SINOPSIS The Liar
and His Lover Episode 2 Bagian 1
Sumber gambar: tvN
Selain
Han Gyeol, Chan Young dan Jin Hyuk juga sempat tertegun mendengar suara merdu
So Rim. Chan Young bahkan sampai celingukan mencari si empu-nya suara. Namun
sayangnya, So Rim sudah berlari keluar gedung untuk mengejar Han Gyeol.
So
Rim lega bisa kembali bertemu dengan Han Gyeol namun Han Gyeol tidak
mengingatnya sama sekali. Sampai akhirnya, So Rim menunjukkan ponsel yang
dipinjam Han Gyeol waktu itu. Han Gyeol baru ingat kalau So Rim adalah gadis
yang ia temui di tepi sungai Han.
So
Rim meraih tangan Han Gyeol dengan bersemangat, “Kau percaya dengan cinta pada
pandangan pertama?”
Han
Gyeol melongo kebingungan. So Rim sadar kecanggungan diantara mereka dan segera
melepaskan cengkeraman tangannya. Dia mengaku jika ingatan dia sempat buram
waktu itu, selama ini dia mencoba mencarinya. So Rim menunjukkan ponselnya,
semua lagu yang ada dalam ponselnya adalah rekaman dari lagu tersebut.
“Lagu?”
Ya,
So Rim juga berniat untuk meng-upload lagu itu ke internet. Han Gyeol melotot
kaget, apa dia sudah mengupload-nya ke internet? Belum, itu masih rencana So
Rim saja. Han Gyeol menegaskan supaya So Rim jangan pernah menyebarkan lagu
itu. Dia berniat mengambil ponsel So Rim namun So Rim melarangnya.
“Untuk
apa?”
Han
Gyeol beralasan jika ia ingin meminta nomor telepon So Rim soalnya dia juga
mempercayai cinta pada pandangan pertama. Jelas, So Rim berbunga-bunga
mendengar ucapan itu. Dia pun tersadar jika Zeze miliknya ada ditangan Han
Gyeol, dimana dia menemukan bonekanya?
Ah,
Han Gyeol menemukannya di dekat pintu putar. So Rim semakin bahagia menemukan kembali
bonekanya yang sempat hilang. Han Gyeol tanya, siapa nama So Rim? So Rim
menunjukkan tag namanya dengan sumringah ‘Yoon So Rim’. Ia pun kemudian
merapalkan nomornya supaya Han Gyeol bisa menyimpannya.
Gyoo
Sun dan Jin Woo menunggu So Rim yang tak kunjung kembali setelah penampilannya
tadi. Nomornya juga tidak bisa dihubungi, mereka dibuat semakin cemas
karenanya. Tak berselang lama, So Rim datang dengan wajah ceria memeluk gitar.
Dia memberitahukan jika ia baru saja bertemu dengan pria itu.
Yang
di sungai Han? Jin Woo yakin kalau itu cuma khayalannya saja. So Rim meyakinkan
jika dia memang bertemu dengan pria itu, dia bahkan sudah mendapatkan nomornya
dan akan bertemu besok. Kedua temannya tambah khawatir, apa dia tahu apa
pekerjaannya? Berapa umurnya?
“Mungkin
dia lebih tua dari diriku...”
“Kau
ini gila? Kau tidak waras?” bentak Jin Woo.
Han
Gyeol menceritakan pada Shi Hyun bahwa lagu baru Crude Play bocor. Meskipun
yang di punya oleh gadis itu adalah versi yang belum sempurna, tapi dia punya
dasar lagunya. Ia akan menemuinya kemudian memperbaiki lagu itu kemudian
membujuknya supaya menghapus file-nya.
Shi
Hyun menertawai Han Gyeol yang akan segera bertemu dengan gadis lain. Bagaimana
kalau sampai Yoo Na tahu? Apa dia akan membuat rusuh kalau sampai tahu? Han
Gyeol kesal menyuruhnya supaya tidak membahas tentang dia. Shi Hyun heran, apa
mereka berdua masih bertengkar?
Han
Gyeol diam, malas membahas masalah Yoo Na.
Shi
Hyun terkesan dengan gadis yang dibicarakan Han Gyeol, dia tidak tahu apa-apa tentang
Han Gyeol tapi malah mencarinya kemana-mana. Entah gadis itu bisa disebut takut
atau malah pemberani. Enggan mendengarkan ocehan Shi Hyun, Han Gyeol merebut
kaleng bir miliknya. Shi Hyun melarang, nanti malah berabeh. Han Gyeol memukul
tangan Shi Hyun dengan keras dan langsung meminum bir-nya.
So
Rim memandangi ponselnya dengan senyum bahagia karena dia sudah punya kontak
Han Hyeol. Dia melihat boneka Zeze pemberian ibu, dia yakin jika ibu yang sudah
membantunya bertemu dengan Han Gyeol. Ia
pun jejogetan bahagia diatas ranjang, jejingkrakan sampai Nenek yang melihat
pun keheranan. Kenapa kau ini?
“Tak
perlu tahu.” Ujar So Rim masih menari-nari.
Chan
Young sedang berolahraga dikamarnya sambil mendengarkan musik. Tapi suara
keyboard yang berdenting keras, dia sangat terusik dengan suaranya. Ia pun
turun ke lantai bawah dan meminta Shi Hyun untuk mengecilkan volume musiknya.
Tak
disangka, ternyata disana ada Han Gyeol yang bermain keyboard dengan setengah
mabuk. Chan Young melepaskan headphone yang digunakan Shi Hyun, dan memintanya
supaya menghentikan keberisikan Han Gyeol.
Shi
Hyun mendesis heran, dia selalu saja main keyboard saat mabuk. Chan Young
mengomentari tubuh Han Gyeol yang tampak kurusan, dia juga tidak bisa mengemudi,
membosankan. Shi Hyun berkata jika dia bergaul dengan Han Gyeol karena Han Gyeol
adalah temannya.
Ia
pun menegur Han Gyeol supaya sadar dari mabuknya. Pindahlah, tidur dikamar atau
kau bisa jerawatan kalau terus begitu. Han Gyeol sudah tak sadar lagi dan
menjatuhkan kepalanya diatas keyboard. Shi Hyun menoleh kearah ponsel yang ada
disamping Han Gyeol, dilayarnya terpampang kontan telepon Yoo Na.
Yoo
Na tengah berada di studio melatih cara bernyanyinya. Namun setiap kali sampai
ke bagian nada tinggi, suara Yoo Na selalu pecah. Lama kelamaan, dia mulai
frustasi dan lelah untuk berlatih.
Datanglah
Jin Hyuk ke studio, dia menawarkan untuk membantunya latihan dengan bermain
piano. Meskipun sudah lama tidak memainkannya, tapi dulu dia lulusan akademi
musik. Jadi melihatnya saja, dia bisa memainkannya. Jin Hyuk memperingatkan
supaya Yoo Na tidak menganggapnya sebagai rayuan. Biasanya, wanita jatuh cinta
padanya bahkan sebelum bermain.
“Pria
yang menggeluti musik juga mengatakan hal yang sama.” Ucap Yoo Na.
“Apa
Han Gyeol juga memainkan piano untuk membuat hatimu tenang?”
Han
Gyeol itu.. Yoo Na terdiam sejenang, dia agak berbeda. Ia memainkan piano bukan
untuk menenangkannya melainkan ketika ia berbuat salah. Saat mendengarkan suara
dentingan piano, Yoo Na serasa mengerti apa yang ingin disampaikan oleh Han
Gyeol. Di masa lalu, ia selalu merasa jika ia akan bisa memaafkannya meskipun
dia tak mengatakan kata maaf. Namun kini, ia tidak yakin. Dia tak bisa lagi
menunggu, sampai kapan dia mau mengungkapkan pemikirannya. Karena sekarang, Yoo
Na sudah merasa lelah.
Jin
Hyuk memegang tangan Yoo Na menenangkan. Yoo Na tanya apakah ada wanita yang
menunggunya saat ini? Jin Hyuk tidak tahu, selama ini dia tidak menaruh
perhatian pada seorang wanita. Tapi jika Yoo Na ingin menjadi wanita yang
bersandar padanya, maka ia akan datang untuknya kapanpun ia membutuhkan.
Yoo
Na terdiam menatap Jin Hyuk dengan mata berkaca-kaca. Ia perlahan mendekatkan
kepalanya dan mengecup bibir Jin Hyuk.
So
Rim menyelipkan rambutnya ke belakang telinga. Mengoreksi dandanannya sebelum
bertemu dengan Han Gyeol, dia bahkan melatih gwiyominya lebih dulu.
Sedangkan
Han Gyeol, dia masih mual-mual akibat mabuk berat semalam. Ia yang tengah duduk
di mall melihat sebuah poster besar Crude Play. Ia memandangi poster itu.
Datanglah So Rim menyapanya, dia tanya apakah Han Gyeol menyukai Crude Play?
Kalau dia, ia sangat menyukainya. Bahkan dia membeli semua album mereka.
Han
Gyeol mengaku tidak terlalu sering mendengarkan musik. Tapi baginya, Crude Play
hanya mengandalkan tampang dan mereka tidak terlalu memperdulikan musiknya. Mereka
cuma ingin terkenal. So Rim menyangkal ucapan Han Gyeol, mereka bukan cuma
menginginkan popularitas. Semua orang tahu, mereka membuat lagu yang disukai
banyak orang. Jadi pastikan untuk mendengarkan lagunya.
Han
Gyeol kikuk mengiyakan saran So Rim. Dia memanggil So Rim dengan sebutan ‘So
Rim-ssi’, apa dia menyukai kopi? So Rim cengengesan namanya dipanggil begitu,
ia pun balas memanggilnya, “Han Gyeol-ssi, bagaimana denganmu?”
Gyoo
Sun dan Jin Woo juga datang ke mall untuk membuntuti So Rim. Jin Woo kesel
banget pas Gyoo Sun mengerjainya. Dia sangat khawatir dengan So Rim yang pergi
bersama orang tidak dikenal. Dia sangat naif.
“Eh,
bukankah itu So Rim.” Ucap Gyoo Sun serius.
Jin
Woo tidak percaya soalnya sedari tadi kena kibul terus. So Rim mendengar suara
keduanya, ia pun bergegas menarik baju Han Gyeol dan kabur dari kejaran dua
temannya. Han Gyeol yang tidak tahu apa-apa cuma menurut saja saat So Rim
menariknya kesana-kemari.
So
Rim mendorong Han Gyeol masuk ke lift. Jin Woo dan Gyoo Sun ingin masuk juga
tapi sayangnya pintu lift sudah keburu ditutup. So Rim meledek mereka dengan
memeletkan lidahnya puas.
Gyoo
Sun menyarankan supaya mereka menyerah saja mengejar So Rim. Tapi Jin Woo
kekeuh mengejar keduanya, dia bahkan rela berlari-larian menuruti eskalator
yang penuh oleh orang-orang.
-oOo-
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar jika berkenan. Dilarang copas ya kawan! Happy Reading ^_^