SINOPSIS Reunited
Worlds Episode 3
Sumber gambar: SBS
Kereta
melintas, Jung Won yang sedang melamun langsung berlari saat melihat sebuah
taksi. Ia pun tak menyadari kehadiran Hae Sung disana. Setelah Jung Won pergi,
Ho Bang datang mengejar Hae Sung.
Perlahan
air mata Hae Sung menetes, “Aku sudah mati, iya kan?”
Hae
Sung menyebrang tanpa tengak-tengok, dan bertepatan saat itu, sebuah mobil
melintas. Sorot lampu mobil terarah pada Hae Sung. Hae Sung pun mengingat jelas
bagaimana kematiannya 12 tahun yang lalu.
Ho
Bang sigap menarik Hae Sung ke tepi jalan. Hae Sung gemetaran, dia sudah mati. Dia
sudah mati 12 tahun yang lalu. Ia ditabrak didepan sekolah, makanya wajahnya
tak berubah sama sekali.
Hae
sung gemetar melihat tangannya, “Siapa aku sebenarnya? Aku sudah meninggal,
tapi kenapa aku bisa ada di sini? Ho Bang, katakan padaku. Jelaskan apa yang terjadi dan
kenapa aku bisa kembali ke sini lagi. Siapa aku sebenarnya? Apa aku ini hantu?
Apa aku roh gentayangan?”
Dia
berteriak frustasi, tak tahu apa yang terjadi sebenarnya. Seketika itu pula,
lampu-lampu pinggir jalan meledak seiring teriakannya.
Jung
Won sampai di rumahnya setelah lelah seharian. Ia membuka kulkas dan menemukan
note yang tertempel di botol air mineral. Iuww.. joroknya, Jin Joo menggunakan
bekas permen karet untuk menempelkan note itu.
Jin Joo menulis
kalau dia tahu Bos-nya Jung Won datang untuk mengungkapkan perasaannya. Dia
harus mempertahankannya. Kalau tidak, dia akan membunuhnya. Jung Won menghembuskan nafas
berat, dia memang seharusnya memberi jawaban. Tapi, apa yang harus ia katakan?
Terdengar
suara klakson berbunyi nyaring. Kaget, Jung Won bangun dengan gelagapan apalagi
ada sesuatu yang menutup wajahnya. Apa ini? Apa? Begitu tenang, dia sadar kalau
yang menutup wajahnya adalah note Jin Joo.
Dia
bercermin melihat sisa permen karet yang tertempel dirambutnya. Untung bukan
masalah besar, dia cukup memotong sedikit poni rambutnya. Dia bersiap memotong
rambutnya menggunakan gunting...
“Agashi!!!”
teriak Ibu Kos menagih pembayaran kos.
Jung
Won berjingkat kaget sehingga potongan poninya jadi terlalu pendek. Sial, dia
gelojotan kesal dibuatnya.
Hae
Sung tak bisa berkata-kata saat ia melihat makamnya sendiri. Dengan hati-hati,
Ho Bang memberitahukan kalau neneknya juga sudah meninggal tiga tahun yang
lalu. Dia dimakamkan disebelah makan orangtua Hae Sung. Semenetara adik-adiknya,
dia tak tahu kabar mereka karena tak pernah saling berkomunikasi.
Hae
Sung ingat adik kecilnya, Soo Ji, dia pasti sudah seumuran dengannya. Ho Bang
berkata kalau kemarin adalah peringatan kematian Hae Sung, jadi Jin Joo, Moon
Sik, dan Tae Hoon datang dari Seoul ke sini.
Bagaimana
dengan Jung Won? Kenapa mereka tak saling berhubungan? Hae Sung merindukannya.
Ho Bang yakin kalau Jung Won baik-baik saja. Oiya, dan sepertinya dia tahu tempat
kerja adik ke-empat Hae Sung, Hae Chul.
Mereka
berdua pergi untuk melihat tempat kerja Hae Chul. Hae Sung tak menyangka
adiknya yang cukup nakal itu bisa mendapatkan pekerjaan. Tapi, perusahaan apa
tempatnya bekerja ini?
Ho
Bang tidak berani mengatakan sejujurnya. Apa pentingnya perusahaan apa, kan
yang terpenting bisa bekerja. Benar juga, Hae Sung ingin menemuinya tapi dia
pasti akan terkejut dengan kedatangannya.
“Tentu
saja.” Jawab Ho Bang.
Ji
Young bersama anaknya tengah berjalan disekitar sana. Ia menyapa Ho Bang dan Ho
Bang pun balas menyapanya. Ji Young terdiam melihat anak SMA yang berdiri
disamping Ho Bang, seketika dia terbelalak begitu melihat nama yang tertera di
seragamnya. Sung Hae Sung?
Hae
Sung melambaikan tangannya dengan polos. Seketika Ji Young pingsan saking
ketakutannya. Semua orang merubung dia dengan panik dan Ho Bang menelepon
ambulan untuknya.
Seorang
pria ikut melihat keributan apa yang tengah terjadi. Namun tatapannya langsung
tertuju pada Hae Sung yang punya aura berbeda dari yang lainnya.
Setelah
kejadian itu, Hae Sung mengganti pakaiannya. Memang sudah seharusnya dia tak
menggunakan seragam itu.
Bos-nya
Min Joon sungguh penasaran dengan alasan Min Joon batal pergi ke Paris. Alasannya
simpel, Min Joon cuma tak ingin pergi saja. Bos-nya menganggap kalau dia sudah
gila, restoran yang ditolaknya itu sudah dapat bintang 3 Michelin di Paris. Apa
kau sadar kesempatan emas macam apa yang baru saja kau abaikan?
“Entahlah.
Pokoknya aku tidak mau pergi. Jadi aku harus bagaimana?”
Jung
Won yang sedang menakar terigu sambil diam-diam mendengarkan pembicaraan mereka.
Atasannya datang dan langsung ngomel-ngomel karena terigunya meleber
kemana-mana. Jung Won meminta maaf, tapi dia punya sesuatu yang penting, dia
pamit untuk pergi sebentar.
Tak
berapa lama kemudian, Jung Won sudah berdiri dengan tangan belepotan terigu menemui
Min Joon. Min Joon yang melihat kedatangannya langsung fokus pada poninya yang
terlalu pendek. Kontan Jung Won malu dan sempat menutupinya. Dia berkata kalau
dia ingin membicarakan sesuatu dengannya. Min Joon santai mempersilahkan dia
bicara.
“Apa
aku salah paham kalau menganggap kau tidak jadi ke Paris karena aku?”
“Memang
benar, kok.”
“Apa
maksudnya kau tidak jadi pergi karena aku?”
“Ya
seperti itulah maksudku. Aku tidak punya penjelasan lain.”
“Apa
kau mabuk sebelum menemuiku semalam?”
“Tidak,
sama sekali tidak.”
Baiklah,
Jung Won ingin berbicara jujur dengannya. Kalau memang dia tidak mabuk, artinya
dia sudah meremehkannya. Memangnya dia akan langsung jatuh cinta karena Min
Joon mengatakan itu padanya? Tidak perduli kalau dipecat, tapi jangan
menyepelekannya hanya karena dia yang menggajinya.
Min
Joon ingin memberikan penjelasan karena Jung Woon salah paham. Tapi Jung Won
terus nyerocos sendiri dan menganggap kalau Min Joon sudah mengejeknya. Kalau sampai
Min Joon melakukannya lagi, dia akan menguburnya ditempat ini.
Jung
Won pun pergi setelah mengatakan semuanya. Min Joon ingin mengejar dia, tapi
dia malah menemukan note yang terjatuh dari saku Jung Won. Rupanya, dia sudah
mendaftar semua kata-kata yang akan diucapkannya pada Min Joon barusan. Min
Joon tertawa geli, “astaga, dia benar-benar luar biasa.”
Hae
Sung pergi ke tempat kerja Hae Chul. Dia berpapasan dengan beberapa pria yang
berpenampilan sangar. Mereka menemui seorang pelayan yang tampak ketakutan, dan
menyuruh seorang anak muda bernama Hae Chul untuk memberi pelajaran pada Si Pelayan.
Hae
Chul pun tanpa ragu melayangkan pukulan dan menendang perut si pelayan. Hae Sung
tercengang melihat adiknya yang dulu menggemaskan dan selalu riang menunjukkan
nilai sempurnanya menjadi seorang rentenir.
Di
markas mereka, Hae Chul diperlakukan sebagai budak oleh seniornya. Salah satu
dari mereka menyuruh Hae Chul untuk menagih hutang sendiri kali ini. Tagih wanita
Asisten Dapur yang kemarin. Jung Jung Won? Hae Chul agak ragu untuk
melakukannya.
Hae
Sung masuk ke gedung untuk mencari tempat Hae Chul bekerja. Tapi sayangnya, di
gedung itu terdapat banyak sekali kios. Tiba-tiba saja, telinga Hae Sung
berdengung keras dan seketika pendengarannya menjadi sangat tajam.
Ia
bisa mendengar suara orang-orang disana sedang berbicara. Dan ia mendengar Hae
Chul menolak perintah seniornya untuk menagih hutang Jung Won dengan alasan
sudah mengenalnya sejak kecil.
Karena
terus menolak, seniornya itu langsung memukulinya. Hae Sung kontan mencari
sumber suara dan membuka pintu ruangan. Dia berteriak menyuruh mereka untuk
berhenti. Hae Chul pun menggunakan kesempatan itu untuk berlari meninggalkan
seniornya.
Si
Rentenir Senior marah karena Hae Sung sudah mengganggu mereka dan berniat
menghajarnya. Namun dengan mudah, Hae Sung menahan tangan orang itu dan
mendorongnya sampai terpental menubruk lemari.
“Kau
suruh dia pergi ke mana?” Hae Sung menarik kerah baju si rentenir. Si Rentenir
pun gemetar memberikan kartu nama Jung Won.
Di
Restoran sedang jam istirahat, mereka semua bermain game untuk mencari siapa
yang akan mentraktir mereka. Soo Ji menyuruh Jung Won untuk bergabung memainkan
gilirannya tapi Jung Won menolak. Dia sibuk mengerjakan pekerjaan dan meminta
Soo Ji menggantikannya.
Karena
saat itu Min Joon ada disana, Soo Ji menyuruh dia untuk bermain menggantikan
Jung Won. Min Joon setuju saja dan mulai memainkan game tangga, tapi naasnya,
dia malah kebagian untuk membelikan es serut.
Semua
orang berseru senang, Jung Won yang mentraktir! Takut, Min Joon pun ngeloyor
pergi sebelum kena omel. Jung Won mendamprat Soo Ji yang kalah dalam bermain, harusnya
dia potong saja pergelangan tangannya.
Min
Joon makin ngeri memegangi pergelangan tangannya sambil jalan pergi.
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar jika berkenan. Dilarang copas ya kawan! Happy Reading ^_^