SINOPSIS The Liar
and His Lover Episode 2 Bagian2
Sumber gambar: tvN
Han
Gyeol heran kenapa mereka harus kabur dari kejaran teman So Rim. So Rim
menjelaskan jika dirinya ingin ngobrol berdua saja dengan Han Gyeol. Han Gyeol
meminta penjelasan, kenapa juga mereka harus mengobrol berdua saja. So Rim
penasaran dengan judul lagu yang dinyanyikan oleh Han Gyeol saat meminjam
ponselnya.
Dia
mencoba mencarinya di internet tapi tak bisa menemukan lagu itu. Tapi lagu itu
masih terngiang dalam kepalanya terus. So Rim mulai mengetukkan kaki serta
jarinya mengingat irama lagu yang dinyanyikan Han Gyeol sebelumnya. Han Gyeol
menatap wajah So Rim, terpesona melihat ia sangat menikmati ketukan kakinya
sendiri.
“Lagu
itu sangat aneh. Tak perduli berapa kali aku menyanyikannya, aku ingin
mengulanginya terus.”
Pintu
lift terbuka saat So Rim berniat melantunkan lirik lagu tersebut. Namun Han Gyeol
segera membungkam mulutnya dan mendorongnya ke tepi lift. Orang-orang
berjejalan memasuki lift hingga posisi Han Gyeol semakin terdesak ke arah So
Rim.
Saat
itu juga, Jin Woo dan Gyoo Sun berlarian menuju lift untuk mengejar mereka.
celakanya, lagi-lagi mereka terlambat masuk. Dan posisi antara Han Gyeol dan So
Rim membuat orang yang melihatnya salah paham, keduanya tampak seolah-olah
tengah berciuman mesra. Kontan Jin Woo melotot kaget melihat So Rim berciuman
dengan orang asing.
Sedangkan
So Rim tak bisa berkutik saat terdesak ke pinggiran apalagi wajah Han Gyeol
hanya berjarak beberapa senti dari wajahnya. Kontan, wajahnya mulai memerah,
menunjukkan betapa malunya dia saat ini. Han Gyeol tersenyuk kecil menyaksikan
kepolosan So Rim.
So
Rim tidak tahan terus bertatap muka dengan Han Gyeol. Ia menoleh ke arah
dinding lift dan bisa melihat wajahnya sudah semerah tomat. Ia pun malu bukan
kepalang, dan bergegas kabur ketika pintu lift terbuka.
Han
Gyeol mengejar kepergian So Rim, dia meyakinkan jika apa yang ia lakukan
tidaklah disengaja. Ia hanya tidak mau jika orang lain mendengar lagunya. So
Rim terhenyak menebak jika Han Gyeol adalah seorang komposer yang akan merilis
lagu. Han Gyeol mengelak, bukan komposer melainkan calon komposer.
Dan
dia tidak menyukai lagu yang dinyanyikannya dihadapan So Rim. Dia tidak
berencana untuk menyebarkan lagunya karena lagu itu hanya sampah. Hanya buang-buang
waktu untuk menyempurnakannya. Ia malu sudah menyanyikannya dihadapan So Rim.
So
Rim tidak sependapat, dia berjalan menghampiri Han Gyeol dengan mantap
mengatakan jika dia sangat menyukainya. Han Gyeol berjalan mundur dengan
kebingungan. So Rim meyakinkan opininya, bahkan dia sampai tidak bisa tidur malam
itu karena sangat menyukai melodinya. Itu sebabnya dia menunggu untuk bertemu
dengannya seperti ini. Jadi jangan sebut lagu itu sampah. Berjanjilah padanya!
Han
Gyeol pulang ke rumahnya dengan lemas, rencananya sudah gagal karena So Rim
menolak menghapus lagunya. Shi Hyun meneleponnya untuk menanyakan apakah ia
berhasil menjalankan rencananya. Han Gyeol dengan malas berkata jika semuanya
gagal, sulit untuk dijelaskan lah pokoknya.
“Apa
karena kau ingin menemuinya lagi, 'kan? Apa cewek itu cantik?”
Masalah
itu saja dia ingin tahu? Keluh Han Gyeol. Shi Hyun masih sangat penasaran,
berapa kira-kira umur gadis itu. Han Gyeol tidak tahu, mungkin masih kuliah,
sekitar 20 tahunan. Shi Hyun tidak menyangka kalau Han Gyeol menjadi cinta
pertama gadis itu, nanti dia bisa dihukum loh.
Han Gyeol kesal mendengar ocehan
nonsense Shi Hyun, yang ada gadis itu
akan muak padanya nanti. Ia pun memutuskan sambungan teleponnya dan kembali
merebahkan tubuh lelahnya ke sofa.
Chan
Young yang duduk di kursi belakang bisa mendengar obrolan mereka berdua. Ia
cuma tersenyum sinis mendengarnya.
So
Rim terus melamun saat tengah memisahkan sayuran. Nenek membuyarkan lamunannya,
kalau dia begitu terus, sampai pagi juga tidak akan selesai. So Rim penasaran
akan sesuatu, menurutnya neneknya, apa yang sebenarnya jika seseorang tidak
menyukai lagu yang mereka ciptakan padahal lagunya bagus?
“Maksudmu?”
Misalkan
saja, kalau seseorang masak makanan yang enak tapi mereka malah membuangnya
sebelum mencicipinya dengan benar.
Nenek berpendapat, jika orang itu mungkin
cuma takut, takut jika ada yang tidak suka dengan hasil karyanya. Jika seseorang
mendengar kritikan yang buruk dari mulutnya sendiri, mungkin malah akan membuat
rasa muaknya berkurang. Memangnya siapa yang tengah So Rim bicarakan?
“Ada
lah, seseorang.” Jawab So Rim sedih.
Keesokan
harinya, Han Gyeol sudah menyelesaikan proses arasemennya dan akan melakukan
rekamannya sekarang. Crude Play datang kesana tanpa kehadiran Yoon. Han Gyeol
menanyakan keberadaannya, dimana Yoon?
“Dia
tidak akan datang. Katanya kalau latihan saja tidak ada gunanya, untuk apa
datang rapat?” jelas Chan Young.
“Kau
tahu kalau Yoon marah besar. Tidak apa-apa, untuk sementara.” Ujar In Ho.
Crude
Play pun pergi menuju ruang rekaman untuk mengerjakan lagu mereka. Jin Hyuk
berkata jika ia akan menemui Yoon. Ia tahu jika apa yang Han Gyeol lakukan
memang sangat baik untuk bisnis, tapi dia akan mengalami insiden buruk kalau
begini terus. Dia harus menanganinya secara profesional.
Han
Gyeol menanggapi dingin, dia tidak bermain bersama teman-temannya. Dia hanya
akan menyelesaikan kekacauan yang ia buat. Bukan itu maksud Jin Hyuk, dia
tengah membahas mengenai pembatalan konser Yoo Na. Dia hari ini sangat marah,
tapi jika pacarnya yang seorang genius musik membuatkan lagu cinta untuknya, dia
mungkin akan merasa lebih baik.
Han
Gyeol terdiam sejenak mengingat sebelumnya Jin Hyuk pernah mengantar Yoo Na
kerumahnya, “Daepyo-nim, apa kebetulan menelepon Yoo Na untuk bicara empat mata
dengannya?”
“Tidak,
aku tidak meneleponnya. Kenapa?”
“Bukan
apa-apa.” Jawab Han Gyeol.
Jin
Hyuk menganggap jika Han Gyeol sangat aneh, ia pun mempersilahkan dia untuk
meninggalkan ruangannya. Tepat didepan pintu, Han Gyeol mendapat SMS dari So
Rim. Dia tanya apakah kemarin Han Gyeol pulang ke rumah dengan selamat?
Han
Gyeol membalas jika dia sampai di rumah dengan selamat. So Rim kembali
mengirimkan SMS jika dia sampai ke rumah dengan selamat juga. Han Gyeol tampak
malas harus membalas pesan So Rim, tapi dia tetap membalasnya dengan sopan “Ya,
Syukurlah.”
So
Rim dengan ragu memutuskan untuk menelepon Han Gyeol. Dia memperkenalkan
dirinya jika ia adalah Yoon So Rim yang bertemu dengan Han Gyeol kemarin. Han
Gyeol semakin malas menanggapi, dia masih ingat dengannya. Memangnya ingatan
dia seburuk itu apa? Ada apa menghubunginya?
So
Rim ingin bicara empat mata dengan Han Gyeol, membahas lagu yang kemarin. Han
Gyeol mengaku kalau dia sedang ada diluar saat ini. So Rim malah langsung
girang, dia akan menemuinya sekarang juga. Ia berlarian melepas celemek dan
segera pergi menemui Han Gyeol.
Saat
ingin pergi, Han Gyeol berpapasan dengan Nyonya Yoo yang sengaja datang ke Sole
N Entertaiment untuk menemuinya. Keduanya pun ngobrol, Nyonya Yoo menunjukkan
proposal tentang penggarapan album kompilasi Han Yeon Seok. Ia dijadwalkan akan
melakukan tur nasionalnya. Nyonya Yoo tanya, apakah Han Gyeol sering menelepon
ayahnya?
“Tidak.
Aku bahkan tidak tahu di mana dia.” Jawab Han Gyeol.
“Itu
sebabnya aku ingin menemuimu. Semua lagu ciptaan Who Entertaiment, ada di CD
ini. Semua lagu ini, Ayahmu yang tulis. Kurasa kau bisa berpartisipasi dalam
album ini sebagai arranger. Apa kau tidak ingin memperkenalkan lagu ayahmu ke
dunia? Kau bisa memilih lagu dalam CD itu.”
Han
Gyeol pura-pura bodoh, bagaimana dia bisa tahu kalau itu adalah lagu hasil
ciptaan ayahnya padahal tak ada credit namanya? Apakah dia berencana mengaku
jika lagu ciptaan Han Yoo Seok adalah lagu ciptaan ayahnya?
Bukan
begitu, Nyonya Yoo hanya berfikir jika itu akan menjadi sangat bermakna. Dia
tahu sendiri jika ayahnya yang telah memberikan hak cipta lagu sepenuhnya pada
mereka. Sekarang lagunya menjadi populer, dia maklum kalau seandainya Han Gyeol
berfikir itu tidak adil.
Sedangkan
So Rim, ia mendapatkan pesan dari Han Gyeol jika ia tengah berada di dekat
gedung Sole N Music. Dia memintanya untuk menunggu disana, ia akan mengirimkan
SMS kalau sudah sampai. So Rim yang bingung mau ngapain, ia memutuskan untuk
menonton pertunjukan penyanyi jalanan. So Rim sungguh menikmati penampilan Kang
In Woo (Ayah Han Gyeol).
In
Woo melihat bagaimana antusiasnya So Rim, dia menawarinya untuk bernyanyi
bersama. So Rim pun maju menyanyikan sebuah lagu lawas dengan diiringi petikan
gitar oleh Kang In Woo.
Han
Gyeol mempertegas jika Ayah hanya menjual hak untuk mendapatkan uang dari
lagu-lagunya (bukan hak ciptanya). Tapi mereka malah sudah mengambil semuanya. Termasuk
bagaimana lagu-lagu ini lahir dan jiwa mereka pula. Han Gyeol ingin menekankan,
jika dirinya berbeda dengan Ayah. Dia tak akan membiarkan orang lain mengambil
lagu miliknya. Ia hanya akan membuat lagu yang cuma bisa diciptakan olehnya
saja.
“Baiklah.
Aku mungkin sudah menyakiti perasaanmu. Aku jadi tidak pengertian begini,
maafkan aku.” Ucap Nyonya Yoo.
Kang
In Woo memberikan kopi untuk So Rim, ucapan terimakasih untuk penampilannya
barusan. Dia tanya, apa yang tengah ia lakukan disana. So Rim mengaku jika ia
tengah menunggu seseorang. In Woo rasa, seseorang yang So Rim tunggu bukanlah
seseorang yang baik. Pria baik biasanya tidak akan membuat wanitanya menunggu.
Han
Gyeol galau setelah bertemu dengan Nyonya Han. Dia melemparkan ponsel yang
tersimpan disakunya ke atas meja. Ia sibuk bergelut dengan ingatannya, dimana
sewaktu kecil, ia sangat menikmati penampilan ayahnya bermain gitar. Beliau tampak
sangat bahagia melantunkan lagunya.
Namun
kebahagiaan Han Gyeol kecil hancur saat lagu ciptaan ayahnya di klaim sebagai
lagu ciptaan orang lain. Bahkan saking marahnya, dia melempar etalase yang
menunjukkan album milik Han Yoo Seok.
Tanpa
dirinya sadari, ponsel yang ia tinggalkan diatas meja terus berdering menerima
panggilan dari So Rim.
So
Rim terus menunggu dan menunggu, tapi Han Gyeol masih juga tak kunjung datang.
Dia benar-benar lupa dengan janji ketemuan mereka. Saat keluar dari studio dan
melihat seorang gadis lewat dengan membawa ponsel, dia baru ingat dengan So Rim
dan langsung menghubunginya.
Dia
meminta maaf dan berbohong kalau dia sudah pulang sekarang. So Rim kecewa
mendengarnya dan berbohong juga kalau dia sudah pulang, padahal saat itu mereka
berada dalam satu tempat yang sama dan cukup dekat. Han Gyeol lega dan hendak
menutup teleponnya.
Tapi
So Rim menyela dan memberitahunya tentang apa yang pernah Neneknya ucapkan
padanya, "Bahkan permata pun akan menjadi tidak berharga jika kau tidak
menghargai mereka. Karena itulah aku memberitahumu sekali lagi, lagumu sangat
bagus. Biarpun tak ada seorangpun yang akan menyukainya, aku akan menyukainya.
Aku sebenarnya ingin bertemu denganmu untuk mengatakan ini. Aku lega setidaknya
bisa mengatakannya lewat telepon."
So
Rim lalu berbalik pergi, dia tidak langsung mematikan teleponnya dan saat
itulah Han Gyeol baru menyadari suara musik Crude Play dari teleponnya So Rim.
Dia langsung mengedarkan pandangannya dan menemukan So Rim berjalan pergi
sambil menatap ponselnya di lantai bawah. Tak ingin ketahuan, Han Gyeol
langsung mematikannya dan berbalik membelakanginya.
Sesampainya
di rumah, So Rim langsung menghempaskan dirinya di kasur dengan sedih. Ternyata
tadi dia juga melihat Han Gyeol di lantai atas, tapi Han Gyeol sengaja
menyembunyikan dirinya. Tanpa semangat dia menggumamkan alunan musiknya Han
Gyeol dan tiba-tiba saja dia bangkit, sepertinya punya ide. Dia mencatat
sesuatu di buku diary-nya lalu mengambil gitarnya dan mulai membuat lirik lagu.
Bahkan
saat ujian keesokan harinya, bukannya menulis jawaban ujian, So Rim malah
menulis lirik lagu di lembar jawabannya. Di tempat lain, Han Gyeol pun sibuk
dengan rekamannya.
Setelah
ujian selesai, So Rim dan kedua teman band-nya menonton video rekaman sebuah
band yang menamakan diri mereka 'Real Crudeplay'. Jin Woo mengkritik band itu
dengan sinis, apanya yang Real CrudePlay kalau mereka bisanya cuma meng-copy.
So
Rim malah membela band itu dan menyukai penampilan mereka, dia malah berniat
meniru mereka. Jin Woo punya usul, bagaimana kalau mereka menggunggah video
mereka di internet dan melihat bagaimana reaksi orang-orang. So Rim langsung
setuju, lagipula ada sebuah lagu yang ingin dia nyanyikan.
Tapi
dari mana mereka akan mendapatkan drum. Mereka kan sudah janji pada guru kalau
mereka tidak akan lagi membicarakan masalah band. Mereka akan dapat masalah
besar kalau sampai mendekati ruang club. So Rim santai, mereka hanya perlu
datang ke sana saat Guru Bong tak ada.
Mereka
mereka pun diam-diam menyelinap masuk ke ruang club... dan beberapa saat
kemudian, dia mereka sudah dihukum dengan kedua tangan terangkat tinggi-tinggi
dan diomeli habis-habisan oleh Guru Bong. Para wali mereka pun sampai dipanggil
untuk menjemput mereka.
Tepat
saat itu juga, Pak Guru senior yang suka nyindir, lewat dan langsung menyindir
ketiga anak tukang bikin onar itu, terutama So Rim. Nenek meminta maaf atas
cucunya dan menyalahkan dirinya yang sudah sembrono dalam membesarkan So Rim.
"Saya
mengerti kalau saya harus lebih serakah akan masa depannya, tapi saya lupa
bagaimana cara melakukannya. Setelah melepaskan putri saya, hanya dia
satu-satunya yang saya miliki sekarang. Satu-satunya yang saya lupakan adalah
ketamakan saya untuk anak."
Satu-satunya
yang Nenek inginkan hanyalah So Rim tumbuh jadi anak yang baik dan sehat dan
melakukan sesuatu untuk bertahan hidup biarpun dia tidak pintar belajar. Karena
itulah Nenek memohon agar Pak Guru tidak membenci So Rim, semua ini salahnya.
Pak Guru sampai canggung sendiri mendengar permohonan Nenek.
Ji
In Ho tengah latihan menggebuk drum sendirian, tapi dia latihan dengan masih
menggunakan cover sampai tangannya kesakitan.
Sementara
itu, Chan Young tengah melakukan sesi rekaman bagian bass. Han Gyeol tidak puas
dan langsung menyuruhnya untuk mengulang. Dari manager, dia mengetahui kalau
Chan Young cuma tidur kurang dari 4 jam karena padatnya jadwal kegiatan mereka.
"Tapi
jari-jarinya masih lincah," ujar Han Gyeol kagum, teringat saat pertama
kali dia mendengarkan permainan bass-nya Chan Young.
Seorang
staf kembali setelah menerima telepon dan memberitahukan kabar baik, mereka
akhirnya mendapatkan sessional band yang baru dan semuanya berkat Chan Young.
Han Gyeol tercengang mendengarnya.
Chan Young bercanda menasehati mereka untuk
tidak senang dulu, soalnya Han Gyeol kan suka cari masalah. Saat hendak pergi,
dia teringat pada So Rim. Masih ada satu masalah lagi yang harus dia
selesaikan.
Nenek
membawa band-nya So Rim menemui seorang Kakek yang kemudian membawa mereka ke
sebuah gereja dan mengizinkan mereka untuk main band sepuas hati di sini. Nenek
langsung menyeret Kakek minum teh biar anak-anak bisa bebas latihan.
Tapi
lagu yang band-nya So Rim mainkan ternyata lagunya Han Gyeol yang dia gubah
sendiri. Gyoo Sun menyukai lagu itu, tapi Jin Woo kesal saat mengetahui itu
lagunya si cowok itu dan menuduh So Rim memanfaatkan mereka untuk menyanyikan
lagunya cowok itu.
Dia
benar-benar kecewa dengan So Rim, "Kau bilang kau tidak butuh apapun jika
kau bisa bernyanyi. Kau bilang kalau kau tidak bisa hidup tanpa menyanyi. Tapi
apa-apaan ini?. Hanya untuk memenangkan hatinya, kau memanfaatkan hal yang
paling kau sukai!"
Sedih
mendengar tuduhan Jin Woo, So Rim langsung pergi tanpa mengucap sepatah kata.
Gyoo Sun juga heran melihat tingkah lebay Jin Woo, dia akan butuh waktu cukup
lama untuk jadi dewasa. Dia langsung pergi menyusul So Rim, Jin Woo terduduk
dengan kesal dan saat itulah dia baru menyadari So Rim melupakan ponselnya.
Dalam
perjalanan bis, Han Gyeol bimbang ingin meng-sms So Rim. Dia tengah mengetik
saat sms dari So Rim masuk dan minta ketemuan di Sungai Han sekarang. Han Gyeol
langsung menyetujuinya, dia sendiri memang ingin ketemuan dengan So Rim.
So
Rim dan Gyoo Sun akhirnya masuk kembali ke gereja. Gyoo Sun berusaha membuat So
Rim mengerti perasaan Jin Woo, walaupun bicaranya kasar tapi Jin Woo sebenarnya
peduli pada So Rim. Tapi tetap saja aneh, Jin Woo selalu saja bersikap kejam
padanya tapi tidak pada Gyoo Sun.
Tapi
kemana Jin Woo pergi?, So Rim mengecek ponselnya dan saat itulah dia melihat
pesan yang Jin Woo kirim pada Han Gyeol dan langsung panik.
Han
Gyeol sudah menunggu di Obervatorium Sungai Han saat So Rim meneleponnya dan
panik menyuruhnya keluar dari sana. Han Gyeol jelas bingung apa maksudnya. Tapi
Jin Woo datang menghampirinya tepat saat itu dan langsung menuduh Han Gyeol
merayu anak SMA yang lugu, dia bahkan mengira kalau Han Gyeol itu pengangguran.
So
Rim tiba tak lama kemudian dan langsung melabrak Jin Woo. Han Gyeol tercengang
melihat So Rim pakai seragam, dia masih anak SMA? So Rim langsung tertunduk
malu.
"Sekarang
kau sudah tahu jadi menjauh lah darinya. Dia orang yang simple-minded. Dia
bersikap serampangan karena dia bodoh."
Jin
Woo hendak menarik So Rim pergi dari sana. Tapi Han Gyeol menahannya, So Rim
pun langsung menjauhkan tangan Jin Woo dan Han Gyeol lalu berjalan pergi mengikuti
Han Gyeol. Tapi Jin Woo mencegahnya dan bersikeras menuntut Han Gyeol untuk
berjanji tidak akan menemui So Rim lagi.
"Jin
Woo, ada apa sebenarnya denganmu?!" kesal So Rim.
"Apa
kau sudah gila? Aku tahu kau bodoh, tapi aku tidak tahu kalau kau sebodoh
ini!"
"Jangan
bicara begitu padanya," sela Han Gyeol "jangan menghinanya seperti
itu. Apa kau tidak lihat kalau dia malu?"
Dia
mengajak So Rim ke tempat lain. Tapi kali Gyoo Sun yang mencegahnya.
Bagaimanapun, mereka tidak bisa melepaskan So Rim pergi bersama Han Gyeol
begitu saja. Han Gyeol meyakinkannya untuk tidak cemas, mereka cuma akan bicara
sebentar dan mereka boleh lihat.
Akhirnya,
kedua teman So Rim melihat dari balik jendela saat So Rim bicara dengan Han
Gyeol. Han Gyeol bertanya kenapa So Rim membohonginya, tapi So Rim
menyangkalnya, dia hanya tidak pernah bilang tentang umurnya. Sama saja! Kenapa
So Rim tidak memberitahukan umurnya?
Karena
dia takut. Dia takut karena dia tahu Han Gyeol berbohong padanya. Dia tahu
kalau Han Gyeol meminta nomor teleponnya bukan karena Han Gyeol tertarik
kepadanya, makanya Han Gyeol tidak pernah menanyakan umurnya. Han Gyeol
mengiriminya sms karena lagu itu, kan? Han Gyeol tidak mau dia menyimpan lagu
itu, karena itulah dia tidak bisa memberitahu Han Gyeol.
"Jika
aku bilang kalau aku masih pelajar, kupikir kau mungkin tidak akan pernah lagi
mau melihatku. Kupikir mungkin kau bahkan takkan mau memberiku
kesempatan."
"Kau
benar. Aku berbohong padamu, aku mengirimi pesan karena lagu itu."
"Apa
kau merasa terusik jika orang lain mendengarkan lagumu?"
"Iya,
aku tidak suka. Aku merasa malu, dan terkadang aku... takut. Takut kalau
seseorang menantikan laguku tapi aku mungkin akan mengecewakannya."
"Kenapa
kau takut? Musik itu menyenangkan dan seharusnya dinikmati. Orang mendengarkan
lagu supaya bahagia. Kau punya kemampuan untuk menciptakan lagu-lagu seperti
itu. Apa yang kau takutkan?"
"Orang-orang
yang berpikir seperti itu. Orang-orang yang mengira kalau punya bakat artinya
tidak perlu usaha. Orang-orang yang tidak peduli akan perjuanganku! Kita sudahi
saja. Tolong hapus lagu itu untukku."
Kembali
ke rumahnya, So Rim akhirnya menghapus file lagu itu lalu meng-copy rekaman
lagu Han Gyeol gubahannya sendiri kedalam USB sebelum menghapusnya juga.
Si
Hyun ketawa ngakak mendengar So Rim itu ternyata anak SMA. Kalau begitu apa Han
Gyeol tidak akan menemuinya lagi setelah So Rim menghapus lagunya? Han Gyeol
mengiyakannya. Tepat saat itu juga, In Ho menyeret Yoon masuk. Mereka sengaja
mempertemukan kedua teman yang masih perang dingin itu agar mereka bicara dan
menyelesaikan masalah mereka.
Tapi
Yoon masih kesal dan menolak bicara dengan Han Gyeol. Bukannya menyelesaikan
masalah mereka, Han Gyeol sendiri malah terus menyinggung kemampuan permainan
gitarnya Yoon dan membuat Yoon semakin kesal. Dia menyadari kalau dia tidak
begitu berbakat, dia tidak terlahir dengan bakat seperti itu, tapi dia punya
harga diri.
"Aku
anggota Crude Play. Hanya karena aku tidak cukup bagus, bukan berarti kau bisa
meremehkan usahaku!"
"Apa
yang ingin kau buktikan melalui usahamu?" balas Han Gyeol. "30 detik
intro lalu 45 detik dari menit ke-4. Total cuma 1 menit 15 detik. Itulah lama
bagianmu di single terakhir. 1 menit 15 detik dari total keseluruhan 5 menit 20
detik. Itulah nilai usahamu. Apa kau mau penjelasan lebih lanjut?"
Sindirannya
jelas saja tak cuma menyinggung Yoon tapi juga Si Hyun yang langsung menanyakan
berapa nilai usahanya di mata Han Gyeol. Dia langsung pergi menyusul Yoon.
Hanya In Ho yang tetap berkepala dingin, tapi dia juga langsung pergi menyusul
yang lain. Han Gyeol sendirian lagi.
Dia
hendak pergi menemui Yoo Na setelah itu. Tapi sesampainya di depan gedung, dia
malah melihat Yoo Na sedang mengantarkan Jin Hyuk keluar. Parahnya lagi, mereka
malah berciuman dan bermesraan di sana.
"Apa
yang kalian lakukan? Apa yang kalian berdua lakukan?!" Han Gyeol langsung
melabrak Jin Hyuk.
Tapi
Jin Hyuk santai mengingatkan Han Gyeol untuk menurunkan suaranya atau Yoo Na
akan terkena skandal perselingkuhan, dia bahkan mengajak Han Gyeol bicara di
dalam saja. Tapi Yoo Na menyuruh Jin Hyuk pergi saja, dia akan bicara berdua
dengan Han Gyeol.
Han
Gyeol langsung menuntut penjelasan, tapi Yoo Na tak punya penjelasan apapun dan
ingin mereka putus saja. Han Gyeol tak percaya mendengarnya, jadi karena inikah
kenapa Yoo Na mengkritiknya? Karena dia pacaran dengan pria lain? Padahal dia
berpikir kalau Yoo Na marah padanya karena dia tidak pernah ada saat Yoo Na
mengalami masa sulit. Tapi ternyata karena Yoo Na kencan dengan pria lain.
"Terus
kenapa? Apa yang akan kau lakukan kalau aku mencampakkanmu untuk pria lain?!
Bukankah aku... cuma seseorang sebagai pelepas penatmu saat kau tidak sedang
membuat musik?. Musik segalanya bagimu, hanya itu satu-satunya yang kau
inginkan dan butuhkan. Kau tahu kenapa aku berpikir begitu? Kau tidak
mencintaiku, kau hanya memanfaatkanku sebagai inspirasi untuk musikmu."
"Yoo
Na, aku tahu kalau aku bukan pacar yang baik. Aku tahu kalau aku terlalu sibuk
dengan pekerjaanku. Tapi jika aku tidak berusaha keras maka aku tidak akan bisa
membuat musik yang bagus. Jika aku tidak membuat musik yang bagus maka Crude
Play dan Sole Music..."
"Hentikan!
Aku tidak butuh alasan. Maksudku adalah kau berusaha keras membuat musik yang
bagus itu hanya membuat orang-orang di sekitarmu jadi merasa menyedihkan.
Orqang tidak berarti orang bagimu, mereka hanya alat untuk membuat musik. Aku
tidak bicara tentang diriku sendiri. Si Hyun, Yoon dan In Ho, semuanya sama.
Sekarang... aku tidak ingin bersamamu lagi. Aku sudah muak"
Dalam
perjalanan pulang, Han Gyeol berniat menghapus nomor kontak Yoo Na tapi ragu,
teringat kembali ucapan Yoo Na dan juga teman-temannya. Han Gyeol mendesah
sebelum akhirnya mantap menghapusnya. Tepat saat itu juga, dia mendapat sms
dari So Rim yang ingin ketemuan lagi, ada sesuatu yang mau dia katakan tentang
lagunya.
Mereka
akhirnya ketemuan di Sungai Han. So Rim memberinya sebuah amplop. Di dalamnya
ada lirik lagu yang dia ciptakan untuk lagunya Han Gyeol, juga ada USB berisi
rekamannya menyanyikan lagu itu bersama teman-temannya. Walaupun mungkin jelek,
tapi dia berharap Han Gyeol mau mendengarkannya.
"Kau
menyanyikan lagu itu pada teman-temanmu?"
"Iya,
tapi mereka tidak akan memberitahu siapapun tentang masalah itu."
Han
Gyeol kesal mendengarnya, dia kan sudah bilang untuk tidak memperdengarkan lagu
itu pada siapapun, tapi So Rim malah mengabaikan ucapannya. So Rim menyangkal,
dia hanya ingin menyanyikan lagu itu untuk Han Gyeol.
"Kenapa?
Karena kau menyukaiku? Apa kau pikir jika kau menyanyikannya untukku, akan
membuatku menyukai lagu ini? Pikirkan baik-baik. Bagaimana bisa kau menyukaiku
padahal kau tidak tahu apapun tentangku. Kau itu cuma... hidup dalam fantasimu.
Kau bahkan tidak mau berusaha untuk mencari tahu siapa aku yang sebenarnya dan apa
yang kupikirkan!"
So
Rim tertunduk penuh rasa bersalah, "Tapi tetap saja, aku peduli
padamu."
Dia
langsung pergi dengan berlinang air mata. Kesal, Han Gyeol langsung membanting
amplop itu.
Di
rumah, Han Gyeol menyingkirkan foto-foto Yoo Na dan mulai menyalakan peralatan
musiknya. Dia berniat membuang amplop pemberian So Rim itu. Tapi saat teringat
So Rim, akhirnya dia membatalkan niatnya dan memutar file itu. Baru
mendengarkan baris awal, dia menilainya jelek. Tapi semakin lama mendengarnya,
dia tampak mulai kagum.
Teruskan kak...tq
BalasHapusAyooo lanjutkan lagii kakk..di tungguu!!aku sukaa..walaupun dulu pernah liatt versi japan nya.
BalasHapusAyooo lanjutkan lagii kakk..di tungguu!!aku sukaa..walaupun dulu pernah liatt versi japan nya.
BalasHapusD tunggu kelanjutan y, semangatt..
BalasHapus