SINOPSIS Fight My
Way Episode 2 Bagian 2
Sumber gambar:
KBS2
Ae
Ra meraih microphone, benda yang begitu ia sayangi dengan senyum mengembang. Ia
membuka pesta pernikahan Ae Ra dengan cuap-cuap yang begitu mulus. Chan Sook
membiarkannya melakukan apapun semaunya, asalkan dia membiarkannya bernyanyi
sekali.
Dia
pun dengan mulus mempersilahkan Chan Sook untuk naik ke panggung. Chan Sook
bersikap sok terkejut tapi pada akhirnya naik panggung juga. Baru bait pertama
menyanyikan lagunya, Chan Sook sudah fals dimana-mana.
Semua
orang memandangnya dengan nyinyir. Ibu mertuanya malah kesal soalnya anaknya
tidak menikah dengan wanita berpendidikan yang selevel dengannya. Chan Sook masih
terus menyanyi dengan semangat.
Ae
Ra kembali mengambil alih microphonenya. Ia meminta tamu untuk memberikan tepuk
tangannya. Dia mengaku tak menyangka kalau Chan Sook akan menikah duluan
mendahuluinya. Dulu di Pungmul band, dia sangat berbeda.
Chan
Sook dan teman-temannya langsung melongo, takut kalau Ae Ra mengatakan hal
macam-macam. Ae Ra sengaja diam memperhatikan reaksi mereka sebelum melanjutkan
lagi kata-katanya.
“Nona
Park Chan Sook... hanya tahu cara memukul gong. Dia tidak pernah tahu caranya
bersenang-senang dengan pria. Aku tak percaya si bodoh itu bertemu dengan pria.
Dia bertemu dengan partner hidup yang dapat diandalkan dan dia menikah hari
ini. Aku sangat tersentuh sampai ingin menangis.” Ujar Ae Ra mengusap air mata
buayanya.
Ae
Ra mempersilahkan Bibi dari mempelai pria untuk mempertunjukkan penampilannya.
Teman-teman Ae Ra bertepuk tangan, dia mau ganti MC pernikahannya jadi Ae Ra
sajalah. Dia memang tidak berubah kalau memegang microphone.
Chan Sook juga
sepertinya suka dengan kinerja Ae Ra dan menunjukkan tanda love menggunakan dua
jarinya.
Ae
Ra bergabung bersama mereka. Dia mengatakan pada Chan Sook kalau ia tidak
pernah merebut pacarnya, jadi jangan merasa berhutang padanya. Chan Sook
memeluk lengan Ae Ra dengan manja, terimakasih.
Dibelakang
kursi Ae Ra, ada empat tamu pria yang terus memperhatikannya. Salah satu dari
empat pria itu adalah Moo Bin. Mereka berempat sama-sama terpesona akan
kepintaran Ae Ra.
Dong
Man pulang ke rumahnya membawakan alat massage untuk ibu. Ibu sih senang, tapi
harusnya Dong Man menggunakan uangnya untuk keperluannya sendiri. Dong Man
sudah berniat mengajak mereka makan diluar, kenapa Ibu menyiapkan makanan untuk
ulang tahunnya sendiri? Berhentilah mengeluh punggungnya sakit.
Ibu
akan menggunakan alat pemberiannya, tapi pasti mahal. Ayah kelihatan tidak
senang mendengar pembicaraan mereka, jangan cerewet dan makan saja. Dong Man
tidak suka ayahnya membentak Ibu, dia sudah 60 tahun. Berhentilah meneriakinya.
Ayah menatap Dong Man dengan dingin, darimana dia mendapat uang (untuk membeli
alat itu)?
“Aku
mendapatkannya. Aku tidak mencuri.”
“Apa
kau bahkan kerja? Kau kerja paruh waktu, kan?” cecar Ayah.
Ibu
meminta ayah meredakan kemarahannya, karena sikapnya yang sudah membuat Dong Man
jarang pulang. Ayah menyarankan supaya Dong Man bekerja menjadi instruktur
taekwondo. Untuk apa dia bekerja di bidang lain?
“Ayah.
Jika kau melihat namaku di website, artikel tanggal 3 November 2007 masih
muncul. Siapa yang akan memberi pelajaran kepadaku? Siapa?”
“Berhentilah
bersikap pengecut. Apa itu masih mengganggumu? Kau sangat menyedihkan. Bagaimana
kau bisa hidup dengan enak jika kau masih memikirkan itu?”
Iya,
Dong Man memang tidak pernah bisa hidup dengan enak. Ia hanya bisa hidup hari
demi hari seadanya. Yang bisa ia lakukan hanya taekwondo dan ia tak bisa
mendapatkan uang dari hal lain. Dia tidak akan mendekati taekwondo lagi. Ayah
heran, kenapa dia masih saja marah..
Bukan
marah! Dong Man cuma takut hal itu akan kembali terulang. Ia tidak mau
memikirkannya. Andai saja ayah tidak kehilangan koneksi waktu itu, ia tidak
akan tereliminasi. Jika Ayah tidak gagal berbisnis, ia tak akan ikut kompetisi
itu.
Ibu
meminta mereka meredam suaranya, Dong Hee bisa dengar suara mereka. Dong Man bergetar
marah, “Kau (ayah) orang yang seharusnya melindungi Dong Hee, bukan aku. Kenapa
harus aku? Kenapa selalu aku?”
Selama
perjalanan pulang ke Seoul, Dong Man terus murung. Ia sepertinya menyesal
dengan apa yang barusan ia ucapkan pada kedua orangtuanya. Ia mengetukkan
kepalanya ke dinding bus dengan pelan.
Chan
Sook membawakan berbotol-botol wine untuk Ae Ra. Dia sudah menyelamatkannya
hari ini. Ia boleh meminum apapun disana. Tapi baru minum satu gelas wine, Suami
Chan Sook sudah datang mengajak istrinya untuk menyambut tamu lain.
Chan
Sook pun terpaksa pergi. Bertepatan saat itu, empat orang pria yang dari tadi
menaruh perhatian pada Cindy Jung menghampiri mereka. Chan Sook meminta mereka
berempat menjaga temannya.
Ae
Ra membuka tutup botol bir dan melakukan trik menuangkan bir dengan lihai. Mereka
semua terpana, tak menyangka seorang wanita bisa melakukan trik semacam itu.
Bagaimana yang mengatakannya..
“Aku
ini unik. Aku wanita unik.” Klaim Ae Ra.
Unik?
Ae Ra sudah menggunakan bahasa inggris. Dia mendapatkan hukuman untuk meminum
birnya. Tiga pria itu kontan berubah jadi pahlawan kesiangan yang berebut ingin
minum bir-nya demi membantu Ae Ra. Ae heran sendiri, dia akan meminumnya
sendiri saja.
“Cindy,
katakan kepada kami. Siapa yang akan kau pilih?” ketiganya kembali berebut.
Daripada
ribet, Ae Ra meletakkan gelas bir-nya dihadapan Moo Bin. Dia saja yang
meminumnya, dia yang paling diam. Tiga teman Moo Bin coba menghalanginya, tapi
Moo Bin langsung menenggaknya tanpa ragu. Haduh.. mereka bertiga menghela nafas,
terlambat, mereka dalam masalah.
Dong
Man berdiri didepan gedung latihan atlet taekwondo. Ponselnya berdering, ia
mengiriminya sms, dia meminta menelepon ayah. Kalau dia tidak meneleponnya, dia
tidak akan bisa tidur. Dong Hee juga akan kecewa padanya. Dong Man cuma
menghela nafas membacanya.
Didalam
gedung latihan, Jang Ho dan dua atletnya sedang menonton pertandingan
taekwondo. Dua atletnya memuji jurus yang digunakan oleh atlet dalam tv. Namun
Jang Ho tidak sependapat, kaitannya lebih bagus dari tendangannya. Dua atlet
Jang Ho protes, kenapa pelit banget sama pujian sih? Mereka menatap foto Dong
Man di dinding, apa dia lebih baik darinya?
“Kau
terlalu meninggikan dirimu. Sedangkan, dia (Dong Man) terlalu meremehkan
dirinya sendiri.”
Pintu
gedung terbuka, Dong Man membawa makanan yang ia dapatkan dari Ibunya. Ia ingin
minum dengan pelatihnya. Salah satu atlet Jang Ho tanya, apa benar kalau
memang Dong Man pemilik tendangan hebat itu? Mari mereka bertanding, ia ingin
mempelajari gerakannya.
Pria
itu sinis, dia mau tahu seberapa kuatnya Dong Man sampai pelatih terus
membanggakannya. Ia sangat cemburu. Jang Ho coba menghentikan omongan atlet
itu, apa dia mabuk?
Pria
itu tetap menantang Dong Man, dia mau taruhan 100 dollar. Dong Man masih tidak
merespon tantangannya. Baiklah, pria itu pun bangkit untuk tidur. Mungkin orang
seperti Dong Man tidak bangga bermain taekwondo makanya memilih menjadi orang
biasa. Ia tak akan berlaku adil kalau harus bertanding dengan petarung pro
sepertinya.
Dong
Man mulai tersulut, tatapan matanya menajam, “Ayo lakukan. Ayo bertarung.”
Jang Ho senang Dong Man mau bertanding setelah sekian lama. Dia berniat memasangkan
pelindungnya tapi Dong Man menolak, ia tidak akan menggunakannya. Baiklah, toh
dia juga pemain profesional.
Pertandingan
dimulai, baru beberapa detik saja Dong Man sudah menerima pukulan wajah dari
lawannya. Dong Man coba melakukan tendangan putaran, tapi dengan mudah lawan
mematahkan serangannya.
Ia
tertawa mengejek, kata pelatihnya gerakan dia cepat? Dong Man kembali berusaha
melayangkan pukulan namun lawannya makin bringas dan memojokkan Dong Man kemudian
terus memukulinya.
Jang Ho melihat ada keanehan pada sikap Dong Man. Ia kelihatan kesal dan menyuruh kedua
menyudahi pertandingannya. Dia mau jualan sundae! Jang Ho mendesis kesal
sambil pergi, kunyuk itu jadi tidak berguna.
Dong
Man menghampiri pelatihnya yang tengah menyiapkan barang dagangan. Dia mau
berjualan dekat rumahnya kan? Dong Man mau meminta tumpangan. Dirinya
benar-benar tak bisa bertarung lagi sekarang, ia benar-benar bodoh.
Jang Ho meleparkan tisu, lap dulu mulutnya itu. Dong Man merasa lega, enak rasanya
sudah dipukul. Jang Ho kesal dengan ucapannya, pergi saja sana, nyuk!
Moo
Bin terus muntah tanpa henti dan Ae Ra harus menepuki tengkuknya. Kalau dia
tidak bisa minum, harusnya dia menolaknya. Dia sudah membuat mereka tidak
nyaman. Moo Bin mengatakan kalau ia melakukannya karena permintaan Ae Ra, ia
tidak bisa minum dan mengambil resiko demi dia.
“Ini
pertama kalinya kau minum untuk perempuan?”
Kalau
begitu, Moo Bin ingin balik membuat permintaan untuk Ae Ra. Baiklah, Ae Ra
menyetujuinya. Moo Bin memintanya untuk naik bus saat pulang nanti. Ae Ra
keheranan, temannya tadi bahkan berebut ingin mengantarnya. Moo Bin tetap
menyuruh Ae Ra untuk naik bus, ini soal 1000 dollar.
Flashback
Salah
satu dari tiga pria tadi mencari informasi tentang Cindy Jung di internet.
Akhirnya mereka tahu kalau Ae Ra bukanlah Cindy Jung. Kesal dikerjai, mereka
ingin membuat pembalasan. Moo Bin membela Ae Ra, dia yakin ia melakukannya
karena sebuah alasan.
Teman-temannya
tak perduli, mereka bertaruh mobil siapa yang ditumpangi oleh Ae Ra akan
mendapatkan 1000 dollar. Dan kalau ada yang bisa membawanya ke hotel, mereka
mendapatkan bonus 2000 dollar. Mereka cekikikan sambil chattingan saat ngobrol dengan
Ae Ra. Jangan di hotel, motel aja.. bukan kelasnya untuk dibawa ke hotel.
Flashback end
Ae
Ra membaca semua chattingan mereka di grup. Dia menyuruh Moo Bin menunggunya
diluar nanti dia akan menyusul. Ae Ra membasuh wajahnya, matanya memerah dan
air mata tampak mengalih dipipinya. Tentu saja, perasaan wanita mana yang tidak
sakit direndahkan semacam itu.
Dia
kemudian menelepon Dong Man untuk meminta dijemput. Ia tidak bisa pergi
sendiri, ia malu, jadi datanglah.
Dong
Man sedang membantu menjual sundae, ia menolak permintaannya, memangnya dipikir
dia sopirnya apa. Tapi begitu mendengar suara serak Ae Ra, Dong Man langsung
cemas dan menanyakan keberadaannya.
Ia
pun bergegas pergi dari tempat sundae Jang Ho. Tanpa dikatakan pun Jang Ho
sudah menebak kalau barusan adalah gadis microphone yang menelepon Dong Man. Hanya
microphone bodoh yang bisa membangunkan Hulk yang tidur.
Begitu
ke tempat parkiran, tiga pria langsung mengerubuti Ae Ra. Saling berebut
menawarkan diri mengantarnya. Ae Ra menolak dengan sopan, dia pulang sendiri
saja. Mereka bertiga menunjukkan mobil mewah mereka dengan bangga, yah saling
mengungguli satu sama lain.
Ae
Ra tak tahan lagi, dia mengepalkan tangannya kemudian meregangkan otot
lehernya. Dia menuju ke tiga mobil mewah itu kemudian mematahkan spion
mobil-mobil itu meluapkan kekesalannya.
“Dengarkan.
Aku takkan mengulangi. Aku bukan Cindy Jung tapi Choi Ae Ra dari Lucky
Department Store. Berikan tagihan atas perbaikan spion kalian. Aku akan
memberikan 1,000 dolar kalian. Aku akan membayar kembali. Pastikan bawa tanda
terima dan datang untuk dapat pembalasan.”
Dasar
psiko! Umpat salah satu dari mereka dengan gemetaran. Ae Ra meremehkan pria itu,
ngomong saja tidak becus. Kalau mereka bertemu lagi, dia akan menunjukkan
bagaimana psiko yang sesungguhnya. Mereka bisa mempertaruhkan hidup mereka
dengan 1000 dollar.
Ae
Ra berjalan pergi. Namun salah satu dari mereka tidak terima spionnya di rusak.
Memangnya dia siapa berani merusak spionnya? Apa gadis penipu punya kebanggaan?
Ae Ra marah mendengar cercaannya, kalau memang dirinya penipu maka dia adalah
br*ngs*k rendahan! Apa karena pertaruhan 2000 dollar mereka?
“Hanya
karena ini pertaruhan antara kami. Kau tidak seberharga 200 dolar.”
“Aku
takkan tidur denganmu jika itu 20jt dolar. Kau tidak bisa mendapat gadis untuk
tidur tanpa uang.”
Plak!
Pria itu menampar Ae Ra sampai Ae Ra jatuh. Bertepatan saat itu pula, Dong Man
sampai disana dan melihat apa yang mereka lakukan pada temannya. Pria itu
menarik Ae Ra berdiri secara paksa, ia mengumpatinya dan mengatainya sebagai j*l*ng.
Ia kembali mengangkat tangannya untuk menampar wajah Ae Ra.
YAK!!!!
Teriak Dong Man murka. Ae Ra panik melihat kedatangannya, ia menyuruh mereka
semua masuk mobil sekarang juga. Panggil polisi juga. Cepat!
Dong
Man berlari menuju pria yang menampar Ae Ra. Pria itu coba melindungi diri
dengan kursi kayu, namun Dong Man mampu menendang kursi kayu itu sampai
berkeping-keping. Ia kemudian menampar wajah pria itu dua kali. Pria itu
kesakitan.
“Sakit,
kan? Lalu kenapa kau memukul dia? Kenapa kau menampar wanita?” Dong Man dengan
mudah menggeplak kepalanya dan memelanting kakinya.
Ae
Ra memisahkan mereka berdua. Dong Man menurut diajak Ae Ra pergi. Tapi pria
tadi masih terus mengumpati Ae Ra dan mengatainya dengan kata-kata tak pantas.
Ae Ra kesel sendiri, kalau mau hidup, jaga mulutnya. Dong Man tidak mau
memberikan ampun lagi, dia berlari ke arahnya dan..
Mereka
semua berakhir di kantor polisi. Pria tadi babak belur, dan membuat pengakuan
seolah Dong Man menyerangnya tanpa alasan. Ae Ra jadi kesal, dia memang pantas
di pukul kok. Kenapa juga cuma dia yang ditanyai?
“Nona,
lihat ini? Lihatlah sebelum kau berbicara. Ditambah, untuk Ko Dong Man.. jika
dia memukul orang, itu artinya ini percobaan pembunuhan. Kenapa bintang
taekwondo Korea memukul warga sipil?”
Pria
itu juga menyuruh polisi menangkap Ae Ra, dia kkotbaem (pengeruk harta orang). Kontan
Dong Man bangkit dari duduknya dengan tak terima. Bersamaan dengan itu,
datanglah Jang Ho yang akan menjadi penanggungjawab Dong Man. Pria tadi
langsung menolak bicara, dia tidak mau bernegosiasi.
Bukannya
mengurusi masalah Dong Man, Jang Ho malah kepo dengan kondisi pria itu. Apa
giginya copot dua? Apa tulang iganya patah? Pria itu membenarkan. Dong Man
senang, pada masa kejayaannya, Dong Man bisa membuat dua gigi lepas dengan satu
pukulan dan mematahkan tiga tulang iga sekali tendangan. Ia yakin kekuatannya
masih bisa kembali.
Pria
itu mengatai mereka semua sudah gila. Pokoknya dia tetap ingin memenjarakan
Dong Man. Beraninya atlet bodoh memukulnya? Pamannya adalah hakim di Kantor
Kejaksaan Jeonju.
Jang Ho tidak terima. Ae Ra langsung berhadapan dengan pria itu, dia
mempersilahkannya untuk memenjarakan Dong Man. Dia tahu kan siapa dirinya? Ia psycho.
Tidak semestinya seseorang yang cuma sepupu hakim bertingkah begitu.
Jika
Dong Man dipenjarakan, dia akan datang ke RS-nya setiap hari. Ia akan memasang
chatting kotornya di pintu RS. Ia akan mengikutinya sampai mati. Mau menikah?
Dia bahkan akan membawa chattingan itu di wisuda anaknya!
Hehe..
Moo Bin kelihatan makin terpesona dengan Ae Ra. Sedangkan Dong Man mesem
kesenengan dibela sama Ae Ra.
Dalam
perjalanan pulang, Dong Man terus menunduk. Ae Ra menyuruhnya jangan menatap ke
bawah, dia tidak melakukan kesalahan. Dong Man berjanji akan membayarnya
kembali. Dia sudah menabungnya untuk menikah.
“Aku
takkan menikah. Cepat. Aku lapar.” Ae Ra menggandeng tangan Dong Man.
Mereka
berdua duduk di bangku taman, ini pertama kalinya Dong Man menggunakan
tendangannya setelah sekian lama. Ae Ra tanya, apa dia senang? Ini juga pertama
kalinya dia memegang microphone setelah sekian lama. Dong Man balik tanya, apa
dia senang?
“Kau
hebat saat kau menendang, kan? Begitu juga aku saat memegang mic.”
Ae
Ra kesakitan saat dia bicara. Dong Man panik memeriksa mulutnya, harusnya tadi
dia bunuh saja b*jing*an itu. Ae Ra heran sendiri, dia bahkan tak bisa
melindungi dirinya tapi selalu mencoba melindungi orang lain.
“Hei,
kita kan bukan orang asing. Aku bisa hidup malu, tapi kau tidak boleh. Jangan
biarkan orang lain berpikir rendah akan dirimu.”
“Kenapa
hidupmu sungguh memalukan?”
Dong
Man menunduk, dia adalah atlet yang bodoh. Ae Ra tahu sih kalau memang Dong Man
bodoh, tapi dia tidak timpang kok. Ia yakin Dong Man akan menjadi besar. Dong
Man kembali menunduk, tapi semua orang menganggapnya timpang.
“Apa
mereka tahu? Aku sudah mengenalmu selama 20 tahun. Tak ada yang mengenal kau
lebih dariku. Percaya kepadaku. Tidak peduli apa yang orang katakan kau akan
berhasil. Dan kau kan masih muda. Kau akan menjadi sesuatu. Kau akan berhasil.
Aku yakin.”
Ae
Ra mengajaknya pergi makan ceker ayam. Tapi Dong Man malah merengkuh
pinggangnya dan menangis memeluknya. Ae Ra tidak yakin, dia menangis? Dong Man
ingat dulu saat kecil Ae Ra selalu memeluk Sul Hee kalau menangis. Ia
menuntutnya supaya menepuk punggungnya.
Ae
Ra masih agak heran sih, tapi dia menuruti permintaan Dong Man dan memberikan
tepukan menenangkan. Dong Man menyuruhnya berhenti pergi dengan pria jahat. Berhenti
membuatnya marah. Dia baru saja dibuang Moo Ki dan pulang menangis.
Kontan
Ae Ra memukul kepalanya. Dong Man protes soalnya dipukul sangat keras, kalau
begitu mulai sekarang jangan biarkan orang lain memukulnya. Jangan menangis. Jangan
merusak kaca spion. Dan.. pergi saja (kencan) dengannya. Ia akan menghabiskan
waktunya dengan Ae Ra.
“Apa
maksudmu? Kau mabuk?”
Dong
Man canggung dan segera mengubah topik, “Pergi. Mari minum soju dan makan ceker
ayam saja. Ayo pergi.” Ia pun menggandeng tangan Ae Ra.
Kembali
ke masa kecil mereka, meskipun belajar taekwondo, dulunya Dong Man anak yang
lemah dan cengeng. Ae Ra harus mengusir anak yang membulinya. Dia meyakinkannya
dan menyuruhnya menyembunyikan kenorakannya. Lawan mereka, dan katakan pada
dirinya sendiri untuk tidak menangis lagi.
Dong
Man kecil berhenti menangis, tapi dia masih tidak mau menikah dengan Ae Ra.
Kontan Ae Ra kesal dan memukul wajah Dong Man, dia juga tidak mau menikah
dengannya. Wkwkwk.. Dong Man kecil pun mewek lagi jadinya.
Daebak..
BalasHapusAhhhhh friendzone sllu mnggemaskan
BalasHapusHahahahaaaa keren bgt....kim ji won terlahir memang untuk jdi wanita cantik dan pintar
BalasHapushhaha suka bgd ngliat ni couple,,,lucuuuu bgd bkin gemesss gk sbar nggu sinop slnjutny,,,smgt cingu
BalasHapusDrama yg aku tunggu tunggu nih...next couple favorit 👏👏👏
BalasHapusCieee,, gamparan tanda sayang,,, wkwkwk :D . Btw, makasih penulis,, semoga sehat dan sukses selalu ya,, amiinn,, keep Fight!
BalasHapus