SINOPSIS School
2017 Episode 4 Bagian 2
Sumber gambar:
KBS2
Disebuah
ruangan, anak-anak saling mengirim sms.
‘Tidak bisakah
kita mempercayai Dae Hwi?’
‘Sepertinya dia
sangat putus asa.’
‘Sudah saatnya
membereskan semuanya.’
Hari
ini, kembali ada pengumuman pengurangan poin. Eun Ho semakin lemas melihat
poinnya mendapat pengurangan 55. Bisa-bisa, poinnya dikurangi sampai 100. Sa
Rang mulai pesimis kalau mereka bisa menghentikan pengurangan poin, kecuali mereka
bisa menangkap si X.
Kang
Myung tengah merekap pengurangan poin. Rasanya sangat berat untuk melakukannya.
Tapi ponselnya masih terus berdering tanpa henti, dan ia harus melihat
foto-foto muridnya yang tengah berdandan diam-diam, tidur dikelas, merokok.
Kang Myung menghela nafas dalam.
Kang
Myung pergi ke kelas, dia meminta anak-anak untuk diam. Tak seorang pun
menggubrisnya. Ia pun harus menggebrak meja supaya mereka semua diam. Dia
mengancam akan mengurangi poin mereka.
Seketika
mereka diam. Kang Myung mengatakan harapannya agar kelas mereka tak lagi
mendapatkan pengurangan poin. Ia harap, mereka tidak melaporkan teman mereka
diam-diam.
“Bagaimana
kita bisa percaya itu, Pak?”
“Bapak
percaya pada kalian, anak-anak. Jadi, untuk setiap laporan yang dibuat oleh
kelas kita, Bapak yang akan lari keliling lapangan.”
Anak-anak
menganggap remeh ucapan Kang Myung, terserah. Eun Ho prihatin dengan situasi
Pak Kang Myung. Dia mengejar Kang Myung untuk memberikan susu kotak. Apa Pak
Guru benar-benar akan berlari? Anak-anak akan tetap melakukannya.
Kang
Myung berkata kalau dia akan tetap melakukannya. Orang-orang dewasa disini
mengerikan, mereka yang sudah membuat anak-anak jadi begini. Lantas, bagaimana
dengan X? Dia bisa menemukannya?
Belum,
tapi Eun Ho yakin akan segera menemukannya. Kang Myung bertanya, apakah Eun Ho
akan tetap melaporkannya kalau dia menemukannya?
Eun
Ho tertunduk, kalau seandainya dia tak bisa masuk kuliah gara-gara X, mungkin
dia akan menyalahkan dia selamanya. Kalau tidak kuliah, orang-orang akan
menyepelekannya. Dan.. dia tak membuat kesalahan juga. Kang Myung menghela
nafas panjang, kelihatan kecewa dengan jawaban Eun Ho.
Eun
Ho ada di kelas. Dia ingin mengambil sesuatu di loker. Begitu membuka pintunya,
ia dikejutkan dengan adanya buku sketsa yang disita oleh Pak Koo sudah kembali.
Ibu
bergosip dengan tetangga, bangga mengatakan kalau Eun Ho mungkin akan masuk ke
Universitas Hanguk. Sedangkan Eun Ho, dia masih terus memandangi buku sketsanya
yang kembali. Sa Rang menduga kalau si X ingin berbaikan, dia mungkin takut
karena Eun Ho berusaha menangkapnya.
Eun
Ho yakin kalau salah satu dari dua anak mencurigakan itu adalah X. Sa Rang rasa
keduanya memang sama-sama mengecewakan. Yang satu, melimpahkan kesalahan pada
sahabatnya. Dan satunya lagi, lebih mementingkan ujian daripada sahabatnya.
“Kenapa
orang yang egois seperti mereka harus menjadi X? Membuat kekacauan di sekolah dan
menyelamatkanku dengan drone. Kukira dia memang ingin menegakkan kesetaraan di
sekolah.” Pikir Eun Ho.
Kesetaraan
apa? Aish.. Sa Rang menganggap kalau Dae Hwi cuma melapiaskan strenya saja. Sedangkan
Tae Woon, dia hanya kekanak-kanakan.
Tae
Sik dan Ayah berjalan keluar toko sambil merunduk. Sayangnya, mata Ibu lebih
jeli dan memergoki mereka. Mau kemana? Tae Sik mengaku kalau dia mau bertemu
dengan temannya, ada bisnis. Ayah juga begitu, ada bisnis.
Ibu
tak bisa dibohongi, paling Tae Sik hendak minum-minum dengan teman pengangguran
itu kan. Tae Sik meringis, Ibunya tahu saja. Dia pun ngeloyor pergi. Ayah
mendesis mengatai anaknya sendiri, tapi ujung-ujungnya, dia ikut kabur
bersamanya.
Ibu
merutuk sebal karena masih banyak pekerjaan. Eun Ho bangkit, dia siap bertugas
untuk mengantarkan pesanan menggantikan kakak dan ayahnya. Ia pun mengantar
pesanan dengan mengayuh sepeda.
Nyonya
Pemilik Bangunan meminta Ibu Dae Hwi untuk meninggalkan tempatnya. Dia sudah
menunggak pembayaran beberapa kali. Ibu coba membujuk Nyonya itu tapi Nyonya
itu malah mengibaskan tubuh Ibu sampai menubruk meja.
Dae
Hwi membantu Ibunya berdiri, ia membentak Nyonya Pemilik Bangunan. Nyonya itu
tak terima, anak sekolah tak seharusnya marah-marah. Ibu membujuk Dae Hwi untuk
masuk ke kamarnya dan kembali belajar.
Namun
Dae Hwi tak mau, mana bisa dia belajar lagi. Bertepatan saat itu, lonceng pintu
terdengar dan seseorang masuk. Dae Hwi terkejut melihat Eun Ho disana. Eun Ho
bingung harus bersikap bagaimana, ia pun menunjukkan pesanan ayam yang
dibawanya.
Dae
Hwi dan Eun Ho duduk di bangku pinggir jalan. Dae Hwi yakin kalau Eun Ho
terkejut melihat kejadian barusan. Terkejut apaan? Eun Ho juga pernah
kehilangan rumahnya karena ayahnya tak bisa membayar sewa. Itu terjadi pada
semua orang.
Dae
Hwi tersenyum, terimakasih. Dia yakin Eun Ho berbicara begitu untuk membuatnya
baikan. Eun Ho yakin kalau hidup Dae Hwi sebentar lagi akan membaik, dia adalah
anak yang pintar. Kenapa harus cemas?
Yah,
Dae Hwi berharap kalau dia pintar disekolah maka artinya dia tak akan kesulitan
masalah uang. Eun Ho meyakinkan, karena Dae Hwi sudah belajar lebih keras
dibandingkan siapapun.
“Kalau
aku bekerja keras apakah aku bisa benar-benar bebas? Aku mungkin berlari
seperti orang gila, tapi anak-anak lain memulai semua ini dari garis start yang
berbeda. Apa aku masih bisa mengejar mereka?” Dae Hwi memainkan jarinya yang
diplester karena terlalu lama belajar.
Nam
Joo turun dari bus. Dia melihat Dae Hwi dan Eun Ho duduk berbincang berdua. Ia
kelihatan tak suka.
Esok
harinya, Kang Myung menuliskan jumlah laporan yang diterimanya. Dia mendapat 62
laporan. Kalau begitu, dia akan mulai lari sekarang. Anak-anak kaget, apa Pak
Guru benar-benar akan berlari?
Anak-anak
melihat Kang Myung yang berlari dengan kelelahan. Mereka khawatir Pak Kang
Myung akan pingsan.
Hee
Chan, Hak Joong, Jung Il dan Nam Joo tak perduli dengan apa yang dilakukan oleh
Pak Guru. Dia malah khawatir kalau sampai peraturannya dihapus. Jung Il tanya,
apa Nam Joo tak mau ikut menonton? Pacarnya juga ada disana.
“Tak
apa.” Jawab Nam Joo.
Kang
Myung berhasil menyelesaikan 62 putaran meskipun harus menghabiskan seluruh
tenaganya. Ia membuka kaus kakinya, dan kakinya melepuh. Pak Koo melihat luka
kakinya, dan menepuknya sekalian.
Bu
Jang mengkhawatirkan dia, kenapa juga dia sampai melakukannya. Kang Myung merasa
aneh, dia sungguh tak merasakan kelelahan meskipun berlari 62 putaran.
Eun
Ho ke tempat parkir. Dia tanpa sengaja melihat Tuan Hyun menampar Tae Woon.
Tuan Hyun marah besar, “Katakan sekali lagi. Kau yang melakukannya? Menyerahkan
diri? Apa anak bodoh itu sebegitu pentingnya bagimu?”
Anak
bodoh? Karena ayahnya terus begini, Tae Woon sampai tak sempat memikirkan Joong
Gi. Saat memikirkan Joong Gi, ia merasa menjadi kriminal dan orang yang buruk. Tuan
Hyun makin marah, dia melakukannya untuk melindungi anak dan melindungi
martabatnya. Ia sudah memberikan banyak uang pada mereka. Kalau dia masih ingin
hidup, maka hiduplah dengan caranya.
Cara
ayahnya? Tae Woon meringis sinis, hidup dengan cara membeli semua orang?
Tuan
Hyun hampir menampar wajah Tae Woon untuk kedua kalinya. Tapi, Eun Ho buru-buru
menyapa Tae Woon dan mengajaknya untuk makan. Karena kedatangannya, Tuan Hyun
pun akhirnya pergi.
“Apa
kau baik-baik saja?” tanya Eun Ho.
“Apa
yang kau pikirkan? Aku baru saja dipukul oleh ayahku.”
Eun
Ho menyarankan agar Tae Woon mengadukan pada Ibunya saja. Para ibu biasanya
lebih hebat. Tae Woon bertanya, apakah Eun Ho sedang mengejeknya karena dia tak
punya Ibu?
Kontan
Eun Ho menunduk tak enak, ia minta maaf. Tae Woon menyuruhnya supaya tak
memandangnya dengan tatapan kasihan begitu, dia jadi merasa menyedihkan. Eun Ho
mengelah, tidak kok, dia kan kaya dan super kurang ajar. Tae Woon tersenyum dan
mengajaknya pergi.
“Kemana?”
“Ke
tempat makan yang enak.”
Eun
Ho makan dengan super lahap, enak banget. Dia mau pesan lagi. Tae Woon mempersilahkannya,
toh Eun Ho yang bayar. Eun Ho mangap kaget. Tae Woon menutup mulutnya,
menjijikkan. Eun Ho protes, sebelumnya kan dia yang bilang mau mentraktirnya.
Kata
siapa? Tae Woon cuma mengajaknya pergi ke tempat makan yang enak. Eun Ho
menunduk cemberut. Percuma dia menyelamatkannya. Preman.
Preman?
Tae Woon padahal tadinya mau memberikan dia es krim loh. Eun Ho kontan merasa
dipermainkan. Memangnya dikira dia itu apa? Apa hanya dengan es krim.. Eun Ho
merubah nada bicaranya menjadi manis, beli es krim dimana?
“Kau sebegitu inginnya ya, makan es krim
denganku? Kau bisa gendut nanti.” Ledek Tae Woon.
Saat
melewati sebuah toko jam, Eun Ho menggeplak helm Tae Woon. Dia menyuruhnya
berhenti dan mampir untuk memperbaiki jam-nya yang rusak. Pelayan Toko
menyarankan supaya mereka beli yang baru saja. Sulit untuk memperbaikinya.
Kalau
memang tak bisa, Eun Ho minta diperbaiki saja kacanya. Tenang saja, anak
disampingnya ini orang kaya. Tapi kalau dilihat-lihat lagi, kok jam itu terasa
familier untuk Eun Ho. Tae Woon kira Eun Ho melihatnya dikelas.
Bukan,
Eun Ho melihatnya saat kecelakaan bus. Eun Ho berada di bus yang meledak saat
kecelakaan itu. Dan seseorang menggunakan jam itu datang membangunkannya, orang
itu memanggil-manggil Eun Ho kemudian memapahnya keluar dari bus.
Eun
Ho dan Tae Woon duduk di tempat biasa. Jadi, Joong Ki meninggal setelah menyelamatkannya.
Eun Ho terus menatap jam milik Tae Woon.
Flashback
Di
malam kecelakaan, Joong Ki dan Tae Woon mengendarai motor dengan ugal-ugalan. Mereka
menyalip bus yang supirnya kelihatan agak mengantuk. Disaat itu, Joong Ki
mendapatkan telepon dari Dae Hwi, ia pun berniat mengangkatnya sambil
mengendarai motor.
Bertepatan
saat itu, sebuah mobil melintas dihadapannya hingga keseimbangan Joong Ki
hilang dan jatuh. Sedangkan Tae Woon yang ada disampingnya pun berusaha
menghindari dia dan terjatuh disampingnya. Dari arah belakang, bus yang
supirnya sedang ngantuk juga berusaha menghindari mereka dan malangnya, bus itu
malah menubruk pembatas jalan.
Kaki
Tae Woon terhimpit motor. Joong Ki ingin menyelamatkannya. Tapi Tae Woon bilang
kalau dia tak apa-apa, dia memintanya untuk menyelamatkan penumpang bus.
Joong
Ki pun bergegas mengeluarkan mereka satu persatu dan salah satu dari mereka
adalah Eun Ho.
Joong
Ki kembali masuk ke bus untuk menyelamatkan seorang bapak. Terlihat percikan
api mulai muncul, Tae Woon terbelalak, dia berteriak meminta Joong Ki untuk
cepat keluar. Namun Joong Ki tak mendengarnya dan masih berusaha keras memapah
bapak itu. Dan akhinya, belum sempat keluar dari bus, bus sudah meledak duluan.
Tae
Woon meraung sedih memanggil Joong Ki.
Flashback End
“Pasti
rasanya sakit sekali.” ujar Eun Ho.
“Kau
juga. Kau juga pasti kesakitan.”
Hari
ini, laporan yang masuk sejumlah 48. Kang Myung pun mengitari lapangan sesuai
angka itu. Anak-anak kasihan padanya, mereka khawatir akan kondisinya. Mereka pun
berteriak memberikan semangat.
“Tidak
peduli bagaimanapun aku merasa kasihan dan merasa bersalah pada Pak Shim, Aku
harus tetap melaporkannya 'kan?” batin Eun Ho.
Eun
Ho jadi galau sendiri dibuatnya. Sa Rang menyuruhnya sadar, dia tak usah
mengkhawatirkan Tae Woon atau Dae Hwi, waktunya tinggal dua hari lagi. Eun Ho
mulai melembek, dia yakin mereka punya alasan sendiri.
“Apa
kau ingat perlakuan macam apa yang sudah kau terima? Ibumu bahkan harus
berlutur karena kunyuk macam mereka.” ujar Sa Rang.
Eun
Ho makin bingung saat merenung sendiri. Dia ingat bagaimana dia disalahkan
karena X kemudian guru-guru menghakiminya tanpa memberikan dia kesempatan
beralasan. Anak-anak lain membulinya. Hmmm.. Eun Ho kembali menghembuskan nafas
panjang.
Pak
Kepsek dan Pak Park bersemangat sebelum pergi ke aula mengumumkan para kandidat
DO. Mereka yakin kalau X akan datang di hari seperti ini, mereka memastikan
akan menangkapnya.
Anak-anak
dengan poin pengurangan paling tingga dipanggil satu persatu. Yang paling
banyak adalah Eun Ho dengan 62 dan Young Gun. Bu Jang pun memasang tag di dada
mereka ‘Kandidat DO’.
Lampu
aula tiba-tiba mati. Pak Kepsek segera mengerahkan petugas untuk mencari
pelakunya. Dan saat itu pula, proyektor menyala menayangkan video dengan judul ‘Orang
Yang Paling Banyak Mendapat Pengurangan Angka’.
Siapa
lagi kalau bukan Pak Kepsek. Pak Kepsek yang meninggalkan nampan di meja
kantin, mendapat pengurangan poin 10. Pak Kepsek yang menegur anak-anak yang
seragamnya tak rapi padahal dia sendiri seragamnya tak rapi, minus 10 poin. Pak
Kepsek membuang sampah sembarangan, minus 15 poin.
Anak-anak
terpingkal-pingkal melihat video itu.
‘Lucu, bukan? Tapi.. apakah kalian mereka
berbeda?’ tulisnya dalam video. Video itu kemudian menunjukkan rekaman
anak-anak yang sengaja memotret temannya diam-diam agar bisa mengurangi poin
mereka.
Kontan
tawa mereka lenyap.
Ada
disini! Teriak salah seorang petugas. Semua orang menatap si X yang berlarian
menghindari kejaran petugas. Eun Ho pun ikut berlari meninggalkan aula untuk
menangkapnya. Eun Ho berlari ke arah yang berbeda dari yang lain dan coba
menemukan si X.
Dan
bertepatan saat itu, X berlari ke arahnya dan terkejut berpapasan dengan Eun
Ho. Terdengar suara para petugas yang mendekat ke arah sana. Eun Ho bingung,
tapi dia memutuskan untuk membantu X dan menyembunyikannya dibawah terpal.
Saat
petugas sampai kesana, Eun Ho bimbang antara ingin mengatakan keberadaan X dan
membersihkan namanya. Tapi dia.. memutuskan untuk menyelamatkan X. Dan sengaja
mengalihkan mereka untuk pergi ke tempat lain.
Esoknya,
Eun Ho menatap Dae Hwi dan Tae Woon bergantian. “Kalau kau bertanya kenapa aku tidak menangkap X yang selama ini kukejar?
Aku akan menjawab, karena selagi mencari X, aku malah menemukan teman baru. Dia
bukan sekadar pahlawan yang membuat kacau sekolah, tapi juga seorang teman
sebaya yang menyimpan luka dan rasa sakitnya sendiri. 18 tahun. Usia di mana
kau bisa berteman dengan siapa saja. Apa kita bisa mendapatkan teman sejati di
sekolah ini?”
Kang
Myung naik tangga untuk melepas pengumuman pengurangan nilai. Tanpa ragu, ia
mencopornya dihadapan anak-anak. Soo Ji tersenyum dengan keputusan berani Kang
Myung dan menunjukkan jempol untuknya.
Anak-anak
kontan bertanya-tanya, berarti sistem pengurangan nilai sudah berakhir? Mereka sungguh
senang dibuatnya.
Tapi
Kang Myung harus mendapat dampratan dari Pak Kepsek. Dia menyuruhnya untuh
mengembalikan pengumuman itu lagi. Kang Myung mengangguk takut. Tapi setelah
memikirkannya ulang.. Kang Myung berbalik dengan mantap, dia menolah untuk
memasangnya lagi.
“Aku
tidak bisa mengurangi poin anak-anak lagi. Walaupun Bapak berpikir aku gila,
tak masalah. Aku akan menulis surat permintaan maaf kalau memang itu yang Bapak
mau.”
Pak
Kepsek marah besar dengan sikap Kang Myung, kalau begitu, dia harus menulis
surat permintaan maaf. Selepas Pak Kepsek pergi, Kang Myung duduk dengan
gemetaran karena baru kali ini menolak perintahnya.
Sa
Rang menyayangkan karena Eun Ho kehilangan kesempatannya. Eun Ho tak masalah,
dia bisa mencobanya lagi dan masuk tiga besar dalam perlombaan. Sa Rang
kemudian bertanya, siapa sebenarnya si X?
“Dae
Hwi. Dia sudah mengabulkan permintaanku.” Ujar Eun Ho mengingat bagaimana ia
mengatakan idenya untuk mempermalukan Kepsek pada Dae Hwi saat bersih-bersih.
Anak-anak
berlarian mengejar X. Kontan Eun Ho keluar perpus dan ikut mengejarnya. Dia
terus membuntuti Dae Hwi, dia yakin kalau Dae Hwi adalah si X. Namun tiba-tiba
seseorang menariknya untuk bersembunyi.
Begitu
Dae Hwi pergi, orang itu melepaskan Eun Ho. Eun Ho terkejut melihat orang yang
menariknya adalah si X yang berhoodi hitam. X pun membuka penutup kepalanya.. dan
ia tak lain adalah Tae Woon. Eun Ho pun terperangah tak percaya.
kok gak ad bagian yg Eun Ho lagi bersih" trus ditolong Dae Hwi? ��
BalasHapusAku udah cantumin adegan bersih2 kok. Pas Eun Ho nyalahin Dae Hwi terus dae hwi bilang biar dia aja yang bersih-bersih. Terus pas yang di lab itu kan? Aku kira cuma itu.
Hapusiyaa, mksd ak yg pas di preview ep 4 kan ad scene dmn Eun Ho lg bersih" trus mau jatuh gt n kyk digendong gt sm Dae Hwi.. pas nntn gk kliatan scene itu hehehe btw makasi dibalas kak komenny hehehe :))
Hapusya aku juga nunggu adegan itu, soalnya bikin bapar
HapusHehehe prediksi Q salah :D, Tea Woon adlh mr. X Nyaaa :). Tpy meninggal ny Joong Gi itu sempet berbuat baik dgn menyelamatQn korban yg ada di dlm Bus sebelum bus ny kebakaran :) secara tdk langsung Dea Hwi jga slah krna nelpon Joong Gi saat itu :(. Masih jdi misteri knpa Tea Woon melakukan nyaaa??? Ap krna dy suka dgn Eun Ho??? Atau krna dy bosan dgn keadaan ini :). Makasih di tunggu sinopsis2 selanjut nya :)
BalasHapusDari awal ep pas ketauan eunho mukanya mirip taewoon tapi pas disembuyiin di balik terpal mirip daehwi trus pas ep terakhir tayang taewoon yg bener yang mana bikin penasaran aja deh
BalasHapuskalau aku nonton tae won sama eun ho ni sering ribut biasanya kalau didrama orang yang sering ribut pada akhirnya saling menyukai deh.
BalasHapus