SINOPSIS Reunited
Worlds Episode 11
Sumber gambar: MBC
Menyadari
kehadiran Min Joon, Hae Sung buru-buru melepaskan pelukannya kemudian menyapa
Min Joon. Min Joon berkata kalau Jung Won baru mengalami hal sulit. Tadinya ia
ingin berbicara dengan Jung Won masalah pekerjaan, dia tak tahu kalau Hae Sung sudah
bersamanya. Kalau begitu, mereka bisa berbicara lain waktu saja.
“Tidak,
tak masalah. Aku akan pergi. Kau bisa bicara dengannya. Aku akan pulang duluan.”
Ujar Hae Sung.
Hae
Sung pamit pergi dan menyuruh Jung Won untuk pulang setelah selesai bicara
dengan Min Joon. Dalam perjalan pulang, Hae Sung kelihatan ragu dan sedih. Namun
berulang kali dia menganggukkan kepala seolah meyakinkan diri kalau apa yang ia
lakukan sudah benar.
Jung
Won berlari mengejar bus. Tapi sayangnya, dia ketinggalan bus yang menuju ke
rumahnya. Ia hanya bisa menghela nafas berat. Dari arah belakang, Hae Sung muncul
memanggilnya. Dia heran karena Jung Won cepat sekali ngobrolnya.
“Kami
hanya bicara singkat. Ayo pergi.” Ajak Jung Won. Hae Sung yang tadinya kelihatan
sedih pun bisa tersenyum lebar.
Min
Joon masih memikirkan pembicaraannya dengan Jung Won barusan. Terlepas dari
apapun hasilnya, ia yakin Jung Won sudah berusaha yang terbaik. Hari ini bukan
akhir segalanya. Ia masih bisa dipromosikan lain kali. Bersemangatlah.
“Maafkan
aku.”
Min
Joon tak ingin mendengar permintaan maaf darinya. Ia juga punya teman chef yang
lambat dipromosikan. Ia awalnya khawatir kalau temannya akan menyerah. Tapi
sekarang, dia adalah seorang koki populer yang menjalankan sebuah restoran
besar. Jung Won bisa meminta saran darinya.
“Tuan
Cha, maafkan aku, tapi sepertinya aku harus pulang hari ini. Maaf karena
menolak niat baikmu ini.”
Kalau
memang itu yang diinginkan Jung Won, Min Joon mempersilahkan dia untuk pulang.
Pulang dan istirahatlah, mungkin itu yang terbaik untuk saat ini. Jung Won
menganggu kemudian pamit pergi.
Jung
Won dan Hae Sung duduk bersantai sambil meminum bir. Jung Won menghela nafas
panjang sedangkan Hae Sung terus memandangi wajahnya. Jung Won heran, kenapa?
Hae Sung bertanya apakah Jung Won menangis begitu karena gagal promosi. Jung
Won mengangguk.
“Apa
kau marah?”
“Tidak.
Aku kesal karena aku tidak bisa mengatakan padamu kalau aku berhasil
dipromosikan. Tapi ada sesuatu yang bisa kupelajari dari semua ini. Kau
memintaku untuk hidup demi diriku sendiri, ketimbang hidup demi dirimu. Aku
akan hidup demi diriku mulai sekarang. Jadi aku juga ingin kau melakukan hal
yang sama. Berhenti memikirkan adik-adikmu dan mulailah pikirkan dirimu
sendiri.”
Hae
Sung tak bisa mengelak, apa Jung Won sudah mendengar pesannya? Jung Won
mengangguk, pasti itu ada hubungannya dengan masalah adik-adiknya. Hae Sung
dengan sedih mengatakan kalau dia sudah berjanji pada Young Jun untuk tidak
menemuinya lagi dan berpura-pura tidak saling kenal. Ia mengatakan itu dengan
mulutnya sendiri.
Jung
Won kasihan melihatnya. Tapi Hae Sung masih optimis, Young Jun itu bukan orang
yang jahat. Dia memang bukan adik kandungnya, tapi ia mengenalnya. Dalam
hatinya, dia adalah anak yang baik. Jung Won tahu itu, bukan?
Jung
Won membenarkan. Nanti, Young Jun yang akan mencari Hae Sung. Jung Won mengelus
kepala Hae Sung dan menduga kalau ia barusan menangis tersedu-sedu. Lain kali,
menangislah dihadapannya. Jung Won terus mengelus kepala Hae Sung.
Sampai
beberapa saat kemudian, mereka saling bersitatap dan menyadari posisi mereka
sangat dekat. Keduanya sama-sama terkejut. Jung Won buru-buru bangkit
mengatakan kalau sekarang sudah larut malam. Hae Sung panik melihat jam-nya,
benar, mereka harus segera pulang.
“Bagaimana
tinggal di rumahnya Moon Sik?” tanya Jung Won.
Moon
Sik tinggal bersama teman-teman kantornya, Hae Sung mulai merasa tak nyaman.
Jung Won khawatir kalau nanti Hae Sung pulang kemaleman dan tak enak kalau
membangungkan temannya. Lebih baik, dia pulang saja. Rumahnya sudah dekat jadi
dia bisa pulang sendiri.
Hae
Sung berniat meraih tangan Jung Won, tapi begitu bersitatap, dia langsung ragu
melakukannya. Tapi sedetik kemudian, dia meyakinkan dirinya dan mantap
menggenggam tangan Jung Won. Ayo, lari!
Mereka
sampai juga didepan rumah Jung Won. Hae Sung menyuruhnya untuk naik. Jung Won
mengiyakan tapi tangannya.. masih digenggam Hae Sung. Kontan Hae Sung melepaskannya,
hampir lupa. Karena grogi, Hae Sung mengipasi wajahnya yang panas. Panas sekali
hari ini..
“Kau
bilang karena sekarang musim panas.”
“Aku
pergi. Jangan lupa kunci pintumu sebelum kau tidur.” Hae Sung melambaikan tangannya
pada Jung Won dengan ceria.
Esok
harinya, Hae Sung menjemput Ho Bang di terminal. Ho Bang sungguh bahagia karena
dia akhirnya bisa menjadi detektif kasus pembunuhan. Karena lapar, Ho Bang
mengajak Hae Sung untuk makan bersama.
Hae
Sung bertanya apakah Ho Bang sudah mendapatkan tempat tinggal. Ho Bang belum
mendapatkannya, tapi dia akan meninggalkan barang-barangnya di kantor untuk
sementara waktu.
Sebelum
datang ke Seoul, Ho Bang sudah memeriksa semua berkas kasus kematian Yang Kyung
Chul. Apa Hae Sung ingat dengan sopir yang menabraknya? Hae Sung tentu
mengingatnya, supir ayahnya Tae Hoon?
Ho
Bang membenarkan. Dia datang ke menemuinya, tapi saat itu ia datang ke upacara
pemakamannya. Dia sudah meninggal. Saat istrinya menangis, ia mendengar kalau
istrinya mengatakan jika suaminya tak ada hubungannya dengan kecelakaan itu. Ia
kembali menanyakannya dan istrinya langsung membantah. Kontan Hae Sung kaget,
dia tak ada hubungannya dengan kecelakaan itu?
Dalam
perjalanan, Hae Sung masih memikirkan pembicaraannya dengan Ho Bang. Kalau ada
yang bertanggung jawab dengan kematiannya dan harus menyembunyikannya, ini
mungkin berkaitan juga dengan kasus pembunuhan Yang Kyung Chul. Hae Sung senang
karena ada kemungkinan bukan Young Jun pelakunya.
Ahjussi
duduk di samping Hae Sung. Hae Sung berjingkat kaget. Ahjussi menyuruhnya
jangan kaget, kan dia sudah pernah bilang kalau dia bisa mengetahui dimana dia
berada. Mereka berdua sama-sama tersenyum. Hae Sung melihat Ahjussi begitu
bahagia, apa ada sesuatu yang terjadi?
Ahjussi
senang karena dia bisa bicara dengan anaknya. Katanya, dia merindukannya. Wah,
Hae Sung ikut bahagia mendengar kabar itu. Ahjussi menggenggam tangan Hae Sung,
ia sangat berterimakasih padanya.
“Sebenarnya,
ada yang ingin kutanyakan padamu.” Ujar Hae Sung.
Ahjussi
berjalan mendahului Hae Sung. Hae Sung mengejarnya. Dia penasaran apakah
kemampuan mereka memang benar-benar jauh lebih kuat dari manusia dan ke-lima
indera mereka jauh lebih tajam?
Hae
Sung tahu kalau dia lebih kuat dan pendengarannya lebih tajam, tapi ia tak tahu
kemampuannya selain itu. apa penglihatan dan indera menyentuhnya lebih
sensitif? Ia ingin membantu adik-adiknya. Tapi dia masih muda dan miskin. Ia kesal
tak bisa memberikan batuan apapun untuk mereka.
Hae
Sung berdiri di atap dan berusaha menggunakan inderanya yang tajam. Namun
sayangnya, dia tak bisa melihat apapun dari atap gedung. Ahjussi mulai
frustasi, dia sudah mengatakan berulang kali kalau indera mereka lebih baik
ratusan kali dari manusia.
Hae
Sung tahu, dia bisa mendengar dengan baik tapi dia tak bisa melihatnya. Dia
hanya tak tahu bagaimana menggunakannya, makanya dia meminta Ahjussi
mengajarinya. Ahjussi meyakinkan kalau dia bisa melakukannya, bahkan yang jauh
pun bisa seperti didepan mata.
Hae
Sung kembali berkosentrasi melihat orang yang ada digedung sebelah. Ahjussi
semakin frustasi karena dia masih belum bisa menggunakan kekuatannya,
konsentrasi! Hae Sung menyipitkan matanya dan membaca sms yang diketik oleh
orang itu. ‘Dasar sombong kau. Memangnya
tua adalah sesuatu yang bisa kau banggakan?’
Ahjussi
tak terima mengira kata-kata itu ditujukan untuknya. Namun Hae Sung malah
langsung memeluknya, dia bisa menggunakan mata tajamnya sekarang. Ahjussi pun ikut
senang mengetahuinya.
Mereka
berdua lalu pergi ke restoran untuk makan. Hae Sung mencicipinya kemudian
merapalkan semua bahan-bahan yang ia rasakan di mulutnya. Ahjussi menanyakan
hal itu pada pemilik toko. Kontan pemilik toko ngomel-ngomel, kenapa mereka
ingin tahu resep rahasianya!
Ahjussi
pikir kalau tebakan Hae Sung memang benar soalnya pemilik toko sampai marah
begitu. Dia kemudian menunjukkan kemampuan perabanya. Ahjussi meletakkan sumpit
atas jari dan menjaga keseimbangannya. Hae Sung menirukan apa yang Ahjussi
lakukan dan ia langsung bisa melakukannya.
“Oh,
ya ada yang ingin kutanyakan juga. Beberapa hari yang lalu, aku merasakan sakit
di dadaku.”
Ahjussi
berkata kalau hal itu berarti ada hubungannya dengan kematian Hae Sung. Dia
berada didekat sesuatu yang berhubungan dengan kematiannya. Ahjussi juga dulu
begitu, saat ia berada didekat sungat Han, dadanya terasa sakit. Dia meninggal
karena hanyut di sungai Han. Tapi rasa sakitnya akan menghilang seiring waktu.
Hae
Sung sudah ada di rumah sakit. Ia melihat kedatangan Young Jun, dia pun kontan
memalingkan wajah. Ya.. Hae Sung yakin kalau Young Jun memang tak ada
hubungannya dengan kematiannya. Dia tak merasakan rasa sakit saat ia
melewatinya.
Tanpa
sengaja, dia melihat seorang anak SMA berjalan di lobi rumah sakit. Ia tak
begitu jelas melihatnya, apa itu Soo Ji? Dia pun menggunakan telepon umum untuk
menelepon Soo Ji. Dia ada dimana?
Soo
Ji ada di rumah sakit tapi Soo Ji berbohong mengatakan kalau dia ada di
perpustakaan. Hae Sung senang mendengarnya, dia menyemangatinya supaya bisa
belajar dengan giat. Jaga kesehatan dan jangan lupa makan.
Soo
Ji menemui seorang dokter yang merawatnya. Dia meyakinkan kalau obat yang
diberikan dokter sudah menghilangkan semua rasa sakitnya. Namun Dokter tetap
menyarankan supaya Soo Ji membawa saudaranya. Mereka harus memeriksa apakah
organnya ada yang cocok untuknya dan melakukan transplantasi.
“Aku
akan melakukan pengobatan seumur hidup.”
“Aku
akan melakukan pengobatan seumur hidup. ini akan sangat berbahaya. Kau sudah
tahu itu.”
Terima kasih ��
BalasHapus