SINOPSIS Master
Devil Don’t Kiss Me Episode 6
Chu
Xia dan Xiao Nan kebingungan memilih hadiah. Jam? Sepertinya sangat tak cocok
untuk Pak You Tian. Sementara, dasi? Dia kelihatannya tidak suka menggunakan
dasi. Chu Xia melenguh bingung, kenapa memilih hadiah saja sulit?
“Apa
kalian membutuhkan bantuan?” tawar Man Kui bergabung bersama mereka.
Man
Kui menebak kalau mereka berdua ingin membelikan hadiah untuk Pak You Tian.
Kalau untuk beliau, sepertinya mereka harus memilih hadiah yang sesuai dengan
ketertarikannya. Ia tahu beberapa studio seni disekitar sana. Ana beragam benda
seni dari artis baru, sehingga harganya cukup miring.
Xiao
Nan memutar matanya dengan malas. Sementara Chu Xia, dengan senang hati, ia
menerima bantuan yang ditawarkan Man Kui. Man Kui bertanya, apakah Chu Xia
memilih hadiah untuk kembalinya Pak You Tian?
Chu
Xia membenarkan. Nyonya Han juga akan mengadakan Pesta menyambut kembalinya Pak
You Tian. Chu Xia menawarkan supaya Man Kui bisa bergabung bersama mereka. Man
Kui basa-basi, dia tak enak soalnya mungkin Nyonya Han tak akan suka akan
kedatangannya.
Chu
Xia dengan santai menyuruhnya untuk tetap datang. Namun, Xiao Nan buru-buru
memotong ucapannya, “Chu Xia, Man Kui kan sibuk, jadi jangan memaksanya.”
Man
Kui memotong ucapan Xiao Nan dan memastikan kalau ia akan datang. Xioa Nan
memutar matanya dengan sebal. Man Kui pun permisi ke toilet dan meninggalkan
mereka berdua.
Xiao
Nan heran karena Chu Xia masih saja bersikap baik pada Man Kui. Chu Xia tak
begitu memusingkannya, lagipula Man Kui membantunya. Jadi, dia hanya menawarkan
supaya dia datang.
“Ini
bukan karena kau ingin memperbaiki hubungannya dengan Keluarga Han, ‘kan?”
Chu
Xia hanya simpati karena Man Kui kelihatan menyedihkan. Xiao Nan mengerti
bagaimana sifat Chu Xia. Mereka tumbuh bersama. Chu Xia memang tampak kuat
diluar, namun hatinya begitu lembut. Tapi, dia berharap agar dia tidak terlalu
baik kali ini.
Chu
Xia tahu kalau Xiao Nan perduli akan dirinya. Tapi, dia merasa kalau Man Kui berbeda
dengan Xin Wei. Dia bukanlah orang jahat. Tak mau membahas hal ini lebih jauh,
Chu Xia mengalihkan perhatian Xiao Nan dengan menunjukkan sebuah lukisan
padanya.
Tibalah
di hari Pesta berlangsung, semua orang datang ke rumah Nyonya Han. Mereka menyambut
kedatangan para tamu dengan ramah. Namun begitu Man Kui tiba disana, Qi Lu
kelihatan tak nyaman.
Nyonya
Han membuka Pesta dan berterimakasih pada Chu Xia yang sudah membuat mereka
bisa berkumpul bersama. Pak You Tian juga berterimakasih pada Nyonya Han dan
Chu Xia. Ia mengangkat gelasnya sebagai tanda dibukanya pesta penyambutan ini.
Chu
Xia memberikan lukisan yang sudah dipilihnya. Ia berterimakasih pada Man Kui
yang membantunya memilih lukisan itu. Man Kui kelihatan senang. Namun, Nyonya
Han mengatakan kalau Chu Xia pasti punya selera yang bagus sehingga bisa memilih
lukisan itu. Chu Xia tersipu malu mendengar pujian yang dilontarnya Nyonya Han.
Mary
juga memberikan hadiah yang sudah dipersiapkannya. Melihat interaksi mereka,
Nyonya Han bertanya-tanya ada hubungan apa mereka berdua?
“Mana
kutahu.” Jawab Qi Lu. Tanpa sengaja, ia bertatap mata dengan Man Kui. Ia pun
buru-buru memalingkan wajahnya.
Tak
lama kemudian, datanglah Cheng Chuan membawa sebuket bunga. Dengan riang, ia
bertanya “Aku dengar ini adalah pesta menyambut kembalinya Pak You Tian. Kalian
tidak keberatan kalau aku bergabung, ‘kan?”
“Kalau
pun iya, itu sudah terlambat.” Sinis Qi Lu.
Cheng
Chuan tanpa permisi langsung menarik Xiao Nan dari kursinya sehingga ia bisa
duduk disampingnya Chu Xia. Xiao Nan tentu cemberut dibuatnya.
Sementara
Qi Lu, ia tak terima melihat dia dekat-dekat dengan Chu Xia. Ia pun menarik
kursi Chu Xia mendekat ke arahnya dan memelototi Cheng Chuan dengan kesal.
Cheng Chuan pun tak mau kalah dan membalas pelototan Qi Lu.
Nyonya
Han kelihatan kurang suka melihat Cheng Chuan. Ia permisi dapur dan bertanya
pada Han Tua tentang latar belakang Cheng Chuan. Han Tua mengatakan kalau dia
adalah pewaris dari Jiang Enterprise.
Nyonya
Han merasa terganggu karena putranya punya pesaing kuat. Tapi tenang saja, dia
punya ide sendiri.
Chu
Xia cuma bisa menutup mata dua orang disisinya saling bersitatap penuh
persaingan. Cheng Chuan mengupas cangkang udang kemudian memberikannya pada Chu
Xia. Tapi Qi Lu buru-buru merebut piring yang disodorkan Cheng Chuan.
Dia
mengklaim kalau Chu Xia alergi makanan laut. Ia menekan pipi Chu Xia supaya
mulutnya terbuka dan menjejalkan tauge. Chu Xia cuma bisa bengong. Qi Lu kembali
menatap Cheng Chuan dengan sengit dan memakan udang yang sudah dikulitnya. Terimakasih.
“Kalau
kau memang suka memakannya, kenapa tidak mengupasnya sendiri?” protes Cheng
Chuan.
“Kebetulan
aku suka dengan udang yang kau kupas, memangnya kenapa?”
Man
Kui tampak cemburu melihat sikap Qi Lu saat ini.
Mereka
melanjutkan acara pesta di halaman. Cheng Chuan dan Qi Lu masih terus ribut
sendiri. Sementara Mary dan Pak You Tian ngobrol dengan tenangnya. Pak You Tian
berterimakasih atas hadiah yang dipersiapkan Mary.
Mary
mengaku sudah tak mempermasalahkan apapun lagi. Soalnya, sekarang Pak You Tian
sudah kembali. Dia tahu kalau Pak You Tian punya rahasia. Tak apa-apa kalau
memang dia tidak ingin mengatakannya. Toh, mereka juga bukan teman akrab. Dia
tak perlu mengatakan segalanya.
“Bukan
begitu. Aku ingin mengatakan padamu. Sebenarnya, alasan aku kembali karena aku...”
Tiba-tiba
suara musik terdengar nyaring, ucapan Pak You Tian pun terpotong. Nyonya Han
dengan riang meminta mereka untuk menemukan pasangan berdansa. Man Kui yang
tidak punya pasangan hanya diam ditempatnya dengan sedih.
“Apa
maksudnya ini, Sister Yuan?” tanya Qi Lu pada Ibunya.
Nyonya
Han berkata kalau beberapa hari yang lalu, Chu Xia sudah belajar berdansa
dengan keras. Dan, Qi Lu juga sudah berlatih dengan giat. Ini waktunya bagi
mereka berdua menunjukkan hasil latihannya.
“Bagaimana
kau tahu?” tanya Chu Xia.
Nyonya
Han menarik Chu Xia dan berbisik menyuruhnya untuk dansa saja. Tidak usah
perdulikan darimana dirinya tahu. Chu Xia kelihatan cukup senang dengan apa
yang dilakukan Nyonya Han.
Tanpa
buang waktu, Cheng Chuan mengulurkan tangannya, menawarkan Chu Xia untuk
berdansa dengannya. Qi Lu buru-buru mendorong Cheng Chuan. Cheng Chuan tak
terima, dia curang.
“Memangnya
kenapa? Apa aku tak boleh berdansa dengannya?” Ujar Qi Lu dengan nada
menantang.
Qi
Lu meminta Chu Xia untuk berdansa dengannya. Chu Xia tertunduk malu. Qi Lu
meraih tangannya dengan lembut dan membimbingnya untuk berdansa. Keduanya pun
melenggangkan kakinya dengan mulus.
“Dansamu
bagus. Aku kira aku adalah guru yang baik.” Ucap Qi Lu.
“Aku
tahu kau akan mencari kesempatan untuk memuji dirimu sendiri.”
“Aku
tulus memujimu.” Sangkal Qi Lu.
Mary
dan Pak You Tian bertatapan penuh arti. Pak You Tian mengulurkan tangannya,
mengajaknya untuk ikut berdansa. Mary pun berniat meraih uluran tangan Pak You
Tian.
Namun,
tiba-tiba saja seorang wanita bule masuk kesana. Dia memanggil Pak You Tian
dengan sebutan ‘Honey’. Ia memeluknya
dengan penuh cinta. Kontan, semua orang ber-wow-ria melihat Pak You Tian
gandengan dari luar negeri.
Wanita
itu memperkenalkan dirinya. Ia adalah Crystal, tunangannya Pak You Tian. Mereka
semua kembali ber-waw-ria, dia bisa berbahasa china dengan baik. Crystal
mengiyakan, Ibunya adalah orang china.
Pak
You Tian geleng-geleng kepala dengan frustasi. Crystal menambahkan kalau mereka
berdua jatuh cinta pada pandangan pertama. Dihari Senin yang mendung, dia
bertengkar dengan ayahnya. Karena suasana hatinya sedang buruk, ia jalan-jalan
sendirian.
Celakanya,
tasnya dijambret dan Pak You Tian yang mengejar jambret itu. Bukankah dia baik?
Dia punya rasa keadilan. Crystal memeluk Pak You Tian dengan mesra.
“Tapi,
apa hubunganmu dengan Jerome Cumberbatch?” tanya Qi Lu.
“Dia
ayahku. Kau mengenalnya?”
Qi
Lu pernah bertemu dengannya sekali. Chu Xia bertanya-tanya, siapa si Jerome
itu? Qi Lu menjelaskan kalau Jerome Cumberbatch adalah salah satu dari sepuluh
orang terkaya di dunia menurut Forbes. Mereka semua kembali takjub dan
memberikan tepuk tangan untuk Pak You Tian.
Mary
menenggak wine-nya dengan muram. Sudah larut, ia permisi untuk pulang. Mereka semua
pun akhirnya pamit untuk pulang satu persatu.
Esok
harinya, Cheng Chuan tiduran di tempat penyimpanan perkakas olahraga dengan
lemasnya. Xiao Nan menusuk-nusuk dadanya dengan jari, tapi dia sama sekali tak
bereaksi sedikit pun.
Feng
Shao heran melihat mood-nya hari ini, padahal kemarin dia tak begitu. Xiao Nan
menjelaskan duduk perkaranya, Cheng Chuan begitu karena melihat Qi Lu dan Chu
Xia berdansa semalam. Ah, Feng Shao mengangguk paham.
Xiao
Nan jadi curiga, “Apa kau yang sudah mengatakan tentang pesta dirumah Qi Lu?”
Feng
Shao menyangkal tapi wajahnya tak bisa berbohong. Xiao Nan terus menatapnya
dengan curiga. Dia pun akhirnya mengaku, dia hanya memberitahu sedikit dan
Cheng Chuan sendiri yang menebaknya.
Xiao
Nan heran sendiri, bisa-bisanya hubungan mereka menjadi dekat seperti itu? Feng
Shao tak bisa menjelaskannya. Lagipula, Xiao Nan tak akan tahu bagaimana
seorang pria bisa berteman.
Ssh..
Xiao Nan mendesis sebal. Ngomong-ngomong, dia dengar kalau Cheng Chuan tengah
mencari guru untuk mengajar Chu Xia, apa maksudnya itu?
Ah,
itu gara-gara Chu Xia gagal dalam pelajaran seni. Jadi, Cheng Chuan tak ingin
orang lain untuk mengajarnya. Dia khawatir kalau Chu Xia sampai tertekan. Jadi,
diam-diam ia mencari guru profesional untuknya.
Feng
Shao memperingatkan supaya Xiao Nan tak memberitahukannya pada Chu Xia. Dia
ingin membuat kejutan. Xiao Nan tersenyum kecil, sepertinya Cheng Chuan memang
benar-benar menyukai Chu Xia. Dia berjanji tak akan mengatakannya.
Xiao
Nan menerima telepon dari seseorang. Ia buru-buru pamit dan berpesan supaya
Feng Shao menjaga Cheng Chua. Selepas kepergian Xiao Nan, Feng Shao menghampiri
Cheng Chuan.
Kontan
Cheng Chuan mewek sedih. Ia memeluk Feng Shao dengan erat, “Chu Xia tak
menginginkan aku lagi.”
Qi
Lu menemui Pak You Tian di atap. Ponsel Pak You Tian berdering saat itu, ketika
mengeceknya dan tertera nama Crystal di layar, dia sengaja mengabaikannya. Qi
Lu heran, kenapa dia tak mengangkatnya?
Pak
You Tian kelihatan bimbang, dia tak tahu bagaimana menghadapinya untuk
sekarang. Qi Lu kembali bertanya, apa Crystal tak cukup baik?
“Dia
sempurna.”
“Lantas,
ada apa denganmu?”
Pak
You Tian menggeleng. Dia juga tak tahu bagaimana dengan dirinya. Dia heran
kenapa dia tak bahagia saat kebahagiaan tepat berada dihadapannya. Sekarang,
dia malah ingin menggenggam orang lain yang bahkan ia sendiri tak sanggup
mengungkapkan perasaannya.
“Apa
anda membicarakan guru Mary?”
“Apa
sangat kentara?”
“Sangat.”
Pak
You Tian menghela nafas berat. Orang lain saja bisa melihatnya dengan jelas.
Bagaimana bisa Mary tak menyadarinya?
“Lalu,
bagaimana dengan Crystal? Bagaimana perasaanmu padanya?”
“Tak
ada perasaan apapun. Tak perduli jika kau menyukai atau membenci seseorang
dalam hatimu, masih ada perasaan dalam hatimu yang tak menginginkan ia pergi.
Itulah kenapa kau masih merasakan sesuatu.”
Chu
Xia menyesap kopinya. Ia menoleh ke arah Qi Lu yang duduk disampingnya. Ia
penasaran kenapa pria disampingnya itu tiba-tiba mentraktirnya. Qi Lu meralat, “Kau
yang mentraktirku.”
“Kenapa?”
Chu Xia bingung.
“Kau
melewatkan kelas senimu. Bukankah kau seharusnya berterimakasih?”
Baiklah,
Chu Xia sepakat. Qi Lu sontak memanggil pelayan untuk memesan buah dan dessert.
Chu Xia protes, dia harusnya lebih pengertian, makanan disana kan mahal. Qi Lu
santai, memangnya kau tak punya uang saku lebih?
Chu
Xia memang mendapatkannya, tapi dia akan menggantinya suatu saat. Qi Lu terpaku
mendengar ucapan Chu Xia.
Flashback
Qi
Lu dengan tegas mengatakan pada Man Kui kalau keluarganya bisa memberikan
apapun yang diinginkan olehnya. Man Kui tak senang, itu kan keluarga Qi Lu,
bukan keluarganya. Qi Lu tersinggung, dia tak menganggap mereka sebagai
keluarga?
Bukan
begitu maksud Man Kui. Dia sudah berhutang banyak pada mereka. Ia harus
menggantinya suatu saat.
Flashback end
Chu
Xia mengibaskan tangannya di depan wajah Qi Lu, “Ada apa?”
“Bukan
apa-apa.”
Pesanan
mereka datang. Chu Xia menyuruhnya untuk makan. Dia heran dengan mood-nya Qi Lu
yang sering berubah-ubah. Dia tak bisa memahaminya. Man Kui menghampiri mereka
dengan riang. Ia meminta izin untu bergabung.
Chu
Xia mempersilahkannya. Man Kui duduk diantara mereka, seketika Qi Lu dan Chu
Xia menjadi tak nyaman. Man Kui tak menyadari perubahan raut wajah mereka. Ia
melihat pesanan tiramisu Qi Lu. Dari dulu, hanya kue itu yang disukainya. Seleranya
tak berubah. Ah, Man Kui yakin kalau kebiasaan seseorang tak akan berubah
begitu saja.
Qi
Lu sengaja meletakkan sendoknya dengan kasar. Man Kui seketika terdiam. Chu Xia
memarahinya, kenapa dia begitu? Qi Lu kelihatan kesal dan permisi pergi. Man
Kui kecewa melihat sikapnya.
Chu
Xia mengusap punggungnya, jangan terlalu kecewa. Man Kui masih terus tertunduk,
ia tak tahan lagi. Ia meminta maaf sudah mengganggu acara minum teh mereka.
Dulu, semarah apapun Qi Lu, dia...
Chu
Xia memotong ucapan Man Kui, “Dia orang aneh. Biar aku jelaskan yah, dia akan
meneriakiku setiap hari. Aku sudah biasa. Beneran!”
Diruang
penyimpanan, Cheng Chuan masih terduduk malas. Ia menceritakan segalanya pada
Feng Shao. Dan ia bertanya-tanya, apakah Chu Xia sudah jatuh hati pada Han Qi
Lu? Kalau memang tidak, kenapa dia memilih berlatih dansa dengan Qi Lu dan
bukan dengannya?
“Tidak
sepenuhnya betul. Dia keuntungan karena lokasi mereka (yang tinggal bersama).”
Cheng
Chuan malas, dia tak bisa berbuat apa-apa akan hal itu. Feng Shao membicarakan
18 cara jitu mendapatkan hati Chu Xia. Cheng Chuan kontan berbalik, dia tak
akan mendengarkannya. Itu takkan berhasil.
Feng
Shao yakin alasan hubungan mereka tak berkembang, itu karena mereka tidak punya
kesempatan untuk berduaan. Jadi, dia harus membuat rencana supaya mereka bisa
ada di tempat yang dekat air, gunung, dan wifi. Hanya mereka berdua. Feng Shao
yakin, hubungan mereka bisa berkembang dengan itu.
Cheng
Chuan bangkit dengan semangat baru, “Karena kau mengatakannya, aku ingat kalau
kami punya vila.”
Nah
itu, ujar Feng Shao. Cheng Chuan masih kurang yakin kalau Chu Xia bersedia
pergi dengannya. Feng Shao menyuruhnya tak usah bimbang, ambil saja langkah
pertamanya, dan berusaha sampai ke tempat tujuan. Semangat!
Chu
Xia berjalan dengan kepala tertunduk sedih. Xiao Nan menghampirinya. Dia yakin
kalau kesedihannya ini ada hubungannya dengan Qi Lu. Dengan hati-hati, ia
menyarankan supaya Chu Xia mempetimbangkan Cheng Chuan. Dia...
Cheng
Chuan tiba-tiba datang, dia basa-basi. Tapi Chu Xia dengan tegas menyuruh Cheng
Chuan untuk bicara intinya saja. Cheng Chuan mengajaknya untuk pergi liburan ke
vila. Chu Xia menolah.
“Ayolah,
vilanya deket kok.”
“Aku
bilang tidak!” bentaknya.
Jelas,
Cheng Chuan kecewa karena niat baiknya ditolak dengan kasar. Ia berjalan pergi
meninggalkannya. Xiao Nan menghentikan Chu Xia, “Kau keterlaluan! Apa kau tahu?
Dia khawatir kalau kau tak lulus hingga ia mencarikan guru untukmu? Tapi lihat,
lihat bagaimana kau memperlakukannya!”
“Aku
tak tahu.”
“Aku
sungguh tak bisa mengerti dirimu. Kau sungguh baik pada orang seperti Xiang Man
Kui, tapi kau tak bisa melihat orang yang benar-benar baik padamu.”
Chu
Xia meminta maaf. Xiao Nan tak mau menerima maafnya, karena bukan padanya
seharusnya Chu Xia meminta maaf. Xiao Nan pun meninggalkannya Chu Xia dengan
kesal.
lanjuttt minn penasarannn
BalasHapuslanjuttt minn penasarannn
BalasHapusLanjut min semangat
BalasHapusMin kok lama banget udah ngak sabar. Lanjut dong min
BalasHapus