SINOPSIS When a
Woman Chases a Man Episode 1 Bagian 2
Chun
Jiao mendapatkan kontrak kerja. Dia bingung harus bagaimana, ini adalah
kesalahpahaman. Sebenarnya, dia datang kesana untuk menjual wajan. Resepsionis
menyarankan agar dia keluar saja dari pekerjaannya. Kalau seseorang sudah
menarik perhatian atasannya, dia tidak akan membiarkannya begitu saja.
Wah..
begitu melihat nominal gajinya, Chun Jiao terperangah. Bagaimana pun, ia tak
bisa menerimanya. Ini adalah kesalahpahaman. Resepsionis berkata kalau kontrak
itu punya masa percobaan sebulan. Tapi, mungkin dia sudah mati dalam seminggu.
Ma
Ke Wang menyuruh resepsionis itu untuk kembali bekerja. Ia pun menemui Chun
Jiao dan memperkenalkan dirinya secara resmi, ia adalah Asisten Khusus Ketua
Hotel Fu Rong. Dia tahu kalau apa yang terjadi adalah sebuah kesalahpahaman.
Tapi dia yakin akan pilihan Direktur yang biasanya tepat, Chun Jiao pasti akan
bisa membantu perusahaan.
Chun
Jiao ingin berbicara.. namun Tuan Wang berkata kalau ini adalah kesempatan yang
sangat baik untuknya. 5 menit bertemu dengan GM Yi adalah sebuah keberuntung.
Kalau dia bisa mengenalnya lebih baik, maka efeknya akan semakin baik.
Yi
Sheng tengah menyusuri jalan. Dia berniat menyeberang namun bertepatan saat
itu, sebuah motor melintas dengan cepat dan hampir menabraknya. Sepintas, Yi
Sheng teringat akan kenangannya.
Ia
terkapar dijalan dengan wajah penuh noda. Saat ia membuka matanya, ia melihat
seorang wanita yang tak lain adalah Chun Jiao tengah menelepon ambulans dengan
panik.
Yi
Sheng melamun saat motor sudah hampir menubruknya. Beruntung, Ma Ke Wang datang
tepat waktu dan mendorongnya ke tepi jalan. Ma Ke Wang memberikan sesuatu pada
Yi Sheng. Yi Sheng dingin, ada keperluan apa sampai dia mengikutinya sampai
kesini?
“Kenapa
harus Nona Lin?”
Kalau
sampai Yi Sheng tak mendapatkan sekretaris hari ini, Yi Sheng memastikan kalau
Ma Ke Wang akan kesulitan saat mengatakannya pada Nenek. Ma Ke Wang pikir Ketua
mengenal Yi Sheng lebih baik dari siapapun. Mungkin, beliau bisa memberikan
kelonggaran 2 hari lagi. Tapi Nona Lin ini, kelihatannya dia special.
Yi
Sheng tampaknya tak ingin membicarakan hal ini lebih lanjut, dia memperingatkan
agar Ma Ke Wang mengatakan pada Chun Jiao untuk berada di kantor tepat pukul 7.
Chun
Jiao berdiri didepan pintu Wakil Presedir dengan wajah cemberut. Bi He heran,
apa dia kesulitan buang air besar? Wajahnya masam sekali. Chun Jiao menunjukkan
surat izin libur selama setahun.
Bi
He kaget, apa dia baru saja mendapatkan lotre atau kehidupannya menjadi membaik
setelah melunasi gadainya? Sekarang, Tim 1 sedang dalam kondisi hidup dan mati.
Chun Jiao mengatakan kalau semua itu memang karena kondisi tim-nya berada
diantara hidup dan mati. Dia akan melakukan apapun untuk mencapai targetnya.
Chun
Jiao membawa surat izinnya masuk ke ruang wakil Presdir kemudian keluar lagi.
Bi He terkejut karena ia bisa keluar secepat itu. Chun Jiao tersenyum, Presdir
hanya menepuk pundaknya dan berkata “kerja bagus”.
Bi
He iri, dia juga mau izin libur juga untuk bersenang-senang. Chun Jiao
melarangnya, dia melakukan semua ini untuk urusan pekerjaan. Dia akan menjadi
Sekretaris Yi Sheng dari Hotel Fu Rong. Dia akan membuatnya menandatangani kesepakatan
sebelum dia membuatnya gila.
Tanpa
keduanya sadari, seseorang mendengarkan pembicaraan mereka kemudian
melaporkannya pada Shu Qi. Shu Qi tenang menanggapinya, dia pun tak mau kalah
darinya.
Esok
harinya, Chun Jiao berangkat ke kantor dan menghadap Yi Sheng. Yi Sheng
menegurnya yang sudah terlambat dihari pertama kerja. Chun Jiao bingung,
dirinya? Ia berangkat tepat pukul tujuh. Tidak kurang dan tidak lebih.
Yi
Sheng menatap Chun Jiao tajam. Komputernya sekarang sudah dibuka. Mulai besok,
dia tidak boleh berangkat kerja saat komputernya sudah terbuka. Kemudian, dia
harus berada 1 meter darinya. Tak boleh kurang ataupun lebih.
Kalau
bersamanya, dia tak boleh mengaktifkan GPS, Google Maps, atau Facebook. Dan dia
tak boleh log in, karena seseorang mungkin akan berspekulasi dimana
keberadaannya dengan melihat lokasi log in Chun Jiao.
Chun
Jiao bingung. Dia mengambil note dan pulpen yang ada di meja Yi Sheng, apa ada
lagi? Yi Sheng terbelalak. Ia memperingatkan agar semua harus tersusun sesuai
tatanannya. Dia harus mengurutkan sesuatu sesuai gradien warna. Bla..bla..bla..
Dan jangan sentuh apapun yang ada dimeja.
Chun
Jiao merenges kikuk dan bergegas meletakkan pulpen serta notenya. Yi Sheng
memperhatikannya, “Bagaimana dengan penglihatanmu? Apa kau punya TBC atau diabetes?
AIDS? Tekanan darah tinggi?”
“Tidak.”
“Kau
tahu, kalau aku mengalami kecelakaan parah dan kekurangan darah, kau akan
menjadi sumber darah gratisku.”
Chun
Jiao kaget tapi berusaha tersenyum palsu, apa itu legal? Yi Sheng balas
tersenyum palsu, sebagian ucapannya hanya dibuat-buat seperti senyum palsunya
itu.
Ma
Ke Wang masuk ke ruangan memberitahukan kalau semuanya sudah siap. Yi Sheng
melemparkan kotak tisu pada Chun Jiao. Chun Jiao bingung, namun Ma Ke Wang
memberikan isyarat agar dia mengikutinya saja.
Mereka
pun kemudian berkumpul di lobi hotel. Chun Jiao pun datang sambil memeluk kotak
tisu. Yi Sheng memperkenal Chun Jiao pada seluruh pegawai disana. Tapi Chun
Jiao buru-buru meralat, “Jiao Jiao. Panggil saja aku Jiao Jiao.”
Yi
Sheng kemudian memberikan sebuah kantong pada Chun Jiao. Chun Jiao menerimanya
dengan heran.
Mereka
semua berkeliling menuju ke sebuah bangunan baru. Mereka mengecek salah satu
kamar disana. Tampak ada air yang menggenang di kamar mandinya. Ma Ke Wang
bertanya apakah mereka sudah mengecek pipa kamar mandi di kamar itu?
Pekerja
disana mengatakan kalau mereka sudah mengeceknya dan tak ada penyumbatan. Mereka
tak tahu apa kesalahannya. Yi Sheng memanggil Chun Jiao. Chun Jiao meralat,
namanya Jiao Jiao. Yi Sheng mengulangnya, “Chun Jiao, keluarkan kelerengnya.”
“Namaku
Jiao Jiao, bukan Chun Jiao.” Bisik Chun Jiao.
Yi
Sheng sekali lagi menyuruh Chun Jiao untuk melemparkan kelereng. Chun Jiao
mengikuti perintah Yi Sheng dan melemparkan sebutir kelereng. Yi Sheng
berteriak menyuruh dia menumpahkan lebih banyak, semuanya!
Chun
Jiao melakukan sesuai perintah. Oh.. jadi ini yang membuat apartemennya
berisik. Sadar sudah keceplosan, Chun Jiao buru-buru mengalihkan topik. Jadi,
lantai di kamar mandi itu tidak rata makanya airnya menggenang.
Yi
Sheng menekankan kalau hotel adalah pekerjaan bagi mereka, tapi bagi pelanggan,
ini adalah rumah keduanya. Jadi dia menyuruh mereka mengerjakan segalanya
menggunakan hati. Yi Sheng berjalan pergi, sebelum itu, dia menyuruh Chun Jiao mengumpulkan
semua kelerengnya dan membuat laporan.
Chun
Jiao mendesis malas, kelerengnya banyak sekali. Yi Sheng berbalik menatapnya.
Chun Jiao buru-buru pasang senyum palsu dan mengiyakan perintahnya. Ia
benar-benar geregetan saat mereka semua sudah pergi.
Malam
harinya, Chun Jiao sampai di rumah. Dia berteriak-teriak menyuruh seseorang
untuk tidak lagi melemparkan kelereng. Dia tak mau memungutinya lagi. Bibi Jian
heran, apa dia baik-baik saja?
“Tidak.
Aku baru diambil oleh Voldermort!”
Adik
Chun Jiao menebak kalau Chun Jiao sudah keracunan novel seperti Ibu. Bibi
bangkit, ia menyuruh Chun Jiao untuk mandi dan makan. Chun Jiao berjalan masuk
kamar dengan lesu, besok dia tak perlu membuat sarapan karena dia akan
berangkat ke kantor jam 6.
Bibi
Jian terkejut. Dia penasaran kenapa Chun Jiao sekarang ingin berangkat jam 6
dan pulang larut malam. Dia meminta adiknya, Xing, untuk mencari tahu tentang
Chun Jiao. Xing pun memberikan hormat, siap!
Anggota
Tim 1 tengah berbincang-bincang dengan asiknya. Tiba-tiba Shu Qi datang kesana.
Sepertinya, mereka sedang ngobrol sangat serius. Bagaimana kalau berbagi dan
memberitahukan apa yang mereka bicarakan.
Ma
Song tak sudah melihat Shu Qi disana. Ia pun mengajak yang lain untuk pergi. Disana
sudah ada polusi. Ma Song pura-pura batuk, mau muntah. Mereka semua pergi
mengikuti arahan Ma Song dan tinggal Ah Pang yang masih duduk disana.
Shu
Qi menghampiri Ah Pang. Dia mengajaknya makan malam bersama. Mereka bisa
mendiskusikan masalah perasaan dan kehidupan mereka. Shu Qi tebar pesona dan
mengedipkan mata manja pada Ah Pang.
Ah
Pang tersenyum melihat tiket ditangan Shu Qi. Bisakah dia memberikan dua tiket
itu padanya? Ma Song berteriak memanggil Ah Pang, jangan bergaul dengan
polutan! Ah Pang akhirnya bangkit dan pergi.
Teman
Shu Qi tertawa melihatnya. Shu Qi benar-benar marah. Dia tak pernah direndahkan
seperti ini. Bahkan, ada orang yang memohon untuk bisa makan bersamanya. Bertepatan
saat itu pula, Xing datang kesana dan bertanya keberadaan Bi He pada mereka.
Teman
Shu Qi menyuruh Xing untuk pergi kalau dia datang hanya untuk berkencan. Xing
pikir mereka sudah salah paham. Dia datang untuk mengantarkan makanan dari
Ibunya, kakaknya adalah Lin Chun Jiao. Dia bekerja disana.
Xing
mempersilahkan mereka untuk makan asal kakaknya disisakan. Shu Qi berkata kalau
kakaknya tidak ada disana. Xing bertanya, apa kakaknya sedang bertemu dengan
client? Kapan dia kembali?
“Dia
tak akan kembali seumur hidupnya! Kalau kau mau menemuinya, temui dia di Fu
Rong hotel. Kakakmu sedang makan steak.” Ujar Shu Qi.
Xing
datang ke Fu Rong hotel. Dia bertanya pada resepsionis disana. Resepsionis
mengenal Lin Chun Jiao sebagai peliharaan baru General Manager. Xing mengernyit
mendengar gosipan mereka.
Xing
mencari-cari Chun Jiao. Tanpa sengaja, dia melihat Chun Jiao dan Yi Sheng masuk
ke sebuah kamar berdua.
Xing
menceritakan apa yang dilihatnya. Bibi Jian jadi khawatir, mereka harus
membatalkan kontraknya. Xing berkata kalau dia punya teman di fakultas hukum,
mungkin dia bisa membantunya. Tapi, bagaimana dia bisa tahu kalau ada kontrak?
Bibi
Jian yakin. Menurut novel-novelnya, selalu ada kontrak disaat seperti ini. Dia
tak bisa membiarkan putrinya menjual tubuhnya. Tapi dia yakin kalau Chun Jiao
tak akan melakukan sesuatu yang bisa membahayakan dirinya. Xing menyuruh Ibunya
kembali ke dunia nyata, apa perlu mereka menunggu Chun Jiao bercerita?
Bibi
Jian tahu bagaimana sifat Chun Jiao. Kalau dia punya masalah, dia akan
menghadapinya sendiri. Dia hanya akan memberitahukan kabar baik dan memendam
kabar buruknya. Dia tak mungkin akan menceritakannya.
Xing
membenarkan, dia memang terlalu memaksakan diri. Ia menyarankan untuk
menanyakan masalah ini pada Bi He. Bibi Jian menolak, untuk sementara, jangan
dulu. Xing merangkul Ibunya, apa dia tahu alasannya tak suka membaca buku
anak-anak?
Bibi
Jian pikir karena dia adalah laki-laki makanya tak suka membaca buku. Bukan,
karena hanya ibulah ibu terbaik didunia. Di cerita anak, penyihir dan ibu tiri
seperti orang baik yang tersesat. Dia tak percaya.
Bibi
Jian sungguh senang mendengar cerita Xing. Xing Xing menggunakan kesempatan itu
untuk meminta uang. Dia ingin membuka toko online dan membutuhkan modal. Bibi Jian
tak mendengarkan permohonannya, dia hanya menyuruh Xing mengembalikan novel
yang dipinjam dari tamannya. Xing mendesah kesal mendengar permintaan itu.
Chun
Jiao berlari menuju ke ruangan Yi Sheng membawa peralatan tukang. Bagus, dia
hanya membutuhkan lima menit untuk mengambilnya. Yi Sheng menyuruhnya untuk
membetulkan lemari yang miring.
Chun
Jiao mengecek kondisi lemari itu. Ia membatin kesal, lemarinya sama sekali
tidak miring. Baiklah, dia hanya akan menggoyangnya saja dan berpura-pura
membetulkannya.
“Kau
bekerja disini supaya bisa memenangkan orderan dari Fu Rong, kan? Kau Direktur
Marketing di Fei Tang.”
Benar.
Karena Yi Sheng sudah mengetahuinya, maka dia tak perlu menutupinya. Lagipula,
dia tahu sesuatu yang orang lain tak tahu. Chun Jiao menunjuk Yi Sheng, “Kau. Adalah.
Orang. Aneh. Kau melemparkan kelereng. Kau menggelapkan kaca jendela. Siapa yang
tahu apa yang kau lakukan.”
Yi
Sheng cuma menghela nafas. Chun Jiao yakin kalau Yi Sheng tak menduga kalau dia
mengetahuinya. Ia pun memberitahukan kalau dirinya tinggal di lantai bawah apartemennya
Yi Sheng.
Lemari
tampak bergetar. Chun Jiao menoleh karena pintu lemarinya terbuka sendiri.
Begitu menoleh, pengait yang menahan lemari terlepas dan lemari yang bergetar
itu pun akhirnya roboh.
Yi
Sheng berlari menghampiri Chun Jiao. Bukannya menolah, Yi Sheng malah meraih
tongkat golf yang hampir terjatuh. Chun Jiao tergeletak ditanah. Ma Ke Wang
masuk ke ruangan, dia menyuruh karyawan lain memanggil ambulans.
Yi
Sheng melarang. Dia menyentuh tubuh Yi Sheng menggunakan tongkat golf. Chun Jiao
sengaja memejamkan matanya kuat-kuat. Yi Sheng menyuruh Chun Jiao untuk
bangkit, kalau tidak, dia akan menghitung 1000 NT perdetiknya. Dan, lupakan
saja tentang penjualan produknya.
Chun
Jiao memegang tengkuknya. Dia berpura-pura kesakitan dan meminta kompensasi
atas kecelakannya. Kalau tidak, dia akan memberitahukan pada media. Tapi kalau
dia melakukan pembelian maka dia akan mempertimbangkannya.
Yi
Sheng tak mau dengar lagi ocehan Chun Jiao. Dia menarik lengannya dan menyuruh
Ma Ke Wang menyiapkan mobil.
Mereka
membawa Chun Jiao ke rumah sakit. Dokter Fang berkata kalau Chun Jiao sudah
memecahkan rekor. Sebelumnya, mereka yang datang kesana biasanya meminta
konsultasi mental. Dan, ini pertama kalinya ada pasien dari Fu Rong yang
mengalami hal lain. Yi Sheng menyuruh Dokter Fang melakukan pengecekan
keseluruhan.
Chun
Jiao harus digeret ke ruang periksa. Dia teriak-teriak harus mendapatkan
suntikan.
Saat
sudah selesai, Yi Sheng menemuinya. Chun Jiao komat-kamit sebal mengatainya
sebagai iblis. Perawat memanggil Chun Jiao, hasil pemeriksaannya sudah keluar.
Chun Jiao berniat masuk, dia melarang Yi Sheng dan Ma Ke Wang mengikutinya. Ini
adalah urusan pribadi.
Ma
Ke Wang memperingatkan kalau dalam kontrak, mereka diperbolehkan melihat hasil
pengecekan pribadi kalau memang diperlukan. Chun Jiao meyakinkan kalau dia tak
punya motif membohongi mereka.
Yi
Sheng tak yakin, siapa tahu dia menggunakan taktik untuk mendapatkan orderan
darinya. Chun Jiao tak mau kalah, bisa saja dia yang bekerjasama dengan dokter
disana.
Tak
mau banyak debat, Yi Sheng langsung masuk mendahului Chun Jiao. Didalam
ruangan, Dokter Fang mengatakan kalau kondisi kepala Chun Jiao baik-baik saja.
Chun Jiao mengerti, tapi kenapa mereka memintanya melakukan pengecekan di
departemen ginekologi?
Dokter
menduga kalau Chun Jiao mengalami Kegagalan Premature Indung Telur. Chun Jiao kaget dan pingsan.
Bi
He sudah ada di rumah sakit. Dokter menjelaskan kondisi kesehatan Chun Jiao.
Tak lama kemudian, Bibi Jian dan Xing datang. Bi He menjelaskan kalau kondisi
kepala Chun Jiao baik-baik saja. Tapi ginekologinya..
Bibi
Jian khawatir. Dia tak mengalami kanker seperti Ibunya kan? Dia masih sangat
muda. Dokter melihat mereka panik duluan, ia menyarankan supaya mereka menemui
pasien lebih dulu.
Begitu
masuk ke bilik Chun Jiao. Chun Jiao malah sudah raib.
Bi
He sudah bisa menemuikan Chun Jiao. Kenapa dia pergi begitu saja? Bibi dan Xing
sangat mengkhawatirkannya. Chun Jiao diam, menunduk sesenggukan. Bi He menepuk
pundaknya, dia kan cuma mengalami kegagalan premature indung telur. Ini bukan penyakit mematikan.
Chun Jiao berteriak marah, karena dia tak pernah menduganya!
“Baiklah,
aku akan menikahimu.” Ujar Bi He.
Ahahha.. Daebak kocak bngt. Semangat unnie lanjut sinopsisnya😄😄😃
BalasHapusLanjut kak..... Semangat eyaaaa..... ^_^
BalasHapusKok gak dilanjutin Kak sinopsisnya? Why?
BalasHapusKapan nih dilanjut lagi? Suka sama drama ini.
BalasHapusMakasih sinopsisnya mb... Di tunggu lanjutan sinopsisnya..
BalasHapusNmonsdisdiame-1986 Melissa Hebert https://wakelet.com/wake/mXmcNi5JpKrL0TRdb8y57
BalasHapusquicicourfa
WcaeveWbi-ji-Savannah Steven Bowens 1Password Pro
BalasHapusLink
Winamp Pro
ogdofirri