SINOPSIS My Sassy
Girl Episode 2
Sumber gambar: SBS
Dalam
perjalanan pulang, Gyun Woo melihat perdebatan antara seorang pemilik perahu
dan calon penumpangnya. Calon penumpang protes, dia sudah menunggu yang ke
Namsangol. Kenapa malah mengambil orang lain?
“Pak
Tua, kamu tidak bisa dipercaya. Sudah kubilang kami tidak ke sana. Jika pergi
ke sana, kami pulang sendirian. Kalau tidak, bayar dua kali lipat.” Syaratnya.
Penumpang
itu kesal dan memintanya untuk tetap mengantarnya. Pemilik perahu dengan kasar
mendorong calon penumpang itu sampai jatuh.
“Di
mana sopan santunmu kepada tetua? Beraninya kamu memeras dan menolak membawa
orang tua itu?” teriak Putri Hye Myung kemudian menggeplak kepala pemilik
perahu.
Pemilik
Perahu marah, memang apa pedulinya? Apa dia bangga memukuli orang setelah
mabuk? Hye Myung kesal dan berniat menggeplak kepala pemilik perahu itu. Tapi
Pemilik Perahu tak bisa terkecoh untuk kedua kalinya dan berhasil menahan
tangan Hye Myung.
Tak
habis akal, Hye Myung langsung menggerakkan kakinya untuk menendang selakangan
pria itu. Semakin kesal, mereka semua menjagal tangan Hye Myung. Kalau sedang
mabuk, harusnya dia pulang dengan hati-hati. Kenapa mencampuri mereka?
Pemilik
Perahu menahan wajah Hye Myung, apa dia tidak mau pulang? Lantas, dia mau
menemani mereka minum?
“Lepaskan
dia!” Perintah Gyun Woo.
“Siapa
kau? Pacarnya?”
Anggap
saja kalau dirinya adalah bangsawan yang benci ketidakadilan. Orang-orang itu
meremehkan ucapan Gyun Woo, lebih baik dia urusi saja urusannya sendiri.
“Mengasari
wanita setara 10 cambukan. Menolak dan memeras penumpang setara denda 30 yang
dan penangguhan bisnis sebulan. Ada banyak saksi di sini. Haruskah kulaporkan
ke petugas keamanan?” ancam Gyun Woo.
Kontan
mereka semua mundur teratur dan meninggalkan Hye Myung. Gyun Woo
menghampirinya, apa dia baik-baik saja? Hye Myung tersenyum manis. Namun sesuatu
terasa ganjil.. tak bisa tertahan lagi, dia menyemprotkan isi perutnya dengan
tiba-tiba.
Slowmotion-nya
lebay banget, semua orang kaget menghindari cipratan muntahan Hye Myung
sedangkan Gyun Woo yang tepat dihadapannya tak bisa menghindar. Bajunya pun
kena kotoran muntahan.
Hye
Myung tertidur dan jatuh ke dada Gyun Woo. Sedangkan Gyun Moo masih melongo
ditempatnya, spechless sendiri.
Tak
tahu harus membawa Hye Myung kemana, Gyun Woo membawanya ke tempat penginapan.
Pemilik penginapan mengira kalau Gyun Woo yang sudah membuat wanitanya mabuk
berat. Gyun Woo meminta dia tak salah paham, ia membawanya kesana karena takut
sesuatu yang buruk terjadi. Ia hanya akan membaringkannya kemudian keluar.
Pemilik
penginapan sih masih sangsi sama ucapannya, baiklah, 10 yang biayanya. Gyun Woo
heran karena melihat list disana, biayanya cuma 5 yang untuk semalam dan 2 yang
untuk sebentar. Pemilik penginapan berdalih kalau kamar yang ini ukurannya
luas, yang sempit habis.
Deal.
Kamar Gyun Woo ada di lantai dua. Kontan Gyun Woo melihat anak tangga disana
dengan tatapan horor karena harus menggendong Hye Myung baik kesana. Sesampainya
di kamar, Gyun Woo sudah lemas dan menjatuhkan diri di ranjang.
Untuk
beberapa saat, ia memandangi wajah Hye Myung terpesona. Tapi sepersekian detik
kemudian, dia langsung ilfeel karena bau alkohol yang begitu menyengat. Aissh..
Berkat
muntahan di bajunya, Gyun Woo harus mencuci tengah malam. Dia terus mendesis
sebal karena bau-nya yang tidak enak. Aish, tak bisa dipercaya.
Diluar
penginapan, tampak seorang wanita dengan pakaian serba hitam tengah memantau
kamar mereka.
Gyun
Woo selesai mencuci bajunya, dia melihat Hye Myung yang masih tidur sambil
mendengkur. Dia ingin mengabaikannya, tapi melihat di hanboknya ada bekas
muntahan, dia tak bisa tinggal diam. Ia pun mencoba membersihkannya.
Celakanya,
saat ia melakukan itu, Hye Myung terbangun. Posisinya sungguh mencurigakan,
hingga Hye Myung langsung memukulnya. Gyun Woo ngeri, dia ingin menjelaskan
yang sebenarnya. Tapi Hye Myun tak mau dengar, dia mengapit leher Gyun Woo
kemudian memiting kepalanya tanpa henti.
Mendengar
keributan di lantai atas, Pemilik Penginapan cuma bisa geleng-geleng kepala
salah paham. Belum pernah sebelumnya ada pelanggan yang langsung pergi setelah
masuk semenjak 20 tahun bekerja.
Hye
Myung melemparkan apapun yang ada didekatnya pada Gyun Woo. Ia kemudian menemukan
sebuah teko dan gesit mengambilnya. Ia mengangkat tangannya, siap memukulkan
teko itu ke kepala Gyun Woo.
Gyun
Woo sudah pasrah ditempatnya berdiri. Tapi untungnya, belum sempat memukul
menggunakan teko itu, Hye Myung kembali tak sadarkan diri. Ia jatuh dan
tertidur di lantai.
Gyun
Woo sudah ngeri duluan dan buru-buru minggat dari sana. Tapi hati lembutnya tak
tega melihat Hye Myung tidur di lantai tanpa menggunakan alas apapun. Ia menyelimuti
tubuhnya menggunakan kain sebelum pergi.
Saat
Gyun Woo membuka pintu kamarnya, disana sudah ada wanita yang berpakaian serba
hitam menunggunya. Tanpa mengatakan apapun, wanita itu langsung meniupkan bubuk
ke wajah Gyun Woo dan seketika itu pula dia pingsan.
Keesokan
harinya, Gyun Woo terbangun dan menemukan dirinya sudah berada di penjara
bersama beberapa orang menyeramkan. Mereka bertanya-tanya, bagaimana bisa dia
memerkosa seseorang? Gyun Woo tak mengerti, mereka tengah berbicara dengannya?
Astaga,
mereka tak percaya kalau Gyun Woo berkelit. Tak perduli setinggi atau serendah
apa kedudukannya, dia tetaplah pendosa. Mereka semua pasti akan berkelit saat
dituduh. Mereka baru menyadarinya kalau sudah dicambuk.
Seseorang
berpakaian bangsawan ikut menyela, “Tertuduh pemerkosa dan penipu pemeras, kalian
semua sama saja. Ini penipu terkenal. Memberikan pinjaman bunga tinggi, menjual
barang curian, mengancam orang dengan luka yang dia buat sendiri untuk memeras
habis uang mereka.”
Pria
menyeramkan itu membela diri, ia lebih baik daripada seorang tertuduh
pemerkosa. Gyun Woo tak terima, mereka menuduhnya pemerkosa?
Pria
berpakaian bangsawan, Tuan Chun Pung, menyentuh bubuk yang tertinggal di wajah
Gyun Woo kemudian mencium dan mencicipinya. Ia tampak mengetahui sesuatu.
“Tertuduh
pemerkosa, keluar.” Gyun Woo masih duduk.
“Kau.
Tertuduh pemerkosa.” Ucap Tuan Chun Pung dengan nada meledek pada Gyun Woo.
Penjaga
meminta tanda pengenal pada Gyun Woo. Gyun Woo menolak memberikannya jika dia
terus menganggapnya sebagai pendosa hanya karena keterangan orang.
“Bung..”
“Bung?
Kamu memanggilku Bung?” Gyun Woo tak terima.
“Tertuduh
pemerkosa harus kupanggil Tuan
Biasa-biasa Saja? Kau bahkan tampak cantik. Wajahmu terbalut bedak putih. Apa
kau bersolek?”
“Itu
bedak bius.” Ujar Tuan Chun Pung dengan percaya diri.
Gyun
Woo dan Tuan Chun Pung dibebaskan dari penjara bersama-sama. Sepertinya mereka
masuk ke sana akibat tuduhan yang sama. Tuan Chun Pung terus menggerutu
mengatai kkotbaem (wanita mata duitan) yang sudah menjebak mereka.
Terimakasih,
ujar Gyun Woo. Kalau tidak keberatan, dia ingin tahu namanya. Belum sempat
menjawab, dua Gisaeng sudah datang dan memeluk Tuan Chun Pung dengan manja.
Tuan Chun Pung tak bisa menghindari rayuan mereka, ketiganya pun langsung pergi
tanpa memperdulikan Gyun Woo lagi.
Gyun
Woo dengan hati-hati masuk ke rumah, berusaha menghindari Ayahnya. Tapi
bagaimanapun dia mencoba, Ayahnya tetap memergoki dia. Dia pasti baru
bersenang-senang kemarin malam. Ibu membela Gyun Woo, lagian kan dia baru
pulang setelah tiga tahun.
“Untuk
bekerja hebat, hindari rumor apa pun dan bersikaplah bijaksana.” Tegas Tuan
Gyun.
“Ya,
Ayah.”
Gyun
Hee sibuk mengobrak-abrik kamar Gyun Woo. Dia kesal bukan kepalang saat anjing
jeleknya terus menggonggong. Gyun Woo datang, apa yang ia lakukan di kamarnya?
Gyun Hee melihat penampilan berantakan oraboninya, dia kira oraboni gila
kebersihan tapi penampilannya sangat berantakan.
Gyun
Woo malas beradu mulut, dia memintanya untuk pergi. Gyun Hee masih tetap disana
soalnya dia mau meminta hadiah. Dia menunjukkan sketsa wajah Gyun Woo, “Bagaimana
bisa kamu membawakan buku bergambar dirimu sebagai hadiah untuk keluarga
setelah pergi tiga tahun?”
“Ini
bahkan tidak bisa dibeli di Dinasti Qing dengan premi.”
Tidak
perduli, dia menyuruh Gyun Woo menikmati wajahnya sendiri dan dia menginginkan
hadiahnya. Gyun Woo kelihatan tak ada niat memberikan hadiah hingga membuat
Gyun Hee pun kesal dan pergi.
Gyun
Woo terduduk lemas, ia masih mengingat bagaimana ia terkena muntahan gadis yang
ditolongnya semalam. Ah.. lupakan saja. Tapi bayangan saat dia mendapatkan
pitingan dari gadis itu kembali membuatnya kesal. Bagaimana bisa dia melupakan
rasa malu itu?
Putri
Hye Myung kesulitan untuk bangun. Kasim Young Shin memberikan air madu untuk
meredakan pusingnya. Tapi air madu bahkan tak mempan lagi karena Hye Myung
minumnya sangat banyak.
Young
Shin mengomentari kulit Hye Myung yang kering, bahkan dia kelihatan lebih tua
dibandingkan Ibu Suri. Hye Myung kesal, mau mati?
Ia
pun merebahkan dirinya lagi. Tapi kemudian dia ingat dengan kejadian semalam. Dia
bangkit lagi dan bertanya pada Byul Ri, dimana pria semalam? Byul Ri
memberitahukan kalau pria itu ditangani oleh Departemen Kehakiman.
Pria
mesum itu harus dipenjara, geram Hye Myung. Young Shin marah mendengar ada pria
yang berani menyentuhnya. Ia akan mengumpulkan para kasim dan memotongnya. Hye
Myung berdecak, apa dia tak tahu?
Ah,
Young Shin baru ingat kalau kepergian Tuan Putri tak boleh diketahui siapapun.
Hye Myung beneran geregetan, dia adalah masalah terbesarnya.
Disebuah
tempat, tampak banyak orang tengah sibuk membuat selebaran yang menunjukkan
kaburnya Tuan Putri dari istana setiap malam dan melakukan hal aneh. Mereka mencetak
selebaran itu sangat banyak dan menambahkan ilustrasi Tuan Putri tengah
memanjat dinding istana.
Dan
orang yang mengawasi para pekerja itu adalah Wol Myung. Wol Myung sendiri
adalah utusan Jung Ki Joon (Komandan Jung).
Mereka
kemudian menyebarkan selebaran itu tengah malam dan memasangnya di setiap papan
pengumuman. Semua orang pun sinis mengetahuinya, Tuan Putri melakukan hal
semacam itu sedangkan rakyatnya harus bekerja keras setiap hari.
Selebaran
itu pun sampai juga ke tangan Raja. Menteri Gyun (Ayah Gyun Woo) menganggap
kalau rumor yang menyebar sudah sangat keterlaluan, mereka harus menangkap
pemimpinnya dan memberikan hukuman.
Menteri
Park tak sependapat, kalau mereka menghukum pelakunya malah semakin membuat
rakyat yakin kalau hal itu memang benar. Mereka semua memohon supaya Raja
mempertimbangkan dengan baik keputusannya.
Ki
Joon menyarankan agar mereka menikahkan putri secepatnya untuk membungkam rumor
yang menyebar. Menteri Gyun tidak sependapat, mereka sedang membahas rumor
bukannya pernikahan kerajaan. Ki Joon tak memperdulikannya, dia bertanya
bagaimana pendapat Raja?
Raja
tak mau memberikan jawabannya sekarang. Pernikahan Tuan Putri adalah masalah
yang sangat serius.
Ratu
Park dan Ibu Suri menyetujui saran Ki Joon, lagipula Putri sudah dewasa. Bagaimana
kalau menikahkannya dengan Putra Menteri Gyun yang baru kembali dari Qing? Raja
tidak sependapat, sangat disayangkan kalau orang yang amat berbakat menjadi
suami Putri.
“Bagaimana
dengan putra Menteri Pertahanan?”
“Ratu,
bisakah kita membahas ini nanti?” Raja kelihatan malas mendengarkan Ratu.
Pangeran
tengah terkantuk-katuk saat harus membaca tumpukan buku pelajaran. Seseorang memanggilnya..
Pangeran buru-buru meraih bukunya lagi, dia sedang belajar kok, dia tidak
tidur.
Namun
begitu pintu terbuka, rupanya Hye Myung yang memanggilnya dan ia mengajaknya
bermain.
Pangeran pun akhirnya bermain bersama sepak bola bersama mereka. Tapi
ditengah permainan seru mereka, Pangeran terpeleset dan jatuh.
Hye
Myung menghampirinya dengan khawatir, apa dia tak apa-apa? Ratu datang dan
langsung mendorong Hye Myung menjauh. Dia kelihatan sangat khawatir, ia
menyuruh dayangnya memanggilkan tabib. Pangeran meyakinkan kalau dia tak
apa-apa.
“Pangeran,
kalau kau terluka, hati Ibu akan luluh lantak. Bagaimana bisa kau tidak berhati-hati?”
“Maafkan
aku.” Pangeran tak punya pilihan selain menurut untuk kembali ke paviliunnya.
Ratu
Park menyalahkan Hye Myung yang sudah membuat Pangeran meninggalkan pelajaran.
Hye Myung berfikir kalau anak laki-laki harus punya waktu diluar juga. Semua akan
ada waktunya. Ratu menegaskan kalau Pangeran bukan anak biasa seperti yang ada
diluar sana.
“Aku
mengerti Anda amat mencintainya. Tapi jika Anda terus memanjakannya, bagaimana
bisa dia menjadi penerus yang kuat?”
Dia
mau mengajarinya? Ratu mendengar kalau Hye Myung menjadi bahasan di sidang
kerajaan pagi ini. kenapa dia hanya membuat masalah bagi Raja? Seharusnya dia
malu. Hye Myung hanya menunduk tanpa membalas ucapan Ratu lagi.
Melihat
Hye Myung sangat muram, Young Shin sengaja mengumpati Ratu yang begitu kejam
dan pilih kasih. Dia sangat baik pada Pangeran tapi tidak dengan Putri. Hye
Myung lama-lama kesel juga mendengar ocehan Young Shin, dia menendangnya sampai
sepatunya terlempar jauh.
Bukannya
takut, Young Shin malah tersenyum melihat Tuan Putrinya sudah kembali seperti
biasanya. Sedangkan Hye Myung kesal, menganggap senyuman itu sebagai ejekan. Dia
pun memukulinya.
“Letnan
Kang.” Seru Young Shin.
Hye
Myung pun kembali ke mode anggun dihadapannya. Kang Joon Young memungut
sepatunya kemudian memasangkan kembali ke kakinya. Hye Myung menyuruh Joon
Young berhenti bersikap sok keren. Ini adalah masalahnya, dia terlalu serius.
“Kudengar
kamu mengendap-endap keluar lagi kemarin malam.”
Hye
Myung melirik ke arah Byul dan Young Shin. Keduanya langsung buang muka dan
pamit pergi. Hye Myung menjelaskan kalau dia itu diam di paviliunnya dan tidak
pergi kemanapun.
“Sudah
tiga tahun. Saatnya berhenti.” Ujar Joon Young.
Hye
Myung kembali ke mode suramnya. Dia merenung sambil melempar kerikil ke kolam.
Young Shin dan Byul meyakinkan kalau Letnan Kang hanya mencemaskannya saja. Apalagi
semalam dia bertemu dengan orang mesum.
Hye
Myung menyadari sesuatu ada yang tidak beres, dia tiba-tiba panik mencari
sesuatu. Mereka bertiga pun kembali ke paviliun dan mencarinya disemua sudut
tapi tak bisa menemukannya. Apa dia tak ingat meletakkannya dimana?
Dipasar,
Gyun Woo sedang mencari keberadaan Hye Myung. Dia menunjukkan sketsa wajahnya
pada setiap pedagang tapi tak ada yang mengenalinya.
Hye
Myung geram di istana, “Pasti si mesum itu!”
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar jika berkenan. Dilarang copas ya kawan! Happy Reading ^_^