SINOPSIS Ruler:
Master of the Mask Episode 8
Sumber gambar: MBC
Ga
Eun menyendiri didekat sebuah pondokan. Seseorang menyelampirkan jaket ke
punggungnya. Ga Eun menoleh, ia tersenyum dengan mata berkaca-kaca melihat
kedatangan ayahnya. Tapi sayangnya itu cuma ilusi Ga Eun, orang yang datang
tidak lain adalah Putera Mahkota.
“Ayah
biasanya datang kemari bersamaku untuk melihat bintang.”
Mereka
bilang, matahari hanya tampak saat siang dan bulan tidak bisa terlihat
bersamanya. Namun itu tidak benar, mereka ada dilangit bersama bukan? Sekalipun
Ga Eun tidak bisa melihat Ayahnya lagi, tapi Ayahnya selalu berada disisinya.
Ada
banyak sekali yang ingin Putera Mahkota katakan. Sebagaimana matahari menanti
bulan, ia juga berharap supaya Ga Eun bisa terus bersamanya. Ia mungkin tidak
bisa melihat Ga Eun dengan jelas seperti matahari dan bulan. Dia mungkin akan
berubah, namun apapun yang dilakukannya, ia akan melindunginya.
Putera
Mahkota mengalungkan kalung berbandul bulan dan matahari. Maukah Ga Eun mengingatnya?
Mengingat bahwa ia akan selalu berada disisinya. Dia tidaklah sendirian.
Ga
Eun meneteskan air mata, “Apa kau akan pergi?”
Untuk
memenuhi janjinya pada Ayah Ga Eun dan untuk melindungi orang yang berharga
untuknya. Putera Mahkota memang harus pergi. Akankah ia bisa memenuhi janjinya
pada Ayah Ga Eun atau tidak, maukah dia terus mengawasinya? Kalau dia mau,
mereka bisa bertemu disana tiga hari lagi.
Putera
Mahkota mengecup dahi Ga Eun dan mengusap air mata yang membasahi pipinya.
Tatapannya.. ampun~~
Rombongan
Raja dan Putera Mahkota memasuki istana. Sementara Sun mengenakan seragam kasim,
dia berjalan sambil menutup wajahnya takut ada yang mengenali. Sesampainya di
istana, Ratu menyambut mereka dengan senyum lebar.
Ia
membahas masalah calon Puteri Mahkota. Namun Raja dengan dingin menolak untuk
membahasnya sekarang.
Putera
Mahkota memberitahukan atas kepergiannya pada Youngbin Lee. Youngbin Lee tentu
cemas, tidak boleh, mereka bahkan tidak tahu berapa lama ia akan
menyelesaikannya. Raja membela Putera Mahkota, langit juga sudah merestuinya.
Putera
Mahkota menyatakan keinginannya untuk menggulingkan Pyungsoo-hwe. Juga ada
seseorang yang ingin ia bawa bersamanya. Puteri Hanseongbu Han Gyu Ho, Han Ga
Eun. Kedua orangtua Putera Mahkota tampak terkejut mendengar keinginan
putranya.
Ga
Eun tengah melipat seragam ayahnya, tanpa sengaja ia menemukan kertas di dalam
saku seragam itu. Kertas itu adalah kertas mandat Putera Mahkota yang
memerintahkan supaya dia mengusut masalah Departemen Pengadaan Air.
Kontan
Ga Eun ingat akan ucapan Ayahnya yang mengaku sebagai pengkhianat dan melakukan
kejahatan besar. Ia menjerit kesal, Putera Mahkota memang memberikan perintah,
kenapa ayahnya berbohong?
Ga
Eun membawa pedang menuju ke istana. Dia langsung menebas umbul-umbul yang ada
disana. Seketika prajurit langsung menjagal Ga Eun. Ga Eun berteriak, “Putera
Mahkota telah mengeksekusi ayahku, Hanseongbu Han Gyu Ho. Katakan padanya, aku
kemari untuk membunuhnya!”
Kepala
Prajurit Lee melapor jika Han Ga Eun, putri Hangseongbu Han tengah ditahan.
Raja pun ingat akan janjinya pada Tuan Han jika ia akan menjaga putrinya. Ia
lupa akan janjinya sendiri. Ia pun meminta Kepala Prajurit Lee membebaskannya
dan membawa dia kesana.
Putera
Mahkota mulai mengajari Sun apa-apa saja yang biasa dilakukannya. Cara membaca
buku, cara berjalan dan sebagainya. Ia kemudian membawanya menuju ke tempat
kesukaannya, greenhouse-nya. Sun takjut, sangat cantik.
Memang,
tapi orang-orang hanya melihatnya dibalik topeng dan menatapnya tajam layaknya
anak panah. Saat rasanya sulit, Putera Mahkota datang kesana untuk menangis. Ia
memegang tangan Sun, setelah ia melakukan inisiasi, Sun akan menggantikannya
menggunakan topeng. Apa tidak masalah?
Harus
menyembunyikan dirimu sendiri sepanjang waktu bukanlah hal yang mudah. Dia tidak
bisa memercayai siapa pun, dan tidak boleh berbagi pikiran dengan orang lain. Akan
lebih berat dibandingkan hidup kelaparan dan kesusahan.
Namun
Sun sudah memantapkan diri, sebagaimana kepercayaannya, dia berharap Putera
Mahkota bisa mempercayainya. Baiklah, meskipun sulit, Putera Mahkota meminta
tetap bertahan.
Sun
mengaku khawatir akan kondisi Ibu dan adiknya. Putera Mahkota berjanji akan
menjaga mereka. Sekarang Sun fokus saja dalam belajar. Sun tersenyum pada
Putera Mahkota, namun begitu keduanya bertatapan, Sun buru-buru menunduk.
Putera
Mahkota memberikan topengnya pada Sun, “Saat kau memakai topeng ini, maka kau
menjadi aku. Jangan pernah menundukkan kepalamu. Dan juga, saat aku kembali, aku
ingin kau tetap menjadi teman sekaligus menjadi abdi setiaku. Bisakah kau
melakukannya?”
Sun
terkejut, tapi dirinya hanyalah orang rendahan. Pembicaraan keduanya terpecah
karena Chung Woon datang kesana. Ia melaporkan kalau Ga Eun ditahan di
departemen kehakiman karena berkata ingin membunuh Putera Mahkota.
Putera Mahkota mengkhawatirkan kondisinya. Sun menyuruh Putera Mahkota menemui
Ga Eun, biar dia menggunakan topengnya.
Selepas
kepergian Chung Woon dan Putera Mahkota, Prajurit Lee membawa Sun menghadap
Raja. Raja mengatakan bahwa hari inisiasi akan dilakukan hari ini, bukan besok.
Saat dimulai, Dae Mok akan menyuruhnya meminum anggur bunga poppi. Dia akan
mengalami nyeri jantung dan halusinasi, kemudian ia akan menanyakan namanya.
Apa yang harus ia jawab?
Tatapan
mata Sun berubah tajam, “Aku Putera Mahkota Joseon, Lee Sun.”
Belum
sempat menemui Ga Eun di departemen kehakiman, dia sudah dibebaskan. Putera
Mahkota bergegas ke rumahnya. Namun ia tak bisa menemukan Ga Eun, yang
ditemukannya hanyalah sepucuk surat dan kalung pemberiannya.
“Tolong maafkan aku karena tidak bisa memenuhi
janji. Setiap kali melihatmu, aku teringat kematian ayahku. Kurasa, aku tak
akan pernah bahagia. Jadi, lupakan saja aku. Aku tak ingin melihatmu lagi, jadi
kau tolong jangan mencariku lagi. Seandainya aku kehilangan nyawa dan tak bisa memenuhi
janji kita.”
Ga
Eun melepaskan kalungnya pemberian Putra Mahkota dengan pedih, “Namun, jika aku
kembali hidup-hidup, aku akan selalu berada di sisimu.”
Putera
Mahkota membaca surat Ga Eun dengan sedih. Tapi dia tak akan serakah
mengajaknya pergi bersamanya. Harapannya hanya satu, tetaplah selamat.
Raja
menitahkan Kepala Prajurit untuk menyingkirkan kelompok Pyunsoo. Malam harinya,
Kepala Prajurit Lee sudah menyiapkan serombongan prajurit yang mengawal Sun. Ia
menyemangati mereka yang akan mengorbankan diri demi mewujudkan masa depan
Joseon.
Sun
berdiri gemetaran, tak bisa menutupi rasa takutnya.
Kepala
Prajurit Lee mengantar Sun menuju gua tempat Pyunsoo-hwe melakukan ritual. Sun
masuk sendirian, ia ketakutan melihat banyaknya orang yang menggunakan topeng
mengerikan. Ia pun diseret menuju Dae Mok.
Dae
Mok membuka topengnya dan menujukkan wajahnya pada Gon. Gon ingat betul wajah
Putra Mahkota tidak seperti itu, tapi dia punya janji dengan Hwa Goon. Ia pun
membenarkan, dia adalah pria yang mempunyai medali Putera Mahkota.
Dae
Mok pun memberikan anggur bunga poppi pada Sun. Sun meminumnya, dan seketika
itu pula dadanya serasa begitu nyeri. Ia meremas dadanya, pandangannya mulai mengabur.
Ia berhalusinasi melihat wajah Dae Mok mengerikan seperti monster. Dae Mok menyurunya
menyebut nama.
Sun
ingat bagaimana Ga Eun menuliskan namanya di tanah. Ia pun menjawab “Lee Sun.”
Kepala
Prajurit Lee menebas penjaga yang ada didepan gua. Ia menggunakan obor untuk
mengisyaratkan pada bawahannya supaya memulai penyerangan mereka.
Dae
Mok sengaja menyuruh anak buahnya supaya menambah anggur bunga poppinya. Sun
pun kembali merasakan sakit yang teramat sakit, ia kembali meraung-raung. Dae
Mok mengulang pertanyaannya lagi, apa dia memang Putera Mahkota?
“Aku
benar-benar putera mahkota Joseon!”
Para
Prajurit keluar dari tempat persembunyiannya. Seketika itu pula, ratusan panah
meluncur ke arah mereka dan membunuh semua prajurit yang dipersiapkannya.
Hwa
Goon tahu kalau Raja mengirimkan Putera Mahkota palsu. Ia mengajak Gon untuk
menemukan Putera Mahkota sekarang juga.
Ratu
tengah bertemu dengan seorang pejabat. Entah apa yang dibicarakan mereka, namun
pejabat itu mendesak Ratu untuk segera mengambil keputusan.
Putera
Mahkota masih terus mencemaskan Ga Eun. Chung Woon menyadari hal itu, tapi
mereka harus kembali ke istana pukul sepuluh. Putera Mahkota mengerti, dia
memang harus menemui Dae Mok.
Ga
Eun menghadap Youngbin Lee, ia menuntutnya supaya bisa mempertemukan dia dengan
Putera Mahkota. Youngbin Lee turut berduka cita akan kematian Tuan Han. Dengan
hati-hati, ia mengatakan kalau kematiannya bukan dikarenakan Putera Mahkota.
Tidak
percaya, Ga Eun menunjukkan surat perintah yang diterima ayahnya. Putera
Mahkota memang memberikan ayahnya perintah, tapi Putera Mahkota yang sudah
mengkhianati ayahnya. Dia melihat sendiri ayahnya dieksekusi, kalau bukan dia
pembunuhnya, lantas siapa?
“Apa
kau tahu orang yang paling ditakuti di Joseon, Dae Mok?”
“Siapapun
sebenarnya orang di baliknya, namun bila Putera Mahkota tidak memiliki
kesadaran atas tanggungjawabnya, saya tetap tidak bisa menerimanya.”
Bertepatan
saat itu, terjadi pergerakan di istana. Youngbi Lee mendengar suara ribut
langkah kaki banyak orang. Dayangnya membukakan jendela dan tampaklah Dae Mok
menggeret Sun. Kontan Youngbi Lee terkejut, tapi dia juga tahu kalau pria
berjubah Putera Mahkota bukanlah Putera Mahkota yang sesungguhnya.
Dae
Mok mendorong Sun dihadapan Raja. Raja telah memakaikan topeng pada Putera
Mahkota palsu dan coba membunuhnya. Dia mau menipu orang ahli?
Siapapun
bisa dipakaikan topeng dan ia jadikan Raja boneka. Membunuh Putera Mahkota dan
menjadikan dirinya sendiri sebagai Raja Joseon mungkin langkah yang tepat. Raja
memekik murka, membunuh Putera Mahkota?!
Dayang
Youngbi Lee menyarankan supaya mereka bergegas kabur dari sana. Youngbin Lee
menolaknya, ia harus menemui yang mulai, dia selamatkan saja Ga Eun. Tunggu
Kepala Prajurit dan katakan situasinya, dan jangan biarkan Putera Mahkota
kembali ke istana.
Baru
saja mengatakan hal itu, Youngbin Lee tiba-tiba muntah darah. Ga Eun ikut panik
memeriksa denyut nadinya, dia diracun. Ga Eun mencicipi air disana, airnya
tidak beracun, ia pun meminta Youngbin Lee meminum air itu kemudian
memuntahkannya.
Raja
tak punya pilihan lain, ia pun menyerang orang-orang yang mengepungnya seorang
diri. Tidak lama kemudian, datanglah Kepala Prajurit Lee yang langsung
melindunginya.
Dayang
dan Ga Eun memapah Youngbin Lee menuju ke pintu rahasia. Namun Youngbin Lee
sudah tak berdaya lagi. Dengan kekuatan akhirnya, ia memberitahukan bahwa
dalang dibalik kematian Ayahnya adalah orang-orang tadi.
Ia
menyembunyikan batu dirumah tanaman Putera Mahkota. Temukan batu itu dan
berikanlah pada Chun Soo. Kalau dia ingin membersihkan nama Ayahnya, maka
temukanlah batu itu. Youngbin Lee menghembuskan nafas terakhirnya saat itu.
Putera
Mahkota dan Chung Woon sampai ke istana. Keduanya heran melihat istana sangat
lengang. Putera Mahkota menyadari keanehan ini dan bergegas menuju ke tempat
Raja.
Ia
terkejut melihat Ayahnya sedang diserang, “Ahbamama!”
Dae
Mok seketika tahu kalau dia adalah Putera Mahkota. Ia pun mengintruksikan anak
buahnya untuk menyerang Putera Mahkota. Chung Woon coba melindunginya, namun
mereka kalah jumlah dan Putera Mahkota terdesak oleh serangan orang-orang itu.
Dae
Mok berjalan menghampirinya untuk menghunuskan pedangnya. Namun Raja tidak mau
membiarkan hal itu, dengan sekuat tenaga dia menghampiri Dae Mok dan coba
menebasnya. Namun Dae Mok dengan mudah menangkis serangan Raja dan balik
menyerangnya sampai ia terpojok.
Tanpa
ampun, Dae Mok pun menghunuskan pedangnya ke perut Raja.
Putera
Mahkota menjerit melihat ayahnya terkapar di lantai, Ahbamama!
Jadi penasaran dengan kelanjutannya. Ditunggu episode 9
BalasHapus