SINOPSIS Queen of
Mystery Episode 4 Bagian 1
Sumber gambar:
KBS2
Episode
4, diawali dengan adegan Ibu Mertua dan Ayah Mertua melihat menantunya membujur
diatas ranjang. Mereka berdua membungkus mayatnya dan membawanya entah kemana.
Darah tampak mengalir dari selimut dan tangan Ayah Metua tampak penuh darah
saat menyetir.
Saking
tidak kosentrasinya Ayah Mertua, dia hampir saja bertabrakan dengan truk
kontainer.
Malam-malam,
Suami Korban pulang bersama temannya sehabis mabuk-mabukan. Namun keduanya
dikejutkan melihat pintu rumah Suami Korban tampak rusak. Temannya yang
ketakutan pun langsung menghubungi polisi.
Disisi
lain, Ibu Mertua terus menangis saat melihat mayat menantunya sudah diikat
menggunakan tali. Mereka pasti akan dihukum. Ayah Mertua dengan dingin
menjatuhkan mayatnya ke sungai, ia akan menebus dosa-dosa yang sudah ia
lakukan.
Kembali
ke masa kini, Ibu Mertua dan Ayah Mertua memperhatikan Wan Seung dan Seol Ok
dari kejauhan. Ibu Mertua khawatir kalau-kalau mereka adalah polisi. Namun Ayah
Metua masih bisa tenang, mereka sudah tua, ini akan menjadi akhir bagi mereka.
Tapi Hee Chul...
Wan
Seung memaksa Seol Ok mengatakan siapa pembunuhnya. Apa dia akan mati kalau
melewatkan makan malamnya? Iya, Seol Ok bisa mati. Ibu mertuanya itu hidup
untuk makan, dia tidak pernah melewatkan makannya. Dia yakin kalau Wan Seung
belum pernah merasakan menjadi mantu.
Terpaksa,
Wan Seung mengantar Seol Ok pulang. Masih terus membujuk Seol Ok memberitahukan
siapa pembunuhnya. Seol Ok tidak mau, dia tidak akan mengatakannya sebelum
yakin 100 persen. Wan Seung terus membujuk, lagian bukankah dia sudah yakin
99,9 persen?
Itu
namanya pembunuhan psikologis kalau mencurigai seseorang yang tidak bersalah
dengan sedikit keraguan. Ini dapat mengubah arah kehidupan seseorang. Ini juga
dapat mengubah hidup keluarga mereka. Seol Ok tetap teguh pada pendiriannya,
dia tidak akan mengatakkanya sebelum yakin 100 persen.
Seol
Ok mengucapkan terimakasih. Apa cuma itu? Tanya Wan Seung. Seol Ok meletakkan
wajahnya sangat dekat dengan Wan Seung kemudian memonyongkan bibirnya. Bukan mencium,
tapi dia menghembuskan nafasnya. Apa masih bau alkohol?
Wan
Seung mengingatkan Seol Ok, katanya dia tadi mau beli tofu. Seol Ok lupa, dia
harus membelinya sekarang. Wan Seung menghentikannya, dia sudah membelikan tofu
untuk Seol Ok.
Wah.. Seol Ok tidak menyangka kalau Wan Seung cukup perhatian
dan tidak begitu bodoh. Wan Seung juga tidak menyangka, sebenarnya Seol Ok itu
benar-benar pintar atau malah benar-benar bodoh?
Wan
Seung pun bergegas pergi setelah Seol Ok masuk ke rumahnya. Bertepatan saat
kepergiannya, Kim Ho Soon melihat mobil yang ditumpangi Wan Seung. Dia
sepertinya pernah melihat mobil itu. Ah.. dia ingat, dia melihat mobil itu
pernah mengantarkan Seol Ok malam-malam.
Di
TKP, Petugas Park datang untuk menyelidiki mobil pemilik rumah. Wan Seung
memeriksanya sendiri dengan menyemprotkan cairan ke kursi belakang mobil itu.
Disana tampak timbuk bercak bercahaya, tandanya ada darah yang sempat menetes
kesana. Wan Seung mengakui kemampuan Seol Ok, “Ahjumma itu hebat juga.”
Ayah
Mertua keluar dari rumahnya dengan Ibu Mertua yang menangis menghentikan
langkahnya. Namun Ayah Mertua sudah menetapkan keputusan, dia mengakui pada Wan
Seung kalau dia yang sudah membunuhnya.
Wan Seung sempat tertegun beberapa
saat, ia kemudian berniat memborgolnya. Namun Ibu Mertua menghalangi, cucu
mereka akan segera pulang.
Wan
Seung paham dan menggiring Ayah Mertua tanpa memborgolnya. Namun bertepatan
saat itu, Hee Chul pulang. Dia menghalangi mereka, dia menyuruh kepolisian
menemukan Ibunya, kenapa mereka malah menangkap Kakeknya?
Nenek
coba menenangkan Hee Chul, kakeknya bukan ditangkap, mereka hanya akan
mengintrogasinya saja. Hee Chun tidak percaya dan menangisi kepergian kakek.
Hoon
So terus memperhatikan gerak-gerik Seol Ok. Seol Ok curi-curi kesempatan untuk
menelepon Wan Seung. Wan Seung memuji Seol Ok, memang benar kasus ini adalah
kasus pembunuhan, pembunuhnya adalah Ayah Mertua. Seol Ok tidak menyangka, Ayah
mertuanya yang membunuh?
“Kau
tidak tahu? Aku pikir kau tahu. Aku terlalu berekspektasi besar padamu.”
Seol
Ok meyakinkan jika pembunuhnya bukan Ayah Mertua. Tapi Wan Seung tidak percaya,
dia sudah mengakuinya dan mereka menemukan banyak bukti yang menguatkan kalau
ia memang pelakunya. Wan Seung akan menyelesaikan kasus ini, tidak usah repot-repot
dan masak saja.
Wan
Seung mengakhiri panggilannya. Seol Ok yakin kalau pembunuhnya bukan Ayah
Mertua. Dia akan pergi ke kantor polisi. Tapi sayangnya, Ho Soon menghalanginya
dan bertanya mau kemana dia. Seol Ok mengaku kehabisan cabai, Ho Soon kan suka
kimchi pedas.
Ho
Soon membuka kulkas dan memberikan satu plastik cabai, mereka mempunyainya. Seol
Ok mau pergi beli timun juga dan membuang sampah. Tapi Ho Soon tidak mau membiarkannya
pergi, biar dia yang melakukannya.
Ibu
sampai heran, “Apa kau memberinya uang saku? Mengapa dia melakukan itu?”
“Itulah.
Mengapa dia melakukan itu?” dengus Seol Ok.
Proses
interogasi mulai berlangsung, Wan Seung menanyakan motif pembunuhan Ayah Mertua.
Ayah Mertua mengaku kalau ia tidak sengaja melakukannya. Dia hanya khawatir
dengan menantunya yang kecanduan obat penenang Zolpidem. Setiap kali
meminumnya, dia menjadi aneh dan tidak ingat apapun.
Malam
itu, Myung Hee (korban) mengancam akan bunuh diri dihadapan Ayah Mertua. Dia
yakin kalau Ayah Mertua tidak menyukainya. Ayah Mertua coba membujuknya tapi
Myung Hee tidak mau. Ayah Mertua mengakui kalau ini adalah kesalahannya. Ia menyesal
tidak menghubungi polisi.
Wan
Seung mendapat sms dari Seol Ok, kakek itu memberikan pengakuan palsu. Wan
Seung mengetuk-ngetukkan jarinya ke atas meja, sekali lagi dia bertanya, apa
benar jika dia yang melakukan pembunuhan?
Wan
Seung balas mengirimkan sms, menyuruh Seol Ok untuk memasak saja. Seol Ok sudah
menyelesaikan masakannya. Ia pun bergegas menuju kamar saat Ho Soon dan Ibu
tengah bersantai.
Tidak
lama kemudian, Ibu mendapatkan telepon dari seseorang yang tidak lain adalah
Joon Oh. Joon Oh pura-pura jadi koordinator komplek, dia tanya kenapa Nyonya
Yoo Seol Ok tidak menghadiri rapat? Ibu tidak tahu kalau ada rapat, sepertinya
sudah terlambat, dia akan memberitahu menantunya supaya datang ke rapat
selanjutnya.
Joon
Oh meminta denda kalau dia tidak datang sekarang, 50 dollar kalau hari ini dia
absen. Ibu tidak tahu kalau dendanya bisa sebanyak itu. Ia pun akhirnya
memanggil Seol Ok untuk menghadiri rapat. Seol Ok muncul, sudah bersiap pergi.
Dalam
perjalanan, Seol Ok mengucapkan terimakasih atas bantuan Joon Oh. Joon Oh
sendiri tidak bisa berbohong, dia takut membuat kesalahan tadi. Tapi dia
sungguh tidak mengira kalau Seol Ok sudah berumah tangga. Dia masih terlihat
seperti gadis.
Seol Ok senang, Joon Oh sungguh berbeda dengan Wan Seung yang
terus memanggilnya dengan sebutan Ahjumma.
“Namun,
ia lebih hebat dalam melakukan penyelidikan.”
Hebat
apanya? Seol Ok memastikan Wan Seung membuat kesalahan. Joon Oh heran,
pelakunya sudah mengaku, kalau korban ditemukan maka kasusnya berakhir. Tapi
dimana mayatnya? Digunung atau dekat gereja tempat pasangan kakek nenek itu
sering berkunjung?
Seol
Ok yakin kalau tempatnya bukan gunung, mereka tidak akan punya tenaga
mengangkutnya. Keduanya juga taat beragama, mereka tidak akan mengotori tempat
suci. Dugaannya, tempat membuang mayat Myung Hee adalah tempat yang mudah
memarkirkan mobil dan membuang mayat.
Disisi
lain, Ayah Mertua mengaku jika dia membuang mayat menantunya di sungai dalam
perjalanan ke gereja. Seorang polisi masuk ke ruang introgasi, dia
memberitahukan kalau seorang wanita ingin bertemu dengannya. Wan Seung
mendengus sebal, dikiranya Seol Ok datang.
Tapi
ternyata wanita yang datang adalah Pengacara Jung Ji Won. Wan Seung
menghampirinya dengan malas. Ji Won heran, apa dia masih marah karena
diturunkan dari jabatannya? Dia sudah menangkap Jang Do Jang, jadi masalahnya
apa lagi sekarang?
Wan
Seung tahu kalau Ji Won akan berusaha mengeluarkan Jang Do Jang. Dan yang
membuatnya marah, Ji Won menggunakan foto CCTV-nya untuk mengacam Pak Kabag. Ji
Won enggap disalahkan, salah siapa juga dia tertangkap kameran CCTV?
“Apa
ini caramu meminta maaf? Kau harusnya takut datang ke sini.”
“Kita
tidak bisa bertunangan seperti ini. Kita harus mencoba gaun dan tuksedo.”
“Kau
bertunangan?”
“Iya.
Denganmu. Orang tuamu akan memberikan persetujuan mereka.”
Wan
Seung menganggap Ji Won sudah gila. Dia pun berniat untuk kembali ke kantor
polisi. Namun Ji Won masih membujuknya supaya mereka menikah. Wan Seung
bersikeras menolak, dia tidak pernah menganggap Ji Won sebagai wanita. Mana bisa
dia menganggap seseorang yang melihatnya menggunakan popok sebagai wanita.
Ji
Won tidak masalah, toh dia menikah bukan dengan alasan cinta suami. Dia sendiri
memiliki pekerjaan. Mereka bisa hidup dengan kisah cinta terpisah. Wan Seung
boleh berkencan dengan wanita lain dan sebaliknya. Ini situasi yang saling
menguntungkan. Dia juga menyukai Wan Seung.
Wan
Seung tersenyum sinis meragukan ucapan Ji Won.
Bersamaan
dengan itu, datanglah Seol Ok yang berusaha masuk ke kantor polisi. Wan Seung
menghalanginya. Seol Ok kesal dengan Wan Seung yang menggunakan pengakuan
sebagai cara menutup kasusnya, cara kuno!
Wan Seung dengan mantap mengatakan
kalau mereka mengantongi bukti dan saksi. Istrinya mengatakan kalau suaminya menikam
menantunya jam 1.
Ji
Won memanggil Wan Seung hingga Wan Seung mengabaikan Seol Ok sesaat. Seol Ok
menggunakan waktu itu untuk menerobos masuk ke kantor polisi. Wan Seung
berusaha mengejarnya namun Ji Won menjagal lengannya, mereka sedang bicara. Wan
Seung tidak perduli, dia harus mengejar Ahjumma itu dulu.
Tidak
bisa menahannya lagi, Ji Won memutuskan untuk pergi. Bertepatan saat itu, dia
mendapatkan telepon dari nomor tidak dikenal. Tapi dia memilih mengabaikan
panggilan tersebut.
Seorang
sipir menghampiri ruang tahanan Jang Do Jang. Dia sudah menelepon Ji Won tiga
kali tapi tidak dijawab. Do Jang berteriak marah dalam selnya.
Seol
Ok menantikan kedatangan Joon Oh. Joon Oh memberikan kertas berisi tulisan dari
orang-orang dari keluarga korban. Seol Ok senang, dia sekarang sudah bisa
memastikan pembunuhnya. Mereka berdua pun bersiap menuju ke ruang introgasi,
mumpung Wan Seung tidak ada disana.
Belum
apa-apa, Wan Seung tiba-tiba muncul dihadapan mereka berdua. Joon Oh berubah
ngeri, mereka sepertinya tidak bisa masuk. Seol Ok tenang, berbisik menyuruhnya
merekam pembicaraan mereka.
Wan
Seung dengan sinis menyuruh Seol Ok untuk pulang dan menyuruh Joon Oh
menghampirinya. Joon Oh sigap menyalakan rekaman ponselnya sebelum menghampiri
Wan Seung.
Wan
Seung memerintahkan Joon Oh untuk menemukan mayatnya. Kakek itu sudah mengaku
kalau dia membuangnya di sungai dekat gereja. Joon Oh mengiyakan perintah Wan
Seung.
Selain
itu, Wan Seung menyuruh petugas lain untuk menjaga pintu dan tidak membiarkan
Seol Ok masuk ke ruang introgasi.
Pertugas
yang menjaga pintu ruang interogasi mulai terkantuk-kantu. Seol Ok diam-diam
berjalan masuk. Tapi saat itu juga, pertugas jaga bangun. Seol Ok beralasan mau
ke kamar kecil tapi Pertugas tidak mau membiarkannya dengan alasan apapun.
Seol
Ok kesal, dia berteriak ke arah Wan Seung yang bersembunyi, “Kau sangat
berlebihan. Aku pulang. Aku akan kerumah, oke?”
Wan
Seung melongok dari tempat persembunyiannya. Ia tampak sangat puas.
Dalam
perjalanan pulang, Seol Ok melewati rumah korban. Tiba-tiba dia teringat
sesuatu, saat pertama kali diketahui ada perampokan di rumah itu, Seol Ok
bertemu dengan Joon Oh di TKP. Joon Oh mengatakan kalau di tempat kejadian
tidak ada orang terluka karena penghuninya sedang pergi semua.
Kontan
Seol Ok mencurigai sesuatu, dia membuka note yang diterimanya dari Joon Oh dan
membacanya satu persatu. Ada catatan dari Hee Chul yang mengatakan kalau hari
ini adalah hari liburnya dan ia melihat ayahnya bertengkar.
Ada
juga note neneknya yang menyuruh Myung Hee (korban) datang. Semuanya terdengar
saling bertubrukan, tidak jelas dan hanya Seol Ok yang tahu sesuatu dari
catatan note mereka.
Penasaran...
BalasHapusD tunggu part2 nya tmbh penasrn
BalasHapusD tunggu part2 nya tmbh penasrn
BalasHapus