SINOPSIS Fight
For My Way Episode 6 Bagian 1
Sumber gambar:
KBS2
Ae
Ra menangis tersedu-sedu melihat kondisi Dong Man. Dong Man agak malu melihat
mereka menjadi sumber perhatian. Berhentilah menangis. Dia juga tidak akan
mati. Pokoknya Ae Ra tidak mau kalau Dong Man sampai melakukannya, dia takkan
menemuinya kalau sampai melakukannya lagi.
“Hei,
apa Kunyuk itu tahu? Kalau kau terlihat seperti babon saat menangis. Kau itu
cengeng.”
Ae
Ra masih terus menangis tanpa bisa berhenti. Dong Man mendesah, nanti dia lelah
kalau terus menangis. Ia pun membelai rambut Ae Ra yang berantakan. Tidak lama
kemudian, datanglah Hye Ran. Ia menyuruh Ae Ra pulang karena dia sudah sampai
disana.
“Siapa
yang kau bilang untuk pergi?”
“Eonni,
aku kasihan padamu. Memang siapa kau? Kubilang pergi.”
Tidak,
Hye Ran yang seharusnya pergi. Dong Man menggenggam tangan Ae Ra dan menyuruh
Hye Ran berhenti mengirim sms atau meneleponnya lagi. Jangan datang ke rumah
mencarinya. Dia membuatnya muak!
Hye
Ran tersenyum getir. Baiklah, dia akan pulang karena dia sudah melihat kondisi
Dong Man baik-baik saja. Ia masih punya banyak kesempatan menemuinya. Ae Ra
kesal dengan sikap keras kepala Hye Ran, apa dia mau berkelahi? Sudah dia
bilang supaya tidak berkeliaran di sekitar Dong Man.
“Eonni.
Aku akan menjelaskannya karena kau terlihat bingung. Alasan kenapa dia memegang
tanganmu sekarang bukan karena dia ingin. Dia melakukan untuk menunjukkannya
kepadaku.” Hye Ran kemudian pergi.
Setelah
Hye Ran pergi, Ae Ra langsung menarik tangannya kembali. Apa benar kalau dia memegang
tangannya supaya Hye Ran melihatnya? Kenapa dia memegang tangannya?
Dong
Man merebahkan tubuhnya dengan malas, “Entahlah, aku sakit.”
Aish,
Ae Ra masih tak habis pikir dengan jalan pikiran Hye Ran yang masih kekeuh
ingin kembali dengan Dong Man. Dong Man rasa Hye Ran tidak seburuk itu, dia
bahkan menunggunya selama dua tahun saat wamil.
Menunggu?
Ae Ra melihat dia karokean dengan pria lain. Dong Man tahu kalau Hye Ran memang
hobi menyanyi. Ae Ra kesel, dia itu karokean menyanyikan lagu duet dengan pria
sampai tengah malam.
“Itu
semua masa lalu.”
“Kau
kelihatan seperti itu bukan masa lalu. Sangatlah jelas apa yang akan dia
lakukan, dan betapa tololnya kau baginya. Itu jelas sekali.” ketus Ae Ra.
Meskipun
begitu, Dong Man yakin kalau Ae Ra tak tahu tentang hubungan mereka. Ae Ra
tersinggung mendengarnya, tentu saja, dia memang tidak seharusnya ikut campur
dengan hubungan mereka. Dia harusnya tak melakukan sesuatu saat Dong Man
bertindak tolol.
Jang
Ho datang menemui Dong Man. Ae Ra langsung mengompori dia supaya cepat
memukulnya. Jang Ho menghampirinya dengan tatapan mengerikan. Dong Man sampai
ketakutan dan menunjukkan lukanya yang masih sakit.
Alih-alih
memukul, Jang Ho malah memeluknya. Dia bersyukur karena Dong Man masih hidup.
Mereka
berdua makan di kedai pinggir jalan sambil menonton rekaman pertandingan Dong
Man. Dalam video, Dong Man tampak mendaratkan pukulan dan membuat lawannya
goyah beberapa saat. Dong Man malah lupa, dia terlalu banyak kena pukul jadi
tidak ingat. Dia tak menyangka videonya itu sudah menyebar dengan begitu cepat.
Iyalah,
Jang Ho sudah tahu kalau Tae Hee yang menipu Dong Man. Karena itulah mereka
sama sekali tidak memerlihatkan wajah Karel dalam rekamannya. Dong Man ikut
nimbrung melihat rekamannya, Karel? Apa dia tahu pria yang memukulinya?
Di
tempat lain, Tae Hee dan Tak Su tengah bertemu dengan Karel. Dia berkata kalau
ia sudah membayarkan biaya tagihan istrinya. Karel mengucapkan terimakasih
menggunakan bahasa inggris, ia memperingatkan supaya Tak Su tidak melawan Dong
Man. Karena dia akan kalah melawannya.
Tak
Su yang tidak bisa bahasa inggris cuma bengong, “Apa katanya?”
Jang
Ho menjelaskan siapa identitas Karel yang sebenarnya. Meskipun sosoknya tidak terkenal
dan dia cuma melatih keponakannya saja. Tapi keluarganya adalah juara selama
tiga generasi jujitsu Brazil.
Keponakan
yang dia latih secara informal di rumah adalah legenda UFC, John Carlos. Ini
seperti anak TK yang memukul anak kuliahan. Jadi, kalau Dong Man bisa
mendaratkan pukulan padanya maka itu sebuah kemenangan.
Tak
Su menyindir Pelatih Choi yang membelikan tiket bisnis untuk Karel. Dia sangat
dermawan menggunakan keuangan orang lain. Pelatih Choi kesal, lantas haruskah
dia memaketkan orang yang tulangnya patah ke Brazil?
Tulangnya
patah? Tak Su kaget. Pelatih Choi membenarkan, Dong Man mendaratkan serangan 58
detik di pertandingan. Itu mematahkan dua tulang rusuk. Tapi masalahnya itu
bukan tendangan tapi kaitan.
Tak
Su kesal dan menyuruh Tae Hee memutar videonya. Pelatih Choi memperingatkan Tak
Su supaya sebisa mungkin menghindari Dong Man. Seperti kata Karel, dia akan
kalah melawannya.
Tak
Su masih menolak untuk percaya, “Kunyuk itu. Aku memberi dia uang dan dia
mengatakan hal tidak masuk akal.”
Tapi
begitu melihat video pertandingannya, Tak Su melihat sendiri bagaimana serangan
Dong Man itu. Ia pun menyuruh Tae Hee mengantarkannya ke gym.
Joo
Man berangkat kerja, sedangkan Sul Hee dan Ae Ra masih berbincang-bincang. Dong
Man lewat sambil memukul-mukulkan tinjunya ke udara. Ae Ra kesal, sepertinya Dong
Man masih harus lebih banyak dipukuli agar menyerah soal Pertarungan MMA.
Dong
Man menunjukkan bengkak di alisnya sudah mau menghilang. Melihat penampilan Sul
Hee, sepertinya dia mau pergi ke pesta ulang tahun bayi. Sul Hee membenarkan, bagaimana
penampilannya? Sudah manis?
Ae
Ra memuji penampilan Sul Hee yang tampak halus dan elegan. Orang dewasa akan
menyukai tipe puppy sepertinya. Sul Hee kegirangan, Ae Ra juga tipe-tipe kucing
yang disukai orang.
Mereka
berdua saling sahut mengeong dan menggonggong. Dong Man cuma bisa diam
memperhatikan tingkah mereka berdua. Sul Hee tersinggung, kenapa dia tidak
mengatakan apapun?
“Kenapa
manusia harus bicara saat hewan sedang rusuh? Anjing. Nikmati pesta ulang
tahunnya. Kucing. Makan yuk!”
Ae
Ra menolak ajakannya. Makan saja sana sama wanitanya, Hye Ran. Ae Ra
menggandeng Sul Hee dan menyenggol pundak Dong Man dengan sengaja. Dong Man
mendesah jengkel dengan tingkah Ae Ra yang semakin seperti wanita.
Ae
Ra dan Dong Man makan di depan mini market tapi di meja yang berbeda. Ae Ra
sibuk melihat lowongan pekerjaan menjadi penyiar. Bertepatan saat itu,
ponselnya berdering menerima sms yang mengabari kalau dia lolos wawancara tahap
pertama Rekrutmen Penyiar EBC.
Seketika
Ae Ra bangkit dari duduknya. Dong Man panik menanyakan apa yang terjadi. Ae Ra
dengan bahagia memberitahukan kalau dia lolos tahap pertama dan ia akan segera
diwawancarai.
Ae
Ra memeluk Dong Man dengan bahagianya. Dong Man yang tak siap pun seketika
mematung. Ae Ra heran dengan reaksinya. Dong Man dengan tergagap menunjukkan
bagaimana Ae Ra memeluknya, kenapa dia seperti itu? Dia tahu kalau mereka
berada di dekat rumah tapi...
Kontan
Ae Ra sadar dengan apa yang sudah dilakukannya. Dengan kikuk, ia buru-buru menjauhkan
diri dari Dong Man.
Disisi
lain, Sul Hee frustasi menantikan kehadiran seseorang. Ia mencoba meneleponnya
tapi panggilannya tidak diangkat terus. Sampai akhirnya seorang wanita paruh
baya datang dengan membawa banyak sekali barang-barang.
Sul
Hee heran kenapa ibunya menggunakan subway, harusnya pakai taksi saja. Dia sebelumnya
bilang akan membawa sedikit minuman, tapi barang bawaannya banyak sekali. Ibu
tidak bisa kalau hanya mengirim minuman untuk besan. Makanya dia membawa
japchae dan sedikit makanan dari kaki babi.
Ae
Ra dan Dong Man masih canggung karena kejadian barusan. Bertepatan saat itu,
keduanya berpapasan dengan Ahjumma Pemilik Kontrakan. Tapi Ahjumma itu menolak
dipanggil Ahjumma, namanya adalah Ganako Hwang.
Ae
Ra berbasa-basi, “Anda memasang wallpaper sendiri?”
“Kenapa
aku harus buang-buang uang untuk menyewa pekerja? Aku tidak suka orang yang
tidak bekerja dan bermain sepanjang hari lebih dari apapun dan siapapun. Bayarlah
sewa tepat waktu.”
Ae
Ra dan Dong Man menjawabnya dengan cengiran. Satu hal lagi, Nyonya Ganako tak
tahu seberapa dekatnya mereka, tapi mereka tidak boleh tidur di kamar yang
sama. Serempak, mereka berdua memastikan kalau hal semacam itu tidak akan
terjadi.
“Aku
menutup dan mencegah segala kemungkinan. Orang-orang yang ada di lantai kami
lebih suci daripada biksu yang tinggal di biara.” Jelas Dong Man.
Nyonya
Ganako akhirnya pergi juga. Dong Man berniat masuk ke rumah Ae Ra, dia mau
dibikinkan kopi manis. Ae Ra menolak kedatangannya, dia tidak boleh masuk
kesana. Dia sudah memblokirnya.
Dong
Man kesal dengan kemarahan Ae Ra yang tiba-tiba, “Kubilang berhentilah bersikap
seperti wanita di hadapanku.”
Ibu
jalan sambil memakan kue buatan Sul Hee, sepertinya putrinya sudah siap
menikah. Berhentilah bekerja kalau sudah menikah. Ayahnya selalu mematikan TV
saat ada acara home shopping. Dia tak bisa membayangkan putrinya selalu
menerima telepon orderan. Membayangkannya membuat dia muak dan marah.
“Aku
hanya harus duduk dan menjawab telepon.”
Mereka
berdua sampai di tempat pesta. Sul Hee menawari Ibu untuk masuk bersamanya. Ibu
menolak lagian dia tidak memakai baju yang bagus. Sul Hee saja yang masuk,
tanyakan kapan mereka bisa melakukan pertemuan keluarga.
Ae
Ra sedang berlatih untuk wawancaranya dan dia menggunakan Hye Ran sebagai
referensinya. Auh, melihat fotonya membuat dia ingin melemparkan nuklir
padanya. Bagaimanapun, Ae Ra menahan diri dan coba melatih pengucapannya.
Bel
rumah berbunyi. Ae Ra mengira orang yang memencet bel adalah Dong Man, beli
kopi di biara sana dan berbagilah dengan Hye Ran. Bel rumah masih terus
berbunyi hingga Ae Ra terpaksa membukanya.
Tapi
tamunya bukan Dong Man melainkan Hye Ran yang langsung nyelonong masuk ke
rumahnya. Dia duduk di sofa Ae Ra dan melihat dirinya di komputer. Wah, Eonni
sepertinya mencoba menjadi penyiar lagi. Apa dia menjadikannya sebagai panutan?
Ae
Ra buru-buru menutup laptopnya. Dia sekarang punya kebiasaan untuk datang
kesini, yah? Hye Ran berniat untuk datang ke rumah Dong Man, tapi dia mampir ke
rumah Ae Ra untuk mengatakan sesuatu.
Mau
mengatakan apapun, Ae Ra tidak akan perduli. Dia tak akan melakukan apa yang
diinginkannya. Hye Ran terkekeh, Ae Ra sikapnya seperti seorang Ibu yang
menyuruh anaknya membuat pilihan ‘Menikahlah
atau berhenti kerja’.
Langsung
ke pokok permasalahannya, Hye Ran mengklaim kalau dia ingin memulai hubungan
kembali dengan Oppa. Ae Ra terkejut, memangnya Dong Man mau? Dia itu masih
belum menikah.
“Memangnya
harus pria yang menduda? Aku punya semuanya. Uang, koneksi, dan nama besar. Sekarang,
aku sungguh hanya memerlukan Oppa.”
Ae
Ra memperingatkan Hye Ran agar tidak muncul dihadapan Dong Man lagi. Hye Ran
tidak mau mendengarkan ucapannya, dia bukan datang kesana untuk meminta izin
darinya. Ini pemberitahuan.
Jangan
buat dirinya tambah menyedihkan. Ae Ra cuma pura-pura menjadi teman setia tapi
tidak pernah bisa menjadi teman setia.
Ae
Ra geram, “Sudah kubilang kepadamu aku bisa memukul wanita juga.”
“Memang
pernah kau memukulku?”
Dong
Man mengetuk rumah Ae Ra, “Permisi. Yang ada di dalam. Aku menarik lagi
perkataanku tentang kau dan biara. Kenapa kau selalu membuatku cemas dengan
jadi marah? Kenapa kau bertingkah di luar karaktermu?”
Hye
Ran makin meledek Ae Ra yang bersikap tidak seperti biasanya. Ae Ra sudah tak
tahan lagi dengan ocehannya. Dia membuka pintu rumahnya dan menyuruh Dong Man
membawa Hye Ran-nya.
Ae
Ra langsung menutup pintu saat Hye Ran keluar. Hye Ran memanggil Dong Man
dengan sebutan ‘Oppa’ seperi biasanya. Ia khawatir dengan kondisi Dong Man. Kan
sudah ia bilang sebelumnya supaya mengangkat panggilannya.
Dong
Man menghela nafas, “Hye Ran, saat aku dengar kau cerai, hatiku hancur. Saat
kau meneleponku kupikir aku hampir tidak bisa bernafas.”
Ae
Ra bisa mendengar pembicaraan mereka dari dalam rumah. Dia menutup jendelanya
dengan supaya tak mendengar pembicaraan mereka lagi, hatinya hancur? Tentu. Pecundang dan jal*ng itu diciptakan untuk
satu sama lain. Dia tak akan perduli dengan mereka lagi.
Hye
Ran senang mengetahui telepon darinya bisa membuat Dong Man seperti itu. Dong
Man memotong ucapannya dan berkata jika dia tak mau mengalami lima tahun
menyedihkannya lagi. Jadi dia mohon agar Hye Ran bisa enyah dari hadapannya.
D tunngu part2 nya
BalasHapusLanjut chingu. .
BalasHapus