SINOPSIS Strong
Women Do Bong Soon Episode 12 Bagian 1
Sumber gambar dan
konten: jtbc
Min
Hyuk sengaja menukar mangkuk mie-nya dengan mangkuk mie milik Bong Soon. Bong
Soon tidak mau dan menukar kembali mangkuknya, sudah berapa kali Min Hyuk
berkencan sampai ahli begini? Min Hyuk mengelak, ini baru pertama kalinya dia
bertukar mangkuk mie dengan wanita.
“Berhenti
berbohong.”
“Aku
belum pernah berkencan dengan seseorang yang memakan mie. Aku mengencani gadis
yang bukan orang Asia... Secara global...”
Bong
Soon tetap tidak percaya karena dia sudah mendengar semua dari Ayah Min Hyuk.
Katanya dulu dia punya hubungan percintaan yang rumit. Jadi kesimpulannya,
tetap saja dia sudah ahli berkencan sejak muda.
Min
Hyuk balik tanya, taukah Bong Soon kenapa dia kembali dari US? Disana, tidak
ada gadis yang meninggalkannya sendirian. Ia pikir dirinya akan mati karena
kecemburuan dan keinginan gadis-gadis itu. Bong Soon berdecak, aigooo pasti dia
adalah orang yang bermuka tebal. Min Hyuk meralat, dia adalah orang yang
menarik.
“Presdir
Ahn...”
Min
Hyuk protes karena Bong Soon masih memanggilnya dengan sebutan Presdir Ahn. Dia
menyarankan supaya mereka memutuskan nama panggilan masing-masing. Untuk apa?
Bong Soon rasa mereka tak membutuhkannya. Toh mereka tidak berkencan.
Min
Hyuk tidak terima, setelah apa yang mereka lakukan dan Bong Soon belum menganggapnya
sebagai kencan? Min Hyuk menutup mulutnya yang terperangah sambil memegangi
dadanya dengan ngeri. Jangan-jangan persepsi mereka tentang kencan sangat
berbeda. Apa mungkin Bong Soon tipe yang sangat terbuka saat menjalin hubungan?
Kontan
Bong Soon meminta Min Hyuk menutup mulutnya. Dia malu karena suara Min Hyuk
sangat keras, orang lain bisa salah paham. Min Hyuk masih terus meledek Bong
Soon, tapi sebenarnya dia terus tersenyum saat memperhatikannya makan mie
dengan lahap.
Ibu
masih sibuk menghitung uang setoran Ayah. Mereka masih membahas masalah kasus
penculikan yang ada di wilayah mereka. Ayah menyuruh Ibu untuk menelepon Bong
Soon, namun Ibu menolak. Dia sama sekali tidak mengkhawatirkan Bong Soon, dia
lebih khawatir dengan kondisi wilayah mereka.
“Kenapa
tidak perlu khawatir? Dia adalah gadisku yang berharga. Untukku, dia adalah
segalanya.”
Ibu
berbalik dengan tatapan penuh kecurigaan, uangnya.. belum sempat protes masalah
uang, Ibu melihat buku novel dewasa milik Ayah. Ayah langsung mengamankan buku
miliknya, itu adalah buku yang tepat untuk pria kesepian. Ibu tidak akan mengerti
bagaimana perasaannya. Ibu tetap tidak suka Ayah punya buku semacam itu dan
berusaha merebutnya.
Gyeong
Sim berjalan dengan santai sambil mendengarkan musik saat turun dari busnya
dengan membawa sebuah koper. Namun tanpa diduga, tiba-tiba Jang Hyun muncul
dihadapannya. Gyeong Sim jelas terkejut dengan kedatangannya dan tidak bisa
bereaksi saat Jang Hyun menyerangnya.
Disisi
lain, pria berhoodie yeng mengikuti Hee Ji seolah hanya jebakan. Pria itu
meninggalkannya saat mereka melewati persimpangan. Dan orang yang berpapasan
dengan Hee Ji sampai membuat Hee Ji terjatuh adalah Gook Du. Polisi kesal bukan
kepalang karena gagal lagi dalam menangkap penculik.
Gook
Du yakin jika pelaku mungkin akan kembali mengincar Hee Ji. Oleh karena itu, ia
akan mengantarnya pulang.
Perasaan
Bong Soon tidak enak saat mobil polisi melintar didekat rumahnya. Min Hyuk
merasakan hal yang sama, setiap kali mendengar sirine didekat rumah Bong Soon
membuatnya tidak tenang. Meskipun Bong Soon kuat dan punya kekuatan khusus,
tapi baginya Bong Soon adalah seseorang yang harus ia lindungi.
Keduanya
pun eyel-eyelan supaya masuk duluan. Sampai akhirnya Bong Soon memutuskan untuk
menuruti perintah Min Hyuk dan berjalan masuk ke rumahnya lebih dulu.
Dijalanan,
seorang tuna wisma menemukan koper serta barang-barang yang ditinggalkan oleh
Gyeong Sim. Tuna wisma itu pun diam-diam membawa kabur koper milik Gyeong Sim.
Polisi
merasa frustasi setelah berhasil dikecoh oleh pelaku penculikan. Detektif Kim
tanya, bukankah Jo Hee Ji adalah mantan pacarnya Gook Du? Gook Du
membenarkannya. Ketua Tim Yook semakin tidak habis pikir dengan pelaku
penculikan yang sampai menelusuri latar belakang Gook Du. Dia memang sudah tidak
waras. Gook Du menggebrak mejanya dengan kesal.
Ketua
Tim Yook masih bisa berfikir jernih dan mengintruksikan anak buahnya untuk
menyelesaikan kasus-kasus yang terkait dengan penculikan. Dia juga menyuruh
Gook Du supaya tetap tenang dalam menjalankan tugasnya.
Sepanjang
perjalanan, Gyeong Sim tidak bisa berhenti menangis. Tangannya terikat dan
mulutnya disumpal kain, dia coba melepaskan ikatan tangannya tapi tidak bisa. Pelaku
penculikan makin kesal dengan suara ribut Gyeong Sim. Dia membentak Gyeong Sim
supaya diam, dia tidak bisa mendengar dengan jelas suara para polisi yang
tengah berdiskusi melalui alat sadap suara.
Di
kantor polisi, polisi makin frustasi dalam menghadapi kriminal yang licin
seperti belut begitu. Taktik mereka digagalkan oleh dia sepenuhnya. Ia merasa
jika mereka seolah tengah menyaksikan apapun yang mereka lakukan.
Gook
Du tertegun mendengar omongan polisi tersebut, ia ingat sebelumnya saat datang
ke tempat rongsokan dan melihat Jang Hyun sibuk mengotak-atik kamera. Gook Du
mencurigai sesuatu dan segera bangkit dari tempat duduknya.
Ketua
Tim Yook dan anak buahnya sedang memperhatikan Ahjussi di tempat rongsok. Entah
kenapa, menurut analog kuno Ketua Tim Yook, dia meyakini jika pria itu
mengetahui sesuatu yang berkaitan dengan kasus ini.
“Kau
sudah menandakan dia di GPS ponselku, kan?”
“Dia
mungkin menggunakan ponsel kloning. Ponselnya dimatikan. Aku tidak bisa
menghubunginya.” Ujar Anak Buah.
Jang
Hyun melempar tubuh Gyeong Sim ke ranjangnya dan kain yang menutup matanya.
Gyeong Sim panik, ia turun dari ranjang dan merangkak dengan ketakutan. Jang
Hyun meneriakkan nama Do Bong Soon, Gyeong Sim seketika berhenti.
Jang
Hyun yakin jika Gyeong Sim merasa lega saat temannya menyelamatkan dia. Ia
menyuruhnya untuk memohon supaya dia melepaskan ikatannya. Gyeong Sim
menggosokkan tangannya dengan gemetaran, tanda memohon. Namun Jang Hyun belum
puas dan membentaknya supaya memohon lebih keras. Gyeong Sim terus menggosok
kedua tangannya gemetaran.
Sedangkan
Bong Soon sendiri tengah berbahagia. Dia mengirimkan pesan pada Gyeong Sim,
bertanya kapan dia akan kembali ke Seoul lagi? Dia akan menceritakan sesuatu
padanya.
Jang
Hyun –lah yang menerima SMS dari Bong Soon karena ponsel Gyeong Sim ada
ditangannya. Dalam SMS-nya, Bong Soon memberitahukan jika Presdir mengatakan
jika dia menyukainya. Jang Hyun tersenyum licik kemudian membalas SMS-nya, wah
bagus, aku iri dengan kekuatanmu.
Bong
Soon mengernyit heran, apa dia tidak ingat? Bukankah sebelumnya dia sudah
mengatakan jika dia sangat takut saat meninju wali kelas dengan tidak sengaja. Bong
Soon resah sepanjang waktu karena ada kutukan bahwa ia akan kehilangan
kekuatannya jika menyakiti orang yang tidak bersalah.
“Maksudmu
kau akan kehilangan kekuatanmu jika menyakiti orang tidak bersalah?” balas Jang
Hyun.
Bong
Soon makin heran mendapatkan balasan tidak nyambung dari Gyeong Sim tapi dia tidak begitu memikirkannya.
Disisi
lain, tuna wisma yang menemukan koper milik Gyeong Sim mulai membuka isinya dan
menggunakan barang-barang yang tersimpan disana.
Gook
Du sibuk melongok kursi-kursi di kantor. Detektif Kim sampai heran dengan apa
yang tengah ia lakukan. Gook Du bertanya balik, menurut Detektif Kim, untuk apa
Jang Hyun dengan sukarela datang kesana? Penyadap? Atau kamera tersembunyi?
Rekan
Gook Du kontan membantunya mencari kamera atau alat penyadap yang dipasang Jang
Hyun. Gook Du mengedarkan pandangan memperhatikan seisi ruangan, seandainya dia
menjadi Jang Hyun, dimana tempat yang bisa yang tepat supaya bisa mengambil
gambar mereka semua. Gook Du menatap ke arah TV dan dugaannya terbukti, Jang
Hyun memasang satu kameranya disana.
Jang
Hyun tersenyum remeh, bodoh itu baru menemukan kameranya sekarang. Ahjussi
masuk ke markas Jang Hyun dan Jang Hyun langsung memberikan amplop serta beberapa
suntikan, sepertinya sudah saatnya memberikan biaya rumah sakit untuk Ibu
Ahjussi.
Jang
Hyun mengintruksikan pada Ahjussi untuk membuat gadis-gadis itu lapar besok.
Mereka tidak berolahraga sehingga tubuh mereka tidak terbentuk. Sedangkan untuk
gadis yang baru ia bawa, mereka tidak akan memberi makan dia selama satu minggu
karena tubuhnya terlalu gemuk.
“Polisi
sudah tahu kalau aku pelakunya. Sekarang, permainan dimulai.”
Ahjussi
pamit setelah menerima uang dari Jang Hyun, ia lalu menggunakan suntikan yang
didapatkan darinya.
Min
Hyuk sibuk menggambar karakter Do Bong Soon untuk game buatannya. Dia tersenyum
ketika menatap gambarnya tersebut. Dia kemudian mengirimkan SMS pada Bong Soon,
sedang apa dia?
“Aku
mau tidur.”
“Ya,
sana tidur. Jangan berkeliaran seperti waktu itu.” Min Hyuk mengirimkan klip
singkat “Selamat tidur, Bong Bong.”
Bong
Soon membalasnya, “Emm.. selamat tidur, Min Min.”
Bong
Soon konflik batin sendiri, mau menambahkan emoticon love atau tidak. Dia pun
mengirimkan klip singkat balasannya.
Kontan
Min Hyuk ketawa-ketiwi bahagia mendapatkan pesan balasan dari Bong Soon. Bong
Soon memanggilnya Min Min? Assh, apa dia manusia? Dia hampir membunuhnya dengan
ekspresi itu. Min Hyuk terus tersenyum setiap kali memutar klip kiriman Bong
Soon. Ia menepuki wajahnya supaya sadar, dia harus tidur sekarang supaya bisa
bertemu Bong Bong dalam mimpi.
Tapi
setiap kali mau tidur, Min Hyuk kembali ingin melihat klip Bong Soon dan ia pun
kembali ketawa-ketiwi gegulingan sendiri.
Disebuah
ruang yang gelap, pria ber-hoodie hitam masuk ke kamar Bong Soon dan langsung
mencekik lehernya. Bong Soon sesak nafas, tak bisa memberikan perlawanan. Dia
memanggil Min Min supaya membantunya. Min Hyuk berteriak pada Bong Soon,
menyuruhnya supaya menggunakan kekuatannya.
“Bong
Soon-ah!” teriak Min Hyuk saat terbangun dari mimpi buruknya.
Di
kantor Ainsoft, Bong Soon excited dengan karakter yang dibuat Min Hyuk. Min
Hyuk berkata apakah Bong Soon suka? Sebelumnya, Bongsuni yang digambar oleh
Bong Soon seperti super mario tak berkumis. Dia memiliki tiga rasio dan dia
mengenakan pakaian kerja.
“Bukan
pakaian kerja. Ini jumpsuit.” Ucap Bong Soon.
“Meskipun
begitu, kita tidak boleh ambil yang itu. Dia seperti gadis kampungan yang
sedang tamasya.”
“Apa?
Itu konsepku. Imut dan polos.”
Baiklah,
kalau Bong Soon memang tidak suka, Min Hyuk menyarankan supaya mereka menyimpan
saja gambar itu. Bong Soon mengelak, bukannya tidak suka tapi menurutnya
matanya terlalu besar. Min Hyuk tidak sependapat, lagipula mata Bong Soon lebih
besar dan cantik daripada karakter itu.
Kontan
Bong Soon mengedipkan matanya dengan manis. Sedangkan Sekretaris Gong cuma bisa
memperhatikan mereka dari belakang, jadi obat nyamuk dia. Min Hyuk cemberut
mengira kalau Bong Soon tidak suka gambarnya, dia memang tidak terlalu pintar
dalam hal grafis.
Tidak
begitu, Bong Soon menyukainya dan merasa jika karakternya memang mirip.
Sekretaris Gong tersenyum, mana yang mir.. Min Hyun keburu memotong ucapan
Sekretaris Gong dan menyuruhnya supaya mengirim gambar itu ke tim grafis. Bong
Soon juga menyarankan agar memperpendek kaki karakter bongsuni. Sekretaris Gong
ingin memberikan pendapat tapi sayangnya Min Hyuk sudah lebih dulu menyetujui
usulan Bong Soon.
Min
Hyuk izin pergi ke perpustakaan dan menyuru Bong Son menyiapkan berkasnya,
semangat Do Intern!
“Semangat!”
balas Bong Soon.
Selepas
kepergian Min Hyuk, Bong Soon langsung menatap tajam pada Sekretaris Gong.
Sekretaris Gong kontan tertunduk, dia ingin mengatakan sesuatu tapi tidak jadi
karena tatapan mengerikan Bong Soon.
Twy 15nya ga di pujikah?
BalasHapusDi tnggu part 2 ya unnie Gumawooo.....
BalasHapus