SINOPSIS My Sassy
Girl Episode 5
Sumber gambar:
SBS
Gyun
Woo berbincang dengan Joon Young. Joon Young sudah mendengar tentang reputasi
menganggumkannya. Dia mengambil ujian petugas negara di Dinasti Qing dan menjadi
yang terbaik. Dia punya bakat besar untuk mendapatkan kepercayaan kaisar.
“Harta
nasional Joseon hampir dicuri Dinasti Qing.” Gyun Woo percaya diri.
Tapi
bagi Joon Young, semua tidak ada gunanya kalau dia tak bisa membuktikan
nilainya, maka semua pujian tak berarti lagi. Gyun Woo rasa dunia akan tetap
mengakui kebesaran seseorang tanpa perlu menonjolkannya.
Joon
Young berharap Gyun Woo bisa menjaga Tuan Putri dengan baik. Dia dengar kalau
Tuan Putri sering mengunjungi Pangeran. Gyun Woo membenarkan, tampaknya dia
amat menyayangi Pangeran.
Joon
Young pamit pergi, “Kita akan bertemu lagi.”
Hye
Myung muncul memanggil Gyun Woo dengan memanggilnya sebagai ‘mesum’. Apa yang
dia bicarakan dengan Joon Young? Ia pun mengancam akan mengatakan tentang
kelakuan mesumnya pada Joon Young. Gyun Woo menghela nafas, apa dia akan
berhenti melakukannya kalau ia berhasil mengembalikan cincinnya?
Niatnya
sih Hye Myung mau ngabur dari istana tanpa sepengetahuan orang lain. Tapi tingkah
nyentriknya itu malah membuat penjaga disana menghentikan dia. Gyun Woo
menunjukkan tanda pengenalnya dan mengatakan kalau dia bekerja untuk Pangeran.
Meskipun
masih agak curiga, namun penjaga gerbang membiarkannya pergi meninggalkan
istana. Hye Myung berdecak kesal, memang Gyun Woo ini pembohong besar. Dia mengkhawatirkan
masa depan Pangeran.
Gyun
Woo meringis, “Aku lebih mengkhawatirkanmu, Tuan Putri Hye Myung.”
Mereka berdua pun pergi ke tempat pelelangan
barang ilegal.
Didalam
sana, preman pemilik pelelangan sedang menghadapi seorang pria yang sudah babak
belur. Dia memohon supaya bisa memperpanjang jangka waktu hutangnya. Namun
Pemilik Pelelangan itu menolak, kan sudah tertulis dalam perjanjian kalau dia
akan membayarnya berserta bunga hari ini. Kenapa dia membuatnya seperti orang
jahat?
Kemudian
datanglah Gyun Woo dan Hye Myung kesana. Preman mengenali Gyun Woo sebagai
tersangka pemerkosaan. Hye Myung kontan meledeknya, dia sepertinya memang
terkenal karena itu.
“Kamu
mau dituntut atas pencemaran nama baik?” ancam Gyun Woo pada Bos Preman.
“Astaga,
menyeramkan sekali. Tapi kenapa kamu kemari?”
Hye
Myung tidak bisa menemukan cincinnya dan malah melihat buku catatan hutang
rakyatnya yang punya bunga selangit. Ia pun berinisiatif mencuri buku catatan
tersebut dan kabur. Tapi sayangnya Bos Preman langsung menyadari kalau bukunya
menghilang hingga mereka langsung mengejarnya.
Terpojok
di tengah pasar, Byul pun cekatan menendang wadah uang seorang penarik sewa
pasar. Kontan uang bertebaran dan semua orang berebut memungutinya. Gyun Woo
dan Hye Myung terjebak ditengah kerumunan.
Buku
catatan itu sempat melayang ke udara. Tapi dengan sigap Hye Myung menangkapnya
kembali saat buku itu jatuh.
Setelah
bersusah payah, akhirnya Gyun Woo dan Hye Myung berhasil kabur dari kejaran
para preman. Hye Myung mengatai Gyun Woo lambat. Gyun Woo masih ngos-ngosan,
apa ia pikir ini lucu?
Hye
Myung membuka buku catatan hutang dan melihat banyaknya bunga yang harus
rakyatnya bayar. Dengan geram, ia menyobek catatan itu kemudian memasukkannya
ke dalam tungku. Meskipun gagal menemukan gioknya, tapi ia pikir sudah berbuat
kebaikan. Ia mengajak Gyun Woo untuk makan bersama.
Gyun
Woo melongo melihat ceker ayam di atas piring. Hye Myung dengan santai
menikmatinya dan menyemburkan sisa tulang ceker ayam. Ia menjilati sisa sambal
yang menempel di jarinya.
Memang
paling cocok makan ceker ayam sama soju. Ia menawari Gyun Woo supaya
mencicipinya. Tapi Gyun Woo sudah jijik duluan saat melihat ayam hidup disana.
Hye Myung tak menyangka kalau dia tidak bisa makan ceker. Pria macam apa sih
dia? Kalau mau sukses, dia tidak boleh berprasangka pada orang lain dan
memilih-milih makanan.
Ditelinga
Gyun Woo masih terus terngiang suara kokok ayam. Tapi ia mencoba memakannya dan
mengeluarkan sisa tulangnya dengan gaya bangsawan. Hye Myung yakin kalau rasa
ceker ayamnya sangat enak. Ia pun menuangkan soju ke gelas Gyun Woo, dis harus
minum soju supaya rasanya lebih enak.
Tidak
lama berselang, Gyun Woo sudah mabuk parah. Dia menikmati ceker ayamnya tanpa
rasa jijik lagi dan menyemburkan tulangnya ke udara tanpa malu. Ia menopang
wajahnya sambil senyum-senyum, apa Hye Myung menyukainya? Begitu yah, dia pasti
malu-malu karena dia seorang Tuan Puteri.
Jangan
malu, katakan saja yang sebenarnya. Jangan jadikan cincin giok sebagai alasan.
Ia sungguh memahami perasaan Hye Myung. Memangnya dia bisa apa, tertarik dengan
pria tampan sepertinya bukanlah sebuah dosa. Tapi dia mau menolaknya, dia bukan
pria gampangan. Ia benci dengan wanita ceroboh seperti tikus.
Hye
Myung cuma bisa melongo mendengar racauan Gyun Woo. Dia mabuk beneran atau
tidak sih? Ia mau menggeplaknya tapi tidak jadi karena Gyun Woo masih terus
menunjukkan wajah tanpa dosa.
Karena
saking mabuknya, Gyun Woo sampai tertidur disana.
Esok
harinya, Ibu meminumkan cairan pereda pengar. Rasanya tidak enak, tapi Ibu
memintanya untuk tetap meminumnya. Gyun Hee kesel, ibu selalu saja bersikap
baik pada Oraboni. Oraboni sepertinya punya pacar yah?
“Tidak
masuk akal. Kakakmu tidak akan berbuat begitu. Tapi jika dipikir-pikir, ibu
memang mendengar lebih penting bercengkerama sambil minum jika seseorang ingin
sukses. Tapi tolong jaga kesehatanmu.”
Gyun
Woo kembali ke kamarnya dengan lemas. Ditengah jalan, dia tiba-tiba ingat akan
racauannya semalam dihadapan Tuan Puteri Hye Myung. Kontan ia memegangi
kepalanya dengan menyesal apalagi dia mengatai Hye Myung ceroboh seperti tikus.
Astaga, apa yang sudah ia lakukan?
Gyun
Hee muncul dibelakang Gyun Woo, “Apakah obatnya membuat Kakak sakit?”
Gyun
Hee menemui Gyun Woo yang sedang rebahan. Dia bertanya pendapat kakaknya
tentang Dan Yun. Dia cantik kan? Dia calon istri paling ideal dari semua wanita
di.. ucapan Gyun Hee terhenti karena anjing Gyun Woo menggonggong terus. Gyun
Hee mendesis kesal karenanya.
“Kakak
mau menikahi Da Yun? Jika Anggota Dewan Kota Kedua Jung menjadi besan kita, keluarga
kita juga akan menerima manfaat.”
“Kamu
membuat kakak pusing, jadi, tolong pergi.”
Gyun
Hee menawarkan supaya dia bisa menjadi mak comblang untuk mereka berdua. Atau
mungkin kakaknya memang benar-benar sudah punya pacar? Gyun Woo mengelak, pacar
apaan?
“Syukurlah.
Kukira cincin itu pertanda cinta Kakak.”
Gyun
Woo bangkit dari tidurnya seketika, “Cincin?”
Gyun
Hee mengaku kalau dia tidak sengaja mengambilnya. Kemudian dia menunjukkan pada
Da Yun dan mengatakan kalau cincin itu adalah hadiah yang dibawa kakaknya untuk
Da Yun. Tentu saja hal itu membuat Da Yun senang.
Dan
Yun mencoba mengenakan cincin giok itu. Ia tersenyum memandanginya. Pelayan Da
Yun masuk ke kamarnya, apa dia tengah mencoba cincinnya lagi? Da Yun buru-buru
melepasnya kembali. Kenapa dia memanggilnya?
“Anda
kedatangan tamu.”
Tamu
yang dimaksud adalah Gyun Woo. Tidak mau berbasa-basi, dia pertama-tama ingin
mengucapkan maaf. Cincin yang adiknya berikan padanya.. Da Yun tersenyum bahagia,
maksudnya cincin yang ia hadiahkan padanya? Ia berniat ingin memberikan balasan
atas hadiah berharganya itu.
Gyun
Woo dengan hati-hati memberitahukan jika ada kesalahpahaman. Ia harus
mengambilnya kembali dari Da Yun. Senyum Da Yun seketika lenyap, apa yang harus
ia lakukan? Ia tidak membawanya. Ia menitipkannya di toko perhiasan untuk
membersihkannya.
“Jika
kamu bisa memberi tahu di mana, aku akan pergi mengambilnya.”
“Tapi
aku belum bilang aku akan mengembalikannya. Mari bertemu di festival lentera
lusa. Akan kuberi tahu apakah aku rela mengembalikannya kepadamu.” Ujar Da Yun.
Raja
tengah melakukan perburuan dengan para Menterinya. Dia bersiap melecutkan
panahnya pada seekor rusa. Tapi belum sempat panahnya meluncur, seseorang sudah
mendahulunya.
Begitu menoleh, dia tahu kalau orang yang memanah rusanya adalah
Jung Ki Joon. Raja pun kelihatan tidak suka dengan sikapnya.
Saat
di kamp peristirahatan, Raja tertawa memuji kemampuan memanah Ki Joon. Dia
ingin belajar darinya. Apa sebenarnya rahasianya?
“Berfokuslah pada hal kecil. Aku hanya
berusaha keras tidak melewatkan gerakan terkecil. Itu saja.” Ucap Ki Joon
dengan senyum liciknya.
Hye
Myung melihat denah istana. Young Shin memperingatkan supaya dia tidak
meninggalkan istana. Hye Myung ingin tetap pergi soalnya Ayahnya akan kembali
besok. Byul melarangnya, biar dia saja yang mencari cincinnya.
Hye
Myung menggeram kesal, dia pun menyerah akan niatannya untuk menyelinap pergi.
Byul dan Young Shin bisa menghela nafas lega setelah menyingkirkan denah
istana.
Mereka
berdua membawa nampan berisi makanan. Tapi begitu kembali ke kamar Hye Myung,
dia sudah lenyap entah kemana meninggalkan pakaiannya. Young Shin berteriak
frustasi, “TUAN PUTERI!!”
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar jika berkenan. Dilarang copas ya kawan! Happy Reading ^_^