SINOPSIS Meteor
Garden Episode 11 Bagian 1
SINOPSIS Meteor
Garden (SCTV) Episode 11 Bagian 1
Manager
restoran masuk ke dapur membawa pekerja baru bernama Yang Rong. Beliau memuji
Yang Rong sebagai salah satu pemenang lomba masak. Namun, Koki Tian Ye menerima
kedatangannya dengan dingin.
Dia
terlambat dan tak bisa menerimanya. Manager restoran terus membujuk namun Tian
Ye kekeuh akan prinsipnya. Dia menerima Shan Cai sebagai pekerja paruh waktu
disana. Sikap lebih penting daripada pengalaman.
Zhuang
Jiejie memberitahu Ah Si bahwa Ibu sudah meneleponnya beberapa kali, dia
memintanya membawa Ah Si ke London. Namun, ia sudah menolak penawarannya. Ah Si
dengan tenang berkata kalau dia juga mau ke Inggris.
Dia
sudah memutuskannya sebelum bertanding bridge. Menang atau kalau, dia mau pergi
dan melihat sekolah disana. Zhuang jiejie menatap adiknya dengan iba, apa semua
karena Shan Cai?
“Kak,
kau cerewet sekali? aku bilang pergi ya pergi. Semakin cepat semakin baik. Kau yang
urus keperluan dan juga passportnya.”
Zhuang
Jiejie tersenyum, Ah Si sungguh mudah mengalah. Dia sama sekali tidak mirip
anggota keluarga Dao Ming.
Di
kampus, kabar kepergian Ah Si ke London sudah tersebar. Anak-anak langsung
menyalahkan Shan Cai sebagai biangnya. Shan Cai beberapa hari ini sibuk bekerja
paruh waktu belum mengetahuinya.
“Shan
Cai?” teriak Qing He dan berlari menghampirinya. Ia bertanya apakah Shan Cai
sudah tahu kalau Ah Si akan pergi ke London. Apa? Shan Cai terkejut mendengar
kabar tersebut.
Xi
Min dan Mei Zuo juga sama, keduanya bertanya-tanya apakah ini karena Lei dan
Shan Cai. Kontan Ah Si menepis dugaan mereka, dia pergi karena usaha
keluarganya ada disana semuanya.
Lei
masuk ke ruangan. Ah Si buru-buru menegaskan kalau dia pergi bukan karenanya. Lagipula,
dia akan kembali setelah menjadi pria yang lebih hebat.
Shan
Cai berlarian masuk ke ruang kumpul F4. Dia bertanya langsung pada Ah Si, benarkah
dia akan pergi ke London?
“Memangnya
kenapa?”
Xi
Min menyuruh Shan Cai membujuknya. Ah Si menolak, dia tidak akan membiarkan
siapapun membujuknya. Dia akan pergi besok. Shan Cai semakin terkejut, besok?
Kenapa dia tidak memberitahunya?
“Memangnya
kenapa aku harus memberitahumu? Penghalang ini akan pergi, kalian akan lebih
leluasa pacaran. Benarkan, Lei?”
Ah
Si menyarankan supaya mereka berdua bisa menjalani hubungannya dengan baik. Dia
akan mencari pacar bule dan kencan di sungai thames tiap hari.
Shan
Cai kesal, dia menyuruh Ah Si pergi. Dia bersyukur tak harus bertemu dengannya
lagi. Hidupnya akan menjadi lebih baik. Tak usah bertemu lagi!
Shan
Cai terus melamun selama bekerja. Tian Ye menyuruhnya mengambilkan sup. Karena
pikirannya sedang kosong, lengan Shan Cai tanpa sengaja menyentuh permukaan
panci yang panas.
Tangannya
pun terbakar. Tian Ye sigap mengobati luka Shan Cai dan menanyainya kenapa dia
begitu tidak fokus hari ini. Belum sempat menjawab, seorang pelayan melapor
kalau ada pelanggan yang komplain.
Dia
memesan banyak makanan tapi tak mau memakannya dengan alasan sayurannya tidak
segar. Pelanggan itu minta Shan Cai untuk menemuinya. Dia tak mau pergi sebelum
bertemu Dong Shan Cai.
Tian
Ye menemani Shan Cai menemui pelanggan tersebut. Sudah bisa dipastikan, siapa
lagi kalau bukan Ah Si. Kontan Shan Cai membentaknya, kenapa dia ada disana?
Tian
Ye dengan profesional menanyai Ah Si, makanan mana yang tidak segar. Ah Si mengaku
tak perduli dengan semua itu. Dia hanya ingin bertemu dengan seseorang. Tian Ye
menegaskan kalau restoran adalah tempat makan.
Kalau
dia mau menemui seseorang, tunggulah sampai jam kerjanya usai. Jangan mengganggu
jam kerja disana. Restorannya sudah memenuhi standard kebersihan, jadi dia
meminta Ah Si tidak merusah nama baik restorannya.
Sekali
lagi, Ah Si menegaskan kalau dia ingin menemui seseorang. Shan Cai maju dan
bertanya dengan kesalnya, bukankah dia akan pergi ke London?
Ah
Si melihat luka di lengan Shan Cai, kenapa? Shan Cai menyembunyikan lengannya,
kena panas. Tapi, itu bukan urusannya. Ah Si marah soalnya Shan Cai tidak bisa
menjaga dirinya sendiri.
Dia
menarik Shan Cai untuk pergi bersamanya. Shan Cai menolak. Tian Ye pun menegur
sikap Ah Si. Ah Si membentak Tian Ye yang tak punya hak untuk berbicara
dengannya.
Shan
Cai menegaskan kalau ini adalah tempat kerjanya. Baiklah, Ah Si sebenarnya
ingin mengucapkan salam perpisahan. Tapi sepertinya, tak perlu lagi.
Ah
Si pergi. Shan Cai sedih dan memanggilnya.
“Dong
Shan Cai, aku akan pergi dan tak akan kembali selamanya. Sampai jumpa.” Ujar Ah
Si tanpa berbalik.
Shan
Cai hanya diam membeku di tempatnya mendengar kata-kata perpisahan Ah Si.
Tian
Ye menghampiri Shan Cai yang terus melamun. Shan Cai meminta maaf atas
keributan barusan. Tian Ye tak mempermasalahkan hal itu, toh sepertinya Daoming
Si memang mencari-cari masalah. Apa dia pacar Shan Cai?
Shan
Cai mengaku tak punya hubungan lagi dengannya. Dalam batin, Shan Cai menyesal
tidak bisa mengucapkan salam perpisahan dengan baik. Tapi, sepertinya ini yang
terbaik untuk mereka.
Shan
Cai sudah berada di coffe shop. Xiao Yu mendengar curahatannya, dia heran
mengetahui Shan Cai marah akan kepergian Ah Si. Bukankah mereka sudah tak ada
apa-apa lagi?
Tak
tahu, Shan Cai sendiri sadar dia tak punya hak marah. Tapi rasanya sangat
tiba-tiba. Ah Si pergi ke London tanpa memberitahunya dulu. Xiao Yu yakin kalau
Shan Cai menaruh perhatian pada Ah Si.
“Siapa
bilang?” Shan Cai terus menyangkal. Xiao Yu memberitahu kalau Ah Si tadi siang
mencari Shan Cai, kemungkinan dia ingin berbaikan. Tapi hasilnya malah kembali
bertengkar.
Shan
Cai pulang ke rumah larut malam. Ayah dan Ibu melihat putrinya begitu kelelahan
dan pulang larut setiap hari. Shan Cai mengaku kalau dia bekerja paruh waktu di
restoran. Mendengar hal itu, mereka berdua khawatir, di dapur kan banyak api. Bagaimana
mungkin tak mengkhawatirkannya?
Tenang
saja, lagipula mereka sering memasak bareng kan? Shan Cai merangkul Ayah
Ibunya. Melihat keseriusan Shan Cai, Ayah menyuruh Shan Cai lebih giat belajar
memasak. Nanti, dia bisa memasak untuk Ayah. Ibu ikut mendukung Shan Cai, dia
bisa membuat menu makan baru untuk usaha makanannya.
Qing
He masih dilatih untuk menghafal, tapi dia belum juga lulus karena selalu
salah. Xi Min dan Mei Zuo menggodanya, bukankah dia bukan lagi anggota F4? Dia
kan sudah keluar dan belum masuk lagi.
Tak
terima, Qing He meminta pembelaan Ah Si kalau dia masih di F4. Ah Si terus diam
dikursinya. Mei Zuo heran dengan sikap bungkamnya, dia juga kelihatan pucat. Apa
karena Shan Cai?
Qing
He meminta mereka jangan membawa-bawa Shan Cai. Dia sedang kerja paruh waktu
dengan giat. Ia semakin mengaguminya dan ingin ikut kerja juga. Ah Si menyuruh
Qing He tak mengganggu Shan Cai, dia kan sedang bekerja. Apa hubungan dia
dengan Shan Cai?
Bagaimanapun,
masalah Shan Cai adalah masalah Qing He. Ah Si kan sudah mau ke London, jangan
ikut campur. Xi Min memuji sikap wibawa Qing He, dia sudah mirip anggota F4.
Menerima
pujian tersebut, Qing He mengangkat wajahnya dengan percaya diri. Mei Zuo
menyetujui Qing He untuk masuk ke F4 lagi soalnya Ah Si kan mau pergi ke
London.
“Berisik!”
bentak Ah Si.
Shan
Cai masuk ke kelas. Li Zhen langsung menanyainya yang tak mengantar Ah Si ke
bandara. Meskipun Shan Cai selalu mengelak, dia yakin kalau Shan Cai menyukai
Ah Si. Shan Cai terus berkelit, jangan sembarangan.
Li
Zhen mengingatkan kalau Ah Si pergi, mereka tak tahu kapan dia akan kembali.
Ingatkan saat mereka bertengkar? Dia membawa Ah Si ke rumahnya saat mabuk dan
berharap ia menyukainya. Namun kenyataannya tidak, dia menolaknya dan berkata
kalau Shan Cai tak akan berkhianat. Apa dia yakin menginginkan kepergian Ah Si?
Shan
Cai diam termenung.
F4
mengantar kepergian Ah Si. Mereka berjanji akan mengiriminya kabar dan juga
foto-foto mereka disana. Zhuang Jie mengatai ketiganya yang seperti perempuan
saja. Eih.. Mei Zuo mengaku tak rindu pada Ah Si, dia lebih merindukan Zhuang
Jie.
Zhuang
Jie memeluk mereka. Dia bertanya pada Ah Si, apa dia sudah berpamitan dengan
Shan Cai?
“Untuk
apa aku berpamitan pada Si Jelek itu?”
Kontan
Zhuang Jie menjewer telinga Ah Si, bagaimana bisa dia bersikap tak sopan pada
wanita berkarisma, baik dan berbudi luhur?
Ah
Si bersikeras tak mau mengakuinya. Lagipula, sudah ada Lei yang akan menjaga
Shan Cai. Melihat situasi kembali canggung, Zhuang Jie buru-buru mengajak Ah Si
berangkat.
“Ah
Si, ada yang ingin aku bicarakan.” Ujar Lei.
“Apa?”
Lei
menghampiri Ah Si dan membisikkan sesuatu ke telinganya, entah apa yang ia
katakan.
Ah
Si duduk tegang di kursi pesawat. Dia menggumam kesal, “Dasar Lei picik!”
Dia
mau turun dari pesawat sekarang. Zhuang Jie menahannya, duduk yang manis dan
jangan membuatnya malu. Ah Si tak perduli, dia mau turun. Zhuang Jie yang kesal
langsung menotok lehernya sampai Ah Si pingsan.
Hahaha..
Zhuang Jie memeriksa apakah adiknya masih bernafas. Dia masih hidup. Zhuang Jie
pun melempar senyum pada penumpang lain yang memperhatikannya.
Akhirnya update juga semangat ya unnie
BalasHapusSelalu di nantikan. Semangat!!
BalasHapusKok lama kak..aku lelah menunggu:v..semangat ya kak lanjutinnya
BalasHapus