SINOPSIS Meteor
Garden (2018) Episode 7 Bagian 1
SINOPSIS Meteor
Garden (2018) SCTV Episode 7 Bagian 1
Shan
Cai panik mencari keberadaan Thomas. Bukannya bertemu Thomas, ia malah
bepapasan dengan Daoming Si. Daoming Si menyeretnya untuk duduk, ia membeli
makan terlalu banyak. Shan Cai harus menghabiskannya.
Dia
sedang tak ingin makan, ujar Shan Cai seraya berniat kabur. Daoming Si tidak
perduli, ia hanya boleh pergi setelah menghabiskan makanannya. Shan Cai terlalu
kurus, ia akan membuatnya gemukan.
Shan
Cai menggerutu, Ah Si ingin membuatnya seperti babi? Xi Men dan Mei Zuo
bergabung bersama mereka. Keduanya berkata kalau mereka ingin menjadi babi. Ia
sudah lama berteman dengan Ah Si, tapi dia tak pernah seperhatian itu.
Melihat
kondisi yang tak memungkinkan, Shan Cai terpaksa melahap makanan yang dibawakan
Ah Si dengan terburu-buru. Ah Si menatapnya penuh perhatian, benarkan kalau dia
kelaparan sampai makan selahap itu?
Ponsel
Shan Cai berdering, ia buru-buru mengangkatnya dan mengatur posisi agak jauh
dari Ah Si. Thomas menelepon dan mengatakan kalau dia sudah ada di dekat
kafetaria. Ia akan masuk kesana.
“Jangan!”
sentak Shan Cai dengan keras. Semua orang memperhatikannya, apalagi Ah Si yang
menatapnya dengan tajam. Shan Cai berkata pada Thomas untuk menunggu, dia yang
akan kesana.
“Itu
pria atau wanita?” tanya Ah Si.
“Bukan
urusanmu.” Shan Cai terus melahap makanannya.
Ah
Si mengancam Shan Cai untuk tidak macam-macam dengan pria lain, atau riwayatnya
akan tamat. Makanan Shan Cai habis, ia pun buru-buru pergi tanpa mengacuhkan
ucapan Ah Si.
Thomas
menghampiri Shan Cai yang baru keluar dari kafetaria. Shan Cai buru-buru
menariknya pergi. Xin Hui dan Bai He melihat kedekatan mereka. Keduanya pun
nyinyir akan kelakukan Shan Cai, barusan makan dengan Daoming Si dan sekarang
malah berduaan dengan Thomas.
Shan
Cai meminta penjelasan Thomas, kenapa dia datang mencarinya? Thomas mengaku
khawatir dengan Shan Cai, dia sebelumnya menelepon, tapi ia menutup teleponnya
tanpa menyelesaikan pembicaraan mereka.
Shan
Cai bersikap siaga, “Apa kau sudah melakukan sesuatu yang buruk padaku?”
“Tentu
saja.”
“Apa?!”
Sebelumnya,
Shan Cai mabuk berat dan muntah-muntah. Ia kotor hingga ia membersihkannya
kemudian pergi dari hotel. Shan Cai lega, baiklah kalau begitu. Permasalahannya
selesai, dia akan pergi.
Thomas
menahan tangan Shan Cai. Saat dia mabuk, ia menyenderkan kepalanya dan
mengataka kalau ia suka padanya. Thomas juga menyukainya, bagaimana kalau Shan
Cai berkencan dengannya?
Shan
Cai ingat betul saat itu ia mabuk dan mengira Thomas adalah Lei, “Aku salah
mengira kalau kau orang lain.”
“Apa
yang kalian lakukan?” Ah Si muncul secara tiba-tiba. Ia menarik lengan Shan Cai
dan mengjauhkannya dari Thomas. Shan Cai ingat ancaman Ah Si di kafetaria, dia
mengatakan kalau pria dihadapannya sedang bertanya jalan. Shan Cai
menunjuk-nujuk ke sisi kirinya, “Here! There! There!”
“Lalu
kenapa dia menahan lenganmu?”
Ah
Si bertanya pada Thomas, darimana dia berasal. Thomas menjawab kalau ia dari
Perancis. Ah Si pun berbicara dengan bahasa Perancis dan menanyakan alasannya
disana. Shan Cai menggeleng-geleng dengan wajah memelas.
“Aku
cuma bertanya jalan saja.” Jawab Thomas dalam bahasa Perancis.
Ah
Si menarik Shan Cai dalam dekapannya, ia mengklaim kalau Shan Cai adalah
pacarnya. Thomas menyayangkan hal itu. Ah Si mengernyit heran, kenapa
menyayangkannya? Jauhi Shan Cai.
“Baiklah.
Aku pergi.”
Shan
Cai buru-buru melepaskan diri dari dekapan Ah Si. Bahasa apa yang mereka
gunakan barusan. Ah Si berkata kalau ia menggunakan bahasa perancis. Tadi dia
mengatakan kalau Shan Cai adalah pacarnya, dan menyuruh Thomas pergi.
Kenapa
dia mengarang cerita? Shan Cai tak terima. Ah Si sengaja melakukannya, apa dia tidak
sadar kalau pria itu memanfaatkan kesempatan dengan pura-pura tak tahu jalan. Shan
Cai tak perduli, mereka kan tak pacaran.
“Jadi,
kita tak pacaran?” tanya Ah Si dengan wajah kecewa.
Shan
Cai terdiam tak menjawab. Ah Si kelihatan sangaaat sangat kecewa, ia pergi
tanpa mengatakan apapun lagi. Shan Cai keheranan dan merasa tak enak hati
sendiri melihatnya begitu.
Esok
harinya, kampus heboh karena foto Shan Cai dan Thomas tersebar. Ada foto Thomas
disamping Shan Cai yang tertidur pulas di kamar hotel. Dan foto Thomas mencium
bibir Shan Cai.
Shan
Cai yang belum tahu hal itu hanya mengabaikan sikap anak-anak pagi ini.
Sedangkan
Qing He, dia masih tidak mempercayainya. Shan Cai bukan orang semacam itu. Xin
Hui dan Bai He mengaku melihat Shan Cai memang bersandar di pundak Thomas malam
itu. Dia bahkan punya foto mereka berdua sedang menari. Bai He menunjukkan
fotonya pada Qing He.
“Itu
pasti editan!” sergah Qing He.
“Itu
orang yang dibicarakan datang, tanyakan langsung saja padanya.” Bai He menghampiri
Shan Cai yang sedang berjalan dengan loyo dan menunjukkan foto-fotonya bersama
Thomas. Dia sudah menghabiskan malam dengan Pria Perancis itu, kan?
Shan
Cai diam. Bai He yakin kalau Shan Cai memang bermalam bersama Thomas, buktinya
dia tidak menyangkal. Shan Cai membentak mereka, kenapa mereka melakukannya?!
“Jangan
membentak kami, bukan kami yang mempostingnya.” Ujar Xin Hui.
Betul,
imbuh Bai He. Dia yang sudah berbuat, ia harus mempertanggungjawabkannya. Ia tidak
menyangka Shan Cai akan berbuat begitu pada Daoming Si. Qing He menyuruh dua
wanita menyebalkan itu untuk berhenti melecehkan Shan Cai.
“Jelaskan
saja pada mereka, Shan Cai.” Pinta Qing He. Shan Cai yang merasa terpojok dan
sepertinya hanya buang-buang tenaga saja kalau dijelaskan, ia memilih pergi
dari sana dengan perasaan kesal.
Shan
Cai pergi ke bar semalam. Dia mencari-cari Thomas namun pelayan disana tidak
mengetahui keberadaannya, Pria Asing itu hanya mengisi di hari itu saja.
Xi
Men dan Mei Zuo memperhatikan Ah Si dengan khawatir. Dia bersikap aneh, sudah
satu jam berenang tanpa henti. Xi Men menebak kalau sikap Ah Si ada hubungannya
dengan Shan Cai.
Mei
Zuo tersenyum kecil, dia pikir setelah keduanya terjebak di lift, mereka akan
berkencan. Biasanya wanita akan bertanya kapan mereka berkencan lagi setelah
jalan bersama F4.
“Berapa
wanita yang mengajakmu jalan?” tanya Mei Zuo.
“Kau
mau melihatnya?” ujar Xi Men mengecek ponselnya.
Begitu
membuka ponsel, Xi Men dikejutkan dengan adanya rumor mengenai Shan Cai. Ia
menunjukkannya pada Mei Zuo. Keduanya pun begitu tegang saat Ah Si keluar dari
kolam dan mengambil ponselnya.
Tanpa
pikir panjang, mereka menendang Ah Si hingga ia tercebut. Ah Si kesal bukan
kepalang, berapa umur mereka sampai melakukan lelucon semacam ini? Ssh..
ponselnya juga jatuh ke dalam kolam.
Shan
Cai mencoba menelepon nomor Thomas, tapi nomornya tak bisa dihubungi. Ia
meninggalkan pesan suara, meminta penjelasan atas foto yang tersebar itu.
Xi
Men dan Mei Zuo mengajak Shan Cai untuk bicara mengenai foto mesranya yang
tersebar luas. Apa dia punya hubungan khusus dengan pria itu?
Shan
Cai menghela nafas, itu hanya kesalahpahaman. Dia malam itu pergi bersama
anak-anak lain. Dia memang menari bersama Pria Itu tapi tak ada hal lain yang
terjadi.
“Lalu
bagaimana dengan foto itu?”
“Aku
juga tak yakin.” Ujar Shan Cai.
Shan
Cai terus berusaha menelepon nomor Thomas, namun tak ada hasil. Ia membuka
portal berita di kampusnya. Semua orang menghujatnya, mereka benci karena Shan
Cai sudah selingkuh dari Daoming Si. Apa sih bagusnya dia? Apa si yang Daoming
Si suka dari gadis miskin itu?
Yah,
meskipun semua anak bergunjing tentangnya, Shan Cai memutuskan untuk tetap
berangkat ke kampus. Kalau dia lari, maka ia salah. Tapi dia kan tidak
bersalah, jadi ia meneguhkan hatinya menghadapi semua tatapan tak bersahabat
dari teman-temannya.
Sepanjang
koridor, anak-anak menatapnya tajam sambil berbisik-bisik. Dikelas, tidak
seorang pun yang mau duduk didekatnya.
Frustasi,
Shan Cai menelepon Thomas di rooftop. Dia berteriak menyuruhnya untuk datang
langsung. Jangan jadi pengecut yang beraninya memposting foto secara online
saja. Katakan apa maunya!
Di
kelas bahasa inggris, anak-anak menunjuk Shan Cai supaya menjawab pertanyaan
dosen. Shan Cai itu pintar bahasa inggris. Tanyakan pada dia saja, pak. Temannya
kan orang-orang asing.
Qing
He menegur mereka untuk tak mengarang cerita. Namun mereka tak perduli, itu kan
kenyataan. Shan Cai hanya bisa diam menerima bully-an anak-anak.
Xi
Men dan Mei Zuo masih mendiskusikan masalah Shan Cai. Keduanya bertanya-tanya
mengenai siapa orang yang berusaha menyakiti Shan Cai. Ditengah diskusi mereka,
Ah Si datang menanyakan ponselnya.
Xi
Men dan Mei Zuo saling bertatapan dan buru-buru menutup laptop mereka. Ah Si
curiga, apa yang tengah mereka lihat? Mei Zuo mengaku tengah menonton drama
romantis. Alaah.. Ah Si tak percaya dan merebut laptop mereka.
Ah
Si marah besar melihat apa yang ada di laptop kedua sahabatnya. Ia ingat akan
Pria Asing yang sebelumnya menanyakan arah pada Shan Cai. Tak buang waktu, ia
buru-buru ingin meminta penjelasan pada Shan Cai. Xi Men dan Mei Zuo
menahannya, namun Ah Si sudah kepalang kesal.
Shan
Cai berjalan menuruni tangga dengan loyo. Ada dua mahasiswa yang berjalan
sambil membawa ember berisi cat merah. Tanpa sengaja, salah seorang dari mereka
terpeleset. Kontan, air chat mereka tumpah dan menyiram tubuh Shan Cai yang
tengah menuruni tangga.
Salah
satu dari mereka meminta maaf. Namun begitu temannya membisikkan sesuatu,
mereka pergi begitu saja sambil menatap Shan Cai dengan nyinyir.
Ah
Si memperhatikannya dari kejauhan. Begitu Shan Cai sendiri, ia langsung
mencecarnya dengan pertanyaan. Shan Cai menjelaskan bahwa semua itu hanyalah
kesalahpahaman. Baiklah kalau memang itu alasannya, tapi Ah Si lebih marah
karena Shan Cai membohonginya dengan mengatakan Pria Asing itu menanyakan arah.
“Aku
berbohong tentang siapa dia, tapi aku tak ada apa-apa dengannya. Aku tak
perduli kalau semua orang mempercayai rumor itu, tak ada yang mempercayaiku. Tak
apa-apa untukku, asal kau mempercayaiku.”
Ah
Si hanya tersenyum sinis dan meninggalkan Shan Cai. Shan Cai tidak bisa
menyembunyikan kepedihannya, bulir air mata membasahi pipinya.
Malam
harinya, Ah Si menenangkan diri ditepian sungai sambil menenggak wine. Xi Men
dan Mei Zuo menantinya dari kejauhan. Sudah tiga jam menunggu dan jadi
bulan-bulanan nyamuk disana, Ah Si masih belum berniat pergi.
Tapi,
pantas saja Ah Si marah. Wanita yang ia cintai dibenci dan dikritik semua
orang. Mei Zuo bertanya-tanya, bagaimana kalau hal itu terjadi pada mereka? Xi
Men rasa mereka tak akan mengalaminya. Mereka belum jatuh cinta selama ini.
atau.. lebih tepatnya, tak ada wanita yang tak bisa mereka hadapi.
Tak
tahu harus menunggu sampai kapan, Xi en dan Mei Zuo berniat menggeret Ah Si
pulang. Keduanya gontok-gontokan, bahkan tak menyadari kalau Ah Si malah sudah
pergi meninggalkan mereka lebih dulu.
Good, lanjut ya min^_^
BalasHapusDitunggu min Eps selanjutnya, ga sabar.. 🤣
BalasHapussemangat ciiinnn..!!! ditunggu kelanjutnny ya,, ^ _ ^
BalasHapusKeep spirit!! Stay waiting for next Eps.
BalasHapusKeep spirit!! Stay waiting for next Eps.
BalasHapus