SINOPSIS My Sassy
Girl Episode 6
Sumber gambar:
SBS
Da
Yun berdandan secantik mungkin sebelum menemui Gyun Woo di festival lentera.
Gyun Hee memujinya habis-habisan. Dia meminta maaf atas keributan yang sudah
dibuatnya. Ia salah mengira kalau itu hadiah dari kakaknya.
“Apakah
dia bahkan membawakanku hadiah sejak awal?” tanyanya dingin.
“Tentu
saja. Itu kesalahanku.”
“Akan
kucari tahu apakah kamu berkata jujur saat aku menemui Gyun Woo hari ini.”
Joon
Young tengah melatih kemampuan pedangnya. Dia membayangkan lawan menyerangnya
dari berbagai arah dan ia berhasil menebas semua lawannya itu. Joon Young masih
memikirkan masalah Hye Myung.
Sebelumnya,
dia pergi menggrebek tempat orang-orang yang menyebarkan rumor tentang Tuan
Puteri Hye Myung yang kabur dari istana. Tapi sesampainya di tempat para
penyebar rumor itu, mereka semua sudah menghilang tanpa meninggalkan jejak.
Byul
dan Young Shin menemui Joon Young. Keduanya saling kontak mata dengan khawatir
dan memberitahukan bahwa Tuan Puteri kabur dari istana. Joon Young menyalahkan
Byul yang sudah membiarkan hal semacam ini terjadi.
“Maafkan
aku.”
“Jika
Yang Mulia sampai tahu, dia akan menghukumnya dengan lebih berat. Tolong bantu
kami.” Ujar Young Shin cemas.
Tanpa
disadari, Dayang Ratu Park mendengar pembicaraan mereka. Ia pun langsung
melaporkannya pada Ratu Park. Ratu Park tersenyum licik, Tuan Puteri keluar
istana lagi?
Di
tempat perburuan, anak buah Ki Joon melaporkan sesuatu padanya. Menteri Park
bertanya, apa yang terjadi?
Ki
Joon tersenyum licik, dia rasa malam ini akan menjadi malam panjang. Menteri
Park keheranan, apa maksudnya? Mentari saja sekarang masih bersinar terang.
Bos
Preman, Do Chi memarahi anak buahnya yang tidak bisa menangkap para cecunguk
rendahan itu. Wol Myung datang ke tempat Do Chi, “Apa kau Do Chi?”
“Apa
maumu?”
Hye
Myung menghabiskan waktunya berkeliling tempat festival lentera. Dia
melihat-lihat cincin disana tapi tak bisa menemukan cincin giok disana. Sambil
mencari, dia iku menonton pertunjukan rakyat disana.
Da
Yun bersama para pengikutnya berjalan dengan anggun. Chang Hui yang sudah
menunggunya pun menyapa dia. Ia berjongkok dihadapan Da Yun dan menyodorkan
buket bunga. Da Yun dengan ogah-ogahan menerima bunga itu kemudian
memberikannya pada pelayannya, Mal Geum.
Chang
Hui kemudian memberikan surat untuknya. Da Yun membaca surat yang isinya cuma
pujian-pujian lebay. Dia pun menengadahkan tangannya dan Mal Geum dengan sigap
memberikan pena padanya.
Setelah
membaca surat Chang Hui sampai selesai. Ia mengembalikan surat itu, “Sayang
sekali kertas dan tintanya dihambur hamburkan. Kamu sebaiknya berfokus belajar
di kala senggang. Aku sudah ada janji, jadi, aku pergi dahulu.”
Chang
Hui bengong tidak mengerti maksud Da Yun. Begitu dia membuka surat yang
dikembalikan Da Yun, dia melihat suratnya banyak dikoreksi oleh Da Yun. Ia
meremasnya dengan marah, dia sudah memberikan 30 yang dan ia mendapatkan sampai
semacam ini.
Ia
pusing kepala dibuatnya. Teman-temannya cuma bisa berdehem menahan tawa. Mereka
bertanya-tanya, apakah Da Yun akan menemui Gyun Woo? Chang Hui melotot kesal,
Gyun Woo?
Yap.
Memang benar kalau Da Yun pergi untuk menemui Gyun Woo.
Tak
jauh darisana, Hye Myung melihat mereka berdua “Dia bahkan tidak menampakkan
diri selama dua hari. Akan kuberi kamu pelajaran.”
Da
Yun penasaran dengan alasan Gyun Woo yang sepertinya sangat menginginkan cincin
giok itu kembali. Apa itu milik pacarnya? Gyun Woo mengelak, jangan salah
paham. Ia menyimpannya mewakili seseorang.
Da
Yun sungguh menyukainya dan sempat berfikiran untuk tidak mengembalikannya.
Sejujurnya, dia ingin memainkan perasaannya dengan mengulur waktu. Tapi dia
tidak bisa melupakan bagaimana putus asanya Gyun Woo menginginkan cincin itu
kembali.
Terimakasih.
Sebagai gantinya, Gyun Woo memberikan hiasan hanbok untuk Da Yun. Da Yun sungguh
senang melihat hiasan cantik itu.
“Sayang~~”
seru seseorang.
Gyun
Woo melotot kaget melihat Hye Myung bersikap genit dan begelayut manja
dilengannya. Apa dia datang kesana untuk menemui wanita lain padahal dia sudah
memilikinya?
Gyun
Woo mengibaskan tangan Hye Myung, “Sayang?”
Da
Yun memarahi Hye Myung dan menuduhnya sebagai penguntit Gyun Woo. Siapa dia?
Hye Myung mengaku sebagai pacar Gyun Woo dan mereka berdua sudah bermalam
bersama. Dia bahkan sudah mencoba membuka tali hanbok-nya disana.
“Astaga,
ada apa denganmu?” Gyun Woo kesal.
“Kamu
seharusnya sudah melaporkannya. Tidak ada obat untuk keobsesifan ini.”
Apa?
Hye Myung marah-marah dikatai obsesif. Da Yun kesal dengan kelancangan Hye
Myung, memangnya dia dari keluarga mana. Hye Myung nyinyir mendengar
pertanyaannya, sepertinya dia sudah biasa menggunakan kekuasaan keluarganya.
Gyun
Woo yang tidak mau memperumit masalah pun langsung menyeret Hye Myung pergi
dari sana. Da Yun masih menahan amarahnya melihat kepergian mereka. Semua
pengikut Da Yun menghampirinya, apa dia baik-baik saja? Siapa wanita itu?
Gyun
Woo terus menyeret Hye Myung yang memberontak, apa yang sebenarnya dia lakukan
disana? Jelas, alasan Hye Myung kesana untuk menemukan cincin gioknya. Bagaimana
dengannya? Apa yang dia lakukan disana?
Gyun
Woo sedang berusaha mendapatkan cincin giok itu, ia pun berniat mengeluarkannya
cincinnya. Tapi Hye Myung sudah duluan menendang betisnya, dia bertindak
seperti cendekiawan yang paling sopan di istana. Tapi di luar, matanya
terbelalak mencari wanita. Dia tidak akan termakan kebohongannya.
Se
Ho dan Gwang Soo menghampiri Gyun Woo. Seketika Hye Myung memasang tampang
manis. Se Ho mengernyit, siapa wanita cantik ini? Apa dia musuhnya?
Hye
Myung komat-kamit kesal. Gwang Soo buru-buru mencairkan suasana dan menebak
kalau dia pasti pacarnya Gyun Woo. Hye Myung kembali memasang wajah manis. Mereka
pasti temannya Gyun Woo, sejak Gyun Woo jatuh cinta padanya, dia selalu
mengejar-ngejarnya. Dia cuma ingin meluruskan kesalahpahaman.
Se
Ho mengaku sudah memesan tempat yang bagus, ia menawarkan Hye Myung untuk
bergabung bersama mereka. Gyun Woo menolak, dia harus segera pergi. Namun Hye
Myung buru-buru menyangkal, dia akan bergabung bersama mereka.
Gyun
Woo menghentikan Hye Myung, “Kau kira apa yang kau lakukan?”
“Katanya
orang-orang berteman dengan yang sifatnya sama. Akan kucermati apakah kau
pantas mengajari Pangeran.”
Ibu
Suri berbincang ria dengan Ratu Park. Hari ini adalah hari festival lentera
dimana para muda-mudi berkumpul dan berpesta. Rasanya sesak harus terkungkung
di istana. Dulu ia menghabiskan malam untuk bersenang-senang.
Ia
mengedipkan mata, apakah mereka harus merahasiakannya dari Raja dan pergi ke
Namsan? Itu tempat terbaik menghabiskan malam festival lentera. Ratu Park
merasa akan menyenangkan kalau Tuan Puteri yang masih sangat muda bisa
menikmati festivalnya.
“Lantas,
kita bertiga bisa pergi. Haruskah kita mengajak Pangeran juga?”
Ratu
Park tidak menyetujui saran itu, ia khawatir Raja mengetahuinya. Ibu Suri
membujuknya, lagipula Raja akan kembali dari perburuan besok. Ratu Park
tersenyum penuh kepalsuan, “Tapi Anda tidak pernah tahu.”
Permainan
Raja? Hye Myung mendelik kaget. Tampaknya tidak pantas bermain gim yang
meniru-niru Raja. Gyun Woo dengan hati-hati menjelaskan kalau permainan ini
tidak bermaksud mencela Raja. Jangan salah paham.
Seketika
Hye Myung mengubah ekspresi wajahnya menjadi manis. Apa maksudnya? Akan lebih
menyenangkan kalau permainannya tidak pantas. Mari mereka bermain sekarang. Se
Ho pun mengocok batang bambu kemudian mereka memilihnya satu-satu. Siapa yang
menjadi Raja?
Gyun
Woo dengan percaya diri menunjukkan batang bertuliskan ‘Raja’. Lalu yang kalah? Hye Myung tersenyum getir menunjukkan
batangnya yang menunjukkan tulisan ‘kalah’.
Gwang Soo menyarankan supaya Gyun Woo tidak terlalu keras pada Hye Myung.
Namanya
juga bermain gim, Gyun Woo tidak mau menahan diri. ‘Aku wanita gila dan obsesif’ Ia menyuruh Hye Myung mengatakan hal
itu dengan lantang agar semua orang bisa mendengarnya.
Gwang
Soo kasihan karena itu terlalu berlebihan. Gyun Woo tetap bersikeras
menginginkan hukuman itu. Kalau memang tak mau melakukannya, ia mempersilahkan
Hye Myung untuk pulang.
Hye
Myung bangkit dengan kesalnya. Gyun Woo memuji keputusannya untuk pulang.
Bukannya pergi, Hye Myung malah berteriak dengan suara lantang berulang kali
menyatakan dirinya sebagai wanita gila dan obsesif.
Perhatian
semua orang tertuju padanya. Para pengikut Da Yun menganggap kalau wanita itu
sudah mencemarkan nama baik seluruh wanita Hanyang. Da Yun memperhatikannya
dengan geram. Dia bertanya pada Gyun Hee, apa dia pernah melihat dia sebelumnya?
Seperti
perkataannya, Gyun Hee yakin kalau wanita itu gila dan tidak punya hubungan
dengan Oraboni-nya. Bala Da Yun tidak terima karena wanita itu sudah melecehkan
Da Yun, berarti melecehkan mereka juga. Ayo mereka beri pelajaran pada wanita
ceroboh itu.
“Haruskah
kita melakukan itu?” tanya Gyun Hee.
Da
Yun tidak menjawab dan pergi darisana.
Giliran
Hye Myung yang menjadi Raja. Gyun Woo dengan senang hati menunjukkan batangnya,
bukan dia yang kalah. Gwang Soo dengan getir menunjukkan batangnya, dia yang
kalah, katakan saja apa hukumannya.
“Tukar
batangnya. Kalian yang bilang, Ini
permainan. Kita harus mengikuti aturan.”
Dengan
senang hati, Gwang Soo memberikan batang kekalahannya pada Gyun Woo. Gyun Woo
protes karena itu tidak adil. Tapi Hye Myung tidak mau menerima penolakan,
berani-beraninya dia menolak titah! Ikat dia dan pukul!
Tuan
Chun Myung bersama dua gisaengnya melihat Gyun Woo yang sedang dipukuli oleh
dua temannya dan Hye Myung. Mereka mengenali Gyun Woo, tapi siapa wanita
ceroboh yang memukulinya?
Chun
Myung cuma tersenyum, “Astaga. Dia pasti keluar lagi.”
“Kamu
mengenalnya?”
“Tentu
saja. Dia orang bergengsi yang levelnya jauh di atas kita.”
Gyun
Woo berjalan sambil memegangi perutnya yang terasa nyeri. Dia menyuruh Hye
Myung untuk pulang sekarang. Hye Myung tidak mau, sayang kalau sudah keluar
tapi tidak menerbangkan lentera. Terserah dia saja, tapi Gyun Woo tidak akan
menemaninya.
Gyun
Woo pun pergi. Hye Myung sebal “Baiklah. Pergi saja sana. Aku tidak memintamu
tinggal.”
Hye
Myung berniat berkeliling tempat festival. Tapi ditengah jalan, dia malah
dihadang oleh gerombolan pengikut Da Yun. Tak mau berhadapan langsung, mereka
malah mendorong Gyun Hee untuk menghadapinya.
Gyun
Hee sok pasang tampang sangar dan melipat tangan didepan dada, “Selayaknya satu
orang bisa merusak reputasi keluarga, kamu merusak reputasi semua wanita di
Hanyang.”
Gyun
Woo baru ingat kalau dia belum mengembalikan cincin giok Hye Myung. Bertepatan saat
itu pula, Joon Young datang menegurnya.
Pengikut
Da Yun menuntut Hye Myung supaya dia memohon maaf pada Da Yun. Hye Myung
meremehkan mereka, kalau memang butuh sesuatu darinya, ya datang sendiri
padanya. Memalukan sekali baginya menyuruh para bawahannya yang berbicara.
“Apa?
Bawahannya? Kau tak tahu malu!”
Hye
Myung melihat botol soju kosong tergeletak di tanah. Ia menendangnya kemudian
menangkapnya dengan lihai. Ia mengacungkan botol itu seolah ingin memukul
mereka. Mereka ketakutan. Hye Myung tersenyum puas kemudian melemparkan botol
itu ke udara, ia menendangnya sampai-sampai hancur berkeping-keping.
“Jika
kalian mau melawanku, silakan saja coba.”
Mereka
semua ngeri dan kabur begitu saja. Tapi begitu mereka semua pergi, seseorang
muncul dibelakang Hye Myung kemudian memukul tengkuknya hingga ia pingsan.
Disisi
lain, Gyun Woo membawa Joon Young ke tempat terakhir kali dia meninggalkan Hye
Myung. Tapi sayangnya dia sudah pergi. Joon Young jelas marah, bagaimana bisa
dia tidak mengajak Tuan Puteri kembali ke istana? Mereka harus menemukannya
sebelum gelap.
Raja
dalam perjalanan kembali, Ki Joon bertanya apakah mereka harus melanjutkannya
dengan terus berjalan? Perjalanan masih sangat jauh. Raja menikmati berjalan
kaki, jarang-jarang berjalan di luar istana.
Namun
tiba-tiba, sebuah panah meluncur tepat beberapa senti dihadapan wajah Raja.
Kontan semua orang kaget dan langsung mengitari Raja untuk melindunginya dari
serangan. Raja menghampiri panah yang tertancap di pohon dan membaca tulisan
yang terikat disana.
‘Malam ini, Raja akan menangis tersedu-sedu
usai kehilangan anak’
Do
Chi-lah orang yang menyerang Hye Myung. Dia membawanya ke marka. Ia menerima
perintah menangkap Hye Myung dari Wol Myung. Melihat jumlah uang yang
ditawarkan, Do Chi yakin kalau pekerjaannya cukup berbahaya.
Wol
Myung menjanjikan akan memberi uang dua kali lipat kalau ia berhasil
menyelesaikan tugasnya.
Gyun
Woo masih terus mencari Hye Myung. Gyun Hee menemuinya, “Oraboni~”
Hye
Myung mulai sadarkan diri dan melihat tubuhnya terikat di tiang. Do Chi
mengarahkan celuritnya ke leher Hye Myung dan bertanya dimana buku besar
miliknya. Hye Myung menyentaknya, dia menculiknya hanya karena hal sepele?
“Di
mana buku besarku? Sebaiknya beri tahu sekarang. Jika kau tidak memberitahuku, aku
akan memenggalmu.”
“Aku
akan bilang jika kamu melepaskanku.” Tawar Hye Myung.
“Kau
masih belum bisa memahami situasinya?”
“Pasti
kaulah orang yang tidak mengerti situasi.”
Joon Young masih terus berkeliling mencari Hye Myung. Alih-alih menemukannya, ia malah menemukan sepatu miliknya
Do
Chi mengancam akan melukai wajah Hye Myung. Bertepatan saat itu, Gyun Woo
datang menegur mereka semua. Do Chi tidak menyangka hari ini akan bertemu
dengan banyak wajah familier. Ia mengisyaratkan anak buahnya untuk menyerang
Gyun Woo.
Dengan
bersenjatakan kipas, Gyun Woo menyerang mereka satu persatu dengan lihat. Tapi
saking banyaknya lawan, dia terpojok dan seseorang menyerangnya dengan pisau.
Gyun Woo menahannya menggunakan kipas, tapi kipasnya tertembus dan lengannya
terluka.
“Guru
Gyun!” jerit Hye Myung.
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar jika berkenan. Dilarang copas ya kawan! Happy Reading ^_^