SINOPSIS Chicago
Typewriter Episode 8 Bagian 1
Sumber gambar: tvN
Hujan
mengguyur lebat, Seol dan Se Joo berteduh didepan sebuah toko. Se Joo seolah
memarahi Seol yang malam-malam begini berduaan dengan seorang pria. Mereka
seperti syuting film romantis ditengah hujan begini. Seol mengernyit, apa dia
sedang cemburu? Apa dia menyukainya?
Se
Joo kelihatan akan memberikan sanggahan. Tapi Seol memotong ucapannya, apa ada
seseorang yang memerintahnya?
Bingo.
Se Joo kontan melirik ke arah Jin Oh yang sedang memperhatikan mereka. Jin Oh
menggeleng mengisyaratkan supaya dia tidak memberitahu Seol. Namun Se Joo malah
menanyai Seol, apa dia percaya dengan hal magis?
Jin
Oh langsung tepok jidat, pusing.
Seol
mungkin merasa sedang dipermainkan dengan omong kosong Se Joo. Ia pun herdak
pergi darisana. Namun Se Joo menghentikannya, ia akan memberitahukan Seol
alasannya bersikap begini. Seol menghentikan langkahnya, tapi dia harus jujur
menjawabnya.
Se
Joo berubah serius dan mengakui kalau memang jantungnya berdegup saat
melihatnya. Tapi dia tidak yakin, entah karena Seol atau karena seseorang yang
ia temui dimasa lalu. Ia merasa bingung.
Bukannya
paham, Seol malah semakin salah paham dengan makna ucapan Se Joo. Jadi ia
mengatakan kalau ia punya seseorang yang lebih istimewa? Kesal, Seol langsung
angkat kaki darisana. Se Joo keheranan sendiri, padahal dia sudah jujur loh.
Dipojokan, Jin Oh cuma bisa merenges garing melihat kekonyolan Se Joo.
Seol
basah kuyup diguyur hujan. Ia teringat akan ucapan Se Joo dulu, dia memarahinya
karena wajahnya selalu muncul dalam mimpi dan novelnya. Seol semakin kecewa,
karena itukah sikapnya berubah-ubah padanya? Jadi semua itu karena ia mirip
dengan cinta pertamanya? Selama ini dia selalu memikirkan wanita itu.. bukan
dirinya.
Sesampainya
dirumah, Se Joo masih tak habis pikir dengan Seol yang marah padanya. Jin Oh
menebak kalau Se Joo pasti belum pernah pacaran. Bagaimana bisa dia
membandingkan wanitanya dengan wanita lain seperti itu?
“Memangnya
aku membandingkannya? Aku hanya bilang kalau aku sedang bingung.”
Sama
saja. Wanita mana yang suka pada pria yang menyamakannya dengan wanita lain. Se
Joo ingin meluruskan semuanya, bukankah katanya Jeon Seol adalah reinkarnasi
dari Ryu Seo Yeon? Jadi maksudnya, dia sedang marah pada dirinya sendiri?
Jin
Oh geregetan sama sikap terlampau naif-nya Se Joo. Jeon Seol kan tidak tahu
kehidupan masa lalunya. Berapa sih IQ-nya? dia tidak bisa membayangkan
bagaimana kata-katanya itu bisa melukai orang?
Seol
tidak bisa tidur nyenyak setelah hujan-hujannya. Dahinya basah keringat dingin,
pandangannya memburam. Setengah sadar, ia melihat seseorang (Hwi Young) tengah
menemaninya. Namun begitu ia mengerjapkan matanya dengan lemas, sosok itu
berubah menjadi Bang Jin. Kenapa dia berkeringat begini? Apa dia baik-baik
saja?
Tidak
bisa, Se Joo tidak bisa lagi melakukannya. Memangnya ia siapa hingga ia harus
ikut campur dengan percintaan seseorang? Dia juga punya banyak masalah sendiri,
masa iya dia juga harus menjaga ucapannya.
Jin
Oh menyemangatinya, sekalinya pria menghunuskan pedang.. Tidak bisa. Se Joo
memutuskan untuk membatalkan perjanjian diantara mereka. Selamat tinggal. Semoga
Jin Oh bahagia di surga.
Sambil
memeluk boneka anjing, Jin Oh muncul dimanapun Se Joo pergi. Se Joo pasrah, ada
yang ingin ia tanyakan. Kenapa sih dia sangat terobsesi dengan Seol? Bagi Jin
Oh, menjaga Seol sama pentingnya dengan menyelesaikan novel.
Apa
dia mencintainya di masa lalu? Bagaimanapun, Se Joo menyarankan supaya ia
menyerah. Dia mungkin tidak bisa mencapai alam baka karena obsesinya itu. Dia
adalah hantu dan Seol manusia.
Makanya,
Jin Oh menyuruh Se Joo menjaga Seol selama dia mencari cara menampakkan
dirinya. Se Joo berandai, bagaimana kalau Seol malah menyukainya karena semua
ini. Apa yang akan dia lakukan?
Jin
Oh menahan tawanya, tidak akan terjadi setelah apa yang ia lakukan. Se Joo
tersinggung ditertawakan begitu, rasa simpatinya sudah hilang. Lupakan saja,
enyah dari sana! Ia tidak akan membantunya!
Baiklah.
Jin Oh sepakat mengakhiri perjanjian mereka. Silahkan Se Joo mengatasi rasa
kebingungan dan keputusasaannya sendiri. Kontan Se Joo cemas dan menarik
telinga boneka anjing Jin Oh sebelum ia menghilang. Baiklah, dia akan
melakukannya.
Tidak
mau, Jin Oh kali ini ingin membuat hitam diatas putih tentang perjanjian hidup
bersama dan menulis novelnya.
Mereka
berdua berhadapan dengan peralatan mengetik masing-masing. Se Joo menyetujui
untuk berbagi segala hal sampai mereka menyelesaikan novelnya. Jin Oh menolak,
dari pada “berbagi segala hal” ganti saja “kita akan hidup bersama”. Jin Oh
mengajukan supaya Se Joo tidak pernah menyuruhnya untuk enyah lagi.
Se
Joo protes, dia cuma beberapa kali mengatakannya. Beberapa kali? Tanya Jin Oh
dengan suara nelangsa. Karena kalau diingat-ingat sudah puluhan kali Se Joo
melontarkannya. Keduanya pun terus sibuk mengetik perjanjian yang disetujui
masing-masing.
Mereka
berdua saling bertukar berlembar-lembar kertas kontrak yang sudah ditanda
tangani. Se Joo tidak habis pikir dirinya membuat kontrak dengan hantu. Jin Oh
juga tidak menyangka, mereka sekarang menjadi rekan.
Se
Joo masih enggan mengakuinya, ia mengajaknya bersalaman dengan malas-malasan. Jin
Oh sih tidak ambil pusing, ia cuma tersenyum melihat tingkah Se Joo.
CEO
Gal pusing kepala, ia memutuskan untuk mengumumkan pembatalan camp penulisan.
Tapi jangan katakan kalau ini karena ketidakhadiran Se Joo, katakan saja
ditunda karena ada masalah penerbitan. Staff bertanya bagaimana kalau mereka
meminta uangnya dikembalikan? Apa tidak sebaiknya mereka melakukan acara camp
hanya dengan penulis Baek?
Tidak
bisa, satu penulis tidak akan cukup. Mereka kan sedang menggunakan kepopuleran
Se Joo untuk membuat acara ini. Kalau Penulis Baek datang kesana bertanya
masalah camp, katakan saja apapun yang kedengarannya masuk akal.
Tidak
disangka Tae Min berdiri dibalik pintu ruangan CEO Gal dan mendengar
pembicaraan mereka. Ia pergi dengan menahan rasa kesal. Bersamaan dengan itu,
Seol meneleponnya. Wajah mengerikan Tae Min langsung berubah senyuman sok
ramah. Apa semalam dia pulang dengan selamat?
Ya.
Seol terbatuk-batuk, ia sudah mengirimi pesan kalau Baek Seol (kucing) sudah
bisa pulang. Tapi Tae Min tidak menjawab pesannya. Mungkin tadi dia sedang
mengajar, Tae Min akan segera kesana.
Sunbae
datang keruangan Seol untuk memberikan air mineral. Tenggorokannya bisa radang,
minumlah airnya. Kenapa dia hujan-hujanan? Apa dia baru putus dari seseorang?
Seol termenung memikirkan ucapan Se Joo kemarin, “Sepertinya memang begitu.”
Se
Joo dan Jin Oh berjalan sok keren di tengah jalan. Setiap orang berpapasan dengan
mereka tidak bisa mengalihkan pandangan. Jin Oh percaya diri melambaikan tangan
pada para gadis. Se Joo mengerti kalau Jin Oh sedang bersemangat, tapi ia perlu
mengingatkan kalau mereka tengah melihatnya.
Iya,
Jin Oh tahu. Tapi berjalan dengan Se Joo membuatnya merasa seperti manusia.
Karena tidak ada yang melihatnya karena ia hantu. Saat ia berjalan di
universitas Kerajaan Keijo bersama Hwi Young, para gadis selalu memperhatikan
mereka. Tentu saja, dirinya yang lebih populer.
“Pandai
juga ya kau berbohong. Kemana mereka akan pergi sekarang?”
“Kau
harus memenuhi isi kontrak.”
Jin
Oh membawanya ke toko tas, dia harus menggantikan tas Seol yang rusak. Se Joo
bergumam geregetan, Jin Oh yang merusak tas-nya dan dia yang harus
menggantinya. Jin Oh ketawa garing, ia kan cuma hantu yang tak berpenghasilan.
Ia menunjuk sebuah tas, bagaimana kalau yang itu?
Se
Joo nyinyir mengomentari selera buruk Jin Oh. Pelayan menghampirinya mengatakan
kalau tas itu adalah trend baru. Se Joo tidak menyadari kedatangan pelayan dan
masih ngomel pada Jin Oh, “Apa kau tahu kapanpun fotoku diambil saat aku sedang
di bandara pakaianku. Sepatuku. Tasku. Bahkan kacamataku semua akan terjual
laris. Kau tahu tidak?”
Pelayan
mengira kalau dia sedang diomeli, ia dengan sopan meminta Se Joo kembali
melanjutkan melihat-lihatnya. Se Joo malu sendiri menjadi perhatian orang, ia
pun pura-pura menelepon seseorang.
Se
Joo datang ke klinik hewan dan Seol menemuinya. Seol masih sakit hati mengingat
ucapannya semalam hingga ia pun menanggapinya dengan dingin, ada apa? Ia sedang
sibuk sekarang.
Se
Joo meletakkan kantung belanjaannya di tangan Seol. Seol tak mengerti, apa ini.
Se Joo menyuruhnya melihat sendiri kalau mau tahu. Setelah Seol membukanya, Se
Joo meminta maaf karena sudah merusak tasnya kemarin. Setelah dipikir-pikir,
mungkin memang dia yang sudah merusaknya.
“Baiklah.
Kau sudah minta maaf. Aku dapat ini sebagai kompensasi.” Seol bergegas kembali
ke klinik.
Melihat
reaksi Seol, Se Joo menahannya. Cuma begitu? Ini adalah sebuah tas baru. Ini
adalah tas yang dibuat dengan bahan kulit terbaik. Kenapa dia tidak bereaksi
apa-apa?
Seol
terbatuk-batuk. Se Joo khawatir dan memegang dahinya. Seol ingat akan sosok
seseorang (Hwiyoung) yang menyentuk dahinya ketika ia demam semalam. Reflek
Seol menampik tangan Se Joo dan buru-buru pergi.
Seol
duduk dengan jantung berdebar-debar. Sunbae menemui Seol dan melihat tas-nya,
uwah, tasnya bagus. Pasti yang membelikannya punya selera yang bagus. Seol
tersenyum, dia juga menyukainya.
Seol melongok melalui dinding kaca tapi Se Joo sudah tidak
ada disana lagi.
Se Joo sudah ada dimobil dengan lemas. Jin Oh sama kesalnya, harusnya tadi dia
beli tas yang disarankan olehnya saja. Se Joo kesal, apa benar kalau wanita
menyukai tas? Apa dia benar-benar tahu apa yang disukai wanita? Se Joo memukuli
Jin Oh dengan sebalnya.
Eih,
berdasarkan perjanjian nomor satu, Han Se Joo dilarang menggunakan kekerasan
baik fisik maupun mental pada Yoo Jin Oh. Se Joo seketika menahan diri, apa ada
hal lain yang disukai Jeon Seol?
“Apa
kau mau menemuinya lagi?”
“Setelah
sekian lama sekarang rasanya aku ingin memenangkan ini.”
Se
Joo kembali datang ke klinik dengan membawa Gyun Woo. Dia mau meminta makanan
anjing yang terbaik. Mata Seol berbinar-binar menerima kedatangan Gyun Woo, ia
dan perawat lainnya langsung merubungi dengan bahagia. Se Joo sampai bengong
karena diabaikan semua orang.
Ia
harus duduk menahan marah melihat Seol terus foto-foto gaje dengan Gyun Woo.
Jin Oh berhentilah.. Spontan Se Joo bangkit dari duduknya dan membentak Jin Oh,
“Sudah cukup. Sana!”
Semua
orang bengong melihat reaksi tiba-tiba Se Joo. Bersamaan dengan itu, datanglah
Tae Min yang menjemput kucingnya. Kontan Se Joo enggan lama-lama disana dan
langsung menarik Gyun Woo pergi.
Seol
keluar klinik memanggil Tae Min, dia mengajaknya untuk minum teh. Tae Min
menawarkan supaya mereka pergi ke cafe pinggir kota, tempatnya bagus. Tidak bisa
soalnya Seol sedang bekerja, lebih baik yang dekat dari sana saja. Keduanya pun
sepakat.
Se
Joo dan Jin Oh memperhatikan mereka. Apa perlu Jin Oh menggigit Tae Min. Se
Joo tidak perduli dan bergegas pergi dari sana. Jin Oh heran, harusnya dia
memisahkan mereka berdua. Se Joo rasa hari ini sudah cukup, sekarang giliran
Jin Oh menepati janjinya untuk menulis novel.
Ceritanya semakin asyik aja,,, ditunggu sinopsis selanjutnya yach,,, fighting,,,
BalasHapusDilanjut mbak part 2 cerita ny seru....☺☺☺☺
BalasHapusLanjut donk nulis nya sis,,,
BalasHapusKok blm ada lanjutannya
BalasHapus