SINOPSIS Queen of
Mystery Episode 3 Bagian 2
Sumber gambar:
KBS2
Joon
Oh mengabarkan pada Seol Ok jika mereka belum mendapatkan informasi penting
apapun. Seol Ok sungguh ingin bicara langsung dengan anak itu. Joon Oh tegas
menolaknya, dia bisa dibunuh oleh Detektif Ha Wan Seung.
Joon
Oh menggunakan earpiece saat mengintrogasi Hee Chul. Hee Chul kehilangan
kepercayaannya pada polisi, dia pamit dengan alasan ingin menghadiri kelas.
Namun Joon Oh mencegatnya dengan bertanya, apakah kelasnya lebih penting dari
pada Ibunya?
Hee
Chul terdiam. Joon Oh mendengarkan ucapan Seol Ok melalui earpiece-nya kemudian
menanyakannya pada Hee Chul, “Furniturenya lama semua, tetapi barang
elektroniknya baru. Ada goresan dan tanda dirumahnya. Dan banyak yang rusak. Pencurinya
tidak melakukan itu. Apa ayahmu sering memberikan kekerasan?”
Hee
Chul tidak menjawab, namun sudah tersirat jelas diwajahnya jika dugaan yang
dilontarkan Joon Oh memang benar adanya. Seol Ok ingat di kamar Hee Chul
terdapat jas dan parfum ayahnya. Joon Oh bertanya, apakah Ayahnya sering tidur
bersamanya dan kedua orangtuanya tidur di kamar berbeda? Apa itu sebabnya dia
berfikir ibunya ingin mati?
Dengan
ragu, Hee Chul mengatakan jika ia menemukan obat tidur di kamar Ibunya. Ia
melihatnya di internet kalau pil tidur bisa membunuh seseorang.
Joon
Oh sudah mengantar Hee Chul pulang. Dia sekali lagi memastikan pada Seol Ok,
apa dia yakin kalau Ibunya Hee Chul tidak overdosis obat? Seol Ok cukup yakin,
apalagi melihat pil obat yang ada di kamar Ibu Hee Chul masih cukup banyak. Dia
memang meminumnya, tapi sekedar untuk membuatnya tidur.
Selain
itu, Seol Oh melihat ada noda darah yang terdapat di jendela. Meski
samar-samar, ia masih bisa melihatnya. Bilang pada Kopral Park untuk
berhati-hati pada luminalnya sehingga tidak merusak sidir jari.
Wan
Seung sedari tadi memperhatikan gerak-gerik mencurigakan Joon Oh. Dia datang
merebut ponselnya kemudian berteriak sekencang mungkin. Kontan Seol Ok
terlonjak kaget dan melompat ke dekat dinding. Telur cukanya pun seketika
berantakan akibat tersenggol Seol Ok.
Seol
Ok memutuskan sambungan teleponnya. Ibu Mertua mendengar keributan yang
disebabkan oleh Seol Ok. Dia khawatir melihat kondisi ruangan berantakan, apa
dia tidak apa-apa?
Seol
Ok mengaku baik-baik saja, tadi telurnya meluap. Tidak lama kemudian, ponsel
Seol Ok kembali berdering. Entah dari siapa.. tapi dia langsung pamit pada
Ibunya untuk pergi ke restoran Kyung Mi. Pesanan tiba-tiba membludak.
Saat
jam kerja, Wan Seung menyindir Joon Oh dengan mengatakan kalau seorang petugas
ada yang membocorkan turun jawabatan akibat membocorkan rahasia. Dia meminta
Petugas Jang untuk berhati-hati.
Joon
Oh sadar tengah di sindir, ia melipir pergi dengan alasan menemui Tim Forensik.
Wan Seung yang sedang mencurigainya tidak mau membiarkan Joon Oh pergi, biar
dia sendiri yang mengambilnya.
Nyatanya
alasan pesanan banyak hanyalah kebohongan semata. Seol Ok datang ke restoran
Kyung Mi untuk minum-minum. Kyung Mi tahu saja kalau dia memang sedang ingin
mabuk, dia akan mabuk sebelum makan malam.
Wan
Seung menceritakan masalahnya pada Gwang Tae. Istri dari Jaksa Kim Ho Cheol
terus ikut campur dalam penyelidikan kasusnya. Gwang Tae ikut geram, harusnya
dia tangkap saja karena dia sudah mengganggu jalannya penyelidikan. Wan Seung
menghembuskan nafas kasar, memangnya dia melakukan kesalahan apa?
Etapi..
Gwang Tae tahunya Jaksa Kim Ho Cheol itu belum menikah loh. Wan Seung tidak
terlalu ambil pusing, lagipula dia tidak mungkin membohonginya.
Wan
Seung pun pergi menemui Petugas Park untuk mendapatkan hasil forensiknya. Tidak
terlalu banyak yang ditemukan, hanya jejak sepatu dengan ukuran cukup besar dan
dari merek murahan. Petugas Park mengungkit tentang Seol Ok yang menduga kasus
ini adalah kasus pembunuhan.
Sontak
Wan Seung meremehkannya, kenapa juga dia buang-buang waktu mendengarkan
omongannya. Tapi Petugas Park mengatakan kalau dia menemukan noda darah
dijendela. Tidak dapat dipastikan sebelum mereka mendapatkan hasil tes DNA,
tapi bercak darah itu bergolongan darah AB dan Nyonya Lee Myung Hee juga
bergolongan darah AB. Selain itu, ada beberapa sidik jari samar disana.
“Dia
benar semuanya. Ahjumma itu.” Desis Wan Seung mengingat ucapan Seol Ok yang
sempat ia dengar di telepon.
Kyung
Mi dan Seol Ok sudah mulai teler. Seol Ok sedih mengingat ucapan detektif yang
menyuruhnya pergi saat dia membantu. Dia menyuruhnya pulang dan memasak. Seol
Ok mewek.. padahal kan dia tidak bisa memasak. Kyung Mi menyarankan agar dia
berhenti melakukannya, itu bukan urusannya.
Seol
Ok menyesal, harusnya dia masuk ke perguruan tinggi supaya mereka mau
mendengarkannya. Tapi dia tidak bisa mengabaikannya begitu saja, dia selalu
begini dan selalu disia-sia kan. Kyung Mi menyentak Seol Ok, Seol Ok sangat
berguna untuknya. Cuma dia satu-satunya teman yang bisa memasukkan kecap ke
dalam sup. Dia sangat kreatif kok.
Baiklah.
Seol Ok akan menerimanya sekarang dan berhenti menyakiti diri sendiri. Ia
adalah wanita yang sudah menikah, lulusan SMA dan tidak bisa memasak. Dia tidak
akan perduli lagi siapa yang melakukan pembunuhan.
Wan
Seung mulai penasaran dengan sosok Ahjumma. Apa dia paranormal sampai bisa
mengetahui semuanya? Ia pun menghampiri Joon Oh yang sibuk menelepon seseorang.
Kontan Joon Oh ketakutan meyakinkan kalau dia tidak bicara dengan Seongsaenim.
Wan Seung jadi heran sendiri, dia tidak sedang menuduhnya.
Karena
Joon Oh tidak tahu alamat Seol Ok, Wan Seung berusaha mencari tahunya sendiri
dengan pergi ke minimarket tempat membeli telur. Alasannya sih dia mau minta
uang kembalian 5 dollar. Pemilik Minimarket menolak, Wan Seung pun mengancam
akan melaporkannya atas tindakan diskriminasi.
Nyali
pemilik minimarket menciut dan memberikan uang lima dollar. Tapi giliran Wan
Seung tidak mau menerimanya. Dia ujung-ujungnya bertanya tempat kerja Seol Ok
pada Pemilik Minimarket.
Wan
Seung sampai juga ke restoran Kyung Mi. Tapi restorannya tutup, dia pun coba
menghubungi nomor Seol Ok.
Idiot?
Kyung Mi membaca nama kontak yang tertera di ponsel Seol Ok. Seol Ok
memperingatkan supaya Kyung Mi tidak mengangkatnya, itu nomor detektif yang
mengusirnya. Ia pasti akan berteriak menyuruhnya tidak mengganggu pekerjaannya.
Terdengar
seseorang masuk ke restoran. Kyung Mi dan Seol Ok bangkit, mengira ada
pelanggan yang datang kesana. Tapi tidak tahunya, malah Wan Seung yang masuk.
Sontak Seol Ok meyakinkan jika dirinya tidak akan ikut campur lagi dalam
kasusnya. Wan Seung mengabaikan ucapannya. Seol Ok khawatir, darimana dia tahu
dia ada disana? Jangan-jangan dia menghubungi keluarganya.
Tidak.
Wan Seung tahu dari Pemilik Minimarket. Kyung Mi bertanya pada Wan Seung, apa
dia lulusan Akademi Polisi? Jangan sok, ia juga lulusan Universitas Seoul. Ia akan
membunuhnya kalau meremehkan Seol Ok.
Seol
Ok mengusir Wan Seung, dia tidak perduli dan tidak akan penasaran lagi. Giliran
Wan Seung yang berubah pikiran, kadang-kadang dia harus terus memiliki rasa
penasaran. Jangan terlalu keras pada hidupnya.
Wan
Seung melihat sebuah pintu yang terbuka, awalnya dia mengira ruangan itu adalah
ruang penyimpanan. Tapi ternyata didalamnya tersimpan banyak buku Seol Ok,
mulai dari kriminatologi, profiling dan file kasus-kasus kriminal. Wan Seung
tanya, apakah dia mendapatkan gelarnya di bidang kriminatologi?
“Mirip
seperti itu.” Jawab Seol Ok pendek.
Wan
Seung meraih album foto, dikiranya album pernikahan tapi ternyata album itu
berisi foto para penjahat. Seol Ok sengaja menyimpannya, siapa tahu dia bertemu
kriminal itu di jalan. Dia juga punya ratusan foto para penjahat di ponselnya.
Wah, Wan Seung tak menyangka, biasanya Ibu-ibu akan menyimpan foto anaknya.
“Aku
tidak punya anak.”
“Bagaimana
dengan suamimu?”
“Untuk
apa.”
Seketika
Wan Seung tertegun melihat foto-foto korban pembunuhan yang terpajang di sana. Apa
Ahjumma merasa bersemangat melihat foto-foto itu? Dengan mengejutkan, Seol Ok
mengiyakan. Bagaimana dia tidak bersemangat? Mengetahui mereka semua sama
dengan dirinya, berjalan, berbicara dan tertawa. Dia akan menangkap semua orang
yang membunuh mereka.
“Kau
punya banyak waktu juga.” Ujar Wan Seung dengan tampang penuh beban.
Seol
Ok melihat analisis kasus pembunuhan disana. Wan Seung ingin melihatnya
meskipun Seol Ok mencoba menghalanginya. Apa dia benar-benar tahu siapa yang
melakukan pembunuhan? Seol Ok yakin, dia tahu.
“Siapa
yang melakukannya?” Wan Seung mulai penasaran.
“Pencuri.”
Ketus Seol Ok. Wan Seung kesal dengan jawaban Seol Ok dan membenturkan
kepalanya ke papan.
Dibawah
teriknya matahari, Wan Seung membawa Seol Ok ke TKP. Meskipun banyak protes,
Wan Seung seperti anak anjing yang menurut semua perintah Seol Ok. Mulai dari
mencari kelopak bunga di ban mobil kemudian membandingkannya denga kelopak
bunga yang ada di halaman rumah TKP.
“Pencurinya
mencuri pada waktu hujan. Tanda ban membuktikan mobil lewat pintu gerbang. Mobil
masuk ke kebun dan merusak bunga. Itu
adalah kenapa kelopak bunga ada di roda.” Terang Seol Ok.
Anehnya,
Wan Seung tidak menemukan bekas mobil itu masuk ke halaman. Ia pun
menyadarinya, pelaku sudah menghapusnya. Seol Ok tanya, kenapa juga dia
mempersulitnya dengan menghapus jejak?
“Dia
mengangkut mayatnya, 'kan? Tapi kenapa dia memilih memasukkan mobilnya ke
taman? Kenapa tidak membawa mayatnya keluar? Menghapus jejak ban adalah hal
yang sulit.”
“Karena
dia tidak cukup kuat. Dia sudah tua.”
Wan
Seung menebak kalau pemilik mobil yang membunuhnya. Seol Ok balik tanya, lalu
kenapa dia tidak menduga anak remaja itu pembunuhnya? Wan Seung tidak percaya,
mana mungkin anak remaja membunuh Ibunya. Seol Ok tanya lagi, memangnya ada
alasan orang tua membunuh menantunya?
Wan
Seung mulai bimbang. Seol Ok senyum kecil, dilihat dari sidik jarinya yang
samar-sama saja sudah menunjukkan kalau pemilik sidik jari itu adalah orang
yang sudah tua. Kontan Wan Seung protes, kenapa dia membolak-balikkan ucapannya
begitu?
“Karena
kau tidak boleh berprasangka dulu.” Enteng Seol Ok.
Dari analisis Seol
Ok, Pelaku 1 (Diibaratkan Ayah Mertua) pemilik rumah yang sudah membawa
mayatnya keluar rumah. Kemudian, Pelaku 2 (Digambarkan Ibu Mertua) yang
membantu Pelaku 1 dan menutup jendela kamar korban. Setelah Pelaku 1 pergi, Pelaku
2 itu menutup bekas ban mobil menggunakan tanah supaya bekasnya samar.
Seol
Ok menduga kalau mayat dibungkus menggunakan sprei. Wan Seung meragukannya, dia
bicara seolah sudah melihat kejadian itu. Simple, Seol Ok melihat kamar korban
dan sprei yang digunakan di kamar itu tampak aneh. Dari pakaian korban, tampak
sangat modis tapi sprei disana kelihatan usang dan tidak cocok dengan
selimutnya.
Wan
Seung paham, oleh karena itu tidak ada darah di TKP. Benar, Seol Ok hanya
melihat noda darah di jendela karena mereka menjatuhkan mayat dari lantai atas.
Noda darah bisa ditemukan lagi dalam mobil itu. Tapi sayangnya, si Ayah Mertua
sudah membersihkan mobilnya.
“Jadi
pembunuhnya anggota keluarga dia?”
“Pembunuhnya...”
belum sempat mengatakannya, Seol Ok sudah menerima panggilan dari Ibu.
Seol
Ok buru-buru pamit, dia mau masak makan malam. Wan Seung menghalanginya, dia
harus menyelesaikan kasusnya. Matahari masih tinggi, buat apa menyiapkan makan
malam sekarang. Seol Ok membentaknya marah, memangnya dipikir masak itu cepet?
“Kalau
begitu siapa pelakunya? Kau mau bulang kalau pelakunya adalah mertua korban?”
“Tapi..
Mengapa mereka melaporkannya sebagai pencurian?” tanya Seol Ok.
Di
kejauhan, tampak Ayah Mertua tengah memperhatikan Seol Ok dan Wan Seung.
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar jika berkenan. Dilarang copas ya kawan! Happy Reading ^_^