SINOPSIS Strong
Woman Do Bong Soon Episode 16 Bagian 1
Sumber gambar:
jtbc
Dalam
perjalanan pulang, Min Hyuk mengaku sudah lega sekarang dan bisa tidur dengan
tenang. Ingat tidak, saat pertemuan mereka dulu saat di kantor polisi. Tidak
mendapatkan respon, Min Hyuk menoleh dan mendapati Bong Soon sudah terlelap. Geregetan
sih, tapi dia hanya mengusap puncak kepala Bong Son. Yah, tidur saja. Kau pasti
sangat kelelahan.
Sedangkan
di polisi, proses interogasi Jang Hyun dilakukan. Gook Du meminta Jang Hyun
mengatakan motif-nya melakukan semua itu. santai, Jang Hyun mengaku kalau ia
melakukannya karena menyenangkan. Mereka memohon padanya untuk
menyelamatkannya. Menahan lapar saat ia menyuruh mereka tidak makan. Merangkat disaat
ia memerintahkan mereka merangkak.
Kemarahan
Gook Du tersulut dan hendak menyerang Jang Hyun. Namun rekan-rekannya langsung
menahannya. Jang Hyun cekikikan geli menyaksikan keributan itu. Ketua Tim Yook
terpancing emosi dan mendorong Jang Hyun sampai ia jatuh dari kursi. Ia berniat
menendangnya, namun Detektif Kim sigap menahan.
Semua
orang bahagia mendengar berita tertangkapnya pelaku penculikan yang sebenarnya.
Bong
Soon sudah bersiap di kantor, ia menunjukkan karakter terbarunya. Sekretaris
Gong mengernyit, karakter itu sangat familier. Mungkin mirip salah satu pegawai
mereka, tapi siapa yah?
Min
Hyuk berdiri dibelakang Sekretaris Gong sembari tersenyum penuh makna pada Bong
Soon. Dia kembali mengeluarkan suara khas seriosa, “Do Intern~, ayo kita mulai
rapatnya.”
Min
Hyuk memberikan wejangan supaya Bong Soon harus siap mental menghadapi
pertanyaan tak terduga dari Tim Pengembangan dan Penelitian. Dia tidak akan
bisa membantunya kali ini. Bong Soon mengangguk mengerti.
Untuk
mengetes, Min Hyun mengajukan pertanyaan “Do Bong Soon. Saat kau
mempertimbangkan tren Game jaman sekarang, menurutmu, apa Game 2D side-scoller
dapat memenangkan penjualan game?”
Ya,
jawab Bong Soon, menurutnya perusahaan mereka tidak seharusnya mengikuti tren
tapi menciptakan tren. Dengan game casual seperti ini, mereka punya satu
kelebihan dengan kesederhanaannya. Dari anak-anak sampai dewasa bisa
memainkannya. Itu akan menjadi salah satu nilai jual mereka.
Min Hyuk dan
Sekretaris Gong memuji jawaban Bong Soon, dia bisa mendapatkan nilai positif
kalau bisa menjawab dengan lancar.
“Apa
yang terjadi dengan kedua karakter utama di Game itu pada level terakhir?”
tanya Sekretaris Gong.
“Super
Bong Soon menyelamatkan Pangeran Min Min. Dan mereka hidup bahagia selamanya. Akhir
yang bahagia. Akhir. Bahagia. Selamanya.”
“Oh,
jadi maksudmu, mereka menikah, punya anak, dan...”
Min
Hyuk tidak bisa menahan senyumnya. Dia ingin cepat-cepat menciptakan game
bagian duanya. Melihat tatapan antara Bong Soon dan Min Hyuk, Sekretaris Gong
merasa tidak seharusnya ada disana dan izin pergi. Tapi Min Hyuk melarangnya,
dia disana saja, biar dia dang Bong Soon yang keluar. Keduanya pun bergandengan
tangan meninggalkan ruangan dengan wajah berbinar-binar.
Ketua
Tim Oh masuk ke ruangan tepat saat pasangan itu pergi. Melihat wajah Sekretaris
Gong, dia bertanya apakah Sekretaris Gong diabaikan oleh mereka? Sekretaris
Gong mengaku kalau ia merasa cuacanya belakangan semakin hangat, tapi hatinya
terasa semakin dingin. Ketua Tim Oh prihatin dengan situasi Sekretaris Gong dan
mulai lebay sendiri.
Bong
Soon curhat masalah Ayahnya yang belum kunjung pulang. Saat dihubungi, katanya
dia butuh waktu sendiri. Ayah sudah mirip anak SMA yang kabur dari rumah. Min
Hyuk tidak menyangka, harusnya Ibu yang menghubungi Ayah, dia pasti akan.. Bong
Soon menunjukkan tampang lucu, mengisyaratkan kalau hal itu tidak akan terjadi.
Min
Hyuk mengerti, dia saja yang akan menyelesaikan masalahnya. Dia yang akan
menghubunginya. Bong Soon mengusap puncak kepala Min Hyuk sembari memujinya,
dia bangga padanya.
Kontan
Min Hyuk ketawa-ketiwi tidak tahan dengan imut-nya Bong Soon. Ia memegang
pipinya dan berniat menciumnya. Tapi Bong Soon malu sehingga dia melihat
keinginan Min Hyuk. Terpaksa, Min Hyuk hanya memeluknya saja. Meskipun sempat
malu-malu, tapi Bong Soon membalas pelukan Min Hyuk.
Di
toko roti, Ibu Bong Soon sedang mendesah kesal. Dia tidak mau menghubungi Ayah
maupun minta maaf padanya. Dua Ahjumma coba menasehatinya, dia tidak boleh
sampai segitunya pada Ayah Bong Ki. Dia sudah menghajarnya sampai wajahnya
memar-memar.
Ibu
kekeuh tidak mau mengaku kalau dia memukul ayah. Dia hanya mendorongnya saja
sampai dia terjatuh membentur sudut mesin jahit. Sejak umut 19 tahun, dia tidak
pernah memukuli pria. Dia sering mengomeli Ayah setiap kali mereka berdebat. Menyerangnya
menggunakan perkataan, dia lebih suka begitu.
Disisi
lain, Min Hyuk menemui Ayah yang camping di hutan. Ayah berkata jika ia tidak
akan mengangkat teleponnya kalau bukan Min Hyuk yang menghubunginya. Dia resmi
tidak akan berhubungan lagi dengan semua orang. Ia ingin menemukan jati
dirinya.
Dengan
wajah serius, Min Hyuk memohon supaya Ayah pulang secepatnya. Ayah heran,
memangnya kenapa? Min Hyuk dengan mantap berkata kalau ia ingin menikahi Bong
Soon. Ia membutuhkan restu ayah.
Dia
pun merengek-rengek meminta Ayah untuk pulang. Kalau dia pergi seperti ini, dia
harus menunda pernikahannya. Padahal kalau bisa, dia ingin menikah dengannya
besok. Satu hari saja rasanya sangat lama.
Dengan
nada serius, Ayah menyuruhnya untuk menjaga ucapannya. Kontan Min Hyuk kembali
ke mode serius. Ayah bertanya, apa dia tidak akan membuat Putrinya menangis? Tentu
saja, jawab Min Hyuk. Tak ada untungnya membuat Bong Soon menangis, malah nanti
dia kena hajar.
Ayah
memberikan tatapan tajam. Min Hyuk kembali menjaga sikapnya, mantap, dia
berjanji tidak akan membuatnya menangis. Ayah berkata kalau Bong Soon hanya
kuat diluar saja. Tapi sebenarnya dia sangatlah rapuh, serapuh kaca. Apa yang
membuat Min Hyuk begitu menyukainya?
“Dia
seperti diriku. Rasanya, hidupku sangatlah berarti saat dia ada di sini. Dan
rasanya, aku menghilang saat dia tidak ada di sini. Terima kasih telah membesarkan
Bong Soon menjadi seorang wanita yang menggemaskan dan cantik. Sekarang aku
akan membuatnya bahagia.”
Ayah
tidak menatap Min Hyuk karena terharu mendengar ucapannya. Ia pun memberikan
restunya. Tapi, sepertinya Min Hyuk sangat pandai dalam membuat orang terbuai
dengan ucapannya. Min Hyuk tersenyum dan kembali melanjutkan acara ngobrolnya
dengan Ayah.
Hee
Ji memberitahukan pada Bong Ki rencananya pergi ke Vienna, mungkin dia akan
bergabung dengan klub orkestra disana. Bong Ki mengaku sudah mendengarnya, dia
tahu dari Gook Du. Dia tersenyum, menyadari ada satu hal yang ia yakini saat
ini. Tentang takdir, sebelumnya mereka menyukai orang lain. Tapi kalau bukan
takdirnya, maka mereka akan pergi dan menemukan orang lain lagi.
“Kalau
begitu, sepertinya kita tidak ditakdirkan untuk bersama. Apa ada perbedaan saat
kau bertemu dengan orang itu?” tanya Hee Jin.
“Itu
saja yang aku dengar.”
“Siapa
yang bilang itu?”
“Kakakku.”
Dalam
perjalanan pulang, Bong Soon makan es krim bersama Gyeong Sim. Keduanya
membicarakan masalah takdir. Saat bertemu dengan takdirnya, dia bisa melihat
bayangan dirinya ada di mata pasangannya. Ia bisa melihat bayangannya di mata
Min Hyuk dan dirinya di sorot matanya tampak bahagia. Dia bisa melihat
kebahagiannya sendiri, di mata pasangannya.
Gyeong
Sim sulit untuk memahami perkataan Bong Soon, tapi dia iri dengannya. Keduanya memperhatikan
lingkungan mereka yang sudah berubah, sekarang jadi lebih indah. Mereka pun
pulang dengan riang tanpa rasa takut (lagi).
Malam
harinya, Ayah sudah mabuk saat Min Hyuk mengantarnya ke rumah. Bong Soon
membantunya memapah Ayah. Min Hyuk pamit setelah membawanya pulang dengan
selamat. Namun Ibu mencegahnya, dia menyuruh Min Hyuk minum secangkir teh dulu
di kamar Bong Soon.
Saat
sudah sendiri, Ibu geregetan melihat Ayah yang mabuk-mabukan dan bergumam tidak
jelas. Namun sebenarnya dia khawatir juga saat melihat kuku ayah sangat kotor,
apa yang dilakukannya sepanjang malam?
Bong
Soon membawa Min Hyuk ke dalam kamarnya. kontan dia cekikikan melihat
ranjangnya. Jadi selama ini dia mengucapkan ‘selamat malam, Min Min’ dari sana.
Ia pun duduk diatasnya dan mengungkit keberhasilannya membawa Ayah pulang. Bong
Soon mengerti, ia mengusap puncak kepala Min Hyuk sebagai tanda pujian.
Min
Hyuk memberikan kode-kode untuk Bong Soon. Dia yakin kalau Ibu tidak akan
datang ke sana.. jadi..
Pintu
tiba-tiba terbuka, Ibu membawa buah untuk mereka. Min Hyuk kontan bangun dari
ranjang Bong Soon dan suasanan seketika jadi canggung. Ibu mempersilahkan
mereka untuk makan, Min Hyuk boleh menginap juga kok.
Min
Hyuk kembali mepet pada Bong Soon. Ibu sudah mengantar makanan, dia yakin Ibu
tidak akan kembali. Ia pun mendekatkan wajahnya untuk mencium Bong Soon.
Celakanya, seseorang kembali datang menginterupsi kegiatan mereka.
Bong
Ki menggaruk kepalanya yang tidak gatal, dia pun meminta mereka melanjutkan
saja kegiatan mereka. Bong Soon dan Min Hyuk salah tingkat, tidak kok. Min Hyuk
memilih untuk pamit pulang saja.
Sesampainya
di depan rumah, Min Hyuk merengek tidak mau pulang sendirian. Bong Soon
mengecup pipinya dan menyuruhnya untuk pulang. Min Hyuk senang bukan kepalang,
dan membalasnya dengan kecupan bibir.
Sekali
lagi, Bong Soon memintanya untuk pulang. Dia akan bertemu dengannya dalam
mimpi. Min Hyuk senyam-senyum, dia akan bertemu dengan Bong Soon dalam
mimpinya. Bong Soon berkata kalau dia selalu memimpikan Min Min.
Min
Hyuk semakin senang dan kembali mendekap tubuh mungilnya. Mereka kembali saling
suruh untuk pulang. Tapi dua-duanya masih enggan, mereka seolah enggan melepas
pelukannya.
Baek
Tak berteriak marah mengetahui Biksu Nijjamutin adalah orang Korea. Nama
aslinya adalah Jo Dal Bong. Dia memang sudah biasa menipu orang baik dan ia
bisa meraup sampai 500 juta won.
Baek
Tak tak bisa menahan emosinya, tapi bagaimana dia bisa menyembukannya? Tubuhnya
sekarang bugar dan luka diperutnya sudah menghilang. Agari pikir itu efek
penyembuhan di rumah lebih ampuh untuknya. Apalagi Wine Kotoran yang diminumnya
juga manjur.
Sekarang,
Biksu Nijjamutin itu sudah menjadi buronan.
Sekarang
pelaku pembunuhan Jung Hyan Sook (korban pertama) sudah di penjara. Sedangkan
pelaku penculikan 4 gadis, Kim Jang Hyun juga sudah dijebloskan meskipun belum
mengakui kejahatannya.
Melihat
kepribadian, metode dan alasan kejahatannya, kemungkinan Jang Hyun bisa
mengulang perbuatan kriminalnya lagi. Oleh karena itu, hakim sudah memutuskan
menjatuhinya dengan hukuman mati.
Para
korban penculikan Jang Hyun masih di rawat di rumah sakit. Mereka belum sembuh dari
traumanya dan masih sering teriak-teriak tanpa alasan.
Disisi
lain, Jang Hyun juga tampak menggila saat masuk ke sel sempitnya. Dia tak tahan
dan berteriak-teriak kesal didalam selnya.
Bong
Soon menyimpan hoodie pink-nya di lemari bersama buku-buku para leluhur, “Aku
menangkapnya dengan tanganku sendiri.”
Untuk
menutupi kekuatan Bong Soon, Min Hyuk mengaku sebagai si pahlawan dan pihak kepolisian
memberikan penghargaan atas jasanya. Min Hyuk tersenyum kikuk disaat kamera
memotretnya.
Dia
menghampiri Bong Soon dan menggerutu sebal. Dia malu mendapat penghargaan ini
mengingat Bong Soon-lah yang seharusnya menerima penghargaan itu. Bong Soon
menenangkannya, mungkin dia akan kembali mendapatkan penghargaan karena
menutupi kekuatannya lagi.
“Kau
yakin?”
“Aku
mohon.”
Min
Hyuk lemas pengin cepat-cepat pergi, dia tidak mau ada disana. Gook Du menepuk
pundahnya, mengucapkan selamat atas penghargaannya. Mohon bantuannya di masa
yang akan datang. Gook Du memberitahukan kalau dia di pindah ke kantor polisi
Gangnam, kemungkinan dia tidak akan bertemu dengannya.
Min
Hyuk masih mematung ditempat selepas kepergian Gook Du. Kenapa juga orang itu
dipindahkan ke gangnam? Kenapa tidak memindahkannya ke Ulleungdo? Bong Soon
mengajaknya untuk pulang. Iseng, dia kembali meledeknya dengan panggilan ‘Warge
Pemberani’.
Min
Hyuk berjalan dengan lesu. Masih geregetan karena dia harus mendapatkan piagam
penghagaan ‘warga pemberani’.
Bong
Soon naik ke panggung tempat presentasi. Ia memperkenalkan dirinya sebagai
Calon Tim Pengembangan dan Perencanaan. Semua orang yang menghadiri presentasi
langsung kasak-kusuk, mereka sepertinya tidak punya tim semacam itu. Hanya Min
Hyuk seorang yang memberikan tepuk tangannya.
Bong
Soon mulai melanjutkan presentasinya memperkenalkan Game Super Girl Do Bong Soon. Mobile game yang hanya
menggunkana tombol scroll atas bawah. Seorang gadis yang menanggung segala
kesulitan untuk menyelamatkan Pangeran Negeri Walnut, Pangeran Min Min.
Min
Hyuk terus menatap Bong Soon. Senyum tersembul dari wajahnya mengingat perjalan
mereka berdua. Dari dia yang berniat menggunakan kekuatan Bong Soon untuk
keselamatannya. Kemudian mereka mulai berteman dan ia membantunya melatih
kekuatannya. Kemudian, hubungan pertemanan mereka mengubah mereka jadi
pasangan.
Suara
teouk tangan memecahkan lamunan Min Hyuk. Presentasi Bong Soon berakhir dengan
sempurna dan semua orang tampak puas dengan presentasinya.
Ibu
membantu Ayah di toko kue. Dia sudah memeriksa kecocokan antara Menantu Ahn dan
Bong Soon, katanya mereka berdua sangatlah cocok. Kalau seumuran memang sudah
tak perlu mengecek kecocokan. Masa sih? Ayah dan Ibu juga seumuran. Kontan Ibu
memberikan tatapan tajamnya pada Ayah.
Ibu
Gook Du masuk ke toko dengan riang gembira. Ayah pun menyambutnya dengan hangat
seperti biasa. Ibu masih sebal melihat dia, tapi kali ini dia tidak begitu
menanggapinya dan membiarkan Ayah ngobrol dengan Ibu Gook Du. Ibu Gook Du
memberitahukan kabar gembira kalau putranya di pindah ke kantor polisi Gang
Nam.
Gook
Du duduk berdua dengan Bong Soon. Ia kembali mengenang masa SMP-nya bersama
Bong Soon. Dulu, Bong Soon pernah menarikan lagu hip-hop saat tamasya. Bong
Soon malu dan memintanya tidak membicarakan masa lalu memalukan. Gook Du makin
meledek, soalnya dia lucu sekali waktu itu. Menari hip-hop tapi rambutnya di
hias dengan bunga.
Selain
itu, Gook Du penasaran apa Bong Soon masih ingat saat pelajaran olahraga di
SMA. Dia pernah bilang kalau wanita yang ia sukai adalah gadis yang seperti
bunga kosmos. Tentu saja Bong Soon ingat, karena itu dia mencoba menjadi
seperti bunga kosmos dan menyembunyikan kekuatannya.
“Kau
benar-benar bodoh. Kau tidak tahu bagaimana cara orang melihatmu? Bunga kosmos
yang aku bicarakan waktu itu adalah kau. Kecil dan lemah. Begitulah dirimu di
mataku. Aku mengatakan itu, supaya kau bisa mendengarnya.”
Begitukan?
Bong Soon tidak menyadarinya. Gook Du menekankan, bagaimana pun penampilan Bong
Soon, dia tetap menyukainya. Ia sangat senang gadis aneh, perhatian dan behati
hangat adalah Do Bong Soon temannya. Mereka berdua akan berteman selamanya,
bukan?
“Ya.”
“Bong
Soon. Berbahagialah.”
“Kau
juga. Kau harus bahagia.” Ucap Bong Soon.
Bong
Soon sudah kembali ke rumahnya. Dia membuka foto-foto kenangannya bersama Gook
Du semasa SMP dan SMA. Ia pun memutuskan untuk mengubah nama kontak Gook Du di
ponselnya menjadi ‘Gook Du keren’ lagi.
Di
dalam mobilnya, Gook Du melihat hadiah yang ia persiapkan untuk Bong Soon. Tak
terasa air mata menetes. Sedih memang, namun Gook Du masih tersenyum, mungkin
karena Bong Soon yang disukainya bahagia (meskipun bukan bahagia bersamanya).
Terima kasih mba puji atas sinopsisnya.. Bakalan kangen sama drama ini,kangen sma min min dan bong bong. Ditunggu part 2 nya. Semangat ya nulisnya....
BalasHapusdtnggu part 2 y mba,,,fightingggg y
BalasHapusmakasih mba sinopsisnya
BalasHapusLast episode...trims sinopsisnya, ditunggu part 2 nya
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusAaa gook du sini sini sama aku aja ���� , makasii mba puji . Mangats terus yaa nulis sinopnya .. fighting !! ��
BalasHapusHappy reading...
BalasHapusPart 2 y dong plizzz
BalasHapusLanjutt part 2 nyaaa :) makasih ;)
BalasHapusSEMANGAT !!! Buat sinopsis nyaaa :)
makasi thoor...
BalasHapussampai jumpa dilain cerita
Ditunggu part 2 nya
BalasHapus