SINOPSIS The King
Loves Episode 5
Sumber gambar: MBC
“Invasi Kekaisaran Mongol membuat banyak
orang tewas dan tanahnya menjadi tandus. Raja Choong Ryul dari Goryeo menikahi
putri Kubilai Khan Untuk mempertahankan negaranya sebagai negara merdeka. Tapi
orang-orang takut pada pangeran berdarah campuran. Raja Choong Ryul menjadi
letih. Dan jatuh ke dalam perburuan dan kesenangan akan penuh nafsu.”
Won
tengah berlatih pedang. Ia masih teringat akan pembicaraannya dengan San
semalam. Ia memberikan San hak untuk membunuhnya. Namun dengan sinis, San
berbicara pada anjing kalau seseorang memberikan dia daging dan bersikap aneh.
Ia
memberikan daging itu pada anjing kemudian menatap Won, “Aku tak mau, rasanya
tak enak.”
Won
tersinggung menganggap kalau San sudah memberikan hak itu pada anjing. Ia pun
menyerang Jin Gan dengan marah. Untung saja, pelatih berhasil menghentikannya
dan memberikan isyarat supaya dia berhenti.
Rin
bertanya-tanya masalah anjing itu. Dia pun ingin tahu kenapa ia terus
mengatakan tentang anjing, sebelumnya saat dia marah juga membahas masalah
anjing. Won berkata kalau ini tentang gadis itu.
“Gadis
yang mana?”
Won
ingin membahas masalah San, ia pun buru-buru mengusir semua pelayannya. Dia
berbisik pada Rin mengatakan kalau ini tentang gadis dari gunung Doo Ta. Apa
dia tidak mengatakan kalau dia akan datang untuk hari peringatan itu? Berarti
dia akan pergi ke rumah Menteri Keuangan kan?
“Apakah
kau akan mengunjunginya jika kau tahu di mana dia berada?” tanya Rin.
Yah,
sebenarnya sih Won bisa mengunjungi dan memanggilnya. Rin melarang, soalnya
mereka belum mengetahui identitasnya. Won heran, dia kan pelayan Menteri
Keunganan dan juga murid Guru Lee. Apanya yang tidak jelas?
Itulah
sebabnya dia lebih mencurigakan. Bagaimana seorang gadis pelayan bisa menjadi
murid terbaik Guru Lee? Dia akan mencaritahu dulu untuk memastikan kalau Won
bisa menemuinya. Won kontan memperingatkan supaya Rin jaga jarak dengan San.
Bertepatan
saat itu juga, Kasim Kim datang kesana mencarinya. Sontak Won membekap mulutnya
dan menyuruh dia mengaku tak melihatnya, dia harus terus mencari Putera
Mahkota. Won berlari kabur dari Kasim Kim dan masih terus memperingatkan Rin
supaya jaga jarak dan tidak mengajaknya bicara.
Rin
masih terus memperhatikan Won. Ia ingat, saat mereka masih kecil dan menemui
San yang baru kehilangan ‘majikannya’. Won waktu itu menganggap San aneh, tapi
entah kenapa, dia terus memikirkannya.
Dan saat mereka rebahan di jerami, Won
terus menatap San dengan lembut. Dia kembali mengatakan kalau San itu aneh.
San
duduk menyendiri, “ Ini adalah kehendak ibuku sebagaimana diceritakan oleh anak
laki-laki itu. ‘Jangan membenci siapa
pun. Tersenyum dan berjingkrak seperti biasanya.’”
Flashback
Saat
pertama kali bertemu dengan Guru Lee, Guru Lee bertanya pada San, apa yang
ingin ia pelajari darinya? Dia mempersilahkan San untuk menjawab apapun. Dengan
sedih, San mengatakan kalau dia yang sudah membuat Ibunya meninggal.
“Kenapa
kau berfikir begitu?”
“Aku
yang melakukan hal itu.”
Flashback end,
Pintu
rumah San terbuka. San buru-buru bersembunyi. Dia memperhatikan Ayahnya dan Goo
Young meninggalkan rumah. San pun akhirnya mengikuti kemana perginya mereka
berdua tengah malam begini.
Tanpa
disadarinya, Rin juga tengah membuntuti San dan memantaunya dari atap.
San
sigap meraih sumpit kemudian menggunakannya untuk menggelung rambut. Dengan
lincah, dia meliak-liuk berpura-pura sebagai pelayan. Ia pun dengan mudahnya
masuk ke tempat penuh ruangan dan berniat menguping pembicaraan ayahnya.
Namun
tiba-tiba saja, seorang Gisaeng keluar dari salah satu kamar. Dia mengira San
adalah pelayan dan menyuruh dia untuk berjaga di kamarnya. Ada pria mabuk yang
sedang bertingkah kasar.
Rin
masuk ke salah satu ruangan yang pintunya terbuka. Dia membuka sedikit sekat
antar kamarnya dan menguping pembicaraan Menteri Eun. Rupanya, dia tengah
bertemu dengan saudara-saudaranya.
Jeon
dengan sopan bertanya bagaimana kabar Putri Menteri Eun? Menteri Eun mengatakan
kalau putrinya baik-baik saja. Dia sangat berhutang budi, ia merasa bersyukur
dan selalu melidungi dirinya sendiri.
Jeon
tertawa. Namun Menteri Eun kelihatan waspada, dia ingat akan ucapan San kecil
yang mengatakan kalau Jeon itu tampak mencurigakan. Karena mereka terlalu lama
berbasa-basi, Menteri Song meminta mereka untuk mempersingkat pembicaraan ini.
San
berhasil keluar dari kamar para pemabuk. Dia menguping pembicaraan ayahnya.
Rupanya,
Jeon ingin mengajukan permintaan pernikahan dengan Putri Menteri Eun. Jeon
berkata kalau ia selalu merasa bersalah atas kematian keluarga Eun. Kalau saja
dia sampai lebih awal dan menyelematkan mereka.
Menteri
Eun menolak halus, “Bagaimana bisa aku membiarkan dia menikah dengan anda? Kami
tidak pantas mendapatkan kehormatan seperti itu. Aku akan menganggap ini sebagai
cara untuk menghiburnya. Putriku memiliki bekas luka yang sangat besar di
wajahnya setelah kecelakaan itu. Dia tidak berani untuk menikah..”
Song
In menyela alasan Menteri Eun yang bertele-tele. Dengan halus, dia meminta
Menteri Eun untuk menerima ketulusan Jeon karena dia sudah mengutarakan
ketulusannya dengan sepenuh hati.
San
berusaha mendengarkan pembicaraan mereka lebih jelas dan sedikit membuka pintu
kamarnya. Song In sekilas melihat dia. Namun Rin sigap keluar dari kamarnya dan
menarik San untuk bersembunyi sebelum Song In keluar.
Song
In keluar dan melihat tirai salah satu kamar bergerak-gerak. Dia pun berjalan
menuju ke kamar itu untuk memastikannya. Rin masih membekap San dan bersembunyi
didalam lemari kamar itu. Song In berniat masuk ke dalam kamar.. tapi belum sempat
memeriksanya, ada gisaeng yang menegurnya sehingga ia memutuskan untuk kembali ke
ruangannya lagi.
San
menepuk tangan Rin yang bercadar untuk melepaskannya. Dia pun menyerangnya dan
bertanya siapa dia? Rin tak menjawab dan terus menghindar dari serangan San. Bertepatan
saat itu, terdengar beberapa tuan-tuan mabuk sedang tertawa terbahak-bahak. Mereka
berdua sigap bersembunyi di salah satu kamar.
San
kembali menyerang Rin dan menuntut dia memberitahukan identitasnya. Rin masih
diam. San melepaskan sumpit di rambutnya kemudian menyerang Rin lagi. Rin
dengan sigap menekuk tangan San kemudian membuat sumpitnya jatuh.
Rin
menggunakan kakinya untuk menahan sumpit itu agar suaranya tak terdengar sampai
ruang sebelah. Namun pendengaran Song In cukup tajam, ia bisa mendengar suara
pelan itu. Mereka berkelahi lagi.. dan kali ini menjatuhkan gulungan lukisan.
Song
In semakin curiga dan membuka sekat antar ruangan.. tapi beruntung ia tak menemukan
siapa-siapa. Semua orang menatapnya heran. Song In berkata kalau sepertinya ada
burung yang terbang di kamar sebelah, jangan perdulikan dia dan lanjutkan
pembicaraan mereka.
Song
In menemukan sumpit dan lukisan yang terjatuh. Ia melihat ruangan disana
jendelanya terbuka. Ia pun berjalan keluar untuk mencari siapa yang sedang
menguping. Ia berkeliling, tak menyadari kalau San bergelantungan hampir jatuh
dan Rin menahannya. Mereka berdua harap-harap cemas saat Song In berjalan ke
arah mereka.
Lagi-lagi
mereka beruntung dan Song In pergi sebelum menemukan mereka. Rin pun menarik
tangan San dan membantunya naik ke atap. Ia yang coba menahannya pun memegang
perut serta lengan San. Kontan San menatap ke arah Rin yang bercadar dengan
curiga.
Rin
melaporkan tentang pertemuan Menteri Eun dengan seseorang yang bernama Song In.
Won mengenal Song In, dia memang kadang datang ke kamar Ayahnya dan katanya dia
licik. Tapi kenapa Menteri Eun ingin bertemu dengannya?
“Sebenarnya..
dia juga bertemu dengan kakak keduaku. Mereka membicarakan pernikahan. Antara
kakakku dan putri Menteri Eun.”
Won
bertanya apakah gadis yang menggunakan cadar itu? Yang wajahnya terluka? Rin
membenarkan. Won mengernyit, sungguh mencurigakan.
San
menceritakan apa yang dilakukannya dan tentang pertemuan anak Kanselir yang
membahas pernikahan. Mereka bertemu larut malam dan di tempat yang mewah. Bi
Yeon berkata kalau orang itu ingin menikahinya, bukan San.
“Apa
kau mengatakan itu dengan sengaja? Kau tahu, aku gemetar karena merasa bersalah
setiap kali kau menyebutkannya.”
“Bekas
luka di wajahku, aku suka memilikinya. Ini mengubah hidupku menjadi lebih baik.
Aku tidur di kamarmu, memakai pakaianmu, dan aku juga dirawat.” Jawab Bi Yeon.
Baiklah,
San mengiyakan saja ucapan Bi Yeon. Untuk merayakannya, dia meminta Bi Yeon
untuk menuangkan air untuknya. San masih terus memikirkan pertemuan barusan,
dia merasa kalau mereka sedang mengincar uang ayahnya.
“Mengapa
mereka membutuhkan uangnya?” tanya Won.
Rin
berjanji akan mencaritahunya. Won dengan sedih berkata kalau kakak Rin adalah
seseorang berdarah Goryeo asli, tidak sepertinya yang campuran Yuan. Bukankah
bangsa ini lebih suka yang begitu?
“Bisakah
kau menceritakan pentingnya darah padaku, Yang Mulia? Karakter seseorang. Seberapa
besar rakyat memujanya. Bagiku semua darah tampak sama, jadi aku tidak tahu. Jadi
aku tidak pernah melihat dari darah, tapi dari orangnya.” Jelas Rin dengan
bijak.
Won
bangkit dari duduknya, dia mau memakai kamar Rin saja. Rin khawatir, apa dia
tak akan kembali ke istana. Kasim Kim akan menunggunya sampai larut malam. Won
tak perduli, dia berkata kalau sampai dia harus menyerahkan tempatnya, dia
lebih memilih Rin daripada kakaknya.
Rin
terdiam. Won masuk ke kamar, “Kau bilang gadis itu tidak melihatmu, bukan?”
“Ya.”
Jawab Rin.
Flashback
San
baru sadar kalau orang bercadar dihadapannya ini memang ingin menyelamatkannya
dari awal. Tapi, diapa dia? San berniat melepas cadar Rin namun Rin menahannya.
Ia bergegas pergi meninggalkan San.
Flashback end
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar jika berkenan. Dilarang copas ya kawan! Happy Reading ^_^