SINOPSIS
Suspicious Partner Episode 9
Sumber gambar: SBS
Tanpa
dikata pun, Bong Hee sudah bisa menebak kalau wanita dihadapan Ji Wook adalah wanita
yang sudah mengkhianati dan meninggalkannya. Bong Hee dengan hati-hati melipir
melewati keduanya.
Yoo
Jung berbasa-basi menanyakan kabar Ji Wook, apa tak ada apapun yang ingin ia
katakan padanya? Tidak, Ji Wook tidak terlalu penasaran. Yoo Jung
mempersilahkan Ji Wook meneriakinya. Dia boleh menyumpahinya dan mengatakan
kalau ia kurang ajar. Dia boleh melakukan apapun, Yoo Jung akan menerimanya.
Tidak,
tak ada alasan bagi Ji Wook untuk melakukannya dan dia tidak menginginkannya. Katakan
saja apa alasannya datang kesana. Yoo Jung rasa tak perlu ada alasan untuk
saling menemui.
“Entahlah.
Aku tidak terlalu tertarik untuk membicarakan masa lalu. Menurutmu apa yang
tertinggal di antara kita memang, Yoo Jung?” Ji Wook meninggalkannya.
Yoo
Jung menahan lengan Ji Wook. Mereka tidak boleh saling melupakan dan move on
semudah ini. Ji Wook memintanya jangan salah paham, baginya, dia sudah tidak
berarti apapun.
Melihat
suasana yang begitu tegang diantara mereka, Bong Hee keluar dari tempat
persembunyiannya. Chagiya~~~ panggilnya pada Ji Wook dengan manja. Dia sudah
menunggu lama tapi kok sayang belum datang-datang.
“Siapa?”
Yoo Jung keheranan.
“Aku
pacarnya.”
Ji
Wook melongo dan bersiap mengatakan sesuatu. Tapi Bong Hee langsung kedih-kedip
ngasih kode. Yoo Jung mengenali wajah Bong Hee, mereka pernah bertemu
sebelumnya. Bong Hee membenarkan, mereka pernah bertemu sebelumnya. Ji Wook
semakin heran, mereka berdua saling kenal?
“Ya..
Ya, chagiya~”
Yoo
Jung kembali memastikan, apa benar kalau dia memang pacarnya Ji Wook. Ji Wook
tidak mau menjawab, ini bukan urusannya.
Bong
Hee menggandeng lengan Ji Wook dan menyenderkan kepalanya, “Aku tiba-tiba
pusing. Kurasa ini karena karena kita menghabiskan waktu malam yang gila
kemarin. Kurasa kita melakukannya terlalu jauh. Aku pusing sekali.”
Mereka
berdua terus bergandengan tangan sampai didepan mobil. Ji Wook berdecak tak mengerti
dengan pola pikir Bong Hee. Mengapa dia memegang lengannya seolah pacaran? Dan
apa maksud ‘malam gila’ itu? Auh.. Ji
Wook frustasi dan buru-buru masuk dalam mobil.
Bong
Hee kan cuma ingin membalas kebaikannya. Ji Wook ingat, sebelumnya dia pernah
pura-pura menjadi pacar Bong Hee dihadapan Hee Joon dan mengelus kepalanya yang
berminyak. Jijik mengingatnya, Ji Wook meminta tisu basah kemudian mengelap
sela-sela jarinya.
Bong
Hee senang Ji Wook bisa mengingatnya, ia sudah menyelamatkan wajahnya dihadapan
pacar yang sudah mengkhianatinya. Ji Wook menyuruhnya melupakan kejadian itu.
Bong Hee menolak, ia tidak akan melupakannya.
“Aku
tidak mau jadi bagian ingatanmu. Jangan pernah membalas budi dengan melakukan
ini lagi. Jika kau terus melakukan ini, aku takut kau mungkin akan
mengatakan...”
“Kenapa?
(mengatakan) Kalau aku adalah istrimu? Ya, aku bisa mengatakan kalau kau ayah
dari anakku. Lihat saja nanti.”
Pria
berpakaian serba hitam (Si Petugas Forensik) tengah berada disebuah rumah dan
seseorang sudah terkapar dilantai dengan luka tikam diperutnya. Pria itu kemudian
pergi dari rumah tersebut.
Tanpa diketahuinya, seseorang tampak melihatnya pergi
meninggalkan rumah korban dari balik jendela.
[Manusia Menjadi
Jaminan]
Yoo
Jung kembali ke mobilnya dengan helaan nafas panjang. Kenangan masa lalunya
masih membekas dalam ingatannya. Masa pacaran mereka yang begitu manis semasa
kuliah. Belajar bersama di perpus kampus, sambil manja-manjaan. Atau bahkan
jamannya mereka masih malu-malu untuk sekedar cium pipi.
Ji
Wook pun masih melamun sepanjang perjalanan. Bong Hee meminta diturunkan di
kantornya, tapi dia tidak dengar dan membawanya sampai ke kantor Ji Wook. Bong
Hee mengikutinya tanpa tahu kenapa dia dibawa kesana. Ji Wook baru sadar Bong
Hee disampingnya, kenapa dia disana?
Bong
Hee ketawa garing, dia juga tidak tahu kenapa disana. Ia pun berbalik pergi
untuk berangkat ke kantor sendiri. Bertepatan saat itu, Eun Hyuk juga berangkat
ke kantor. Ia menyapa Bong Hee, kenapa disana? Apa dia datang untuk menemuinya?
“Memang
aku tidak boleh ke sini? Ini tanah pribadi atau apa sih? Kenapa orang-orang
bertanya kenapa aku di sini? Aku tidak datang ke sini karena aku ingin. Astaga.”
Omel Bong Hee.
Opps..
Bong Hee meminta maaf karena sudah melampiaskan kemarahannya. Eun Hyuk
tersenyum, dia tahu kalau Bong Hee tidak marah padanya. Dia boleh kok datang untuk
melampiaskan kemarahannya, dia punya banyak pengalaman di bidang itu. Baiklah,
Bong Hee akan terus menggunakannya kalau begitu.
Tuan
Byun terus ngoceh curhat soal bawahannya yang sering meremehkannya karena sudah
tua. Tapi begitu menoleh ke arah Ji Wook, dia sadar kalau Ji Wook melamun tanpa
mendengarkannya. Tuan Byun kesal, dia sedang bicara pada tembok atau apa?
“Iya.”
Iya?
Tuan Byun sudah bersiap menyemprot Ji Wook. Eun Hyuk datang tepat saat itu, dia
tahu pasti Ji Wook sudah membuat Tuan Byun kesal. Tuan Byun heran dengan Ji
Wook, dia sedang menghadiri perayaan ulang tahunnya atau pemakamannya sampai
murung begitu?
Eun
Hyuk mencairkan suasana dengan memberikan hadiah ulang tahun, wine kesukaan
Tuan Byun. Tuan Byun senang dan menagih hadiah yang disiapkan Ji Wook. Ji Wook pun
sudah menyiapkan sesuatu. Tuan Byun semakin senang apalagi Ji Wook menyertakan
sebuah surat dalam hadiahnya.
Ia
buru-buru memakai kacamata untuk membaca surat dari Ji Wook. Tapi begitu dibuka,
rupanya itu bukan surat ucapan selamat ulang tahun melainkan surat pengunduran
diri. Kontan Tuan Byun meremasnya dan melemparnya pada Ji Wook. Wkwkwkw.
Selepas
kepergian Tuan Byun, Eun Hyuk bertanya alasan Ji Wook tiba-tiba menulis surat
pengunduran dirinya. Ji Wook tidak mau menjawab, dia tidak harus memberitahukan
segalanya pada dia.
Begitu
Ji Wook pergi, Eun Hyuk mendapatkan telepon dari Yoo Jung. Tapi Eun Hyuk
memilih menolak teleponnya. Sekarang dia tahu apa yang membuat Ji Wook murung,
Yoo Jung kembali.
Yoo
Jung kembali ke kantor dengan terburu-buru dan bertanya pada Ji Hye, apakah dia
mengenali Pengacara Eun Bong Hee? Ji Hye tidak mau menganggapnya sebagai
pengacara, dia adalah aib dunia hukum. Dia tersangka utama dari kasus
pembunuhan anak Pengacara Distrik, Jang Hee Joon.
Dia
pun menunjukkan foto-foto di internet semasa penangkapannya. Yoo Jung tidak
menyangka, padahal dia menyukainya dan pacarnya.. Ji Hye bertanya-tanya, siapa
pacarnya Eun Bong Hee? Orang bodoh macam apa yang mau pacaran dengannya?
Yoo
Jung melemparkan tatapan tajam pada Ji Hye. Kontan Ji Hye takut dan buru-buru
menutup mulutnya rapat-rapat.
Bong
Hee sms-an dengan Ibunya yang sedang berusaha mencari kerja, dia sudah
mengirimkan resume-nya kemana-mana tapi belum mendapatkan hasil. Bong Hee
memintanya tidak khawatir, mereka bisa melalui kesulitan ini. keduanya pun
saling menyemangati satu sama lain.
Terdengar
suara langkah kaki seseorang masuk ke rumah. Bong Hee segera mengakhiri chattingannya
dengan Ibu.
Ia
mengintip Ji Wook yang ada diruangannya. Ia tengah tiduran sambil mendengarkan
alunan musik klasik yang menyayat hati. Ia sudah mencari melodi selama beberapa
tahun ini untuk menemukan pelaku, tapi musik yang ia dengar kali ini seperti
musik yang paling menyedihkan di dunia.
Ji
Wook memergoki keberadaan Bong Hee dibalik tembok. Ada apa dia disana? Apa dia
lapar?
Tak
lama berselang, Ji Wook sudah ada di dapur memasak pangsit. Ia heran kenapa ia
yang terus membuatkan makanan untuk Bong Hee. Bong Hee meringis, kan Ji Wook
lebih jago masak daripada dia.
Bong
Hee terus menatap Ji Wook saat makan malam. Ji Wook memperingatkan dia supaya
tidak menanyakan apapun. Bong Hee tidak menanyakan apapun kok. Iya, Ji Wook
tahu. Tapi dia bertanya menggunakan matanya.
“Kalau
begitu aku akan jawab dengan mulut. Kenapa kalian berdua putus?”
Ji
Wook menceritakan bahwa suatu hari dia datang ke rumah Yoo Jung, dan dia
menemukannya tengah bersama pria lain. Kontan Bong Hee mengumpatinya, memang
j*l*ng. Orang semacam itu harusnya disapu ke suatu tempat terus dipukul sampai
jadi bubur kertas. Astaga, mereka sungguh sampah.
Ji
Wook tidak bisa menahan tawanya. Bong Hee senang umpatannya membuat Ji Wook
kelihatan agak lega, dia berniat mengumpat lagi namun Ji Wook melarangnya. Bong
Hee menyuruh Ji Wook untuk menggunakan dirinya untuk melampiaskan kekesalan.
Jangan sungkan. Dia boleh menggunakannya tanpa batas.
Esok
harinya, mayat yang dibunuh oleh Petugas Forensi menjadi berita utama. Dan
Petugas Forensik yang membunuhnya pun ikut menjadi memeriksa TKP. Dia tampak tersenyum
licik ketika masuk ke TKP.
Bong
Hee sedang bersama Petugas Forensik itu di restoran dan menonton berita
pembunuhan Koki Yang tersebut. Dia tanya pada si Petugas Forensik, apa dia juga
menangani kasus pembunuhan itu? Petugas Forensik membenarkan.
“Menurutmu
apa alasannya? Kenapa orang membunuh orang lain?”
Entahlah,
Petugas Forensik tidak yakin, setiap orang mungkin punya alasan sendiri
melakukannya. Bong Hee tahu kalau mereka mungkin punya alasan, tapi apa
alasannya sampai pembunuh membunuh Hee Joon kemudian menjadikannya sebagai
tersangka?
“Aku
tidak bisa jawab itu.”
Bong
Hee sadar sudah ngoceh tidak jelas, “Kau benar.”
Petugas
Forensik bertanya apa yang akan Bong Hee lakukan, mereka tidak menemukan apapun
dari sepatunya ataupun petunjuk lain. Bong Hee yakin dia akan menampakkan diri
setelah meninggalkan pesan peringatan. Akan ia pastikan untuk menangkapnya,
tidak perduli berapapun lamanya. Ia takkan menyerah apapun yang terjadi.
Petugas
Forensik memuji keberanian Bong Hee, dia tidak kenal takut. Bong Hee memang
tidak takut akan bahaya, dia lebih takut tidak bisa menangkap pelaku dan hidup
sebagai tersangka kunci selamanya.
Bong
Hee mendapatkan kembali sepatunya, ia berterimakasih atas bantuan Petugas
Forensik. Ia memastikan akan menangkap pelaku. Begitu Bong Hee berbalik,
tatapan Petugas Forensik berubah tajam. Dia menahan pundak Bong Hee, tatapannya
kembali ramah saat Bong Hee berbalik, ia akan mengantarnya pulang.
Ada
perasaan ragu dalam hati Bong Hee untuk menerima tawarannya. Namun Petugas
Forensik kembali menawarkan tumpangan hingga akhirnya Bong Hee menerima tawaran
itu. Ia berjalan dengan tegang menuju mobilnya.
Tiba-tiba
seseorang menahan tangannya dan membuat Bong Hee berjingkat kaget. Ji Wook membuatnya
kaget, ada apa dia datang kesana. Ji Wook mengatakan kalau Tuan Bang yang
memberitahu kalau Bong Hee ada disana. Kenapa dia pergi sendiri? Kan sudah dia
bilang kalau mereka harus menangkapnya bersama-sama.
Ji
Wook menyapa si Petugas Forensik dan membicarakan masalah DNA di sepatu itu.
Bong Hee kontan terpesona akan Ji Wook dan ingat akan janjinya untuk menangkan
pelakunya bersama-sama.
Dalam
perjalanan pulang, Bong Hee masih terus mencecar Ji Wook untuk mengatakan alasannya
menjadi begitu halus. Apa mungkin dia.. Ji Wook menahan kepala Bong Hee, “Ini
adalah cinta untuk kemanusiaan.”
Bong
Hee melongo tak mengerti makna cinta untuk kemanusiaan. Dia pun akhirnya harus
searching dulu menemukan artian yang tepat.
Esok
harinya, dia keluar dari kantor dengan malas. Seorang anak berlarian membawa es
krim dan tidak sengaja menubruknnya. Bukannya meminta maaf, ayah anak itu malah
ngedumel tidak jelas. Bong Hee mendesis kesal, anak kasar itu akan jadi manusia
dan ayahnya juga manusia.
Ia
berpapasan dengan Ji Hye dan Hee Gyeol, “Brengs*k-brengs*k itu juga jadi
manusia. Kalian berdua terlihat cocok bersama. Kalian pacaran?”
Keduanya
langsung mengelak, gila apa? Bong Hee menunjuk keduanya, sungguh mengecewakan
karena mereka berdua adalah manusia. Ji Hye tersinggung, memangnya dia pikir mereka
tidak pantas menjadi manusia?
“Ini
menunjukkan betapa tidak pentingnya kata-kata dalam mengerti sesama.” Nyinyir Bong
Hee.
Ji
Hye kesal, mereka berdua juga baru saja membicarakan tentang Bong Hee. Hee
Gyeol mengatakan fakta kalau wawancara Bong Hee dan Pengacara Noh kacau. Kontan
Bong Hee menarik kerah baju Hee Gyeol, jangan bawa-bawa Pengacara Noh. Ji Hye mau
membantu Hee Gyeol tapi Bong Hee dengan mudah memelintir tangannya.
Di
kantor, Ji Wook berpapasan dengan pengacara lain. Mereka langsung
menertawakannya, dengar-dengar katanya dia mau keluar. Ji Wook sih tidak
perduli dan melewati mereka tanpa mengatakan apapun.
Eun
Hyuk dengar ejekan mereka pada Ji Wook. Dia tak terima, “Kau tahu, aku cukup
banyak informasi. Kudengar kalian akan dipecat juga. Angka pengacara mencapai
20.000, dulu. Kalian terlihat percaya diri, sampai mengkhawatirkan orang lain. Kalian
harus khawatir terhadap diri sendiri. Kalian sedang di ambang batas akan
kehilangan pekerjaan.”
Sepulangnya
ke rumah, Ji Wook bertugas masak seperti biasanya. Bong Hee masih murung
memikirkan ucapan Ji Hye. Dia dengar kalau Pengacara Noh tidak perduli dengan
firmanya sendiri.
Pantas,
dia saja membebaskan tersangka dari pembunuhan Pengacara Distrik. Dia sering
beradu dengan DA dan menjadi musuh para jaksa. Ada rumor yang mengatakan kalau
Pengacara Noh mengundurkan diri karena malu kalau sampai dipecat duluan.
Tuan
Byun menemui Ibu Ji Wook, Bok Ja. Dia membicarakan keinginan Ji Wook membangun
firma hukumnya sendiri. Dia bisa bangkrut kalau melakukannya, ia meminta Bok Ja
membujuk Ji Wook supaya membatalkan niatannya.
Bok
Ja tidak mau, dia tidak mau menghalangi jalan yang diinginkan putranya. Dia
pintar dan suka membeda-bedakan. Ia yakin Ji Wook bisa mengurus dan melakukan
semuanya sendiri. Ia menyuruh Tuan Byun tidak cerewet, makan saja pizzanya.
Bok
Ja yang sibuk membaca resume pelamar kerja kegirangan melihat resume milik Ibu
Bong Hee yang sebelumnya pernah membuat dia kesal. Akhirnya dia menemukan cara
untuk membalas dendam.
Bok
Ja menerima Ibu bekerja di restoran pizzanya. Ibu yang tidak tahu apa-apa
kelihatan sangat bahagia saat pelayan disana memintanya untuk datang kembali
bulan depan. Ibu pun mengirimkan sms pada Bong Hee, mengabarkan kalau dia akan
mulai bekerja bulan depan.
Bong
Hee sudah memutuskan untuk mengosongkan firma miliknya dan menjual perabotan
kantornya dengan harga murah. Dia mau mengambil deposit sewa tempat, tapi sudah
tidak tersisa sedikit pun. Bong Hee melepaskan papan nama firmanya dengan berat
hati, ia menahan air matanya yang hampir mengalir.
Dia
pun pergi belanja setelahnya. Tak disangka, dia malah bertemu dengan Ji Wook. Bagaimana
bisa dia disana? Ji Wook kira tidak aneh, dia kan yang selalu memberikan makan
untuk Bong Hee. Bong Hee terharu diperlakukan dengan sangat baik, bagaimana
caranya dia membalas budi?
Tidak
usah, Ji Wook malah takut dengan balas budi yang akan Bong Hee lakukan. Bong
Hee tersenyum, dia menyuruh Ji Wook meletakkan semua barang keperluannya ke
keranjang dorong. Sungguh? Ji Wook pun pergi kesana kemari dan memasukkan
banyak barang ke keranjangnya.
Sesampainya
di rumah, Ji Wook menemukan note yang ditinggalkan Bong Hee “Terima kasih atas
semua yang kau lakukan padaku selama ini. Karena aku tidak memiliki apapun,
tetapi hanya hati yang penuh terima kasih, aku akan membalas kebaikanmu di masa
mendatang.”
Bngung antara bagus atw gk x ni drama, tpi berhbung da ji chang wook jdi aq tetep brtgan buat baca n' nnton dramax. Semngat y unni.....
BalasHapusEpisode 10nya mana?
BalasHapusAduh.. semakin penasaran sama kelanjutannya.. semangat ya min untuk tulis sinopsis selanjutnya. Makasi atas tulisannya ☺
BalasHapus