SINOPSIS Queen of
Mystery Episode 6 Bagian 2
Sumber gambar:
KBS2
Wan
Seung menemui Gwang Tae dan Dong Ki. Keduanya mendengar kalau Wan Seung pergi
ke kantor kejaksaan. Tapi keduanya yakin Wan Seung tidak melakukan apapun. Mereka
bersyukur Wan Seung menahan diri dan tidak menarik kerah baju Jaksa Kim.
Wan
Seung enteng mengakui kalau dia memang menarik kerah baju Jaksa Kim. Tapi Ho
Cheol tidak berbuat apa-apa, mungkin takut beasiswa dari Han and Jung-nya
ditarik. Tapi, apa mereka akan diam saja dengan kasus Jang Do Jang? Mereka harus
melakukan sesuatu untuk mendakwanya.
Gwang
Tae heran, kenapa dia sangat terobsesi dengan Jang Do Jang? Dia adalah
penjahat, jawab Wan Seung. Tiba-tiba saja dia teringat dengan kejadian saat
mereka menangkap Jang Do Jang, saat itu Jang Do Jang menghunuskan pisaunya
untuk melukai Seol Ok. Mereka bisa mendakwanya dengan kasus kekerasan pada
polisi dan percobaan pembunuhan.
Tapi
Jang Do Jang bersikeras kalau polisi yang menyerangnya duluan, ucap Gwang Tae.
Wan Seung mengatakan kalau mereka punya saksi, si Ahjumma. Dong Ki tahu Ahjumma
Detektif itu, tapi bukankah dia istrinya Kim Ho Cheol?
“Aish..
itu masalahnya.” Desis Wan Seung.
Wan
Seung datang ke tempat Kyung Mi untuk mencari Seol Ok. Tapi Kyung Mi
memberitahukan kalau Seol Ok tak lagi bekerja disana. Dia memperingatkan supaya
Wan Seung tidak coba-coba mencari dia ke rumahnya. Wan Seung mengerti, ia pun
permisi pergi.
Kyung
Mi berdecak mengatakan kalau Wan Seung memang pantas menjadi selebriti. Ia pun
menghampiri Seol Ok yang bersembunyi dibalik meja. Seol Ok kembali meminta
Kyung Mi berkencan, seleranya rendahan banget. Kyung Mi tak mau mendengar
ucapan Seol Ok, dia sendiri juga tidak pernah pacaran.
“Aku
pacaran dengan suamiku.”
Mana
bisa itu disebut pacaran. Dia menikah hanya untuk mencari sosok keluarga. Seol
Ok yakin menyukai dan mencintai suaminya.
Mereka
berdua membuat kimchi di dapur. Kyung Mi menyarankan supaya Seol Ok belajar
masalah percintaan dengan membaca novel romantis Harlequin. Dia bahkan lebih
tertarik pada pelaku kejahatan ketimbang seorang pria. Seol Ok merinding, dia belum
pernah membacanya saat masih sekolah. Semua jalan ceritanya membosankan dan
berakhir dengan ciuman.
Bagi
Kyung Mi, novel misteri lebih membosankan karena akhirnya mereka akan menangkap
kriminalnya. Seol Ok berniat mencampur sawi-nya. Tapi Kyung Mi malah berteriak
geram menyuruh Seol Ok untuk keluar saja sekarang menangkap kriminal. Sampai kapan
dia akan menjual kimchi-nya kalau dia membuatnya sebanyak ini!
Joon
Oh baru saja menempel poster seorang penjahat di papan pengumuman. Seketika ia
teringat dengan pertemuannya dan Seol Ok dulu. Ia menegur Seol Ok yang tengah mencabut poster buronan yang terpajang
di papan. Ia bisa dikenai pidana dan dendan sebesar 10ribu dollar kalau melepas
poster buronan.
Seol Ok mengaku
tidak tahu akan hal itu. Joon Oh pun menyarankan supaya Seol Ok mengambil
gambar menggunakan ponselnya saja. Seol Ok mengerti dan memotret semua foto
buronan yang terpajang disana.
Petugas
Jang prihatin melihat Joon Oh terus menghembuskan nafas berat. Dia yakin kalau
Joon Oh baru saja putus cinta, mungkin dia kehilangan kesempatan untuk meminta
maaf. Wan Seung menduga kalau Petugas Jang cukup profesional masalah wanita. Dengan
hati-hati, dia bertanya bagaimana caranya meluluhkan hati wanita?
Dengan
berbelit-belit dan lebay, Petugas Jang mengatakan kalau cara pertama adalah
dengan memberikannya bunga. Pada dasarnya wanita suka bunga, kemudian
berlututlah dihadapannya. Setelah luluh bisikkan hal ini padanya, “bunga itu
berarti cinta yang tidak terbatas.”
Cara
itu pernah berhasil untuk Petugas Jang, saat dia hampir kehilangan uang
investasinya. Wan Seung mengangguk sependapat, bunga adalah cara yang tepat.
Jang
Do Jang sedang berada di toilet penjara. Dia merapikan rambutnya menggunakan
gel rambut dengan santainya. Kemudian, ia melemparkan wadah gel rambut itu ke
dalam tong sampah.
Wan
Seung pergi ke toko bunga, memesan bunga yang besar dan mahal. Pelayan bertanya
bagaimana karakter wanita yang akan diberi bunga? Wan Seung mengatakan kalau
wanita itu pintar dan menginginkan yang terbaik. Dia juga wanita yang
menggunakan 5 pak telur untuk massage. Pelayan menawarkan bunga Afrika Selatan,
bunga itu mewah dan menawan. Wanita banyak yang menyukainya.
Wan
Seung tanya, apakah bunga itu punya arti? Misalkan arti seperti “memberantas
demi kebaikan”? Pelayan tersenyum, bukan semacam itu, artinya adalah ucapan terimakasih.
Wan Seung suka dengan artinya, dia tidak akan suka kalau bunga itu punya makna
cinta.
Wan
Seung mendengus karena harga bunga yang dibelinya cukup mahal. Ia menelepon
nomor Seol Ok tapi nomornya tidak aktif. Tanpa ia sadari, beberapa orang
bertubuh kekar mengikutinya. Mereka tiba-tiba menahan Wan Seung dan menutup
kepalanya menggunakan kain hitam dan menculiknya.
Tidak
lama kemudian, Wan Seung sudah berada disebuah tempat. Ji Won sudah berdiri
dihadapannya, dia penasaran akan bunga yang dibawa Wan Seung, tidak biasanya
dia melakukan itu. Wan Seung bangkit dengan kesal, apa yang sebenarnya ingin
dia lakukan?
Itulah
yang ingin Ji Won tanyakan, seharusnya mereka sekarang sudah latihan dan di
rias. Harga dirinya terluka saat ini. Mereka bisa melakukannya diam-diam saja. Baiklah,
Wan Seung menyetujuinya dan meminta mereka melepas ikatan tangannya. Ji Won pun
menyuruh bodyguard melepas Wan Seung, biarkan dia ganti pakaian.
Wan
Seung menendang manekinnya dengan kesal selepas kepergian mereka semua. Tak lama
kemudian, datang pula pria botak yang sebelumnya bertemu Ji Won. Dia adalah
Tuan Ha, ayahnya Wan Seung. Wan Seung terdiam melihat kedatangannya.
Bertepatan
saat itu, Anggota Kongres Jung (Ayah Jung Ji Won) menelepon Tuan Ha. Entah apa
yang mereka berdua katakan, Tuan Ha memberitahukan kalau Wan Seung ada
bersamanya dan akan segera melangsungkan pertunangan.
Ho
Soon pamit pada Ibunya mau berangkat sekolah. Ibu menatap penampilan putrinya
dari atas sampai bawah, dia tidak tampak seperti mau belajar. Apapun alasan Ho
Soon, Ibu tetap tak mau mendengarnya dan memaksa dia ganti pakaian. Laboratoriun
psikologi? Gajinya bahkan tidak cukup untuk membeli buku.
Tersinggung,
Ho Soon membanting pintu kamarnya, akademi itu bukan hanya masalah uang. Ibu
ngomel menyuruh Ho Soon untuk menjadi jaksa seperti kakaknya. Dia sudah
menghabiskan banyak uang untuk gelar PhD-nya. Kerjaannya cuma pacaran terus.
Ibu
bertanya pada Seol Ok, bukankah dia selalu mengawasinya? Ya, jawab Seol Ok. Ibu
memintanya untuk tidak percaya dengan ucapan Ho Soon. Dia gampang terpengaruh
dengan pria dan menghabiskan uang untuk mereka. Ho Soon melongok dari pintu
kamarnya, meminta Ibu tidak kebanyakan nonton TV.
Sebelum
pergi, Ho Soon menyemprotkan minyak wangi dan meminta Seol Ok menebak aromanya.
Seol Ok menebak kalau prafum itu adalah parfum CBR Training. Ho Soon
meralatnya, ini adalah parfum Gone With The Wind.
Ho
Soon sempat memperhatikan Ibunya yang tengah merangkai bunga dengan sedih. Seol
Ok juga mengantarnya sampai ke depan pintu, sampai jumpa. Ho Soon seolah tidak
nyaman dengan salam perpisahan itu, dia hanya membalasnya dengan senyum kecil
saja.
Selama
proses persiapan berlangsung, Wan Seung bisa kabur saat semua orang sibuk. Dia menggunakan
salah satu mobil yang terparkir disana dan pergi meninggalkan lokasi
pertunangan.
Disisi
lain, Seol Ok sedang aneh melihat kelakuan Ho Soon. Tidak biasanya dia
menggunakan rok seperti itu karena dia akan kelihatan gemuk. Ia menggunakannya
agar mudah melepaskannya. Sudah jelas kalau dia pakai rok mini dibalik rok
panjangnya. Namun sesuatu mengganggunya.. apa yah..
Seol
Ok membandingkan penampilan Ho Soon sehari-harinya dengan apa yang ia gunakan
hari ini. Ia pun menemukan keganjilan dengan tas yang digunakan Ho Soon,
biasanya dia menggunakan tas berukuran kecil. Dan didalamnya ada benda yang
berat, sebuah buku bersampul coklat. Seol Ok merasa familier.
Prangko.
Seol Ok memeriksa prangko di ruang kerja suaminya. Sebelumnya, Ho Cheol pernah
mencari-cari buku prangko dengan sampul coklat, dia bilang harganya mahal. Dihari
yang lain, Ibu kehilangan gelang miliknya. Dan Seol Ok juga sempat kehilangan
peralatan masak perak. Selain itu, Ho Soon juga pernah meminta uang padanya.
Seol
Ok masuk ke kamar Ho Soon. Koper Ho Soon sudah lenyap, pakaian dan tas mahal tidak
ada dalam lemari lagi. Kemudian buku-buku mahal yang tak boleh disentuh olehnya
juga sudah raib.
Seol Ok melakukan estimasi barang-barang hilang itu, totalnya
mencapai 5ribu dollar lebih. Ia pun terperangah dengan jumlah yang tidak
sedikit itu. Dia pun coba menghubungi nomornya, tapi nomor Ho Soon sudah tidak
aktif lagi.
Wan
Seung turun dari mobilnya dan membuang bunga yang ia persiapkan untuk Seol Ok. Bertepatan
saat itu juga, Seol Ok lewat dihadapannya dengan terburu-buru. Ia menyapanya. Untuk
sesaat, Seol Ok tidak kenal dengan Wan Seung, tapi setelah melihatnya sekali
lagi dia baru ngeh. Kenapa dia berpakaian seperti itu?
“Untuk
perubahan. Apa kau mau minum teh denganku? Dia kebetulan lewat disana.”
“Aku
sibuk. Kalau lewat, lewat saja sana.”
“Sibuk
apa?”
“Adik
iparku membawa kabur uang. Aku harus segera menemukannya.”
Wan
Seung menawarkan tumpangan. Tapi Seol Ok tidak menggubrisnya dan menghentikan
taksi. Wan Seung pun akhirnya balik lagi ke tempat mobil yang ia tinggal dan
mengejar kepergian Seol Ok. Seol Ok sampai heran sendiri karena Wan Seung
mengikutinya.
Sesampainya
ke laboratorium, Wan Seung kembali menawarkan bantuan, mungkin mereka bisa
melaporkan kasus ini. Seol Ok menolak, bisa-bisa mertuanya mati kaget. Dia pun
menemui salah seorang pekerja laboratorium untuk menanyakan keberadaan Ho Soon.
Petugas
Laboratorium mengatakan kalau Ho Soon sudah tidak berangkat sejak seminggu yang
lalu, katanya dia mau menikah. Kontan Seol Ok mendelik kaget.
Seol
Ok menemui orang-orang kenalan Ho Soon. Semuanya mengatakan kalau Ho Soon
meminjam uang pada mereka. Alasannya beragam, dia bilang akan kuliah di luar
negeri, ada pula yang dibohongi kalau Ibu Ho Soon akan menjalani operasi dan
banyak lagi.
Wan
Seung mendengarkan pembicaraan mereka dari kejauhan, “Berapa banyak sebenarnya
uang yang dibawa kabur olehnya?”
Wan
Seung terus membuntuti Seol Ok tapi Seol Ok tidak memperhatikannya sama sekali
dan sibuk dengan dugaan-dugaannya sendiri. Wan Seung berkata kalau mereka bisa
melacak nomornya. Detektif bisa melacaknya dalam tiga menit. Akhirnya Seol Ok
tertarik menggunakan bantuan Wan Seung dan memberitahukan nama serta nomor
ponsel Ho Soon.
Ji
Won pusing kepala mengurusi Wan Seung yang kabur. Dia meminta bantuan seseorang
untuk melacak Wan Seung dan mobilnya yang menghilang. Ia ingat dengan bunga
yang sempat dibawa Wan Seung, ia pun meminta orang itu untuk mencari tahu juga
siapa yang tengah bersama dengannya.
Wan
Seung terus menawarkan Seol Ok untuk menggunakan mobilnya saja. Seol Ok
bersikeras menolaknya, dia akan menggunakan taksi saja. Wan Seung mendapatkan
kabar kalau Ho Soon sudah ada dibandara incheon. Kontan Seol Ok panik dan masuk
ke mobil Wan Seung, sudah tidak ada waktu lagi.
Disisi
lain, Ho Soon sudah masuk ke bandara. Tapi aku sendiri ga mudeng sama scene
ini, karena sesaat kemudian, Ho Soon sudah ada disebuah pusat perbelanjaan. Ada
banyak tas dan jam mewah terpajang di etalase.
Sesampainya
di bandara, Seol Ok langsung meninggalkan Wan Seung yang harus memarkirkan
mobilnya. Seol Ok membaca jadwal penerbangan, tapi dia tak tahu kemana tujuan
keberangkatan Ho Soon.
Wan
Seung yang kehilangan jejak Seol Ok terpaksa meminta bantuan Detektif Hong agar
bisa melihat CCTV di bandara.
Seol
Ok mencari ke tempat sampah dan melihat beberapa putung rokok. Ia memukan salah
satu putung rokok dengan bekas liptint peach 23, warna kesukaan Ho Soon. Itu
adalah liptint hadiah ulang tahun darinya. Seol Ok terus melanjutkan pencarian,
tanpa sengaja ia melihat telepon umum dan bisa mengendus bau parfum CBR
Training.
Seol
Ok menemukan selebaran Bali terdapat di telepon umum itu. Wan Seung kasihan
melihat pemandangan menyedihkan Seol Ok yang mengendus-endus telepon umum bak
anjing pelacak. Dia yakin kalau Seol Ok tidak bisa menemukan adik iparnya, dia
mungkin sudah pergi. Namun Seol Ok tidak sependapat, adik iparnya tidak ada
dalam pesawat.
Wan
Seung pamer kalau dia sudah biasa disana. Kalau dia mau mencari infomasi dengan
gampang bisa ia lakukan. Ho Soon bahkan sudah masuk melewati bagian imigrasi. Seol
Ok yakin dengan indera penciumannya, dia belum pergi. Dia baru saja menggunakan
telepon umum untuk membatalkan penerbangannya.
“Apa
hubungannya telepon umum dengan tidak jadi melakukan penerbangan?”
Seol
Ok akan melakukan laporan kehilangan saja. Wan Seung menekankan kalau polisi
tidak akan menerima laporannya karena baru beberapa jam. Tapi ia adalah
detektif, apa dia menghilang? Seol Ok mengangguk dan Wan Seung mengangkat
tangan pertanda ia menerima laporannya.
Keduanya
sudah ada di tempat CCTV bandara. Mereka menemukan rekaman saat Ho Soon keluar
dari bandara seorang diri. Kontan Seol Ok terperangah, dia panik mengatakan
kalau ini adalah penculikan. Wan Seung tidak mempercayainya, oleh siapa? Kami? Seol
Ok panik meminta mereka cepat bergerak. Dia dalam bahaya.
Disisi
lain, Ho Soon berjalan seorang diri di pinggir sungai Han. Dan seorang pria
tampak memperhatikannya dari dalam mobil.
D tunggu lanjutn nya
BalasHapusD tunggu lanjutn nya
BalasHapus