Sinopsis What’s
Wrong With Secretary Kim Episode 2 Bagian 2
Sumber gambar dan
konten: tvN
Mereka
memutuskan untuk bermain game saling puji. Dimulai dengan maknae, Se Ra pun
menantikan pujian dari Ji Ah. Namun Ji Ah malah memuji Sekretaris Kim, tadi
pagi dia sangatlah gugup, tapi Sekretaris Kim sudah menyerahkan pekerjaannya
dengan sangat ramah.
Young
Joon kesal mendengar penuturan itu, apakah benar Sekretaris Kim sudah
menyerahkan pekerjaannya dengan ramah? Mi So tersenyum dan membenarkan ucapan
Ji Ah. Kontan Young Joon menyentakkan gelas sojunya dengan kasar ke meja.
Semua
orang terkejut. Jung Chi In berinisiatif mengambil bagian dan berkata ingin
memuji Young Joon. Dia memuji Young Joon yang sangat pandai dan menguasai 5
bahasa. Dia juga tampan. Se Ra menambahkan kalau ia salut, karena Young Joon
masuk dalam jajaran orang terkaya diusia 30 tahun.
Mereka
semua tertawa memberi tepuk tangan. Young Joon mengangkat tangannya,
mengisyaratkan supaya mereka berhenti. Ia menatap Mi So, “Ada lagi yang ingin
kalian puji? Misalnya, pikiran terbukaku yang mampu membuatku memahami
kesalahanmu.”
Mi
So ingin memuji dirinya sendiri kali ini. Dia memuji dirinya yang sudah bekerja
keras selama ini dan meninggalkan bebannya. Mereka ingin berteput tangan, tapi
melihat wajah masam Young Joon membuat mereka tak berani bereaksi.
Tahu
suasana makin kikuk, dia menyarankan agar Young Joon pulang untuk beristirahat.
Ia tampak kelelahan. Temannya bersiap mengiyakan ucapan Mi So. Namun Ji Ah yang
polos menolak ide tersebut, bagaimana kalau mereka karokean dulu?
Se
Ra menyenggol lengan Ji Ah supaya berhenti mengoceh. Namun terlambat, Young
Joon mengiyakan lebih dulu saran itu.
Sesampainya
di tempat karaoke, ruangan sangat sempit. Tak ada seorang pun yang berbicara
karena Young Joon diam terus. Young Joon pun akhirnya buka suara, “Memberikan
perintah di acara kalian tidaklah pantas. Jadi, aku diam saja sejak tadi, tapi
ini sungguh tidak layak, Bu Kim.”
Young
Joon memerintahkan Mi So untuk memesan tempat di Valencia. Tak lama kemudian,
mereka sudah berpindah ke tempat karaoke yang sangat luas. Young Joon terus
saja memperhatikan Mi So yang tersenyum lebar.
“Sepertinya
kau bahagia karena ada aku disini?”
Mi
So mengernyit, ia hanya mengiyakan saja ucapan Young Joon. Young Joon
memberikan potongan kue pada Mi So. Mi So kebingungan, apa dia kurang suka
dengan hidangannya?
Young
Joon mengelak, ia memberikan senyum mempersona dan berkata kalau ia hanya mengambilkan
kudapan untuk Mi So. Mi So mengucapkan terimakasih dan memakan potongan kue
Young Joon dengan kikuk.
Mereka
bergiliran untuk bernyanyi. Giliran Ji Ah, dia menyanyikan lagi Apink – Mr.chu.
Jelas para pria menyorakinya dengan girang. Se Ra minum alkohol dengan kesal,
Mi So coba menyuruhnya untuk berhenti. Namun Se Ra menolak, dia tak akan membuat
keributan kalau mabuk.
Tapi
begitu melihat para pria makin girang menyoraki Ji Ah, dia jadi kesal. Ia
merebut microphone Ji Ah dan bernyanyi menggantikannya. Ia jejogedan gila tanpa
memperdulikan Young Joon yang menatapnya dengan heran.
Se
Ra berkata kalau dia ingin menjadi Sekretaris Young Joon juga. Memangnya, apa
yang Kim Ji Ah dan Kim Mi So miliki tapi tak dimilikinya? Ia terus meracau tidak
jelas. Mi So mengisyaratkan pada temannya untuk menyeret Se Ra keluar.
Se
Ra menolak dan terus melawan mereka. sampai-sampai, tubuhnya terlepar dan duduk
tepat di pangkuan Young Joon. Semua orang mendelik kaget. Young Joon tak bisa
berkata-kata, dia dengan kikuk menyuruh mereka membawa Se Ra keluar.
Young
Joon mengantar Mi So sampai ke rumahnya. Mi So pamit dan berniat masuk. Namun
Young Joon memanggilnya, bukankah dirinya hari ini sangat baik? Ia mengikuti
jamuan makan dan mengantar Mi So pulang meskipun merepotkan. Hari bahagia dan
romantis seperti ini akan menjadi keseharian Mi So kedepannya.
“Maaf,
tapi saya tidak mengerti maksud Anda.”
“Aku
akan memacari Sekretaris Kim.”
Mi
So terdiam. Young Joon narsis mengira Mi So pasti sedang terharu. Mi So
tersenyum ramah, dia memohon maaf dan menolak keinginan Young Joon. Dia bukan
tipenya. Ia suka dengan pria yang peduli dan perhatian serta baik pada orang
lain.
Young
Joon menggosok hidungnya, ia seolah tak percaya. Setelah upaya yang ia lakukan
hari ini. Bukankah itu bisa disebut perhatian?
“Tapi
aku tidak pernah menginginkannya. Anda tidak benar-benar perhatian. Baiklah.
Semoga Anda segera menemui wanita hebat.” Ujar Mi So kemudian permisi pergi.
Dirumahnya,
Mi So masih agak kesal karena Young Joon bisa mengucapkan kata menikah dan
berpacaran segampang itu. Ponsel Mi So berdering, Mi So berniat mengabaikannya.
Namun saat ia melihat ke luar jendela, mobil Young Joon masih ada disana.
Ia
pun buru-buru mengecek ponselnya. Young Joon mengirimkan pesan, menanyakan apa
yang tengah terjadi padanya. Mi So meminta maaf, dia sebelumnya mengira kalau
ucapan Young Joon hanyalah candaan saat melamarnya. Namun kali ini, dia
menyinggung masalah pernikahan. Ia hanya bingung saja.
Young
Joon tak memperdulikan soal itu, dia menuntut penjelasan kenapa Mi So
mengatakan kalau dia bukan tipenya. Apa dia sudah gila?
Mi
So memutar matanya dengan malas saat membaca chat Young Joon. Disaat bersamaan,
kakak Mi So mengirim pesan, dia minta dikirimi emoticon hati sebelum nge-gym
supaya lebih bersemangat.
Dia
mengabaikan chat kakaknya dan kembali membuka chat Young Joon. Young Joon
menambahkan, dia yakin kalau Mi So bukan tak menyukai spek dirinya. Bukan karena
kekayaan, kepandaian dll. Memangnya, apa yang dia tak suka darinya?
Mi
So makin sebal membaca kenarsisan Young Joon, “Anda hanya memikirkan diri Anda sendiri, tidak berempati, suka
memutuskan dan memerintah seperti yang Anda perbuat sekarang.”
“Inikah caramu mengeluhkan stres yang
kuakibatkan selama sembilan tahun terakhir?” balas Young Joon, sama
kesalnya.
Mi
So semakin terpancing untuk mengatakan semua unek-uneknya. “Ya. Sejujurnya, bekerja untuk Anda sungguh
berat. Anda egois, angkuh, perfeksionis, dan aku bertanya-tanya mungkin Anda
mengidap OCD. Anda suka bercermin dan mengagumi wajah Anda seharian. Sadarkah
betapa beratnya bekerja untuk Anda? Lalu, Anda meneleponku sesuka hati dan
memberiku pekerjaan. Karena itu, aku tidak pernah sempat meluangkan waktu
untukku. Kualami itu selama sembilan tahun. Tentu saja melelahkan.”
Young
Joon terdiam membacanya. Tapi, Mi So sendiri tak pernah menolak. Ia tak akan
memaksa kalau Mi So menolak. Mi So terdiam. Young Joon menambahkan, “kecuali mengantarkanku ke rumah saat mabuk.”
Mi
So kembali kesal, “Mari kita lupakan
yang telanjur diucapkan dan dilakukan. Aku hanya ingin hubungan biasa dengan
pria biasa. Anda bilang akan menikahiku, tapi Anda jelas tidak mampu mencintai.
Orang yang bisa Anda cintai mungkin diri Anda sendiri.”
“Kamu sungguh berpikiran begitu?” Balas
Young Joon.
Mi
So berniat membalas pesan Young Joon. Tapi Kak Pil Nam kembali mengirim chat
meminta dikirimi emoticon hati. Mi So yang kesal langsung mengirimkan hati. Mi
So berniat membalas chat Young Joon, tapi begitu melihat keluar jendela, Young
Joon sudah pergi.
Ponsel
Mi So kembali berdering. Ia membaca Pop up chat Young Joon, “Ada dua orang yang tidak boleh menyebutku
tidak pengertian. Satu kakakku dan satu lagi kamu, Kim Mi So. Ingat itu.”
Mi
So mengernyit bingung membaca pesan itu. Ia pun membuka chat dari Young Joon. Betapa
terkejutnya ia melihat emoticon hati yang harusnya ia kirim pada Kak Pil Nam
malah ia kirimkan pada Young Joon.
Sesampainya
di rumah, Young Joon bertanya-tanya kenapa Mi So bisa mengirimkan emoticon hati
ditengah perbincangan serius.
Mi
So juga tak bisa tenang, haruskah dia memberitahu kalau pesan itu tak sengaja
ia kirimkan? Ah... entahlah.
Young
Joon sudah tidur. Namun tidurnya tampak tak nyenyak. Nafasnya tersengal-sengal.
Ia tengah bermimpi buruk. Dalam mimpinya, ia mendengar suara ketukan sepatu hak
tinggi yang berjalan dengan beraturan.
Sepatu
hak tinggi berwarna merah itu dikenakan oleh seorang wanita yang menggeret
koper, wanita itu pun juga memoles bibirnya dengan lipstick merah. Dari
mulutnya, dia berucap lirih “Nak~”
Young
Joon terbangun. Ia mencoba mengatur nafasnya yang masih tersengal-sengal. Ia membaca
pesan yang masuk ke ponselnya. Pesan itu dari Lee Sung Yeon, “Kau pasti tidur walau aku menderita begini.”
Esok
harinya, Mood Young Joon begitu buruk. Dia bersiap berangkat kerja. Saat akan
mengikatkan dasi, ia teringat saat pertama Mi So mengikat dasinya. Waktu itu Mi
So masih sangat polos, dia bahkan begitu gugup saat menawarkan diri memasang
dasinya. Mood Young Joon semakin buruk, dia pun memutuskan untuk tak mengenakan
dasi.
Mi
So masih kepikiran tentang pesan Young Joon semalam. Chi In datang memberikan
berkas untuknya. Mi So pun basa-basi kemudian bertanya apakah dia tahu mengenai
kakak dari Pimpinan Lee Young Joon.
Chi
In mengaku belum pernah melihatnya sama sekali, dia tahunya, Kakak Pimpinan Lee
tinggal diluar negeri. Mi So bertanya-tanya, apakah mereka punya masalah
keluarga?
Chi
In tak tahu, kalau Mi So tak tahu, apalagi dia. Tapi ia merasa aneh, bukankah
Kakak Pimpinan Lee adalah anak Sulung? Kenapa dia tak ambil bagian di bisnis
keluarga?
Mi
So buru-buru mengucapkan terimakasih atas info yang Chi In berikan. Dia sepertinya
tak ingin bergosip lebih jauh lagi.
Se
Ra sedang menonton video mabuknya semalam. Dia malu bukan kepalang melihat
dirinya jejogetan dihadapan Pimpinan Lee. Dia takut akan dipecat. Park Joo Hwan
meledek akan mencetakkan surat pengunduran diri untuknya.
Tak
lama kemudian, Young Joon datang ke kantor dan langsung masuk ke ruangannya. Mi
So yang perhatian langsung menemuinya dalam ruangan dan membawakan dasi. Ia meminta
izin untuk memasangkannya.
“Kau
benar. Aku egois dan angkuh.”
Mi
So terkejut, dia meminta maaf karena ia tak bermaksud untuk menyinggungnya.
Tidak, Young Joon baru menyadari kalau tidak selamanya apa yang mereka inginkan
bisa didapatkan. Oleh karena itu, ia akan merelakan Mi So.
Dengan
tulus, Young Joon mengucapkan terimakasih atas kerja keras Mi So. Dia memintanya
bertahan selama sebulan untuk mengajari penggantinya. Itu saja yang ingin ia
katakan, ia mempersilahkan Mi So untuk keluar.
Saat
dalam perjalanan, Young Joon menyebut Sekretaris Kim. Seketika Mi So menyahut. Namun
Young Joon tak bermaksud memanggilnya melainkan Kim Ji Ah. Dia meminta Ji Ah
menjelaskan tentang perkembangan merek.
Ji
Ah tergagap, dia sudah menerima laporannya tapi belum mengingat isinya. Mi So
berniat menjelaskan. Young Joon menolak, ini bukan sesuatu yang mendesak. Dia ingin
Ji Ah yang menjelaskan.
Young
Joon melakukan tes produk furniture. Dia meminta penjelasan dari Ji Ah namun Ji
Ah kembali tak bisa menjawab. Young Joon rasa Ji Ah harusnya sudah paham akan
hal semacam ini.
“Kau
bisa mengajarinya dengan baik atau tidak? Kau asal mengajarinya? Jangan
mengecewakanku dan kerjakan dengan benar.” Tegur Young Joon pada Mi So. Mi So
pun hanya bisa terdiam, tak bisa menjawab.
Mi
So masih bertanya-tanya apakah Young Joon marah karena kejadian kemaren. Alarm
pemanggil berbunyi, Mi So buru-buru masuk ke ruangan Young Joon. Namun Young
Joon menolaknya, dia menyuruh Mi So memanggil Ji Ah.
Mi
So berniat membahas soal pesan semalam. Young Joon tak mau mendengarkannya,
mereka tak seharusnya membahas masalah pribadi disana. Mi So pun terpaksa
keluar dan memanggil Ji Ah.
Mi
So memperhatikan mereka berdua dari luar. Sadar tengah diperhatikan, Young Joon
langsung menutup tirai ruangannya. Mi So tersenyum tak percaya, apa perlu dia
sampai melakukan itu? Hmm.. akankah ia bisa bertahan satu bulan lagi disana?
Ji
Ah bertanya apa yang harus ia lakukan. Bukan masalah penting, Young Joon
menyuruhnya untuk duduk disana dan keluar setelah lima menit. Ji Ah kembali
bertanya, apakah ia juga harus mengurus urusan pribadi Young Joon? Seperti
mengikat dasi seperti yang Sekretaris Kim lakukan?
Tidak
usah, jawab Young Joon. Dia hanya cukup berpura-pura belajar dari Mi So selama
sebulan. Ji Ah mengernyit, berpura-pura?
Malam
harinya, Mi So kembali berkumpul dengan teman-temannya. Temannya membagikan
undangan pernikahan. Mereka bertanya pada Mi So, kapan dia menikah? Tapi dia
bahkan belum punya pacar, mereka menyarankan supaya Mi So berkencan dulu.
Salah
satu dari mereka punya teman pria, dia melihat Mi So di SNS dan minta
dijodohkan dengannya. Ia pria baik dan biasa, pekerjaannya adalah jurnalis. Mi
So terdiam mengingat Young Joon, apa dia bisa mendapatkan informasi masa lalu
darinya?
Pelayan
resto menghampiri mereka untuk membagikan kuisioner. Kalau mereka mau
mengisinya, mereka bisa mendapat makanan gratis. Mi So membaca pertanyaan-pertanyaan
di kuisionernya.
“Satu. Jika memiliki pacar, ke mana Anda
ingin bersamanya? Tuliskan jawaban Anda. Dua. Jika memiliki pacar, apa yang
ingin Anda lakukan dengannya? Tiga. Jika memiliki pacar, apa hadiah yang Anda
inginkan darinya? Tuliskan jawaban Anda.” Mi So mengernyit membaca
kuisioner itu, pertanyaan mendesak ini mirip dengan seseorang.
Hehe..
bener banget, kuisioner itu memang buatan Young Joon. Yoo Shik ngedumel karena
harus mengerjakan pekerjaan seperti ini, tinggal tanyakan langsung saja. Dia
ini Dirut loh, masa dia harus menghabiskan waktunya untuk hal sepele ini.
Anggap
saja itu sebagai pekerjaan, Young Joon enteng. Yoo Shik ingin merutuk lebih
jauh tapi ketika Young Joon menatapnya, ia langsung patuh mengerjakan apa yang
diperintahkan. Ia menemukan kuisioner Mi So.
Young
Joon langsung merebutnya. Yoo Shik curiga, untuk apa kau melakukannya? Apa kau
ingin mengabulkan keinginannya?
Young
Joon tertawa garing, “Aku?”
Sesampainya
di rumah, Mi So masih memikirkan ucapan Young Joon yang mengatainya kalau dia
tak mengajadi Ji Ah dengan sungguh-sungguh. Ia menguatkan hatinya dan
memutuskan untuk membereskan rumah.
Dia
sudah lama tidak punya waktu untuk membereskan rumah. Ia harus memulai lembaran
baru. Ia membaca buku usang yang ditulis oleh Kakaknya. Kini ia punya banyak
waktu, jadi dia bisa mencari kakaknya.
Ponsel
Mi So berdering, dia menerima telepon dari Young Joon, “Iya, Pak. Besok?”
Esok
harinya, Mi So buru-buru pergi ke suatu tempat. Dia sampai di taman, namun tak
ada seorang pun disana. Ia mengedarkan pandangan mencari Young Joon, tapi tak
seorang pun muncul.
Dan
seketika, lampu taman menyala serentak. Pemandangannya begitu indah dan air
mancur pun menyemburkan air hingga menciptakan bias cahaya yang indah. Mi So
terpaku.
Young
Joon berjalan menghampirinya, “Sekretaris Kim, sudah lama menunggu?”
“Apa?”
Mi So masih speechless.
Young
Joon tersenyum penuh pesona.
***Bersambung***
lanjut mba..fighting!
BalasHapusSemangat kak, lanjut... πππ
BalasHapusKereen.. lanjut ya kakak sinopsis nyaa
BalasHapus