SINOPSIS Wednesday
3:30 PM Episode 2
Sumber gambar: SBS
Plus
Sekembalinya
ke kantor, Eun Woo yang membawa seikat bunga cantik tak bisa menyembunyikan
kebahagiannya. Tapi sialnya, dia malah harus naik satu lift bersama Seung Kyu
dan pacarnya. Pacar Seung Kyu memuji bunga yang dibawa Eun Soo, sangat cantik,
benarkan?
“Iya.”
Jawab Seung Kyu terpaksa.
Eun
Woo memberikan setangkai bunga pada pacar Seung Kyu. Kemudian dia menawarkannya
pada Seung Kyu pula, tapi Seung Kyu menolak dengan alasan tak menyukainya.
Sesampainya
di ruang kerja, Eun Woo membagikan bunga miliknya pada semua rekan kerjanya.
Mereka semua sungguh senang, bunganya sangat cantik. Tapi ngomong-ngomong,
apakah Eun Woo baru saja pergi ke dokter? Dia tampak sangat berbeda sebelum
pergi. Apa dia mendapatkan suntik filler?
Hehehe..
Eun Woo bergumam senang karena apa yang dikatakan Jae Won ternyata ada benarnya
juga. Ah, dia tak biasa-biasanya merasa senang saat dicurigai seperti ini. Ia
pun memberikan semua bunga-nya pada rekan yang memujinya.
Pekerja
sedang menyelamatkan barang-barang yang puing kafe. Jae Won menemukan kotak
yang disimpannya disana, untung saja sertifikat kepemilikan kafe tidak terbakar
dan cincin pasangan yang dititipkan Na Yeon masih utuh.
Jae
Won menyimpan cincin dan sertifikat kepemilikannya di rumah. Eun Woo tanpa
mengetuk pintu masuk ke kamarnya. Jae Won kaget dan menyuruhnya untuk cepat
keluar, ada hal yang mau dia bicarakan.
Ia
pun memberikan daftar yang berisi peraturan-peraturan selama dia tinggal
disana: 1) Tolong pastikan untuk selalu mengetuk pintu ketika dia membuka pintu
teman serumahnya. 2) Tolong lindungi kehidupan pribadi teman serumah. 3) Tolong
hargai privasi teman serumah.
Eun
Woo meremehkan peraturan yang dibuat Jae Won, dulu juga mereka mandi di bak
yang sama. Bocah, privasi apaan? Jae Won mengerti, tapi 25 tahun yang lalu
bukan terjadi kemarin. Lalu apa maksudnya dengan bocah?
Tak
perduli setua apapun Jae Won, bagi Eun Woo, dia adalah anak kecil. Jae Won
mengambil satu langkah mendekatinya, kalau sekarang dia mandi di bak yang sama,
maka ia akan tampak sangat berbeda.
Eun
Woo pura-pura mau muntah, “Jorok.”
Eun
Woo tengah bekerja di kantornya. Dia mendapatkan sms dari Jae Won yang
mengumumkan adanya project selanjutnya. Eun Woo pun buru-buru pergi. Tak lama
kemudian, dia sudah menggigit garpu dengan mata berbinar melihat makaron yang
tampak enak.
Jae
Won sibuk memotretnya. Eun Woo khawatir kalau berat badannya akan naik. Jae Won
pun menyuruhnya berhenti makan, atau paling tidak, berfikir dulu sebelum
memakannya. Tapi bagaimana lagi.. makaronnya enak jadi Eun Woo tak bisa
berhenti dan melahapnya tanpa ingat akan berat badan.
Seung
Kyu lagi-lagi melihat postingan insta Eun Woo. Ia menghela nafas dalam. Buehehehe,
nyesel mas?
Selanjutnya,
Jae Won dan Eun Woo pergi ke tempat tradisional Korea dan mengenakan hanbok.
Dia gila-gilaan dengan Jae Won. Ia bersikap layaknya nyonya yang memperkerjakan
budaknya, budak Jae Won. Eun Woo pun tertawa riang dan Jae Won kembali
memotretnya seperti biasa.
[Desa Tradisional
Korea. Betapa elegan dan indahnya. Seorang Ibu yang memberi nasi putih.] tulisnya di insta.
Helaan
nafas Seung Kyu makin panjang saat melihatnya.
Seung
Kyu melihat dua temannya dengan mata loyo, dia bertanya ada apa dengan mereka?
ia melihat jam-nya dan sadar kalau sekarang adalah hari Rabu pukul 3:30 sore, waktu
dimana para wanita merasa kelelahan.
Ia
ingat akan postingan insta Eun Woo dan memeriksanya lagi. Setiap Rabu pukul
3:30 sore, dia malah tampak lebih ceria dan energik dari biasanya. Disaat yang
sama, dia malah melihat teman wanitanya yang lain tampak seperti nenek-nenek.
Eun
Woo menikmati semilir angin sore di atap, Seung Kyu tiba-tiba datang
kesana. Jelas itu membuatnya tak nyaman, ia pun memutuskan untuk pergi. Tapi Seung
Kyu malah bertanya, apakah presentasi produk barunya berjalan dengan baik?
Dia
khawatir. Masa depan perusahaan ada pada produk baru itu, tapi orang yang
mengerjakannya malah terlalu banyak bermain. Sepertinya, dia punya lelaki yang
dikencaninya belakangan ini. Dia khawatir bukan karena Eun Woo kencan, tapi dia
pergi meninggalkan mejanya saat jam kerja. Dia sampai berfikir apakah dia
adalah Seon Eun Woo yang ia kenal.
Eun
Woo merasa iri. Dia memang harus pergi dari kantor untuk berkencan, karena dia
bukan tipe orang yang mengencani teman kerja ‘seperti seseorang yang ia kenal’.
Seung Kyu tak perlu khawatir. Dia kan tahu bagaimana dirinya menghargai pekerjaannya
ini. Ia mempersiapkan produk barunya dengan sempurna. Dia bisa mempercayakan
produk baru ini padanya.
Sepulang
kerja, Eun Woo minum soju di warung tenda. Dia mengingat kenangan manisnya
bersama Seung Kyu. Keduanya sangat bahagia saat bekerja di perusahaan yang
sama. Sepertinya, mereka memang ditakdirkan bersama.
Eun
Woo tersenyum getir mengingat ucapan itu, “Takdir.. yang benar saja. Kurang
ajar.”
Pulang
ke rumah, Eun Woo melihat Jae Won menggunakan bando miliknya. Dia mau
merebutnya tapi Jae Won duluan masuk kamar. Tak mau kalah, ia melihat sendal
milik Jae Won dan menggunakannya.
Saat
Jae Won melihatnya, dia sendal-nya minta dikembalikan. Eun Woo menolak karena
Jae Won sudah membuat bandonya jadi renggang. Omongkosong! Jae Won pikir
kepalanya jauh lebih kecil dibandingkan kepala Eun Woo. Sedangkan dia, dia tak
punya kaki atlet kan?
“Diam.
Mulutmu sangat kotor.” Hardik Eun Woo.
“Melihat
kau mulai marah, itu mencurigakan. Aku akan mengambilnya kembali darimu.”
Keduanya
pun saling bertukar bando dan sendal.
Hari
berikutnya, mereka masih sering musuhan tapi kemudian berbaikan. Kemudian untuk
beberapa hari setelahnya, mereka berdua jarang bertemu. Jae Won sibuk
mempersiapkan opening kafe, sementara Eun Woo harus mempersiapkan
presentasinya.
Pagi
ini, Eun Woo akan mengadakan presentasi. Saat membuka-buka filenya, dia sadar
ada dokumennya ada yang ketinggalan di rumah. Ia pun menelepon Jae Won dan
menyuruhnya mengantar dokumen itu.
Jae
Won menolak, dia sibuk tauu. Eun Woo mengancam akan meminta bayaran untuk
tinggal dirumahnya.
Saat
sedang terburu-buru naik lift, Eun Woo malah harus bertemu dengan Seung Kyu dan
pacarnya. Apesnya lagi, mereka berdua mesra-mesraan dan saling menautkan tangan.
Iyalah.. dia hampir menangis dibuatnya.
Untungnya
saat turun dari lift, Jae Won datang dan memanggilnya dengan sebutan ‘sayang’.
Ia merangkulnya mesra, semalam kan dia sudah membangunkannya, dia mengajaknya
main tapi menolak. Kenapa malah dia meninggalkan pekerjaan yang ia kerjakan
sepanjang malam?
Jae
Won mencubit pipi Eun Woo dengan gemas kemudian memeluknya. Dia berbisik
meminta bayaran 50ribu won kalau tahu harus berakting begini. Eun Woo balas
berbisik, dia akan memberikannya lebih banyak kalau aktingnya lebih bagus.
Eun
Woo merespon akting Jae Won dengan manja, “Ah, terima kasih, sayang. Kau
menyelamatkanku. Aku sangat gugup sehingga bisa saja aku mengacaukan
presentasiku. Hatiku masih berdebar-debar.
Seung
Kyu yang sedang menunggu pacarnya di depan toilet cuma memperhatikan mereka
dengan tak suka. Jae Won makin menjadi-jadi dalam berakting, “Semoga berhasil
dengan presentasimu. Pulanglah lebih awal. Aku tidak akan menyerah lagi. Aku
juga tidak akan menundanya lagi.” Hahahahaha
Tidak
lama kemudian, pacarnya Seung Kyu keluar dari toilet. Dia melihat Jae Won dan Eun
Woo sedang mesra-mesraan. Dari tampangnya sih, dia mungkin agak tertarik sama
Jae Won.
Suka..
BalasHapusCeritanya ringan,, jdi enak bacanya,, ditnggu ep 3 nya kk
BalasHapusSungkyu itu yg maen di only love song yah..?? Sbg mo myung
BalasHapusgomawo sinopsisnya saya suka ..ditggu lanjutannya ..
BalasHapus