SINOPSIS Man to
Man Episode 2 Bagian 1
Sumber gambar:
jtbc
Seol
Woo menunjukkan betapa lemahnya keamanan Un Gwang. Oleh karena itu, ia
memperkenalkan dirinya sebagai Pengawal Un Gwang mulai sekarang. Siapapun dirinya,
Un Gwang merasa Seol Woo tidak sopan, jadi lepaskan Do Ha.
Seol
Woo mengikuti perintah Un Gwang dan mendorong Do Ha dari tahanannya. Namun Do
Ha kehilangan keseimbangan, Seol Woo dengan enteng menahan jaketnya hingga ia tidak
terjatuh.
Un
Gwang menunjuk isyarat supaya Tuan Ji menghampirinya. Tuan Ji pun menjelaskan
bahwa mereka membutuhkan pengawal yang terbaik untuk kegiatan luar negeri Un
Gwang. Tim Keamanan Songsan sudah membayarnya tinggi.
Namun
Un Gwang sama sekali tidak tertarik, dia tak mau menerima apapun dari Songsan.
Dia juga tidak akan memakai apapun yang berwarna merah. Tuan Ji terus membujuk
Un Gwang, mereka tidak bisa mempercayai pengawal dari luar negeri.
Do
Ha bicara empat mata dengan Seol Woo. Intinya dia ingin tahu
siapa identitas Seol Woo yang sebenarnya. Seol Woo memperkenalkan dirinya
secara resmi, ia meminta maaf sudah memeriksa keamanan diam-diam.
Do Ha enggan
menerima maafnya, memeriksa keamanan dan tidak perduli kalau tindakannya
membuat orang lain tampak bodoh?
Katanya
dia dari Songsan, tempat bernaung-nya cukup bagus tapi skill-nya sangat buruk. Dia
sebelumnya memergoki dia tengah mengambil gambar diam-diam.
Seol Woo berkelit
kalau dia bukanlah paparazzi. Hanya Do Ha saja yang langsung mengasumsikannya
begitu. Saat itu, dia cuma bilang “kau siapa?” dan “kau sangat cantik”.
Kontan
Do Ha menatap Seol Woo dengan aneh. Saat ia menoleh, tanpa sengaja ia melihat
Un Gwang yang tengah menyendiri di balkon.
Do Ha buru-buru mengakhiri
pembicaraannya dengan Seol Woo. Meskipun CEO menyukainya, dia tidak akan
dipekerjakan disana, tunggulah panggilannya.
Rupanya
Un Gwang tengah memperhatikan kepergian Mi Eun dari atas sana. Un Gwang meletakkan
rokok di mulutnya. Do Ha muncul menyediakan pemantik api namun Un Gwang
menolak, dia kan sudah berhenti merokok. Besok dia harus berakting di tikam,
dia tak akan berkosentrasi dalam adegannya.
Kenapa
tidak bisa berkosentrasi? Un Gwang sudah mendapatkan penghargaan karena akting
ditikamnya. Un Gwang menyilangkan tangan didadanya, rasa sakitnya tergantung
pada usianya. Do Ha pikir itu adalah bagian dari aktor yang baik, bisa menampilkan
sesuatu yang berbeda.
Un
Gwang suka dengan kata-kata Do Ha. Ngomong-ngomong, bagaimana kabar pengawal
baru itu? Katanya dia adalah hadiah dari pemegang saham terbesar karena ia akan
menjadi bintang hollywood. Jadi akan sulit untuk membuangnya.
Bibinya
Tuan Ji yah? Do Ha menepuk tangannya, kalau begitu, gunakan saja dia kemudian
buang. Kalau dia keluar dengan sendirinya dari sana, maka dia tak akan
mengeluh. Un Gwang menyukai idenya, terkesan jahat tapi dia menyukainya. Mereka
berdua tos merayakan ide jahat mereka.
Tak
jauh dari sana, Seol Woo memperhatikan mereka dengan heran. Apa-apaan?
Esok
harinya, Do Ha mewawancarai Seol Woo dan melihat resume-nya. Dia punya banyak
kualifikasi yang cukup bagus. Sebelumnya, dia pernah bekerja dengan orang VIP
Songsan, siapa saja? Seol Woo tidak mau memberitahu dengan alasan keamanan.
Do
Ha meminta Seol Woo untuk menjawab pertanyaan yang diajukannya dalam tiga
detik. Ada pertanyaan yang aneh, ada pula pertanyaan untuk mengetes psycho dan Seol
Woo bisa menjawabnya dengan mudah. Do Ha terperangah kaget, lalu bagaimana
kalau dia bertemu dengan pencuri yang bersembunyi dibalik lemari dengan membawa
pisau?
“Aku
akan menunggu. Saat dia keluar, aku akan merebut pisaunya dan menikamnya.”
Do
Ha menyimpulkan kalau Seol Woo memang benar-benar bergolongan darah B. Zodiaknya
juga Aries, sangat cocok dengan Un Gwang. Selamat.. selamat.. ucapnya ceria. Seol
Woo sampai mengernyir heran dengan kelakuan unik Do Ha.
Do
Ha menemui Manager Yang, kesimpulannya adalah Seol Woo itu sangat sempurna.
Semangka, singa, psycho, B, Aries, dia punya 5 alasan yang dibenci Un Gwang. Manager
Yang bertaruh 100ribu won kalau sampai pengawal itu keluar dalam seminggu.
Do
Ha menawarkan supaya Manager Yang mau membantunya mengeluarkan Seol Woo. Dia
akan memberikan 100ribu won untuknya. Mereka berdua sepakat, Do Ha pun
membisikkan rencana yang akan dilakukannya besok pagi.
Esok
harinya, Seol Woo datang ke rumah Un Gwang. Disana cuma ada Manager Yang.
Manager Yang buru-buru keluar dari rumah Un Gwang, dengan gugup ia pamit mau
pergi membeli kopi.
Un Gwang masih tidur, ia menyuruh Seol Woo membangunkannya.
Dia harus bangun jam 7 jika kita tidak mau terlambat untuk syuting. Seol Woo
mengernyit merasakan kejanggalan.
Sesampainya
di kamar Un Gwang, Seol Woo membangunkannya. Namun Un Gwang menolak untuk
bangun. Nanti dia mau melakukan adegan mati, sekarang dia tengah menghayati
perannya nanti. Seol Woo pun diam tanpa merespon apapun lagi. Kontan Un Gwang
tersenyum puas berhasil mengelabuhi Seol
Woo.
Tapi
Seol Woo sendiri tidak menyerah sama sekali, dia pergi ke kamar mandi untuk
menemukan sesuatu yang dapat dirakitnya. Dia menarasikan sifat Un Gwang yang
kejam layaknya psychopath. Sok hebat dihadapan orang lemah dan ciut dihadapan
orang kuat.
Un
Gwang membuka matanya karena Seol Woo tak kunjung datang membangunkannya lagi. Tapi
saat membuka matanya, dia malah melihat bom rakitan yang sudah tergantung. Seol
Woo mengatakan kalau bom itu akan meledah jam 6:59 lebih 40 detik. Un Gwang tak
mempercayainya kalau benda itu adalah bom.
Tapi
Seol Woo menjelaskannya dengan kata-kata yang meyakinkan. Biasanya benda
seperti itu digunakan untuk meledakkan bom di pesawat. Kalau dia mematikan
alarm-nya maka bom tidak akan meledak. Waktu masih tersisa 20 detik lagi. Un
Gwang terus mengoceh tak mempercayainya. Seol Woo mulai menghitung mundur dan
berjalan perlahan ke arah pintu.
Un
Gwang makin ketar-ketir takut kalau bom-nya beneran meledak. Akhirnya ia
bangkit mematikan alarmnya. Seol Woo melihat jamnya, VIP sudah bangun sesuai
jadwal sebelum jam tujuh. Un Gwang melongo sambil mengguncang bom rakitan itu,
dia bohongan kan?
“Memercayai
pengawal adalah dasar dari keamanan. Kerja bagus.” Ujar Seol Woo sembari
bertepuk tangan. Ia pun permisi untuk menyiapkan mobil. Kontan Un Gwang
mengumpat tak terima, berani-beraninya dia mengerjadinya.
Di
jembatan Jamsil, lalu lintas sangat padat dan macet. Un Gwang mengeluh karena
mereka tidak sampai ke tempat tujuan dari tadi. Dia menyalahkan Manager Yang
dan memukulinya menggunakan buku. Seol Woo segera merebut buku di tangan Un
Gwang, pengawal akan menyingkirkan benda yang membahayakan.
“Apa
kau tidak mau menyingkirkanku? Aku yang paling berbahaya. Jika VIP akan
terlambat, maka pengawal akan mengurusnya. Tutup jalannya agar aku bisa jalan,
siapakan aku helikopter untuk kesana, atau sesuatu yang hebat. Sesuatu yang
menakjubkan. Apa kau bisa melakukannya?” cerocos Un Gwang.
Seol
Woo diam tak merespon. Un Gwang meremehkannya, dia memang tidak berguna sama
sekali.
Ada
satu cara, ujar Seol Woo kemudian mengeluarkan Un Gwang dari mobilnya. Un Gwang
kebingungan, ia takut ada yang melihatnya dan terus menutup wajahnya. Seol Woo
menyuruhnya untuk percaya saja sama dia. Ia pun menarik tangan Un Gwang
melewati jalanan yang macet.
Do
Ha tak tahu apa yang tengah dilakukan oleh Seol Woo. Ia panik mengejar mereka
berdua, namun sayangnya, dia kalah cepat dan ditinggal Seol Woo dan Un Gwang naik
subway.
Un
Gwang menepuk tangan Seol Woo yang memegang tangannya dengan kasar. Ia mengatai
Seol Woo yang sudah gila, bagaimana kalau ada orang yang mengenalinya? Seol Woo
melihat ke penumpang lain, tak ada seorang pun yang mengenali Un Gwang dan
mereka sibuk melakukan kegiatannya masing-masing.
Un
Gwang agak kecewa karena tak seorang pun mengenalinya. Seol Woo merebut
kacamata yang digunakan Un Gwang dan pergi menjauhinya. Un Gwang berteriak ke
arah Seol Woo, seketika orang menoleh padanya dan langsung mengenalinya.
Mereka
berbondong-bondong mengerubuti Un Gwang minta tanda tangan dan foto bersama. Salah
satu diantara mereka, ada juga yang orang luar negeri dan ia menarasikan salah
satu dialog film Un Gwang. Un Gwang menyukainya dan mereka berfoto bersama.
“Dia tidak menyukai keduanya. Dia benci
dikenal dan tidak dikenal. Hal bagus bagi seorang bintang papan atas yang tidak
tahu apa yang dia inginkan adalah jumlah penonton, penyuka, dan komennya.” Batin
Seol Woo.
Saat
sarapan, anak Mi Eun diam-diam menyingkirkan kedelainya dan Seung Jae membantu
memakannya. Tapi Mi Eun bisa melihat mereka, ia memintanya supaya tidak
memilih-milih makanan. Tadinya putra Mi Eun terus menolak namun Seung Jae
membisikkan sesuatu sehingga ia menuruti kata-kata Ibunya.
Bertepatan
saat itu pula, Tuan Ji menelepon Mi Eun untuk mengabarkan kalau ia sudah
menyewa pengawal sesuai keinginan Mi Eun. Mi Eun mengiyakan, mereka bisa membicarakannya
lebih lanjut nanti.
Seung
Jae tanya apakah dia menerima telepon dari Tuan Ji lagi? Mi Eun membenarkan,
ini pertama kali managemennya memproduseri sebuah film makanya dia banyak
bertanya. Seung Jae meminta pendapat, haruskah dia berinvestasi juga kali ini?
Mi
Eun rasa investasi kali ini tidak akan merugikan. Pemeran utamanya adalah Yeo
Un Gwang yang cukup terkenal di China dan naskahnya cukup bagus pula. Seung Jae
hanya mengangguk dengan senyum simpulnya.
Sesampainya
di lokasi syuting, Do Ha tanya apakah Un Gwang terlambat atau tidak? Bagaimana kondisi
pengawalnya? Apa dia masih hidup dan tidak dipukuli oleh Un Gwang?
Tak
lama kemudian, muncullah Un Gwang yang baru saja menyelesaikan syutingnya. Do
Ha langsung memegang wajahnya dengan penuh keprihatinan. Apa Oppa baik-baik
saja? Un Gwang tidak merasa baik-baik saja, dia baru saja mati (dalam
film-nya).
Do
Ha salah paham mengira kalau Un Gwang sedang membicarakan tindakan Seol Woo. Dia
langsung memarahi Seol Woo yang berani-beraninya memegang tangan Un Gwang. Memangnya
dipikir dia siapa?
Un
Gwang meminta Do Ha tidak membuat keributan di lokasi syuting. Do Ha mengerti,
ia menghampiri Sul Doo dan mengajaknya bicara berdua. Namun Un Gwang
melarangnya, dia sudah memarahinya barusan.
Un
Gwang memperlakukan Seol Woo dengan sangat baik, dia menyuruhnya duduk di
kursinya kemudian melayaninya. Dia terus tersenyum ramah, bagaimana dia harus
memanggil Seol Woo mulai sekarang? Keamanan Kim kayaknya cukup bagus, dia akan
memanggilnya begitu mulai sekarang.
Do
Ha keheranan dengan sikap Un Gwang yang tampak begitu ceria. Penata rias Un
Gwang memberitahukan kalau Un Gwang saat ini tengah jadi topik panas di
internet. Fotonya bersama pria luar negeri menjadi trending topik.
Dua penata
rias itu langsung menatap Seol Woo dengan tatapan kagum. Keamanan Kim
benar-benar punya senyum menawan.
Tidak,
senyumnya itu mematikan. Do Ha mendelik ke arah Seol Woo. Seol Woo santai
meminum jus-nya dan membalas tatapan sinis Do Ha dengan mengangkat alisnya.
Dong
Hyun bertemu dengan Tae Ho. Tae Ho mengatakan jika Song Mi Eun, Istri Songsan
mempunyai hubungan saling menguntungkan dengannya. Berkat Mi Eun, ia bisa
memperkerjakan K menjadi pengawal Un Gwang. Dong Hyun penasaran, apa yang membuat
Tae Ho tiba-tiba ingin menemuinya?
“Ini
sangat rahasia, tetapi sepertinya Baek Infantry sedang mencari tiga ukiran
kayu.”
“Anak
buah Agen Baek?”
Tae
Ho tak ingin menganggap Baek In Soo sebagai seorang agen. Dia bekerja di NIS
tapi menjual rahasia demi keuntungannya sendiri. Dong Hyun berdecak, Baek
Infantry mulai begerak, ini akan menjadi masalah.
Sejujurnya,
Tae Ho merasa menjaga keamanannya tidaklah sebanding dengan bayaran yang
didapatkan. Ia menyarankan supaya Dong Hyun tetap berhati-hati. Dong Hyun
mengerti, ia akan mengabari K. Mereka juga harus terus saling mengabari.
Benar
saja, salah satu anak buah Baek In Soo tengah mencari informasi. Dia menyiksa
seseorang dan menuntut mereka mengatakan dimana keberadaan tiga kayu ukiran. Namun
orang yang disiksa terus mengaku tak tahu, anak buat itu pun langsung
mengabarkan pada In Soo.
In
Soo tampak terburu-buru, dia menyuruh anak buahnya bergegas menemukan tiga
ukiran kayu secepat mungkin. Pemilihan akan dilaksanakan bulan depan.
In
Soo menemui Seung Jae untuk mengabarkan kalau seseorang telah mencuri tiga
ukiran kayu tersebut. Pencurinya sangat lihai dan menyembunyikannya dengan
baik. Tapi mereka berjanji akan menemukannya dalam sebulan.
Seung
Jae yakin kalau pencurinya akan membawanya sendiri kalau dia masih hidup. Oleh karena
itu, In Soo tidak berniat membunuhnya. Ia perlu menjadi walikota kemudian jadi
Presiden. Politik harus bersih.
Kontan
In Soo berubah serius, jangan bersikap seolah ia membuat kejahatan. Dia kan
sudah tahu kalau ia bukan orang semacam itu. Seung Jae memuji semangat In Soo,
dia akan membantunya sampai berkuasa. In Soo pun berjanji akan menemukan barang
peninggalan Kakek Seung Jae.
Dong
Hyun mengabari Seol Woo mengenai Baek Infantry, dia menyuruhnya berhati-hati.
Seol Woo sih tidak begitu khawatir, yang penting terus kabari dia. Dan persiapkan
pula barang pesanannya.
Dibalik
tirai, tampak Do Ha masih menaruh rasa curiga pada Seol Woo dan memperhatikan
setiap gerak-geriknya.
lanjut mbak jd penasaran..
BalasHapus😊 keren bgt sinopsisnya. Tlg lanjut terus y. Smgt
BalasHapusmakasih ya.. senang bs membaca sinopsisnya :-)
BalasHapusTQ....... obat kemarin tdk tuntas lihat di youtube :-D
BalasHapus