SINOPSIS Master
Devil Don’t Kiss Me Episode 15
Qi
Lu merebahkan tubuhnya, namun pikirannya masih terus mengulas kembali
kenangannya bersama Chu Xia. Ia kesal begitu mengingat ucapan Han Yu yang
berniat membawa Chu Xia pergi saat Ayahnya kembali.
“Memangnya
kau pikir kau bisa membawanya hanya karena kau menginginkannya?” gerutu Qi Lu.
Terdengar
suara jeritan Chu Xia tengah malam. Qi Lu bergegas menuju kamarnya untuk
mengetahui apa yang terjadi. Namun begitu masuk, ia malah menginjak tubuhnya.
Chu Xia yang tergeletak di lantai makin menjerit kesakitan. Apa yang dia
lakukan!
Qi
Lu berjingkat kaget, apa yang sedang ia lakukan tengah malam begini? Dia tidak
terlihat seperti sedang ngelindur. Chu Xia merengek kesakitan, dia itu mau mengambil
air minum. Dia tersandung dan jatuh.
“Kalau
begitu cepat bangun. Jangan berpura-pura seperti sadako di lantai begitu.”
“Pergelanganku
terkilir. Aku tidak bisa bangun.”
Qi
Lu membantu Chu Xia untuk berdiri, namun tidak sampai memapahnya ke kasur dan
Qi Lu kembali menjatuhkan tubuh Chu Xia. Dia menuntut Chu Xia untuk memohon
padanya lebih dulu. Chu Xia menolak, kunci pintunya saat kau keluar.
Terimakasih!
Tch..
Qi Lu berdecak malas dan berjalan meninggalkan Chu Xia yang masih terduduk di
lantai. Chu Xia rasanya geregetan banget sama Qi Lu. Dia melayangkan tinju ke
udara dengan geramnya.
Diluar
kamar Chu Xia, Qi Lu mondar-mandir sebal sendiri soalnya Chu Xia tidak mau
memohon padanya.
Sementara Chu Xia yang masih duduk di lantai sengaja merengek dengan suara yang keras. Ya ampun! Sakitnya.. ini benar-benar sakit!
Sementara Chu Xia yang masih duduk di lantai sengaja merengek dengan suara yang keras. Ya ampun! Sakitnya.. ini benar-benar sakit!
Tidak
tega, Qi Lu kembali masuk ke kamar Chu Xia “An Chu Xia, sebagai wanita, bisakah
kau bersikap lebih manis dan lembut?”
“Kata
siapa seorang gadis harus bersikap begitu? Bersikap sebaliknya juga masih bisa
menyelesaikan sesuatu, idiot!”
Chu
Xia menyuruh Qi Lu membantunya berdiri. Tidak mau, jawab Qi Lu. Chu Xia semakin
geregetan soalnya Qi Lu sudah kembali ke kamarnya tapi masih belum mau membantu.
Dia ngesot menghampiri Qi Lu, kemudian menarik celananya supaya dia bisa
berdiri. Qi Lu teriak-teriak ngeri karena celananya mau melorot. “Apa yang kau
lakukan? Berhenti menarik celanaku!”
Nyonya
Han yang pergi ke dapur untuk mengambil air bisa mendengar suara teriakan
putranya. Penasaran, dia pun membuka pintu kamar Chu Xia. Chu Xia dan Qi Lu
saling dorong dan tarik hingga keduanya kehilangan keseimbangan. Mereka jatuh
dengan posisi Chu Xia menindih tubuh Qi Lu.
Melihat
posisi keduanya, Nyonya Han jelas salah paham “Lakukan pelan-pelan. Tidak usah
takut. Qi Lu.. lakukan dengan lembut.” Sarannya kemudian pergi. Hahahahaha.
“Ini
tidak seperti yang kau pikirkan.” Ucap Qi Lu dan Chu Xia bersamaan.
Sayangnya
Nyonya Han sudah terlanjur salah paham, dia pun meninggalkan kamar mereka
dengan penuh kebahagiaan.
Saat
berangkat ke sekolah esok paginya, Chu Xia dan Qi Lu saling memunggungi dengan
canggung. Han Tuan sampai heran soalnya Chu Xia hari ini sangat diam. Chu Xia
mengaku kalau kakinya sedang sakit.
Ketika
Chu Xia sedang tugas mengepel di koridor, Qi Lu melewatirnya. Dengan sengajak
ia menendang kain pel Chu Xia, Chu Xia mendesis geram, “Han Qi Lu brngsek. Mati
saja sana!”
Terdengar
suara kepala sekolah mengumumkan bahwa mereka sebentar lagi akan melaksanakan
ujian semester. Beliau pun mulai membacakan jadwal ujiannya. Chu Xia sedang
merenung sendiri di balkon. Mary menghampirinya, dia masih muda, kenapa terus
menghembuskan nafas panjang?
“Guru
Ma, bukankah kau juga muda dan sering menunjukkan wajah murung?”
Mary
tidak mau dipanggil Guru Ma soalnya Mary adalah nama luarnya. Kalau begitu, Chu
Xia penasaran dengan nama china Mary. Mary tidak mau memberitahunya, itu
rahasia. Dia penasaran apa yang tengah dipikirkan oleh Chu Xia sampai dia
murung begitu.
Chu
Xia pikir Qi Lu punya masalah, kemarin tiba-tiba dia mengajaknya bersama. Mary
heran, lantas apa yang perlu dikhawatirkan? Kalau memang suka yang diterima,
kalau tidak suka, ya tolak saja.
“Aku
selalu berfikir kalau kita adalah musuh. Dia tiba-tiba mengatakan hal itu dan
membuatku canggung.”
“Tidak
ada musuh abadi di dunia ini.”
Chu
Xia merasa resah karenanya, dia tidak tahu apa yang membuat Qi Lu menyukainya.
Mungkin dia akan berubah. Mary menyuruh Chu Xia untuk tidak membandingkan
dirinya dengan Xin Wei. Dari segala aspek, mereka berdua sangatlah berbeda.
Pada akhirnya, Qi Lu menyukainya.
Tidak.
Chu Xia yakin kalau Qi Lu cuma bercanda. Dia mau balas dendam. Kalau ia
menerimanya, dia akan bilang kalau dirinya hanya ingin naik derajat kemudian
mempermalukannya. Ah, Mary sekarang tahu “mereka berdua” punya hubungan semacam
itu.
Mereka
berdua? Chu Xia ingat kalau Guru You Tian sering mengatakan hal yang sama. Dia
tahu kalau Mary menyukai Guru You Tian, tapi ia sempat berfikir kalau keduanya
tidak cocok.
Mary
menganggap kalau dalam hubungan percintaan, tidak ada yang namanya ‘cocok atau
tidak cocok’. Ia yakin Chu Xia belum mengerti maksudnya karena ia masih muda.
Ia menyarankan supaya Chu Xia cepat pulang soalnya langit sudah sangat mendung.
Terdengar
suara seorang pengantar paket memanggil nama Liu Gui Feng. Kontan Mary malu dan
menyangkal kalau disana ada yang namanya Liu Gui Feng. Pengantar barang yakin
dengan alamatnya, disana juga tertulis kalau paket itu untuk ruang kesehatan.
Chu Xia cuma merenges mengetahui nama asli Mary yang terus dirahasiakannya.
(mungkin namanya punya arti lucu kali yah..)
Di
kafe, Qi Lu dan Han Yu sengaja mengundang Xin Wei. Xin Wei memegang lengan Qi
Lu bahagia. Dingin, Qi Lu menyingkirkan tangan Xin Wei. Dia menuntutnya supaya dia
memberikan penjelasan masalah lari mengitari lapangan kemarin.
Kan sudah dia bilang kalau Chu Xia adalah pelayannya, kalau ada yang menyakitinya maka orang itu tidak menghargainya. Tapi masih saja ada yang mem-bully-nya, lantas apa yang harus dia lakukan?
Kan sudah dia bilang kalau Chu Xia adalah pelayannya, kalau ada yang menyakitinya maka orang itu tidak menghargainya. Tapi masih saja ada yang mem-bully-nya, lantas apa yang harus dia lakukan?
Xin
Wei coba lepas tangan, dia tidak ada hubungannya dengan insiden kemarin. Guru
Ma yang memerintahkannya untuk mengawasi Chu Xia. Bahkan dia membela Chu Xia,
tapi kan dia tahu sendiri sifat Chu Xia yang keras kepala. Ia tak bisa berbuat
apa-apa kalau Chu Xia menginginkan terus berlari.
“Tuan
Lin, apa menurutmu ucapan Xin Wei bisa dipercaya?”
Tentu
saja, jawab Han Yu. Dia yakin mulai sekarang Xin Wei akan membantu Chu Xia.
Kalau tidak, dia tidak bisa berhadapan dengan Qi Lu lagi. Bukankah begitu? Baiklah.
Qi Lu membiarkannya kali ini, tapi kalau ada apa-apa dengan Chu Xia disekolah. Baik
karena Xin Wei atau bukan, dia akan tetap menganggap Xin Wei yang melakukannya.
Xin
Wei ingin protes tapi Qi Lu sudah keburu pergi duluan. Ia pun semakin tidak
menyukai Chu Xia, apa hebatnya dia sih? Kenapa semua orang mencoba membantunya.
Terdengar suara ponsel bergetar diatas meja. Rupanya ponsel milik Qi Lu
ketinggalan. Tertulis disana kalau Ibunya memanggil tapi Xin Wei membiarkannya
saja.
Nyonya
Han cemas melihat cuaca buruk hari ini, petir terus menyambar tanpa henti namun
Qi Lu tidak mengangkat panggilannya. Ia pun memutuskan untuk menelepon Chu Xia,
dia menyuruh Chu Xia menunggu, biar dia mengirimkan orang untuk menjemputnya.
“Tapi
Han Tua sedang pergi, akan sulit menjemputnya.” Gerutu Nyonya Han saat
panggilan berakhir.
Ponsel
Qi Lu kembali menyala. Dilayar tampak ada pesan dari Nyonya Han yang
memerintahkan supaya dia menjemput Chu Xia. Kalau sampai Chu Xia-nya basah
kuyup, dia akan memotong kartu kreditnya. Berhubung ponsel masih ada di Xin Wei,
maka ia yang membaca pesan itu.
Chu
Xia berdiri didepan gedung sekolah dengan kedinginan. Bertepatan saat itu pula,
sebuah mobil berhenti dihadapannya dan Chu Xia langsung berlari masuk dalam
mobil itu.
Disisi
lain, Nyonya Han menerima telepon dari Han Tua yang mengabarkan kalau ia tidak
terbang karena ada penundaan akibat cuaca buruk. Nyonya Han berdecak kesal,
harusnya dia menggunakan pesawat pribadi. Kalau begitu cepat kembali saja, dia
sudah meninggalkan banyak pekerjaan.
Tidak
lama kemudian, Qi Lu sampai ke rumah sendirian. Nyonya Han keheranan menanyakan
keberadaan Chu Xia. Dia sudah membeli banyak baju supaya Chu Xia bisa
mencobanya saat pulang. Jangan bilang dia tidak pulang bersamanya?
Tidak.
Qi Lu melihat jam-nya yang sudah menunjukkan pukul 5, mereka sudah pulang
setengah jam yang lalu. Bukankah dia sudah mengirimkan orang untuk
menjemputnya. Nyonya Han cemas kalau sesuatu terjadi pada Chu Xia, pokoknya dia
harus kembali dan mencarinya. Terpaksa, Qi Lu pun pergi lagi untuk menjemput
Chu Xia.
Chu
Xia baru sadar kalau mobil yang ia masuki juga ditumpangi oleh Xin Wei. Apa
yang dia lakukan? Xin Wei dingin mengatakan kalau dia kesana menjemputnya. Qi
Lu menyuruhnya untuk merawat pelayannya. Dia juga mengatakan akan
menyalahkannya kalau sampai terjadi sesuatu pada Chu Xia.
“Dia
punya masalah. Memangnya apa yang bisa terjadi padaku? Dan bagaimana kau bisa
memakai mobilnya? Bukankah ini mobil keluarganya?”
Xin
Wei kesal, dia juga bisa membeli mobil seperti ini. Buka matanya lebar-lebar. Chu
Xia merenges berpikir kalau mereka berdua sangatlah cocok. Tentu saja, Xin Wei
juga tahu dia dan Qi Lu cocok.
“Tapi
aku tidak tahu apa yang dia pikirkan.”
“Ya
lah, karena cuma aku yang tahu apa yang dia pikirkan. Aku membeli mobil ini
setelah dia membelinya. Apa yang dia punya, aku juga punya.”
Xin
Wei menegaskan hanya wanita seperti dirinyalah yang berhak untuk mendampingi Qi
Lu. Latar belakang keluarga ketertarikan mereka sama. Mereka berdua sangat
cocok, kalau memang ada yang tidak cocok maka Xin Wei akan merubahnya.
Chu
Xia merenges, itu bukan urusannya. Xin Wei memperingatkan agar Chu Xia tidak
berlagak seperti Cinderella. Karena pada akhirnya, Pangeran akan bersama
seorang putri. Chu Xia menghela nafas, tapi cinta bukanlah seperti itu.
Xin
Wei menganggap ucapannya hanyalah omong kosong. Pokoknya cuma dia yang berhak
bersama Qi Lu. Satu hal yang tidak dia mengerti, kenapa juga Qi Lu suka dengan
wanita macam Chu Xia? Yah.. mungkin pria akan melakukan satu kesalahan saat
muda. Yang salah sekarang adalah Chu Xia dan Man Kui, mereka berdua sama saja! Semakin
mereka mirip, semakin Qi Lu tak bisa melepaskannya.
Qi
Lu dalam perjalanan menjemput Chu Xia, dia mencoba menelepon ponselnya tapi Chu
Xia sengaja mengabaikan telepon dari Qi Lu. Dia sampai ke sekolah dan menyuruh
penjaga sekolah membukakan gerbang, dia mau mencari seseorang. Penjaga Sekolah
memberitahukan kalau di dalam sudah tidak ada siapa-siapa.
Qi
Lu tanya apakah dia melihat gadis jelek yang keluar dari sana. Penjaga Sekolah
tidak mengetahui gadis mana yang dimaksud Qi Lu, dia punya fotonya? Qi Lu pun
menunjukkan foto Chu Xia yang ada di ponselnya. Penjaga Sekolah ingat, dia
melihat gadis itu masuk ke mobil yang sama dengan yang ditumpangi Qi Lu. Qi Lu
kaget menyadari kalau Xin Wei yang menjemput Chu Xia, dia pun bergegas menuju
ke arah yang di tunjuk penjaga sekolah.
Xin
Wei terus saja merendahkan Chu Xia dan mengklaim bahwa dirinya adalah gadis
paling pantas untuk Qi Lu. Mulai malas mendengar kegilaan Xin Wei, Chu Xia
ingin turun saja disana. Xin Wei mengungkit hubungan Chu Xia dan Han Yu, dia sudah
membantu Chu Xia menemukan rumah. Bagaimana Chu Xia akan membalasnya?
Menggunakan tubuhnya?
“Apasih
mau mu! Aku mau turun!”
“Kau
cuma peliharaan. Kau harus tau tempatmu.”
“Aku
mau turun!” tegas Chu Xia.
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar jika berkenan. Dilarang copas ya kawan! Happy Reading ^_^