SINOPSIS Man to
Man Episode 10 Bagian 1
Sumber gambar:jtbc
Ditengah
keributan, Do Ha dan Un Gwang meninggalkan hotel sesegera mungkin.
Reporter
mengabarkan terjadinya ledakan di depan Hotel Blue. Ki Chul ditemukan sudah
meninggal dalam ledakan itu, mereka mengetahui kalau Ki Chul adalah anggota
BIN. Mereka masih mendalami kasus ledakan mobil itu.
Disisi
lain, Seung Jae tengah melihat berita kematian Ki Chul. Dan bersamaan, Sekretaris
Jang memberitahukan kalau Ketua Yamamoto gagal dalam mendapatkan ukiran
kayunya. Geram, Seung Jae melemparkan gelas wine-nya ke TV.
Mi
Eun tenang, “Kalau bom meledak di even international, maka BIN-lah yang
bersalah.”
In
Soo mendapatkan kabar kalau Ki Chul dibunuh oleh Agen K dan ukiran kayunya
dibawa kabur. In Soo ingat Agen K, bukankah dia yang mengancamnya? Anak Buah In
Soo berasumsi begitu. Mereka sudah mengecek CCTV tapi tidak ada yang memperlihatkan
wajahnya.
“Jangan
lupakan janjimu. Saat aku mendapatkan semua ukiran kayunya, aku akan mengirimmu
ke pengadilan.” Ucap Seol Woo..
Pada Ki Chul yang sebenarnya masih hidup,
panggil saja dia kalau persiapannya sudah selesai. Selain itu, Seol Woo
memintanya tetap hidup. Dia tak punya kebebasan untuk mati.
Mata
Ki Chul berubah melembut menyaksikan anak-istrinya yang ada dalam toko. Dia
tidak akan mati. Demi istri yang belum pernah dinikahinya. Demi putri yang
tidak mengetahui siapa ayahnya. Itu alasannya tetap hidup meskipun melakukan
hal kotor lainnya.
“Jadi,
itu alasan kegagalanmu?”
“Jangan
sombong. Sangat mudah untuk membohongi deteksi kebohongan. Tapi tidak akan
mudah terus membohongi dirimu sendiri. Aku juga tahu kelemahanmu.”
Do
Ha masih begitu percaya dengan Ki Chul, katanya spesialisasi Agen Ghost adalah
berkhianat dan berbohong. Membuatnya risih mengetahui seseorang yang menculik
orang lain masih bisa berkeliaran tanpa rasa bersalah.
Tapi
Seol Woo cukup yakin dengan perjanjian mereka. Ki Chul sudah menunjukkan
keluarganya yang tak diketahui oleh Infantri Baek. Dia menjadikan keluarganya yang
lebih berharga dari hidupnya sebagai jaminan.
“Keluarga
sebagai jaminan. Sangat cocok dengan Agen Ghost.” Nyinyir Do Ha.
Seol
Woo sudah mengecek kebenaran data yang diberikan Ki Chul, ayah Do Ha akan
segera dibebaskan. Un Gwang berseru bahagia, misi Black Auction sudah selesai.
Do Ha meminta maaf pada Un Gwang, dia sudah membuatnya banyak mengeluarkan
uang.
Tidak
masalah, Un Gwang akan mencarinya lagi. Meskipun agak menyedihkan harus
mengeluarkan uang 5 juta dollar demi ukiran kayu seharga 2 juta dollar.
Seol
Woo menekan ukiran kayunya dengan keras. Un Gwang sudah panik duluan, apa yang
dia lakukan? Seol Woo tenang mengatakan kalau ukiran itu bisa dipasang lagi.
Didalamnya
terdapat potongan benda yang sama dengan ukiran kayu pertama. Seol Woo masih
membutuhkan satu lagi. Ia meletakkan dua ukiran kayu itu berjejeran. Do Ha
langsung punya ide cemerlang, jadi dia sudah punya dua ukiran kayu?
Do
Ha menjadikan dua ukiran kayu seharga 2 juta dollar sebagai jaminan. Ga papalah
meskipun masih kurang 1 juta dollar, lebih baik ada daripada tidak sama sekali.
Un Gwang memuji Do Ha, dia manager yang luar biasa.
Seol
Woo berjanji akan segera mengembalikan uangnya kalau Direktur BIN sudah kembali
ke posisinya. Ia pun permisi pergi, ia akan mengirimkan bukti dari USB-nya. Un
Gwang mengiyakan dan terus sibuk mengurusi dua ukiran kayu miliknya.
Do
Ha mengejar Seol Woo dan tiba-tiba mem-foto wajahnya. Dia sungguh agen yang
sangat terampil sampai menghapus semua fotonya. Coba saja kabur tanpa membayar
uangnya. Ingat tentang kontrak tubuhnya, ia memasukkan fotonya ke internet.
Seol
Woo cuma diam. Do Ha buru-buru menyembunyikan ponselnya di balik punggun,
jangan coba-coba menyentuh ponselnya. Ia adalah manager kreditornya, jadi dia
punya hak dan tugas untuk mengurusnya.
“Password
untuk masuk ke studioku adalah 0906. Kalau kau tidak melihatku, aku akan
mengatakan dimana aku dan kemana aku akan pergi. Aku akan memastikannya.” Ujar Seol
Woo kemudian pergi.
Seol
Woo melakukan pertemuan dengan Tae Ho, ia melaporkan jika ia sudah mendapatkan
ukiran kayu keduanya. Tae Ho tanya perihal ledakan kemarin, Ki Chul masih hidup
kan?
Seol
Woo menceritakan perihal perjanjian mereka selepas Ki Chul dibuang oleh Baek
Infantry. Ia kemudian memberikan USB yang berisi bukti pembunuhan Robert Yoon.
Ini bisa membersihkan Tuan Cha dari tuduhannya. Dan untuk ukiran kayu yang
ketiga..
“Kita
akan segera mendapatkannya.” Sela Tae Ho.
“Bukankah
itu ada di camp pemberontak Myanmar?”
“Itulah
tempat dimana Direktur BIN pergi. Kau dan Dong Hyun sudah melakukan kerja bagus
sejauh ini. Situasinya buruk, jadi kalian bisa menunggu sedikit lebih lama. Ini
akan segera berakhir.”
Do
Ha masih belum bisa terlelap tidur. Ponselnya berdering menerima pesan dari
Seol Woo yang memberitahukan kalau bukti ayahnya sudah dikirim, Ayahnya akan
segera dibebaskan, sampai bertemu besok. Do Ha tersenyum lega memeluk
ponselnya.
Ia
berniat mengirimkan pesan balasan, terimakasih. Setelah dipikir ulang, ia
menggantinya “Kau takkan pergi lagi setelah mengatakan kau mau menemuiku besok,
'kan?” mmm.. tapi karena ragu, lagi-lagi Do Ha menggantinya dan pada akhirnya
dia cuma membalas “Ya.”
Seol
Woo biasa saja mendapatkan pesan balasan yang sangat dingin dari Do Ha. Ia kembali
memfokuskan perhatiannya pada dua potongan besi yang ia dapat dari ukiran kayu.
Setelah digabungkan, besi itu seperti membentuk sebuah kunci.
Ia
pun kemudian memeriksa rekaman CCTV pembunuhan Robert Yoon. Kejadian berada
didalam ruangan, kemudian tiba-tiba seorang pria menyerang Yoon dari belakang.
Namun bukan itu yang menjadi pusat fokus Seol Woo, ia malah terpaku pada kotak
bertuliskan “Jumei International Holding Limited” yang ada didalam ruangan
tersebut.
Seung
Jae menginstruksikan supaya In Soo mengklaim jika kejadian kemarin adalah aksi
teroris. Rupanya, dia mendapatkan ide ini karena Mi Eun, bukankah Direktur BIN
yang harus bertanggungjawab kalau hal semacam ini terjadi? Mereka harus
menyingkirkan Direktur BIN dan mengambil alih BIN sepenuhnya.
Baiklah,
In Soo akan mengurusnya. Ia akan menyingkirkan BIN beserta Agen Ghost-nya. Kalau
mereka berhasil melakukannya, otomatis ukiran kayu itu akan jatuh ke tangah
Direktur BIN yang baru. In Soo menghubungi seseorang, dia bicara perihal
masalah Dong Hyun.
Seorang
polisi masuk ke ruangan Dong Hyun, 48 jam sudah berlalu. Dong Hyun percaya diri
kalau ia tidak akan bisa ditahan lebih lama lagi tanpa bukti. Namun polisi itu
mengatakan kalau mereka sudah punya surat penangkapan.
Anggota
BIN masuk ke ruang investigasi, “Kau sedang diselidiki karena pengintaian yang
melanggar undang-undang anti-terorisme.”
Un
Gwang tidur bersama dua ukiran kayunya. Manager Yang coba membangunkannya, dia
harus hadir dalam rapat anggaran. Un Gwang tetap ditempat, beritahu yang lain
untuk mengurangi anggaran. Tingkatkan tidur dan rapat ditunda.
Manager
Yang penasaran dengan ukiran kayu disamping Un Gwang. Namun Un Gwang buru-buru
menyingkirkan tangannya, jangan pegang-pegang. Mereka tidak bisa disentuh orang
sembarangan.
Sharon
tengah berkumpul dengan Mi Eun seperti biasa, mereka berdua membahas masalah
Jae Young. Mi Eun kemudian bertanya masalah Sharon, bagaimana kabar Ketua Tim
Jang? Sharon tidak begitu tahu, tapi belakangan dia tampak stres.
Ia
merasa semuanya tidak berjalan lancar. Sebelumnya dia bertanya diantara uang
dan kehormatan, mana yang akan ia pilih? Sharon mengatakan pada Tae Ho, “Aku lebih
memilih kau yang terhormat”. Ia tak menyadarinya saat berkencan dengan pria
kelas atas, namun sekarang, ia rasa pria yang mengejar kehormatan jauh lebih
seksi.
Mi
Eun agak kurang suka dengan ucapan Sharon, benarkah?
Do
Ha sedang menanti didepan tahanan, ia sudah membawa sekantung tofu. Seol Woo
menghampirinya dan memberikan secangkir kopi. Do Ha menatap kopi itu, taktik
apa ini? Dia memanfaatkan perasaan orang untuk taktiknya. Semua yang ia lakukan
hanya demi taktik dan tugas, ia bingung apakah harus meminumnya atau tidak.
“Itu
bukan taktik, itu cuma kopi saja. Buat menghangatkanmu di hari yang dingin.”
Jadi
dia tulus? Tidak. Do Ha memantapkan dirinya untuk tidak tertipu lagi. Ia
mendongak menatap Seol Woo, tapi tatapannya saja sudah membuat Do Ha salah
tingkah.
Ayah
keluar dan ia segera memberikan tofu yang dibawanya. Ayah bersyukur soalnya
keadilan masih berlaku. Begitu melihat Seol Woo disana, Ayah agak kaget, apa Do
Ha kembali berpacaran dengannya?
Do
Ha mengelak, dia kembali bekerja untuk Un Gwang. Ayah bertanya-tanya apakah
Tuan Baek yang telah membantunya keluar penjara? Seol Woo mengernyit heran
mengetahui kalau Ayah mengenal Baek In Soo. Do Ha ingin menjelaskan, orang
itu..
Kontan
Seol Woo berdehem, mengisyaratkan supaya dia tidak melakukannya. Do Ha mengerti
maksud Seol Woo, ia pun cuma menyangkal kalau ia tidak menemui Tuan Baek. Ayah
merasa aneh, begitukah?
Sementara
itu, Dong Hyun dalam masalah karena dia dituduh melepaskan Ki Chul saat ia
menjalankan investigasi. Dong Hyun menyangkal, dia kan melarikan diri. Anggota
BIN menunjukkan rekaman CCTV yang mati selama lima menit di ruang interogasi,
apa yang ia lakukan selama waktu itu?
Dong
Hyun kelihatan terpojok mengingat ia mematikan CCTV ruang interogasi supaya
Seol Woo bisa bicara dengan Ki Chul.
In
Soo melakukan konferensi pers mengklaim jika serangan bom kemarin dilakukan
oleh agen BIN, “Kami menduga hal tersebut direncanakan oleh sekelompok mata-mata
yang mencoba menciptakan kekacauan di Korea. Khususnya Direktur BIN harus
bertanggung jawab atas pelanggaran keamanan.”
Un
Gwang mendesah melihat berita yang ditayangkan TV, negara ini semakin kacau.
CEO Ji sependapat, mereka juga belum bisa menemukan investor untuk film mereka.
Un Gwang mengatakan kalau kejadian itu bukan terorisme, kejadian sebenarnya
jauh dari pemikiran mereka.
“Apa?”
Un
Gwang tidak mau memberitahukan lebih jauh. Bagaimana? Apa dia belum menemukan
investor untuk film mereka? CEO Ji ikut mendesah, mereka akan memulai syutingnya
besok. Ia sungguh tak tahu apa yang akan ia lakukan. Apakah ini tidakan yang
tepat sedangkan dana mereka belum tentu mengalir?
Tidak
bisa, Un Gwang akan tetap membuat filmnya apapun yang terjadi. CEO Ji coba
membujuknya, dia bisa kehilangan semua uang simpanannya. Hmm.. Nyatanya Un
Gwang sudah kehilangan semuanya. Saat sudah menghabiskannya, ia sadar uang
sangat tidak berarti.
“Hyung,
apa kau tidak apa-apa?”
Un
Gwang yakin dia tidak apa-apa. Mereka hanya perlu mengumpulkannya lagi. Iklan
dan segala macamnya, dia akan melakukan semuanya. CEO Ji setuju, mereka harus
menunjukannya pada bjingan Songsan dan membuat filmnya sukses. Ia akan
mempertaruhkan segalanya.
“Serius?
Kau mau berinvestasi juga?”
CEO
Ji meringis, “Maksudnya aku akan mempertaruhkan hati dan jiwaku, aku 'kan tidak
punya uang.”
Un
Gwang langsung menggeplak pipi CEO Ji. Keluar sana! Atur jadwal untuknya!
Song
Yi menyambut kepulangan Ayah dengan menghidangkan menu makanan baru restoran
mereka. Ayah suka dengan menu budaejjigae dengan isi semaunya. Ayah kepikiran
sesuatu, dia punya ide sesuatu.
Do
Ha langsung menghentikannya, ide apapun, jangan sampai ia lakukan. Teknik bodohnya
tidak akan berhasil, hiduplah dengan tenang dan layani meja saja. Seketika Ayah
ingat akan ucapan Seol Woo, “Ucapanmu sama persis dengan si brandal itu.”
“Siapa
yang bilang begitu? Aku pasti akan menyukai orang itu.”
Mister
Kim. Bukan, sampai beberapa hari yang lalu, dia masih memanggilnya Menantu Kim.
Kasar sekali dia, mengatakan hal semacam itu sambil marah seolah-olah
meremehkannya. Ia berubah, Menantu Kim.. maksudnya Mister Kim itu menakukan.
Seol
Woo masih sibuk menganalisis video yang didapatkannya. Ia terus memutarnya
beberapa kali sampai akhirnya dia menemukan sesuatu. Ia pun bergegas pergi dan
mengirimkan sms pada Do Ha, “Aku harus pergi melanjutkan misi ketigaku. Aku
akan menghubungimu lagi, ketika aku kembali.”
Do
Ha kepikiran sesuatu saat mendapat pesan itu. Tidak lama kemudian, ia sudah ada
di studio Seol Woo. Ia melihat-lihat benda disana dan menemukan kumpulan
passport palsunya. Ada pula koin keberuntungan yang sempat ia dapatkan dari
Seol Woo.
Seol
Woo mencari sesuatu dari buku-buku kuno yang ada di TKP. Sampai akhirnya dia
menemukan buku kuno kosong yang ada disana, buku kuno yang dibaca oleh Robert
Yoon sebelum diserang.
Do
Ha mendengar langkah kaki seseorang menuju ke studio. Ia mengambil pistol yang
tergeletak disana dan mengarahkannya pada.. Seol Woo. Seol Woo santai
memberitahukan kalau itu cuma pistol palsu. Namun Do Ha tetap menembaknya, dia
tahu kalau pistolnya palsu. Tapi tetap sakit kan? Pistolnya palsu, orangnya
palsu, semuanya palsu.
Seol
Woo merebut pistol itu dari tangan Do Ha, dia tidak boleh sembarangan masuk ke
ruangannya. Do Ha cuma berfikiran kalau Seol Woo mungkin akan kabur. Ia
kemudian menunjukkan koin keberuntungan miliknya, ini juga palsu ‘kan?
“Itu
pelacak GPS.”
Do
Ha terkejut, “Apa dia coba menguntitnya?”
Seol
Woo hanya ingin menemukannya kalau sampai dia hilang. Do Ha penasaran bagaimana
cara kerja benda itu. Seol Woo menunjukkan ponselnya, kalau dia menelepon
ponsel Do Ha maka ia akan punya titik di peta.
Titik?
Kedengarannya bagus. Do Ha ingin menggunakan alat itu untuk melacak Seol Woo
sehingga ia tak perlu melapor setiap kali pergi. Jangan jauh-jauh pergi dan
jangan menghilang. Ia akan menjadi titip di ponselnya dan tetaplah menjadi
titik. Seol Woo tidak keberatan, dia akan menghubungkan GPS itu ke ponsel Do
Ha.
Makin rumit tp..
BalasHapusSeruuuu banget..next sinop nya kak.
Semangatttt