sekretaris Kim. Yang ia butuhkan adalah Sekretaris Kim. Yoo Shik mencoba sabar, “Sejujurnya, apakah kau menyukainya?”

“Tentu saja.” Jawab Young Joon enteng.

“Maksudku bukan menyukainya sebagai pegawaimu. Kamu menyukai Kim Mi So sebagai sekretarismu atau wanita? Aku menanyakan perasaanmu sebagai pria, bukan Wakil Pimpinan Lee Young Joon.”

Young Joon tak bisa menjawab, yang ia tahu hanya ia membutuhkan Sekretaris Kim. Dia seperti setelan jas yang hanya dijahit untuk dirinya. Ia pun permisi pergi. Yoo Shik hanya bisa menghela nafas lelah, ia sudah mulai membandingkan manusia dengan pakaian.




Mi So mengantar Ji Na keluar. Ji Na senang karena bisa mengobrol, lain kali bisakah ia menghubunginya lagi? Mi So cuma tersenyum terpaksa dan menyuruhnya untuk pulang dengan hati-hati.

Sebelum masuk mobil, Ji Na bertanya “Lalu bagaimana dengan Unnie? Apakah Unni pernah bertemu dengan pria yang perhatian?”




Mi So tertegun mendengar pertanyaan macam itu. Saat kembali ke kamar, ia meraih sebuah buku usang yang disimpan di nakas. Ia tersenyum membaca tulisan anak kecil dengan gambar khas anak-anak.

Disana tertulis “Untuk kakakku, Ayah membeli karamel hari ini. Kakak menyimpan banyak karamel, saudari kita berusaha memakannya. Tapi aku melindungi karamel Kakak.”

*****



Esok harinya, Kim Ji Ah, pengganti Mi So sudah berangkat ke kantor. Mi So berpapasan dengannya, ia menyapanya dan bertanya kenapa dia berangkat pagi sekali. Ji Ah mengaku bersemangat sekaligus gugup.

Mi So menenangkan dirinya, ia kemudian memperkenalkan Ji Ah pada rekan-rekan disana. Semua orang menyambutnya dengan baik kecuali





Young Joon sampai ke kantor, semua orang membungkuk hormat padanya. namun kali ini dia sama sekali tak membalas sapaan mereka. Para karyawan pun merasa aneh, sepertinya sikapnya menjadi sangat dingin. Perubahan sikap Young Joon tak luput dari pengamatan Mi So.

Didalam ruangan, Young Joon masih terus memperhatikan Mi So dari balik tirai. Ia bertanya-tanya apakah Mi So benar-benar menolak lamarannya? Bagaimana bisa ia menghinanya seperti itu?




Mi So menunjukkan semua dokumen yang harus dipelajari oleh Ji Ah. Ji Ah terperangah melihat tumpukan dokumen yang bergardus-gardus. Dalam salah satu map, ia melihat ada foto Mi So dan Young Joon. Keduanya kelihatan masih sangat muda.

Mi So tersenyum, mereka memang selalu mengambil foto saat ada pertemuan. Foto itu diambil sekitar sembilan tahun yang lalu, dimana ia masih berstatus pegawai baru. Ji Ah memuji Mi So, ia tampaknya sudah sangat profesional meskipun baru bekerja.

Tidak juga, Mi So merendah. Ia dulu juga belum bisa, tapi ia tak ingin merepotkan makanya ia terus berusaha sehingga bisa berkembang. Ia menyemangati Ji Ah supaya mau terus belajar. Ji Ah sangat antusias, ia pasti akan berusaha keras.




Mi So menyuruh Ji Ah untuk memberikan dokumen pada Young Joon. Saat Ji Ah pergi, Mi So memperhatikan foto dirinya dan Young Joon sembilan tahun lalu. Tanpa sadar, senyum tersembul dipipinya.



Flashback


Young Joon memarahi Mi So yang terus melakukan kesalahan dalam pekerjaannya. Hal mendasar seperti dress code saja dia tak tahu. Mi So tertunduk meminta maaf. Young Joon tidak mau tahu, katanya dia pekerja keras meskipun bukan lulusan universitas bergengsi. Apakah ini pekerjaan terbaiknya?! Bentak Young Joon.

Mi So menangis mendengar kata-kata kasar itu. lalu apa yang harus ia lakukan? Ia sudah berusaha sekeras mungkin dan tidur dua sampai tiga jam saja untuk beradaptasi dan belajar bahasa inggris.





Ia rindu keluarganya. Makanan disini terlalu berminyak. Tapi Mi So masih berusaha sekuat mungkin. Kenapa dia masih saja terus memarahinya? Memangnya dirinya sudah sangat sempurna?

“Iya, aku memang sempurna! Tidak pernah melakukan kesalahan. Kamu kesal? Maka kerjakan dengan becus. Jika enggan dimarahi, kerjakan dengan sempurna sepertiku.”

Mi So sebal sekali dengan sikap narsis Young Joon yang tak ketulungan. Young Joon tidak perduli, dia akan terus bertemu dengannya setiap hari. Mi So enggan, ia akan berhenti dan kembali ke Korea. Cari orang lain saja, dasar biadab!

Young Joon terdiam saat dirinya dikatai biadab.




Mi So menangis dikamarnya. Bukan karena masih marah dengan Young Joon, tapi karena ia menyesali kata-katanya. Bagaimana dia melunasi hutang-hutangnya kalau dia keluar dari perusahaan? Ia sudah gila.

Ponsel Mi So berdering mendapatkan pesan. Young Joon mengakui keberanian Mi So menantangnya. Ia menyuruhnya untuk berangkat jam 5 besok pagi. Mi So masih terus menangis sambil mengucapkan terimakasih.




Ia kemudian menggotong tempat gantungan baju untuk berlatih memasang dasi. Setidaknya, ia harus bisa memasangkan dari untuknya. Ia akan memastikan dasi Young Joon rapi.




Mi So datang pagi-pagi sekali ke kamar Young Joon. Ia langsung membungkuk saat Young Joon membukakan pintu kamarnya. Ia berjanji akan berusaha lebih keras lagi. Ia akan berusaha dalam berbagai hal.

Young Joon dingin, “Aku tidak bilang akan memecatmu. Bawakan jadwalku hari ini.”

Mi So pun kembali terisak saking senangnya.

Flashback End




Mi So tersenyum mengingat hal itu. Young Joon menegurnya, ia sepertinya sedang bermalas-malasan. Mi So buru-buru bangkit, ia memasang senyum profesionalnya. Ia sedang melakukan serah terima jabatan.

Young Joon tak bisa berkata apa-apa lagi mendengar kata ‘serah terima jabatan’. Karena suasana kikuk, Mi So mengalihkan pembicaraan dengan menawarkan teh hangat. Young Joon menolak, “tak perlu.”




Mi So pergi ke ruangan Young Joon untuk memberitahukan pembatalan pertemuan dengan Tuan Park sore nanti. Karena jadwal kosong, dia meminta izin untuk pulang cepat. Kontan Young Joon mencari-cari alasan, bagaimana akusisi Hotel Illusion?

“Kontraknya sudah ada disana.”

“Bagaimana dengan pencarian dokter?”

“Pertemuannya minggu depan.”

“Urusan renovasi perpustakaanku?”

“Aku sudah buat daftar perusahaan konstruksi.”

“Bagaimana dengan insomniaku belakangan?”

“Sudah kudapatkan pil resep dari Dokter Kwang.”

Young Joon kesal sendiri karena tak punya alasan lagi. Ia menyalahkan Mi So yang sangat cerewet. Mi So tersenyum, dia hanya menjawab pertanyaan saja. Ia pun permisi pergi kalau sudah tak ada hal lain lagi.




Yoo Shik seolah berat untuk menemani Young Joon makan siang. Young Joon mengklaim jika makan siang mereka bagian dari pekerjaan. Dia membahas tentang akusisi hotel Illusion tapi ujung-ujungnya ia membahas masalah Mi So. Sepertinya, dia benar-benar akan berhenti.

Yoo Shik berjanji akan mencoba membantunya. Seperti halnya saat mereka melakukan merger sebuah perusahaan. Bukankah mereka harus berusaha, membuat rekan bisnisnya senang, kemudian melakukan sesuatu untuk mereka?





Young Joon mengangguk. Sama halnya dengan Sekretaris Kim, Yoo Shik tertawa terbahak-bahak karena mengingat Young Joon melamar Sekretaris Kim secara mendadak. Young Joon menatap Yoo Shik serius.

Yoo Shik kontan melenyapkan tawanya. Ia menyarankan agar Young Joon melakukannya secara bertahan, ia harus mengencaninya dulu. Young Joon mengangguk, “ Aku harus mengencaninya.”




Ji Ah sedang sibuk di pantry untuk membuat kopi. Tapi ia tak bisa menggunakan mesin pembuat kopi. Se Ra yang sudah menunggu lama tak tahan lagi, ia pun menunjukkan bagaimana seharusnya dia menggunakan mesin itu.

Ji Ah terpana dan memuji kemampuan Se Ra. Se Ra yang narsis tak bisa menahan rasa senangnya menerima pujian. Ji Ah menambahkan kalau Se Ra sudah mirip Barista di Milano. Ia ingin memotretnya.




Se Ra makin kegirangan. Ponsel Ji Ah berdering, Mi So memanggilnya sehingga ia harus pergi. Se Ra dengan senang hati menawarkan diri untuk menggantikan Ji Ah membuat kopi. Namun begitu Ji Ah pergi, Se Ra baru sadar dan merasa terpedaya oleh Ji Ah.





Mi So mengumumkan pada semua rekannya kalau mereka akan mengadakan pesta nanti malam untuk menyambut Ji Ah. Semua orang tak yakin, biasanya Mi So selalu sibuk menerima telepon dari Young Joon.

Mi So menenangkan, dia sudah izin pulang cepat hari ini. baiklah, mereka berjoget kegirangan dan berjanji akan makan-makan di resto dekat perempatan.




Young Joon berdiri diam melihat karyawannya yang sedang ribut sendiri. Kontan mereka diam menyadari kehadiran bosnya. Young Joon pasang muka datar dan masuk ke ruangannya meninggalkan mereka.




Malam harinya, mereka makan-makan di resto. Se Ra kembali ngomel karena Ji Ah memotong dagingnya terlalu besar. Masa seperti itu saja tak bisa? Ia pun menunjukkan bagaimana seharusnya ia memotong daging. Ji Ah kembali memuji Se Ra, dia sungguh luar biasa.


Ia ingin memotretnya lagi. Se Ra yang narsis pun kegirangan dan pasang pose seksi sambil memotong daging. Ponsel Ji Ah berdering, ia pun pergi ke toilet meninggalkan Se Ra. Mi So tersenyum melihat Se Ra masih sibuk berpose, dia menyuruhnya untuk makan supaya tak kehabisan daging.




Menyadari Ji Ah sudah pergi, Se Ra jadi kesal. Dia sengaja menunggu Ji Ah didepan toilet. Dia tahu kalau Ji Ah sengaja memujinya sehingga ia melakukan semua pekerjaannya. Ji Ah terkejut karena dituduh begitu. Se Ra dengan kesal mengatakan kalau ia akan terus mengawasinya.




Kembali ke meja makan, gelas yang digunakan oleh Jung Chi In pecah. Ia berniat menggantinya, tapi tanpa sengaja malah menyenggol gelas Se Ra hingga airnya tumpah di rok Se Ra. Se Ra berteriak marah.

Mi So berniat membantu, namun stockingnya menyangkut di meja sehingga robek sedikit. Semua orang terdiam, mereka merasa kalau ini sebuah pertanda buruk.




Mimpi buruk mereka pun tiba, Young Joon sampai disana dan membuat suasana jadi kikuk. Ia hanya mendengar kalau mereka membuat jamuan untuk karyawan baru, jadi dia ingin bergabung.


Mereka semua cuma bisa diam sambil duduk kaku dihadapan Young Joon. Young Joon membuka pembicaraan namun masih saja kaku. Ia akhirnya membicarakan soal pekerjaan disana. Mi So dengan hati-hati mengingatkan supaya Young Joon tak membahas pekerjaan. Ji Ah yang masih polos menawarkan agar mereka bermain game saja.

Komentar

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar jika berkenan. Dilarang copas ya kawan! Happy Reading ^_^

Postingan populer dari blog ini

SINOPSIS I Love My President Though He is A Psycho Episode 1 Bagian 1

SINOPSIS I Love My President Though He is A Psycho Episode 1 Bagian 1 Terdengar seorang pembaca berita mengabarkan jika salah satu orang terkaya di dunia, President N.E Grup baru saja kembali ke China setelah rumor tiga tahun yang lalu dan hubungan inti*nya bersama seorang wanita. Disebuah hutan, seorang wanita berjalan dengan kelelahan melewati semak. Seorang diri, ia tampak putus asa mencari tempat pertolongan. “Qian Chu, kenapa kau tidak bisa datang menyelamatkanku? Aku merindukanmu.” Batinnya.

SINOPSIS My Secret Romance Episode 1 Bagian 1

SINOPSIS My Secret Romance Episode 1 Bagian 1 Sumber gambar: OCN EPISODE 1: Cinta Satu Malam Seorang pria berkemeja putih memasuki sebuah tempat hiburan malam. Ditengah hiruk pikuknya suasana disana, pria itu sama sekali tidak terpengaruh untuk ikut berbaur bersama mereka. Bahkan saat ada wanita bergaun merah menggodanya, pria itu acuh tak acuh. Namun tanpa sepengetahuan pria itu, saat si wanita gaun merah tengah memegang dadanya, terdengar suara jepretan kamera.

SINOPSIS Strongest Deliveryman Episode 1 Bagian 1

SINOPSIS Strongest Deliveryman Episode 1 Bagian 1 Sumber bagian: KBS2 Seorang pria mengendarai motornya memecah kegelapan malam. Dia, Choi Gang Soo (Go Kyung Pyo), seseorang yang tak bisa tinggal menetap disuatu tempat. Setelah dua bulan, dia akan mulai mengepak barangnya dan pergi. Tapi, diwaktu itu, dia membuat banyak masalah. Tubuh bertatonya memberikan kesan ‘aku adalah pria gila di lingkungan ini’ .